Tampilkan postingan dengan label LOMBA BLOG PGRI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LOMBA BLOG PGRI. Tampilkan semua postingan

Senin, 16 Agustus 2021

HUT YPTD KOBARKAN SEMANGAT LITERASI NEGERIKU

MOMENTUM LOUNCHING YPTD

Lounching YPTD

Buku adalah Mahkota seorang penulis. Kalimat motivasi ini pertama kali saya dengar dari Bapak Haji Thamrin Dahlan, SKM, M.Si. yang merupakan pemilik YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) saat membawakan materi di kelas belajar menulis yang dibentuk oleh Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. atau akrab di sapa Om Jay. 

YPTD akan memasuki genap satu tahun pada hari Kamis, 19 Agustus 2021. Simak video lounching YPTD di Coffe Toffee, Margonda Raya Depok, yang dihadiri 15 orang undangan Kompasianer Jabodetabek dan diiringi peluncuran buku ke-30 Pak Haji Thamrin di https://youtu.be/dD8-2XPGztg 


Di masa pandemi yang melanda bumi pertiwi, tentu citra literasi semakin berkobar menembus cakrawala dan telah mengukir sebuah asa untuk menumbuhkan budaya baca di Indonesia. YPTD hadir memfasilitasi dunia penerbitan para guru dan juga teman-teman yang lainnya, yang merasa kesulitan biaya pada saat menerbitkan buku.  

KILAS BALIK

Saya mengenal beliau saat menjadi moderator kelas belajar menulis Omjay dan PGRI, pada tanggal 19 Oktober 2020, dan memasuki pertemuan ke-7 di kelas belajar menulis gelombang 16. Tak terasa sekarang sudah mencapai 20 gelombang kelas menulis yang Omjay dirikan sejak bulan Januari 2020.

Pertemuan ke-7 gelombang 16

 

Saya sangat terpukau, saat mengetahui beliau  10 tahun menulis konsisten menulis 2.756 konten di Kompasiana, menerbitkan buku, dan juga seorang publisher berhati mulia yang menerbitkan buku secara gratis. Usut punya usut, Pak Haji Thamrin memanfaatkan momentum 10 tahun berkarya di Kompasiana yang dimulai sejak 19 Agustus 2010, maka dipilihlah tanggal 19 Agustus 2020 sebagai tonggak sejarah lahirnya YPTD dengan surat keputusan Kemenkumham  AHU-0013926 AH 01.12. Tahun 2019, tanggal 29 Juli 2019 dengan alamat Jalan Bumi Pratama VIII Blok A 23 Kel. Dukuh, Jakarta Timur 13550, Telpon 021-87799665 dan email: thamrindahlan@gmail.com. Sejak launching Terbitkan Buku Gratis Ber-ISBN tanggal 19 Agustus 2020 sudah 36 buku diterbitkan YPTD.


PROGRAM MENULIS YPTD

Program A: Penulis telah mempunyai naskah buku segera  kirim ke email thamrindahlan@gmail.com

Program B: YPTD menerbitkan Buku dari Para Penulis posting di website terbitkanbukugratis.id setelah terkumpul naskah 150 – 200 halaman.

Program C: Penulis posting di website YPTD terbitkanbukugratis.id sampai 40-50 artikel kemudian buku diterbitkan YPTD.


Buku solo ke-3 Maret 2021


Antologi Januari 2021

Antologi November 2020

Sebenarnya tidak ada seleksi hanya diminta Penulis menyesuaikan standard baku  YPTD terkait naskah buku. YPTD menerima Nahkah Buku Penulis via email thamrindahlan@gmail.com  lengkap dengan Judul, Daftar Isi, Cover depan belakang Buku dan Kata Pengantar. Simak lebih jelasnya pada link berikut https://drive.google.com/file/d/11GQZSWS0aJGSTRAQcqwlrVhTKSjFXfP-/view?usp=sharing

Ketentuan Standard baku Buku terbitan YPTD 

a.         Ukuran A5

b.         Font 12

c.          Margin 1.5/1/1/1

d.         Huruf Times News Roman

e.         Spasi 1.5

f.          Ketebalan 150 – 200 Halaman


YPTD MEMBAWA BERKAH 

YPTD lahir membawa keberkahan. Banyak guru yang merasa terbantu dengan adanya penerbitan gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun telah melahirkan ratusan buku ber-ISBN setelah memfasilitasi lomba ngeblog selama 28 hari tanpa jeda dan tulisannya pasti diterbitkan. Maka lahirlah buku ketiga saya yang berjudul Blogger Inspiratif, Kisah 28 hari guru ngeblog di YPTD. Ada juga dua naskah buku antologi saya yang merupakan kumpulan artikel postingan blog. Saat itu  Bapak Ropiyandi yang menjadi kuratornya.

Seiring berjalannya waktu, terjadi pergantian branding Terbitkan Buku Gratis Ber ISBN menjadi Terbitkan Buku Bayar Seikhlasnya. Meskipun telah terjadi perputaran kebijakan yang akan berdampak pada penurunan grafik produktivitas percetakan buku, namun hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penerbit YPTD, antara lain sebagai berikut. 

1. Acara bedah buku dengan menghadirkan pembahas yang memiliki kualitas untuk memberikan masukan dan saran perbaikan dari buku yang sudah diterbitkan sungguh bagus sekali. Diharapkan dengan adanya bedah buku, dari yang tadinya lupa memasukkan daftar isi, atau menulis profil penulis buku, dan hal penting lainnya, bisa direvisi di cetakan kedua sehingga isi bukunya lebih bagus lagi.

2. Selama ini, YPTD sudah memiliki desainer cover buku yang sudah membuat buku solo ketiga saya jadi nampak memukau. Siapa lagi kalau bukan Bapak Ajinata. Ilmunya dalam bidang desain grafis memang terlihat dari jam terbangnya yang luar biasa. 

3. Tak hanya itu, YPTD juga memiliki editor almarhum Bapak Dian Kelana. Namun, setelah kepergian Bapak Dian Kelana, belum ada tim editor tetap yang membantu mengoreksi naskah penulis. Hal ini tentu menjadi hal penting karena naskah bagus kalau tanda baca dan ketikan banyak typo(salah ketik) kan dibacanya kurang enak dan bisa mengurangi makna tulisan. 

Selain mengoreksi tulisan, penulisan nomer halaman juga penting. Biasakan di awal naskah pendukung seperti kalimat persembahan, halaman penerbit, kata sambutan, kata pengantar, prakata, dan daftar isi ditulis dengan huruf romawi, sedangkan materi pokok baru menggunakan angka. 

Di beberapa buku yang saya baca hasil penerbit YPTD, penulis dan editor adalah orang yang sama. Hal borongan seperti ini membuat kualitas buku sedikit dipertanyakan dan mengurangi rasa dari sebuah buku.

Jadi, ada baiknya editor adalah orang lain dan salah satu spesialis ahli bahasa yang mengerti terkait PUEBI(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) sehingga buku yang ditulis lebih enak saat dibaca. 

4. Perlu adanya tim layout yang mengecek nomer halaman dan membuat tampilan naskah terkesan lebih elegan. Hal itu bisa menambah "rasa" dari sebuah tulisan. 

5. Selain itu, perlu adanya ebook atau elektronik book (digital book) karena dunia IT semakin canggih dan orang bisa lebih praktis membaca buku cukup dengan membuka gawai. Tinggal klik saja maka buku bisa dibaca dimana saja dan kapan saja. Tidak harus menunggu lama karena menunggu kurir atau jasa antar yang terlambat karena perbedaan jarak dan waktu. Dunia serasa jadi dekat dengan kecanggihan teknologi.

PAHLAWAN LITERASI

Terlepas dari hal itu, saya cukup bangga dan terharu dengan perjuangan dan konsistensi Pak Haji Thamrin. Target memiliki 40 buku menjadi kado terindah saat usianya memasuki genap 70 tahun. YPTD telah membantu para penulis memiliki mahkotanya yaitu menerbitkan buku ber-ISBN sebanyak 233 buku.

Untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) yang ke-76, yang jatuh pada tanggal 17 Agustus 2021, sekaligus HUT YPTD yang pertama, YPTD kembali mengadakan lomba blog tentang masukan dan saran untuk meningkatkan  kualitas dan kualitas literasi di Indonesia. 

Pengumuman pemenang akan di adakan pada Webinar Zoom HUT YPTD yang pertama pada tanggal 19 Agustus 2021. Saya mengikuti lomba blog ini karena termotivasi dengan Pak Haji Thamrin yang terus konsisten  menulis setiap hari meskipun sudah memasuki usia senja.

Pak Haji Thamrin telah pantas menjadi pahlawan literasi yang menghabiskan masa purnabakti dengan merintis YPTD yang mulanya biasa saja, bisa menjadi penerbit yang berkualitas dengan menerima masukan dan saran yang membangun, demi terwujudnya  dedikasi yang tinggi terhadap dunia literasi. 

"Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.


 

 

 

Jumat, 26 Februari 2021

BERBAGI, BERPRESTASI, DAN MENGINSPIRASI LEWAT TULISAN

Sumber: www.wijayalabs.com


Malam ini pertemuan ke-24 di kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI. Sudah ada beberapa guru yang sudah menerbitkan buku hasil resumenya. Narasumber kali ini adalah Umi Rosidah, M.Pd.I. Beliau pernah meraih Juara INOBEL Tingkat Nasional tahun 2017, Juara Apresiasi Guru Inspiratif Kemendikbud tahun 2020, dan meraih sederet prsetasi yang gemilang. Bu Umi memulai materi dengan menampilkan kalimat pembuka yang sangat menginspirasi pembaca.

Dok. Penulis


“Guru adalah teladan bagi generasi masa depan. Teladan pembelajar yang terus belajar. Dengan karya seoran guru maka akan ada jutaan anak Indonesia, yang karakternya terbentuk dengan etos kerja berbasis karya.” (Presiden Joko Widodo)

Menjadi guru adalah takdir yang membawa perubahan besar dalam hidup saya. Saat ditanya, apa karya terbaik kita selama menjadi seorang guru tentu saya akan menjawab, saya telah menerbitkan buku baik buku solo maupun buku antologi. Lalu, bagaimana jawaban Anda?

Pasti setiap guru memiliki jawaban yang berbeda. Namun, bagaimana jika jawabannya adalah Anda belum mempunyai karya maka tidak ada hal yang akan Anda ceritakan pada anak didik nanti. Beruntunglah para peserta yang telah berada dalam Komunitas menulis yang akan melahirkan puluhan bahkan ratusan karya.

Modal untuk menjadi seorang penulis adalah dengan banyak membaca. Dengan membaca akan memperkaya khasanah keilmuan, menambah pembendaharaan kosa kata, bahkan kita bisa mengembangkan tulisan dengan sudut pandang sendiri. Bukan sekadar menduplikasi dan di cap plagiasi.

Profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara social. Bahkan kemampuan menulis dianggap sebagai indicator intelektualitas dan kematangan berpikir. Jika kita sudah terbiasa membaca maka menulis akan terasa mudah. Kembangkan tulisan kita yang awalnya hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan apa yang disukai dan dikuasai, berubah menjadi pengalaman berbasis riset atau penilitian.


Kendala seorang penulis di antarnya sebagai berikut.

1.       Merasa tidak ada bakat (berlatih dan konsistensi menulis setiap hari)

2.       Sulit menemukan ide(perbanyak diskusi, kolaborasi, banyak membaca)

3.       Tidak suka menulis(cari motivator atau penyemangat Anda saat menulis)

4.       Tidak berani menerima kritik(berpikir terbuka dan tidak anti kritikan0

5.       Tidak memiliki waktu (luangkan waktu untuk menulis sesibuk apapun kegiatan Anda)


Tujuan menulis

1.       Orientasi material (mengejar uang, royalty, fee pembicara, dan sebagainya)

2.       Orientasi eksistensial (mengejar popularitas dan penghargaan dari masyarakat)

3.       Orientasi personal (mencurahkan/ mengekspresikan perasaan)

4.       Orientasi social(memengaruhi atau mengubah cara pikir masyarakat)

5.       Orientasi spiritual (untuk beribadah dan memperoleh pahala)


Ada 4 hal yang harus dilakukan sebagai penulis yaitu

1.       Read (membaca)

2.       Discuss (diskusi)

3.       Look and feel ( lihat dan rasakan)

4.       Socialize (sosialisasi)

Saat kita terbiasa menulis tentunya kesulitan itu akan berubah menajdi kemudahan. Dengan menulis, kita bisa menjadi juara di berbagai kegiatan lomba dan menghantarkan Ibu Uni Rosidah meraih berbagai kegiatan lomba di tingkat nasional  sejak tahun 2005. Tidak hanya itu, Ibu Umi juga mendapat kesempatan mengikuti Short Course di Jepang selama 21 hari.

Ibu Umi berangkat ke Jepang dengan 14 orang dari guru yang menjuarai  lomba guru berprestasi, lomba INOBEL, dan Lomba Olimpiade Guru Nasional. Kegiatan ini difasilitasi Kemdikbud sebagai bentuk apresiasi tinggi dari pemerintah dan sebagai bonus  hadiah dari kejuaraan lomba tersebut.

Untuk kegiatan Short Course di Jepang antara lain berkunjung ke duta besar kementrian pendidikan Jepang, kuliah di Universitas Fukuyama dan Chiba, melakukan kunjungan ke sekolah SD dan SMP serta sekolah inklusi. Setelah selesai Short Course, harus membuat laporan kegiatan selama berkunjung di Jepang.

Pada acara sesi tanya jawab saya mengajukan beberapa pertanyaan. Sebutkan satu judul buku yang paling berkesan dan berikan alasannya! Jawaban dari Ibu Umi adalah judul novel Suddendeathlessness. Novel ini ditulis saat Ibu Umi berjuang melawan penyakit langka yang tiba-tiba menyerangnya.  Ibu Umi berangkat ke Jepang dalam keadaan belum sembuh 100%. Namun Ibu Umi bisa mengikuti semua kegiatan dengan baik.

Ada satu kalimat yang sangat menyentuh hati saya. Jika kau ingin mengenal dunia maka bacalah buku dan jika kau ingin dikenal dunia maka tulislah buku. Kalimat ini sangat luar biasa sekali. Makin menumbuhkan rasa semangat saya untuk terus berbagi dan menghasilkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan karya. Jadilah GURU MULIA KARENA KARYA.

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

 

 

 

Kamis, 25 Februari 2021

TIPS MENJADI PEMBICARA HEBAT

 

Sumber: www.wijayalabs.com


Malam ini di Cipanas, Kabupaten Lebak, hujan turun deras sekali. Saya baru saja selesai memandu jalannya diskusi program belajar bicara  atau Public Speaking yang diadakan oleh Om Jay. Malam ini sudah memasuki pertemuan ke-16. Acaranya sangat meriah dan selesai hampir menunjukkan pukul 22.00 WIB.

Narasumber malam ini adalah Bapak Akbar Zainudin.  Beliau adalah penulis buku best seller yang sudah keliling Indonesia. Dengan memakai sweater hitam yang bertuliskan MAN JADDA WAJADA, sesuai dengan salah satu judul bukunya, Pak Akbar menyapa semua peserta dengan senyuman.



Beliau seorang trainer sekaligus motivator andal, yang sudah terbukti dengan jam terbang yang tinggi. Itu terlihat dari cara peyampaian beliau yang sangat menyentuh ke dalam hati. Peserta zoom mencapai 115 peserta dan makin lama semakin banyak yang mengikuti acara malam ini.

Kalau Om Jay mempunyai buku “Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa yang Terjadi”, begitupun dengan Pak Akbar Zainudin. Beliau terkenal karena branding bukunya yang berjudul Man Jadda Wajada.

Kata Man Jadda Wajada sendiri berarti “siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil” adalah kata mutiara Arab yang dihapalkan diberbagai pesantren dan lembaga agama di Indonesia. 

Kata “Jadda” arti harfiahnya adalah bersungguh-sungguh, sedangkan kata “wajada” artinya mendapatkan. Jadi, jangan sampai salah menulis, karena masih ada beberapa yang menulis “man jadda wajadda”, atau “man jadda wa jada”, ataupun “man jadda wa jadda”, karena artinya menjadi beda. Apalagi kata “man jadda wajada”, artinya nanti “siapa yang bersungguh-sungguh, akan bersungguh-sungguh”. Lha, kapan berhasilnya?

Akbar Zainudin lahir di Banyumas 7 Februari 1973. Masa kecilnya dihabiskan di Wangon, sebuah desa kecil di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pendidikan dimulai di TK Aisyiah Wangon, diteruskan di MI Muhammadiyah Wangon. Selepas SD, nyantri di Pondok Modern Gontor hingga 6 tahun seperti Mas Ahmad Fuadi. Setelah itu, meneruskan studi di IAIN Jakarta (Sekarang menjadi UIN Jakarta) Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin.

Semua berawal dari mantra sakti “Man Jadda Wajada” yang diajarkan pertama kali saat masuk Pondok Modern Gontor. Pepatah Arab (Mahfudzat) yang berarti “Siapa bersungguh-sungguh ia akan berhasil” itu benar-benar mengubah hidupnya. Perjalanan setelah keluar dari Gontor sekitar 20 tahun menyadarkan beliau betapa kata-kata itu mempunyai pengaruh sangat hebat jika dimanfaatkan dengan baik.

www.wijayalabs.com


Kegiatan Public Speaking dilaksanakan setiap hari Selasa dan Kamis malam setiap pukul 19.00 WIB. Ada beberapa point penting yang saya dapatkan saat memandu menjadi moderator malam ini. Narasumber memancing peserta untuk memberikan sebuah buku dengan syarat menjawab kepanjangan dari UKTUB. Saya menjawab, kata Uktub berasal dari bahasa Arab yang artinya Tulislah. Sayang jawabannya ternyata salah. Jawaban sebenarnya adalah Uktub tidak ada kepanjangannya. Karena buku itu berisi cara menulis selama 180 hari. 

5 tips penting untuk menjadi pembicara hebat yaitu

1.      Mencintai pekerjaan Anda

2.      Perkuat kelabihan kita

3.      Bangun rasa percaya diri

4.      Banyak berlatih

5.      Punya mentor

Ada 4 hal keterampilan Public Speaking yaitu

1.      The voice (intonasi suara)

Aturlah tempo dan kecepatan suara Anda. Gunakan variasi intonasi, terkadang tinggi, kadang rendah. Beri jeda sejenak agar pendengar punya kesempatan mencerna materi yang telah dijelaskan. Cara menjaga intonasi suara adalah dengan menghindari minum es dan hindari makan gorengan.

2.      The body (bahasa tubuh)

Ada beberapa bahasa tubuh yang harus kita perhatikan yaitu mimic muka, kontak mata, mendengarkan dan memperhatikan audiens, gerakan tangan rileks dan santai, gerak tubuh berdiri tegap, tunjukkan antusiasme dan semangat bergerak ke berbagai tempat, rileks dan santai, usahakan jangan tegang dan selalu komunikasi waktu. Kadang pembicara tidak sadar dengan waktu saat memaparkan materi dan tugas saya adalah mengingatkan narasumber bahwa materi hanya disampaikan satu jam, selanjutnya adalah sesi tanya jawab.

3.      The media (media pembelajaran)

Maksimalkan multimedia yang ada misalnya dengan menggunakan power point, video, music, gambar, animasi dan sesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan.

4.      The delivery (cara menjelaskan)

Cara kita menjelaskan dan menyampaikan materi berperan  saat membuka dan menutup presentasi, berinteraksi dengan siswa, dan menggerakan ruangan. Misalnya, sapalah murid kita sebelum kita memasuki sesi materi, bisa dengan absen atau menanyakan kabar hari ini. itu akan membuat anak merasa rileks dan tidak tegang saat memasuki kegiatan inti pelajaran. 

Dok.Penulis


Menurut Pak Akbar, 15 menit membuka kelas, 15 menit memberikan tugas, 15 menit evaluasi, dan 15 menit lagi penutup pembelajaran. Itulah cara singkat dan trik menghemat volume suara. Guru jangan bicara terus menerus. Harus mengatur waktu dan strategi agar anak bisa menyerap apa yang kita sampaikan di dalam kelas.

Ada satu kalimat yang paling saya ingat dalam pertemuan malam ini adalah “Ketulusan terungkap melalui senyuman.” Belajarlah tersenyum agar orang melihat betapa kita sesungguhnya adalah orang yang rendah hati. Karena senyuman adalah sebuah jembatan yang bisa mengakrabkan diri dengan siswa.

Cara untuk banyak tersenyum adalah dengan banyak berlatih. Berlatihlah seyum di depan kaca atau membuat video sendiri. Dengan berlatih senyum maka wajah kita akan terlihat lebih muda dan terlihat sangat semangat.

Begitulah yang telah saya coba praktikkan saat mengajar di kelas. Hindari memarahi siswa jika siswa tertidur atau tidak memperhatikan kita. Buatlah sebuah kalimat teguran halus misalnya, kamu sudah belum ngobrolnya? Ibu tidak akan memulai kelas sebelum kalian berhenti mengobrol. Hal kecil seperti ini dampaknya akan terasa besar. Siswa yang tadinya tidak memperhatikan kita akhirnya berubah menjadi memperhatikan kita.

Waktu menunjukkan pukul 23.00 WIB. Kesempatan menulis lomba blog hari ke-25  hanya  tinggal satu jam lagi. Saya berusaha mengejar ketinggalan dengan menuliskan apa yang saya alami hari ini.

Dari pertemuan malam ini saya telah belajar banyak hal. Banyak hikmah yang saya dapatkan di antaranya yaitu lebih lancar saat bertugas menjadi moderator online, mengatasi rasa grogi dengan menyapa ratusan peserta, bisa akrab dengan para peserta misalnya Bu Min Hermina Cikampek, Bu Syamsiah dari Aceh, Bu Rosinah, Pak Usman, Pak Fazar, dan semua peserta yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Selain itu, menjadi moderator juga sangat menambah ilmu bagaimana menjadi pendengar yang baik. Jika kita seorang pendengar yang baik maka kita dapat menuliskannya dengan baik pula. Semoga pertemuan kali ini membuka mata kita semua bahwa ternyata ada begitu banyak hal yang bisa kita tuliskan. Tulislah sesuatu yang berarti sehingga memberi makna yang luar biasa dalam hidupmu kelak. Semangat berbagi dan selalu menginspirasi.



Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

 

 

 

 

 

Rabu, 24 Februari 2021

HIJRAH MEMBAWA BERKAH

www.wijayalabs.com


Menulis  buku antologi adalah kegiatan yang sangat menyenangkan. Buku antologi adalah buku yang ditulis secara bersama-sama. Buku antologi sering juga disebut buku keroyokan. Mengapa dikatakan buku keroyokan, karena dana penerbitan buku ditanggung bersama secara patungan. Jadi biaya penerbitan akan terasa ringan karena ditanggung semua penulis yang terlibat di dalamnya. Saya amat menyukai jenis buku antologi. Ini adalah buku antologi ke-9 yang pernah saya ikuti.  

Menulis buku antologi merupakan lecutan semangat bagi seorang penulis pemula. Salah satu motivator yang menginspirasi saya untuk menulis buku antologi adalah Ibu Emi Sudarwati. Menurut beliau, salah satu cara tercepat untuk menulis buku adalah dengan menulis buku secara antologi. Buku Ibu Emi sudah mencapai 513 buku dan hanya ada 7 buah buku yang ditulis secara pribadi (Buku Solo).

Tidak hanya Ibu Emi yang sudah melecutkan semangat menulis saya. Ada juga motivator sekaligus inspirator saya saat menulis. Beliau adalah Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau akrab disapa Bu Kanjeng. Kiprah beliau dalam menggiatkan literasi telah merasuk sukma dan menorehkan berbagai karya bersama.

Bu Kanjeng adalah salah satu orang yang berperan dalam kelahiran buku solo kedua saya yang berjudul “kunci Sukses Menjadi Moderator Online.” Di bantu sahabat saya Pak D susanto yang bertugas sebagai editor, yang membuat naskah saya menjadi enak dibaca.

Buku antologi hijrah ini seakan menemui takdirnya. Saya telah sukses hijrah ke jalan yang benar. Suatu kegiatan baru, aktivitas baru, dan rutinitas sebagai seorang penulis kini melekat dalam hati. Hidup saya semakin berarti saat bisa menulis buku. Senangnya jika apa yang kita tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Hal itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.

Hijrah menjadi istilah yang akhir-akhir ini banyak dibicarakan berbagai kalangan. Secara harfiah, 'hijrah' berarti 'pindah atau bergerak dari satu lokasi ke lokasi lainnya'. Dalam sejarah Islam, hijrah merujuk pada tradisi dan praktik Rasulullah SAW yang melakukan perpindahan dari Mekkah ke Madinah. Perpindahan Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah itu dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mendapatkan tempat dakwah yang baru serta situasi yang lebih menjanjikan daripada sebelumnya.

Bagaimana makna hijrah dalam tradisi Rasulullah SAW dikontekstualisasikan dalam kehidupan modern saat ini? Beberapa kalangan, terutama anak muda yang memiliki kesadaran baru tentang Islam, mencoba mempromosikan gerakan hijrah. Hijrah sebagai sebuah gerakan secara fisik sangat berkaitan dengan gerakan yang bersifat spiritual. Artinya, keberhasilan berhijrah tidak semata-mata ditentukan oleh perpindahan fisik, tapi juga ditentukan oleh niat dari seseorang untuk melakukan perpindahan.

Buku antologi hijrah ini sangat bagus sekali. Hal ini bisa menumbuhkan rasa semangat saya saat menulis buku. Saat belum terjun dalam dunia pena saya sangat merasa kesulitan. Rasanya, menulis tiga paragraph saja susahnya bukan main. Bisa berhari-hari, sampai berminggu-minggu.

Bagi seorang penulis pemula, menulis buku pasti terasa sulit? Mengapa? Karena mereka sudah berpikir jelek dengan menanamkan pola pikir bahwa menulis itu sulit. Hal itu pun saya alami saat saya belum merasakan dahsyatnya kekuatan menulis setiap hari.

Motto hidup “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi" adalah kunci untuk menjadi seorang penulis hebat. Ternyata benar sekali yang dikatakan Om Jay, jika kita menulis setiap hari akan membuat dampak besar dalam kehidupan. Keterampilan menulis kita akan terasah layaknya sebuah pisau. Jika diasah terus menerus maka pisau akan semakin tajam. Kita akan terbiasa menulis dan tak merasa kebingungan lagi saat mau menulis buku.

Tulislah apa yang  kita sukai dan tulis yang kita kuasai. Menulislah dengan hati maka pesan akan sampai ke hati pembaca. Jangan jadikan menulis sebagai sebuah beban namun jadikanlah sebuah kebutuhan. menulis itu sebuah ekspresi penyampaian jiwa si penulis. Konsistensilah dalam menulis. Luangkan waktu untuk menulis misalkan 30 menit dalam sehari.

Jika sehari kita menulis satu halaman maka sebulan sudah ada 30 halaman. Jika satu hari 10 halaman maka dalam satu bulan sudah mencapai 300 halaman. Seperti yang saya lakukan selama mengikuti challenge menulis selama 28 hari lomba blog PGRI di bulan Februari ini maka naskah buku pun sudah tersusun dengan rapi. Tinggal eksekusi maka jadilah buku solo ketiga saya.

Perlu waktu khusus dan focus untuk sampai ke titik ini. Menulis buku membutuhkan konsentrasi dan saya yakin bisa melewati semua tantangan itu dengan baik. Saya tidak memikirkan menang dalam lomba menulis blog PGRI kali ini. Tujuan utama saya mengikuti challenge ini adalah mencoba membukukan satu naskah buku dalam waktu 28 hari. Ternyata, alhamdulillah saya bisa melewati itu semua.

Dalam konteks modern saat ini, hijrah dipahami sebagai upaya untuk mengubah perilaku dan mental dengan semangat ke-Islam-an yang baru. Sudah barang tentu, dalam kehidupan sehari-hari kita juga melakukan hijrah. Bekerja adalah hijrah, mencari nafkah adalah hijrah. Keduanya adalah upaya kita untuk melakukan perubahan atas nasib kita di hari ini untuk menjadi lebih baik di hari lain.

Hijrah adalah hal yang dilakukan oleh semua orang yang memiliki itikad baik dalam memandang kehidupan. Karena pada dasarnya, hijrah adalah upaya kita untuk meraih pencapaian dan prestasi, baik spiritual maupun material yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan singkat saya katakan bahwa hijrah adalah bagaimana kita mengubah diri kita saat ini menjadi diri kita yang lebih baik di masa mendatang.

 

Sumber: bimbinganislam.com

 

Soal menang atau kalah itu hal yang biasa dalam sebuah perlombaan. Namun bagi saya, saya sudah merasa MENANG. MENANG mengalahkan musuh terbesar saya yaitu RASA MALAS. Kemenangan ini adalah sebuah perjuangan besar yang pantas untuk diabadikan menjadi moment terbaik. Saya dapat menaklukkan challenge 28 hari menulis merupakan sebuah pencapaian terbesar dan anugerah yang luar biasa.

Hal ini akan membuktikan kepada dunia bahwa semua orang dapat menulis buku dengan trik menulis setiap hari.  Konsistensilah dan luangkan waktu selama 30 menit dalam sehari. Itu akan membuatmu semakin produktif dalam menulis.

Seseorang pernah berkata, tulislah kisahmu sendiri sebelum ditulis oleh orang lain. Dengan begitu kamu akan menjadi lebih bermakna dan hidup lebih bermanfaat bagi diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain. 

"Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari."

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...