Senin, 13 September 2021

PAHLAWAN LITERASI

Om Jay(atas), Bu Kanjeng (kiri), Pak Haji Thamrin(kanan)


Bagi seorang penulis pemula, mencari ide adalah hal yang sangat sulit. Namun, untuk sebagian orang yang hobi menulis seperti Om Jay, Bu Kanjeng, dan Pak Haji Thamrin, menulis adalah sebuah kebutuhan. Ketiga tokoh pegiat literasi tersebut pantas menyandang gelar Pahlawan Literasi karena mampu menggeliatkan dunia literasi di masa pandemi. 

Dari Om Jay, saya belajar banyak hal. Bagaimana mencari ide tulisan dari apa yang dilihat, dialami, dan disukai. Lihatlah album foto Anda, pasti ada sebuah cerita di dalamnya. Ceritakan pengalaman yang kamu miliki, lalu tuliskanlah. Dari pengalaman menjadi moderator kelas menulis, akhirnya bermuara jadi sebuah buku. 

Dari Bu Kanjeng, saya belajar untuk memupuk keberanian untuk menulis. Menulis bukan bakat tapi sebuah keterampilan yang harus diasah dengan menulis setiap hari. Perlu ketekunan dan butuh proses sehingga memiliki ciri khas tulisan kita sendiri. 

Bu Kanjeng pernah berkata, "Bu Aam bagai mutiara yang berkilau." Beliau tahu persis bagaimana kisah lahirnya buku pertama saya sampai buku ke-35 yang mayoritas adalah buku antologi. 

Dari Bu Kanjeng saya belajar mengasah diri untuk jadi kurator sekaligus editor. Tidak hanya itu, saya juga belajar bagaimana memupuk dan memotivasi diri untuk berkarya dalam dunia literasi.  

Bu Kanjeng mengajarkan untuk menjadi orang besar tetapi tetap berhati besar. Mau berbagi dan tidak pelit ilmu. Bahagia selalu diberi motivasi dari orang hebat seperti Bu Kanjeng. 

Dari Pak Haji Thamrin, saya belajar bagaimana cara merintis dan mendirikan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Pak Haji selalu berkata, Buku adalah mahkota seorang penulis. Bagaimana menyatukan ide yang berserak dan mengemasnya menjadi buku yang menarik. 

Dalam menulis, ada beberapa hambatan yang saya alami.  Begitu juga beberapa peserta Kamis Menulis yang memiliki segudang aktivitas lain yang sama penting. Perlu skala prioritas dan manage waktu yang baik untuk menaklukan setiap tantangan. 

Pemenang sejati adalah pemenang yang bisa menaklukan rasa malas dan hambatan lain saat menulis. Kita sudah menaklukkan tantangan Kamis Menulis dengan berbagai tema dan topik yang diberikan Besan Momo DM. Mari terus berproses dari sekarang dan jadilah guru mulia karena karya. 

Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS Mathla'ul Hidayah Cipanas


Logo Kamis Menulis





9 komentar:

  1. Beliau-beliau memang pahlawan sejati. Pahlawan literasi negeri. Semoga beliau2 senantiasa sehat dan dilimpahi berkah..

    BalasHapus
  2. Betul Bu Aam, terima kasih untuk para pahlawan literasi Indonesia.

    BalasHapus
  3. Terima kasih juga buat Bu Aam yg selalu memotivasi

    BalasHapus
  4. Mantap dan salut untuk mereka yang terus menggalakkan semangat berliterasi. Meskipun belum pernah ketemu secara langsung, tetapi auranya sudah terasa luar biasa.

    BalasHapus
  5. Betul Omet. Rasa malas yang melanda harus di lawan untuk literasi dan menulis.

    BalasHapus
  6. Yang diceritakn Bu Aam, adalah para pejuang literasi yang menjadi pahlawan di hati mereka yang cinta literasi.

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...