Jumat, 24 September 2021

HABIB LUTHFI BIN YAHYA - MENGAPA KITA PERLU THORIQOH

Kamis, 23 September 2021

MEGA, LINTANG, BUANA


Kamis menulis edisi 23 September 2021 masih memakai 3 kata melalui undian spin yang diputar dengan kencangnya. Saat keluar 3 kata dalam roda putaran, ada rasa galau yang melanda kalbu. 



Pasalnya, sudah 11 orang yang mengikuti tantangan kamis menulis, namun saya masih terpukau dan memikirkan mau memulainya dari mana. Drama ini pun akhirnya dimulai. 

Langkah pertama yang saya lakukan adalah membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) untuk sekadar mencari definisi kata mega, lintang, dan buana. Maka ditemukanlah definisi ketiganya. 

  1. Mega/ bentuk terikat 1 besar; luas; mempunyai bagian yg berukuran besar: megaspora; 2 juta; kelipatan satu juta (106; 1.000.000): megawatt
  2. Lintang /lin·tang/ n 1 lebar (suatu bidang): panjang lapangan itu 100 m
  3. Buana /bu·a·na/ kl n dunia; jagat; benua;

Langkah kedua, mencari nama-nama yang berhubungan dengan Mega, Lintang, dan Buana. 

Mega adalah salah satu alumni muridku yang cantik sekali. Mega asli Kp. Cibarani dan pernah mondok di Ponpes Mahida tempatku mengajar dan memberikan ilmu. 

Lintang adalah salah satu tokoh novel "Laskar Pelangi" yang ceritanya sangat berdedikasi tinggi dalam dunia pendidikan. Lintang juga sering saya dengar saat pelajaran IPS berhubungan dengan letak geografis dunia. 

Lebak Tirta Buana adalah salah satu nama pemandian di Cipanas, Lebak, Banten. Jaraknya cukup dekat dari rumah. Adel sangat suka berendam air panas. Ada beberapa kolam anak-anak dan dewasa. Cukup bawa uang 15.000 bisa rasain sauna alami deh. 

Langkah ketiga, the power of kepepet. Tulis saja apa yang ada dalam benak kita. Prioritaskan untuk mengikuti setiap tantangan yang menghadang. 

Mungkin 3 langkah di atas belum sebagus puisi atau tulisan yang dibuat teman-teman. Namun, bagi saya tulisan ini adalah bukti konsistensi saya untuk hadir di dalam grup. 

Lebih baik terlambat, daripada tak buat. Semangat!!!

Logo Kamis Menulis Lagerunal





Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd. 

#Kamis Menulis

#Mega, Lintang, Buana



Kamis, 16 September 2021

BUKU BUKA BAKU

Flyer Wajib Kamis Menulis

Kamis ini ada 4 kegiatan yang saya ikuti. Karena itu saya sedikit terlambat mengirimkan tantangan Kamis Menulis. 
 
Pertama, mengikuti kelas Adel outing ke Sisi Kali Ciberang, untuk mengetahui alam sekitar desa. 


Belajar mengenal alam sekitar


Kegiatan kedua, memilih pemenang tulisan Mayor Nani yang mewajibkan peserta untuk dijadikan juara 1,2, dan 3. Simak link berikut. https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/09/inspirasi-menulis-dari-sahabat.html

Ketiga adalah mengisi kelas Belajar Bicara (Publik speaking telat). Saya bertugas menggantikan Pak Indra karena beliau berhalangan tugas. 
 
Flyer Public Speaking PGRI


 


Keempat adalah tantangan Kamis Menulis di Cakrawala Guru Blogger Nasional (Lagerunal).  Kali ini, terasa amat menantang. Program ini salah satu program Lagerunal yang paling di nanti oleh para peserta. 

Kita harus menaklukkan tantangan tiga kata yang sebelumnya diundi oleh Pak Sudomo, S.Pt. Selaku penanggungjawab program Kamis Menulis. 

Minggu yang lalu, peserta diminta membuat list berupa daftar tiga kata, yang dikumpulkan menjadi undian putaran. 
WAG Lagerunal


Setelah ada 21 list daftar kata yang diusulkan para peserta, Besan Mo memutar spin. Berikut adalah proses undiannya. 


Keluarlah tiga kata Buku Buka Baku. Sempat mengerutkan dahi, apakah bisa menyelesaikan challenge kali ini. Bismillah, meskipun baru selesai mengisi kelas, saya berusaha menuntaskan setiap tantangan. 

Ide tulisan ini muncul saat memiliki pengalaman menjadi editor buku baik fiksi maupun nonfiksi

Naskah pertama yang saya edit adalah naskah novel Juminah dengan judul Seindah Takdir Cinta. 
 
Novel Juminah
 
 
Saat buka WA, saya kaget sekali ketika Juminah meminta saya mengedit novel yang sudah ia buat selama di Arab Saudi. Saya kaget sekali, merasa diri masih fakir ilmu dan tidak PD. Namun, saya tak kuasa menolak. Akhirnya saya garaplah naskah Juminah sampai 300 halaman. 

Pengalaman pertama begitu menggoda, selanjutnya Bu Kanjeng meminta saya mengedit buku antologi Haru Biru Hijrah Meraih Berkah. Saat itu kuratornya Bapak Suparno yang sempat terpapar Corona dan harus menjalani isolasi mandiri. 
Dokumentasi Penulis
 
Setelah Novel Juminah dan buku antologi Haru Biru Hijrah, ada beberapa peserta kelas Om Jay yang naskahnya diedit oleh saya seperti naskah buku Pak Khoirul Anwar, Bu Endah Hamidah, Bu Lisna Nasaru, buku best practice Kepala Sekolah SMP Subrayon Tiga, Pantun Merdeka, dan antologi Tim F1 Literasi, Solusi Saat Pandemi.

Hal yang saya lakukan saat mengedit naskah teman-teman adalah dengan cara membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) online versi 5. Di dalam naskah yang saya garap, banyak peserta yang tidak menggunakan kata baku. Dalam KBBI dituliskan kata yang sesuai kitab Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Hal ini sudah menjakdi lumrah bagi seorang editor untuk memperhatikan setiap kata yang lahir dari goresan para penulis. 

Editor harus jeli melihat penggunaan kalimat dalam setiap paragraf. Apakah kata tersebut sudah baku atau belum? Apakah naskah sudah sesuai PUEBI? Apakah naskah kalimatnya sudah efektif atau belum? Apakah naskah peserta ada sedikit rancu atau kurang jelas, maka kita harus menghubungi Si Penulisnya. 

Pengalaman adalah guru terbaik. Bukalah jendela dunia dengan menulis dan membaca. Jangan takut tulisan jelek karena bakat itu harus diasah. Teruslah menulis hingga bukumu berbuah manis. 

#KamisMenulis
#16 September 2021










INSPIRASI MENULIS DARI SAHABAT

 

Pertemuan ke-29

Kemarin malam, Rabu tanggal 15 September 2021, saya bertugas sebagai moderator untuk menemani sahabat pena saya dan teman satu kelas saat jadi peserta belajar menulis gratis Om Jay gelombang 8. Adapun narasumbernya adalah Nani Kusmiyati, S.Pd. M. M.,  CTMP. Beliau adalah Mayor TNI Angkatan Laut(AL) dan telah menerbitkan 34 buku antara lain 2 buku solo dan 32 buku antologi. Simak profilnya yuks. 

Pertemuan sebelumnya, mayorku pernah memawa tema tentang manfaat menulis di blog untuk menyimpan sejuta kenangan. Saat Perjalanan tugas ke Lebanon,  kisahnya sangat seru sekali. Saat suaminya meninggal, mayor tidak menangis sedikit pun. 

Mayor bukannya tidak sedih, namun kesedihan itu ia simpan dalam hati. Ia tidak ingin menambah luka anaknya karena kepergian Ayahnya. Semua cerita pahit, suka dan duka akan menjadi sebuah kenangan yang tak terlupakan. 
 
Begitu juga topik yang dibawakan sangat menarik sekali yaitu blog sebagai sarana pembelajaran. Mayor Nani menjelaskan bahwa blog bisa dipakai sebagai sarana pembelajaran di masa pandemi. Menurut beliau juga, blog bisa menjadi "Brangkas ide" yang dapat dijadikan bahan untuk menjadi sebuah buku. 

Jika kita rajin menulis materi pembelajaran, dan mempostingnya di blog, hal itu dapat dijadikan tabungan untuk bekal kita menyusun buku pelajaran suatu saat nanti. 

Usai memberikan materi, Mayor Nani memberikan tantangan menulis di blog dengan tema materi pembelajaran di kelas dan ada tugas untuk siswa di dalamnya. Bagi yang beruntung, ada 3 hadiah menarik antara lain sebagai berikut. 

Juara 1 mendapat 2 buah buku dan pulsa 100.000
Juara 2 mendapat 2 buku dan pulsa 50.000
Juara 3 mendapat 1 buku dan pulsa 50.000

Berikut adalah 3 orang terpilih hasil dari penilaian Om Jay dan Tim Om Jay. 

1. Juara 1 adalah Pak Dail Ma'ruf
Alasannya karena blognya sangat komunikatif untuk pembelajaran tingkat SD

2. Juara 2 adalah Ibu Raliyanti
Alasannya karena blognya lengkap dan mudah dipahami

3. Juara 3 adalah Bu Dwi Pratiwi
Alasannya ada teks dan video belajar bahasa Inggris. Lengap dengan link absen dan google classroom

Bahagianya saat mendengar para juara mendapatkan kiriman buku dari Mayor Nani. Saat jadi peserta dulu, setiap dapat hadiah buku itu bahagianya luar biasa. Berikut fotonya.
 

Tidak hanya 3 juara terpilih yang mendapat hadiah buku. Saya juga pernah diberi satu buku antologi saat mendampingi  kelas menulis gelombang 18 dan kali ini diberi hadiah pulsa sebesar Rp. 100.000. Alhamdulillah, rezeki anak solehah tidak akan tertukar. Hehehe...
 

Mayor Nani adalah sosok wanita perkasa yang sangat saya kagumi. Meskipun kami satu kelas dulu, namun beliau tidak melupakan pertemanan kami saat berada di kelas belajar menulis gelombang 8. Kami sempat berbalas puisi lewat blog, untuk saling menyemangati. 
 

Mayor Nani sangat baik hati dan tidak pernah sombong. Walaupun kami belum pernah bertatap muka, namun kami seperti sahabat lama. Sukses terus untuk mayorku, jaya terus di TNI AL, tetap berkarya dan membanggakan kita semua.


Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd. 
 
#KarenaMenulisAkuAda(KMAA)
#DAY25KMAAYPTDChallenge

Senin, 13 September 2021

PAHLAWAN LITERASI

Om Jay(atas), Bu Kanjeng (kiri), Pak Haji Thamrin(kanan)


Bagi seorang penulis pemula, mencari ide adalah hal yang sangat sulit. Namun, untuk sebagian orang yang hobi menulis seperti Om Jay, Bu Kanjeng, dan Pak Haji Thamrin, menulis adalah sebuah kebutuhan. Ketiga tokoh pegiat literasi tersebut pantas menyandang gelar Pahlawan Literasi karena mampu menggeliatkan dunia literasi di masa pandemi. 

Dari Om Jay, saya belajar banyak hal. Bagaimana mencari ide tulisan dari apa yang dilihat, dialami, dan disukai. Lihatlah album foto Anda, pasti ada sebuah cerita di dalamnya. Ceritakan pengalaman yang kamu miliki, lalu tuliskanlah. Dari pengalaman menjadi moderator kelas menulis, akhirnya bermuara jadi sebuah buku. 

Dari Bu Kanjeng, saya belajar untuk memupuk keberanian untuk menulis. Menulis bukan bakat tapi sebuah keterampilan yang harus diasah dengan menulis setiap hari. Perlu ketekunan dan butuh proses sehingga memiliki ciri khas tulisan kita sendiri. 

Bu Kanjeng pernah berkata, "Bu Aam bagai mutiara yang berkilau." Beliau tahu persis bagaimana kisah lahirnya buku pertama saya sampai buku ke-35 yang mayoritas adalah buku antologi. 

Dari Bu Kanjeng saya belajar mengasah diri untuk jadi kurator sekaligus editor. Tidak hanya itu, saya juga belajar bagaimana memupuk dan memotivasi diri untuk berkarya dalam dunia literasi.  

Bu Kanjeng mengajarkan untuk menjadi orang besar tetapi tetap berhati besar. Mau berbagi dan tidak pelit ilmu. Bahagia selalu diberi motivasi dari orang hebat seperti Bu Kanjeng. 

Dari Pak Haji Thamrin, saya belajar bagaimana cara merintis dan mendirikan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Pak Haji selalu berkata, Buku adalah mahkota seorang penulis. Bagaimana menyatukan ide yang berserak dan mengemasnya menjadi buku yang menarik. 

Dalam menulis, ada beberapa hambatan yang saya alami.  Begitu juga beberapa peserta Kamis Menulis yang memiliki segudang aktivitas lain yang sama penting. Perlu skala prioritas dan manage waktu yang baik untuk menaklukan setiap tantangan. 

Pemenang sejati adalah pemenang yang bisa menaklukan rasa malas dan hambatan lain saat menulis. Kita sudah menaklukkan tantangan Kamis Menulis dengan berbagai tema dan topik yang diberikan Besan Momo DM. Mari terus berproses dari sekarang dan jadilah guru mulia karena karya. 

Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS Mathla'ul Hidayah Cipanas


Logo Kamis Menulis





Jumat, 10 September 2021

Antre ISBN

Setiap guru pasti memiliki kisah saat bukunya antre pengajuan ISBN, ada sedikit rasa gundah dalam jiwa. Hal ini saya rasakan saat menunggu ISBN buku solo perdana, Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat. 

Proses antre ISBN dilakukan agar buku memiliki nilai tambah untuk diajukan untuk naik pangkat. Biasanya proses antre ISBN paling cepat sebulan, paling lambat dua bulan bahkan lebih. Tergantung antrean dari Puspernas.

Hari ini, ada 9 judul antrean ISBN buku akan diterbitkan di YPTD, termasuk  ISBN pantun sudah keluar.  Ini tandanya sebentar lagi buku antologi pantun WA Grup Bersuka Ria yang kedua, bisa segera naik cetak. 

Antrean ISBN

Mohon bersabar ya. Semoga bukunya lahir denan selamat. Aminnn

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...