Selasa, 16 Februari 2021

TRIK MENJADI PEMBICARA YANG BAIK

www.wijayalabs.com

Malam ini adalah pertemuan ke-13 Belajar Bicara PGRI. Acara ini diikuti mayoritas guru yang berasal dari seluruh Indonesia. Kegiatan belajar bicara dilaksanakan setiap hari selasa dan kamis pukul 19.00-21.00 WIB. 

Malam ini saya bertugas sebagai moderator sedangkan narasumbernya adalah Bapak Dudung Abdul Qodir. Beliau adalah ketua Asosiasi Profesi Keahlian Sejenis (APKS) Nasional sekaligus Wakil Sekertaris Jendral Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Sumber: www.wijayalabs.com


Sebelum Pak Dudung memulai acara, beliau memberi pengantar yang sangat berharga. Guru adalah seorang pembicara. Kunci utama seorang guru adalah berbicara. Kunci pembelajaran adalah interaksi. Jika seorang guru mampu menyampaikan materi dengan baik, maka pembelajaran akan berlangsung dengan baik pula.

Tiga prinsip yang disampaikan Mahatmaghandi

1.      Beramah tamahlah dalam berbicara untuk bertutur kata yang baik, ia akan mewujudkan sebuah keyakinan untuk menyampaikan pesan.

2.  Siapa yang ramah tamah dalam berpikir akan mewujudkan sebuah kedamaian.

3. Ramah tamah dalam memberi akan mewujudkan cinta dan kasih sayang.

 “Pendengar yang baik akan menjadi penutur yang baik, penutur yang baik akan menjadi pembaca yang baik, pembaca yang baik akan menjadi penulis yang baik.” Sebuah rangkaian kalimat yang menarik, makin membangkitkan rasa semangat untuk terus menulis.




Teknik  menjadi pembicara yang baik

1.  Mengecek persepsi orang yang akan diajak bicara

2. Melatih kemampuan komunikasi verval (langsung/lisan)

3. Melatih komunikasi non verbal(ekspresi wajah, gerakan tangan, intonasi suara dan kecepatan berbicara)

4.      Mendengarkan dengan baik

5.      Berbicara dengan jelas

6.    Menyajikan topik yang menarik bagi audiens

7.      Melakukan kontak mata ke segala arah

8.      Memiliki sifat simpatik dan empatik hindari egosentris (berpusat pada diri sendiri)

9.     Menempatkan diri sesuai situasi dan kondisi

Persoalan bisa selesai dengan komunikasi. Orang yang hebat adalah orang yang ketika ada masalah bukan menambah masalah namun mencari solusinya.  Orang hebat adalah orang yang mau belajar dengan siapa saja (kooperatif dengan siapapun).

Komunikasi yang baik memiliki  hubungan yang akan menjadi semakin dekat dan akan merasa good feeling (rasa baik). Memiliki gaya yang mempengaruhi. Berikan konten yang positif. Transparan dan jelas. Selalu berburu ilmu yang bermanfaat.

“Most people do not listen with the intent to understand. They listen with the intent to reply.”– Stephen R. Covey. 

Menurut penulis buku The 7 Habits of Highly Effective People itu, kebanyakan orang mendengarkan bukan untuk memahami, tapi cuma supaya bisa memberi jawaban. Padahal memahami persoalan yang seseorang sampaikan akan sangat berarti, bukan hanya bagi yang menyampaikan tapi juga yang mendengarkan.

Belajar berbicara dengan Bapak Dudung sangat seru sekali. Jumlah peserta semakin lama semakin ramai. Antusias para guru sangat terlihat dari kolom chat dan yang berdialog langsung. Berbagai pertanyaan dijawab tanpa ragu. 

Saya sangat bahagia sekali malam ini. Bisa menimba ilmu dan bertemu dengan narasumber hebat yang sangat memotivasi dan menginpirasi. 

Semoga saya bisa mengikuti jejak beliau untuk menjadi seorang pembicara yang baik, penutur yang hebat, pendengar yang baik, sehingga bisa menuliskannya dengan baik pula. Tetap berbagi dan menginpirasi negeri.

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

Senin, 15 Februari 2021

CHALLENGE MENULIS BUKU DALAM SEMINGGU BERSAMA PROF. EKOJI

 

Sumber: www.wijayalabs.com

Malam ini kelas belajar menulis memasuki pertemuan ke-19. Tidak terasa satu pertemuan lagi peserta sudah boleh menyusun naskah buku solo dari 20 resume dengan narasumber yang berbeda. Pertemuan malam ini terasa amat special karena narasumber yang hadir adalah seorang professor yang gelar pendidikannya patut diacungi jempol.

Siapakah dia? Betul, Prof. Eko yang memiliki nama lengkap Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA hadir dengan memberikan motivasi menulis kepada semua peserta kelas belajar menulis gelombang 17. 

Dokumentasi Penulis

Simak profil beliau melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Prof. Eko mengawali kelas dengan memberikan tema menulis buku dalam waktu satu minggu. Sepertinya hal itu sangat mustahil apalagi bagi peserta yang baru mengenal dunia tulis menulis. Namun, Prof. Eko meyakinkan peserta dengan hal yang sederhana.

Prof. Eko bercerita tentang pengalaman mengikuti kegiatan belajar online anaknya yang berusia 6 tahun. Kegiatan belajar online  dilakukan dengan tiga orang guru dari jam 8-12 siang. Setelahnya prof melihat candaan istri dan anaknya. Dengan isengnya, ia menuliskan sebanyak 10 halaman. Bayangkan kalau hari 10 halaman, satu bulan sudah ada 300 halaman.

Tentu banyak hal yang bisa kita tulis. Semua peserta pasti punya hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, dan lain-lain. Namun mulailah menulis dari al yang kamu sukai, dan hal yang kamu kuasai. Tulislah berdasarkan apa yang kamu lihat, kamu dengar, dan yang kamu alami. Pengalaman pribadi akan lebih mudah untuk dituliskan.

Bagi beberapa peserta, tentu berbagai kesibukan yang ada menjadi hambatan untuk menulis. Namun bagi seorang pejuang, bagaimana mengatasi hambatan itu adalah dengan melawan segala keraguan, rasa tidak percaya diri, rasa malu, terutama rasa malas untuk menulis. Buanglah  pikiran yang negatif lalu mulailah menulis dengan hati dan memupuk rasa kepercayaan diri.

Macet ketika menulis itu hal yang biasa. Saya sendiri pernah merasakannya. Hal yang saya lakukan adalah dengan membaca buku. Jika kita membaca, kita akan bertambah ilmu baru. Seperti dalam kata Om Jay “Lapar membaca akan membuatmu semakin gemuk menulis.” Kalimat motivasi ini terdapat dalam buku Om Jay yang berjudul “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.”

Saat kita menulis dan kehabisan ide, biasanya itu terjadi karena badan kita lelah. Yang bisa kita lakukan adalah bersantai-santai, olah raga sebentar, main sama anak, dan mendengarkan musik. Di tengah-tengah biasanya ide muncul lagi. Bahkan tidak jarang kita bisa menemukan ide saat berada dalam dunia mimpi.

Begitulah saya mendapatkan ide judul buku “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat.” Semua memang berawal dari mimpi. Sebuah mimpi yang kini menjadi nyata. Buku saya bisa lahir dengan selamat.

Saya sangat terkesan dengan pernyataan Prof. Eko bahwa tujuan menulis tidak hanya untuk publikasi ilmiah. Tapi menulis adalah salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh kita. Menulislah dengan hati bahagia, gembira, dan penuh tawa.

Saya masih ingat saat menulis pertama kali di blog, itu hanya tiga paragraf berupa alinea pembuka, isi, dan penutup. Senyum-senyum sendiri saat mengenang masa-masa itu. Keterampilan dan produktivitas menulis teruji saat kita melatihnya setiap hari. Beberapa ajang challenge menulis biisa terlewati dengan hati berseri.

Memenangkan challenge menulis adalah hadiah, bonus, dan kado terindah. Beberapa hadiah adalah buku Om Jay, Kitab PUEBI dan PTK pemberian PT Andi,Webcam dan tas laptop dari AISEI, dan buku yang berjudul Kisah Serdadu-serdadu Kecil dari Bunda Dwi Yulianti adalah kado buku fiksi terindah dan sangat menginspirasi.

Saat kita mengikuti tantangan menulis buku dalam satu minggu, tentunya kita harus mencari sumber atau referensi adalah pendukung ide atau gagasan yang kita tulis, terutama jika kita ingin membuat karya ilmiah. Tujuannya adalah agar pendapat kita secara akademik memiliki dasar ilmunya. Sementara untuk tulisan fiksi, cerita, dsb cukup didasarkan pada imajinasi kita.

Nah untuk tulisan yang membutuhkan referensi dari jurnal, bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah kita tulis dulu semua yang ada di kepala kita tanpa melihat referensi, setelah jadi baru kita mencari referensi pendukungnya. Sementara cara kedua adalah kita baca dulu sebanyak mungkin referensi yang ada, baru kemudian kita mulai menulis sampai tuntas.

Seperti kata pepatah, “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Artinya adalah bahwa dari semenjak dulu nenek moyang kita ingin agar kita menulis, karena hanya dengan menulislah maka kita dapat hidup seribu tahun lagi.”

Di akhir acara Prof. Eko meminta saya dan Pak Toad agar menjadi koordinator program menulis buku satu minggu. Program ini diberi nama Februari-17.

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan oleh peserta.

1.      Memperhatikan judul buku dan tema penulisan. Bisa lihat di link ekoji chanel https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY

2.      Ada 73 judul yang ada di ekoji chanel  bisa dipilih sebagai tema pilihan judul buku sesuai ketentuan Penerbit Andi. Pilihlah satu judul yang layak terbit.

3.      Apa motivasi menulis Anda? Orientasi pada profir, nirlaba(pengabdian/cetak sendiri), branding/ promosi (buku biografi), dan regulasi PAK/ akreditasi

4.      Apakah pilihan judul kita memiliki nilai jual dan layak diterbitkan.

5.      Tidak usah memikirkan editorial teks, karena bobot hanya 10%. Yang menjadi pokok penilaian penerbit adalah peluang potensi pasar dan reputasi penulis. Dengan menggandeng reputasi Prof. Eko tentu peminat bukunya sangat banyak. Maka tim penerbit Andi akan meloloskan naskah dengan berbagai  pertimbangan.



6.      Perhatikan produk buku di pasaran. Bisa cek google trands untuk mengecek apakah judul tersebut masih menjadi tranding topic atau tidak.

Setelah sesi kuliah malam ini berakhir, dengan sigap saya langsung membuat grup untuk Februari-17. Melihat antusias peserta sangat tinggi sehingga dalam hitungan menit langsung berkumpul wajah-wajah baru yang akan menghebohkan dunia penerbitan buku khususnya buku yang akan diterbitkan di PT Andi. Saya dan Pak Toad ditugaskan sebagai koordinatornya sedangkan Prof. Eko adala provokatornya.

Menulislah dengan doa, cinta, jiwa, dan rasa bahagia hingga menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi manusia. 

"Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari."

Tetap semangat untuk berbagi dan berliterasi. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi orang lain. Semoga makin banyak peserta yang naskahnya lolos seleksi dan menembus Penerbit Andi. Aminn..

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

 

 

 

 

Minggu, 14 Februari 2021

MEMBUAT FAVICON DAN BRANDING BLOG


Sumber: www.wijayalabs.com

Mempunyai blog yang menarik dan enak dibaca bagi seorang newbie memiliki kepuasan dan tantangan  tersendiri. Bagi seorang ahli IT seperti Pak Agung Tazka mungkin hal itu semudah membalikkan telapak tangan. Dalam hitungan menit, blog akan menjadi cantik dan Pengunjung dibuat senyaman mungkin hingga tak beranjak move on.

Siapa yang tak kenal dengan Agung Tazka atau Mr. Jarwo. Beliau adalah salah satu pemenang lomba blog HUT AISEI. Pak Agung menjadi salah satu narasumber di Komunitas Lagerunal (Cakrawala Guru Blogger Nasional) tepatnya program sabtu blogging. Dalam pertemuan zoom yang dimulai pukul 09.00 WIB, peserta diajak langsung praktik membuat favicon dan membuat branding pada blog masing-masing.

Pertama, kami diajarkan mengganti favicon. Hal ini dimaksudkan ketika mengetik link blog kita, favicon yang muncul bukanlah simbol blogger melainkan gambar yang kita pilih. Jujur, saat mengupload gambar favicon, saya merasa kesulitan karena file yang diunggah filenya terlalu besar. Saya lalu mengunjungi sahabat saya Bunda Pipit dan belajar beberapa hal baru.  

Saat saya mengunjungi bu Pipit saat itu pukul 10.00 WIB. Bocil Bunda Pipit sedang ke luar dan Bunda Pipit dengan sabar menuntun saya memilih favicon gratis di alamat https://icons8.com/icons/set/favicon Saya memilih gambar pensil, yang menandakan literasi.

Setelah beres mengganti favicon di menu pengaturan, saya melanjutkan mengganti header dan branding blog. Kali ini saya menggunakan Canva. Hasilnya sebagai berikut.


Sumber: Dokumentasi Penulis

     Beres memasang header di blog, jadilah penampakan blog saya berubah menjadi lebih cantik. Sebenarnya ada 3 hal yang diajarkan Pak Agung. Satu lagi adalah cara membuat link blog kita menjadi nomor satu di pencarian google. Sayangnya saya dan Bunda Pipit belum berhasil memecahkan link html dalam tema blog tersebut.  

Bagi saya yang masih newbie dalam dunia blog, tentunya senang sekali rasanya belajar hal baru. Begitu juga dengan sahabat saya Bunda Pipit. Sudah bisa mengganti favicon dan branding blog saja bahagianya luar biasa.

Branding adalah ciri khas yang dimiliki oleh setiap penulis. Saya mencantumkan branding blog saya sebagai “Guru Inspiratif.” Mengapa? Karena saya ingin, apa yang saya tulis nanti bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Ingin rasanya terus berbagi dan terus menginspirasi. Seperti kalimat bijak dari seorang penulis hebat dalam gambar berikut.

Pramoedya Ananta Toer


Beres melaksanakan 2 buah PR dari Pak Agung, saya kembali curhat dengan Bunda Pipit. Saya mempunyai akun twitter yang sudah lama tidak dipakai. Postingan terakhir saya tulis ketika Adel anak saya yang cantik berusia satu bulan. Alhamdulillah, karena email dan nomor hp masih aktif, akhirnya twitter tersebut dapat digunakan kembali. Namun ada satu masalah saat posting foto, foto tersebut tidak muncul karena pengaturannya di kunci. Bunda Pipit segera membantu kembali mengecek pengaturan twitter dan menyamakan settingan bawaan twitter miliknya.

Sangat senang rasanya punya sahabat yang jago internet dan bisa membantu sedikit masalah saya soal blog dan twitter ini. Asyiknya kami mengobrol literasi, tak terasa sudah jam 2 siang. Saya harus kembali pulang dan melanjutkan aktivitas seperti sedia kala. Sebelum pulang, saya meminta foto bersama  sebagai kenang-kenangan. Sebuah foto akan menyimpan sebuah cerita dan sayang kalau tidak diabadikan melalui tulisan.

Bersama Bunda Pipit Nurany


Semoga foto ini dapat menjadi saksi bahwa saya sangat senang berbagi dan berliterasi dengan sahabat-sahabat terbaik. Lihat saja baground sepeda di belakang Bunda Pipit. Sepeda itu mempunyai kisah tersendiri. Efek lockdown dan tidak bisa mudik karena zona merah, akhirnya kebiasaan mudik jadi tergantikan oleh hadirnya 2 buah sepeda. 

Cobalah sahabat cari sebuah foto di dalam gawai atau sosmed, pasti ada kisah yang bisa kita ceritakan. Pengalaman hari ini mengantarkan cerita saya ke dalam lomba blog PGRI hari ke-14. Tetap mencoba ingin berbagi dan selalu menginspirasi. 


Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS


Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...