Tampilkan postingan dengan label RESUME GEL 12. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RESUME GEL 12. Tampilkan semua postingan

Senin, 20 Juli 2020

LANGKAH-LANGKAH MENULIS BUKU (TOJTRP)


Resume ke 22
Narasumber: Dr. Akbar Zainudin
Oleh               : Aam Nurhasanah, S.Pd.
Guru SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS
Grup Menulis Gelombang 12 

Kuliah online malam ini dipandu oleh Omjay melalui  Whatsapp Grup Menulis Gelombang 13 dan gelombang 14. Topik materi malam ini adalah tentang Langkah-langkah Menulis dengan narasumber fenomenal penulis best reseller MAN JADDA WAJADA yaitu Dr. Akbar Zainudin, MM yang akan berbagi pengalaman menulis dan telah menghasilkan karya sebanyak 13 buku. Diskusi ini di moderatori oleh Bu Kanjeng  dan dimulai dari jam 19.00-21.00 WIB.

Mengenal sosok Dr. Akbar Zainudin



Pertama kali narasumber memperkenalkan diri dan mengirim satu buah video https://youtu.be/Pvq2dqyWNcQ dengan durasi 10:47menit. Semua peserta diminta menyimak video tersebut selanjutnya  setelah beberapa menit  Pak Akbar mulai  menjelaskan kembali materi yang ada dalam video tersebut. 


Langkah-langkah menulis buku versi Pak Akbar dengan istilah TOJTRP

1. T: Tema

Tema adalah ide pokok suatu cerita baik itu cerita fiksi atau nonfiksi. Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir.Tema akan menjadi rel yang mengikat kita dari awal tulisan hingga akhir. Tema ini satu saja. Misalnya kerja keras, romantisme, cara belajar, dan sebagainya. 

Kalau buku Pak Akbar kebanyakan adalah buku-buku motivasi. Kalau buku Asma Nadia, Novel. Ahmad Fuadi, Novel te”ntang pesantren dan kerja keras. Dan sebagainya. 

Bolehkah satu orang menulis berbagai tema buku? Menurut saya, karena ini terkait dengan “branding”, berusahalah untuk fokus menulis satu tema tertentu, agar kita dikenal ahli dalam tema tersebut. Kalau temanya berubah-ubah, nanti orang bingung, kita ini sebenarnya ahli dalam bidang apa?

2. O: Outline (Daftar Isi) berisi gambaran besar/ benang merah tulisan kita.

          
            Outline berfungsi untuk
  • agar tulisan lebih terarah
  • bisa buat jadwal dan target
  • menghindari ngeblank saat menulis
  • agar bukunya cepat selesai
Cara memfokuskan ide adalah dengan membuat outline. 

HOW: Bagaimana
Cara Mengembangkan Daftar Isi (outline)

UNTUK BUKU NON FIKSI

1. Gunakan prinsip dasar 5W dan 1H. 

WHAT: 
Ini terkait pengertian, definisi, pembagian, jenis-jenis, dan sebagainya. 

WHY:
Ini adalah tentang alasan (mengapa) buku ini ditulis, tujuannya apa dan manaatnya apa. 

HOW
How ini berbicara tentang bagaimana, tips and trick, strategi, langkah-langkah, dan sebagainya. 

Untuk 2 W yang lain, yaitu Where dan When bisa tidak digunakan. 

CONTOH. 

Tema: Santri dan Menulis

WHAT

1. Santri dan keterampilan menulis. 
2. Keterampilan apa saja yang dibutuhkan agar bisa menulis.
3. Para ulama dan karya mereka dari masa lampau.
4. dan seterusnya. 

MENGAPA?
1. Mengapa Santri Harus Menulis?
2. Tujuan Menulis.
3. Tantangan Mengapa Santri Harus Bisa Menulis.
4. dan seterusnya.

HOW?

1. Bagaimana cara menulis?
2. Bagaimana membangun disiplin menulis?
3. Tips and Tricks Menjadi Penulis.
4. dan seterusnya.

BAGAIMANA MEMBUAT OUTLINE UNTUK BUKU FIKSI?

Pertama: WHO? Siapa saja tokoh-tokohnya. 

Tentukan tokoh-tokoh yang akan menjadi bagian dari cerita.

Misalnya, ayah, ibu, teman, guru, dan sebagainya. 

Kedua: Karakter.
Gambarkan profil setiap tokoh dengan sifatnya masing-masing. 

Ketiga: Plot atau Alur Cerita.
Gambarkan alur cerita dari awal hingga akhir. Potongan ceritanya seperti apa. Di mana akan membangun cerita emosionalnya, di mana sedihnya, di mana senangnya. 

Terus ending cerita seperti apa, apakah happy ending, sad ending, dan sebagainya.

Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya saya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi. 

Apakah wajib? Tidak harus. Tetapi kalau saya pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.

Membuat outline ini bisa langsung dituliskan outlinenya atau bisa dengan beberapa alat bantu. Biasanya saya menggunakan mindmap untuk membantu membuat daftar isi. 

Apakah wajib? Tidak harus. Tetapi kalau saya pribadi, ini harus ada. Biar ada rel ke mana tulisan kita, biar selalu ada arah kalau kita menemui jalan buntu, dan ini yang paling penting; bisa membuat jadwal agar buku cepat selesai.

CONTOH OUTLINE

Saya ingin memberi contoh buku saya: "Man Jadda Wajada".

Buku ini adalah buku dengan tema motivasi umum, motivasi hidup. 

Saya kembali ke konsep dasar 5W dan 1H. 

Biasanya saya mulai dengan WHY. Kalau terkait motivasi, penjabaran tentang WHY bisa digambarkan sebagai berikut: 

1. Mengapa motivasi itu penting dalam hidup.
2. Motivasi apa yang membuat orang tergerak untuk berubah.
3. Apa tujuan hidup seseorang?
4. Mengapa orang harus berubah?
5. Darimana perubahan itu bisa dimulai?
6. Apa saja yang harus diubah?

Setelah WHY, hal kedua yang terpikir adalah WHAT.

Hal-hal yang terpikir dalam kategori WHAT adalah:

1. Apa itu sukses?
2. Langkah-langkah apa saja yang harus dijalani agar kita bisa sukses?
3. Potensi diri, kelebihan dan kekurangan.
4. Memahami bahwa sukses itu bisa kita dapatkan. 

Setelah WHY, hal ketiga yang saya coba jabarkan adalah HOW. Ini tentang bagaimana, strategi, langkah-langkah, tips & Trick, dan juga action. 

Penjabarannya: 

1. Bagaimana bermimpi besar.
2. Bagaimana membuat rencana (action plan).
3. Bagaimana berani memulai.
4. Menjadi kreatif.
5. Membangun momentum berubah.
6. Kapan harus memulai?

Nah, ketiga hal itulah yang akhirnya menjadi dasar outline buku saya "Man Jadda Wajada"
BERIKUT OUTLINE BUKU MAN JADDA WAJADA




MASIH TENTANG OUTLINE

Buku lain yang ingin saya bedah Daftar Isinya adalah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren". Target buku ini adalah para santri, umur SMP dan SMA. 

Karena itu, buku ini harus sederhana, ringan, bisa dibaca oleh pembaca dalam rentang umur tersebut, dan tetap bobot isinya tinggi. 

Saya mulai dengan cara yang sama; menguraikan WHAT, WHY, dan HOW.

1. Apa itu sukses. 
2. Apakah bisa anak pesantren itu sukses?
3. Kisah-kisah sukses alumni pesantren. 
4. Sukses itu apa menurut pesantren?
5. Bagaimana caranya agar kita sukses?
6. Apa yang harus kita lakukan mulai dari sekarang? 

Dari poin-poin itu saya jabarkan lebih detail lagi menjadi daftar isi yang cukup lengkap. Daftar isi ini lalu saya tuliskan satu per satu, maka jadilah buku "Ketika Sukses Berawal dari Pesantren".

Buku ini alhamdulillah sekarang sudah terjual lebih dari 25.000 eksemplar di seluruh Indonesia.
CONTOH OUTLINE BUKU UKTUB
Satu lagi, buku saya yang saya khususkan untuk panduan menulis buku, judulnya "UKTUB: Panduan Lengkap Menulis Buku dalam 180 Hari".
Buku ini merupakan rangkuman best practices Akbar Zainudin sebagai penulis sekaligus motivator andal yang ingin ditularkan kepada Anda.

Rahasia Akbar Zainudin menjadi penulis sukses terangkum lengkap dalam buku ini. Semua pertanyaan dan keingintahuan tentang dunia penulisan, perbukuan, dan penerbitan dijawab secara lengkap dan jelas di buku ini. Jika Anda serius mempraktikkan isi buku ini, dijamin Anda akan menjadi penulis sukses hanya dalam 180 hari!

"Judul buku ini sangat tepat karena semangat Iqra’! (Bacalah!) sebaiknya diikuti dengan Uktub! (Tulislah!). Bacalah buku senior saya di Gontor ini, untuk belajar kiat-kiat menulis, dari proses menangkap ide sampai menerbitkan buku yang bagus dan laris"

—Ahmad Fuadi, Penulis Novel Best Seller Negeri 5 Menara

"Para penulis adalah orang-orang terpilih yang memiliki visi jauh melampaui zamannya. Jika Anda ingin menjadi orang seperti itu, bacalah buku ini!"

Ahmad Gaus, Dosen Bahasa dan Budaya Swiss German University

"Andai dari dulu buku ini sudah ada, mungkin perjalanan saya menjadi penulis bisa lebih mudah. Uktub! Menulislah sekarang juga!"

Ollie, CMO & Co-Founder NulisBuku.com

"Cukuplah bagi seseorang membaca buku ini untuk mewujudkan keinginannya menjadi penulis buku atau memiliki penerbit buku".

M. Abdul Ghoffar, Pemilik Penerbit Al-Mahira

"Melalui bukunya ini, Akbar Zainudin menunjuk-kan bukti betapa menulis adalah pekerjaan yang mudah dan menyenangkan"

Nashrulloh ZM Zarkasyi, Guru Bahasa Indonesia di Pondok Modern Gontor

Saya bagi buku UKTUB ini dalam beberapa bagian besar:

1. Sikap Mental
2. Motif Menulis
3. Mencari Ide
4. Apa yang Ditulis
5. Bagaimana Menulis
6. Mengenal Pembaca
7. Mengenal Penerbit. 

Dari poin-poin inilah saya kembangkan menjadi daftar isi.

Karena itulah, buku UKTUB ini lengkap sekali. Anda tinggal mengikuti satu demi satu langkah-langkah nya untuk menjadi penulis buku.

Saya sarankan, highly recommended Anda membeli, mempelajari dan mempraktikkan apa yang ada dalam buku ini. Biar lebih serius dalam belajar menulisnya.


3. J: Jadwal

Kalau daftar isi sudah dibuat, misalnya ada 30 judul artikel atau plot cerita, mulailah membuat jadwal secara riil. Katakan 1 tulisan jadwalnya seminggu selesai, buatlah jadwalnya dari 30 tulisan itu kapan mau selesai. 

Dengan kita membuat jadwal, maka akan memudahkan kita untuk mengontrol dan mengevaluasi dari hasil tulisan kita.

CARA MEMBUAT JADWAL.
1. Buatlah tabel dengan 4 kolom, yang berisi No-Judul Artikel-Target Lama Menulis-Tanggal-Keterangan
2. Isi Nomer 
3. Isi Judul Artikel
4. Perkirakan Berapa Lama (Berapa Hari) Artikel akan Ditulis
5. Buat sesuai dengan tanggal yang ada saat ini. 
6. Isi Keterangan dengan apakah sudah selesai ditulis atau belum.
   
Jadwal menulis ini menentukan. Kalau ada jadwal, kita bisa mengacu pada jadwal tersebut dan bisa mendisiplinkan diri sendiri. 

Karena kita tahu di mana akhirnya, kapan draft naskah kita akan selesai. Kalau tidak ada jadwal, kita tidak pernah tahu perkiraan draft naskah kita kapan selesai.

      

4. T:Tulis

         Disiplin menulis sesuai jadwal yang telah dibuat. Outline sudah ada, jadwal juga sudah ada. Berikutnya adalah tuliskan sesuai outline dan jadwalnya. Disiplin diri dan komitmen yang akan menentukan apakah tulisan kita akan selesai atau tidak. Tulis dan selesaikan semua judul artikel terlebih dahulu. Jangan terpaku untuk satu tulisan sampai sempurna.

5. R: Revisi

         Revisi pertama dilakukan setelah draf tulisan selesai. Revisi yang kedua adalah 
  • data dan informasi
  • tata bahasa
  • gaya tulisan
  • buat judul menarik

6. P: Penerbit

         
Apa yang menjadi pertimbangan penerbit?

Paling utama adalah bukunya laku atau tidak. Ini menyangkut kebutuhan masyarakat pembaca.

Apakah pembaca butuh buku kita? 
Siapa yang butuh? Berapa banyak orang yang butuh? 
Buku kita menjawab kebutuhan apa?

Semakin besar kebutuhan masyarakat akan buku kita, maka peluang diterbitkan semakin besar. 

Karena itu, sebagai penulis kita mesti memahami buku kita siapa yang akan beli, dan siapa yang kira-kira akan baca. 

Hal kedua adalah apa yang bisa membedakan buku kita dari buku sejenis. 

Apa kelebihan kita dibandingkan dengan buku sejenis? 

Kita harus mampu menjawab pertanyaan ini. Karena hal itu yang akan menjadi pertanyaan dan juga pertimbangan penerbit. 

Ketiga, pertanyaan penerbit adalah, apa yang akan Anda lakukan untuk membantu pemasaran buku? 

Harus punya jawabannya. Misalnya iklan di Medsos, Seminar, Pelatihan, Diskusi Buku, Membangun Komunitas, Dan Sebagainya. 
Apakah perlu membayar kepada penerbit? 

Kita tidak perlu membayar ke penerbit. Bahkan kita mendapatkan uang ROYALTI. Rata-rata royalti adalah 10% dari buku yang terjual. 

Bagaimana cara mengirim naskah?

1. Naskah harus sudah jadi. 
2. Diprint, dikirim dengan hard copy dan soft copy dalam bentuk CD atau Flash Disk

Berapa lama?

Kabar diterima atau tidak sekitar 3 bulan.

SESI TANYA JAWAB

 
1.Apakah buku Man Jada Wa Jada ada pengalaman pribadi atau pengamatan? Berapa persen pengalaman hidup menginspirasi sebuah buku. Terima kasih  Ai S Dewi SMPN 1 Cibogo

JAWABAN

Terima kasih ibu Dewi. 

Buku saya adalah buku motivasi. Sajian buku motivasi itu biasanya ada pemikiran atau teorinya, terus ada cerita inspirasinya, dan ada kesimpulan atau kaitannya. 

Nah, cerita inspirasi itu banyak dari pengalaman pribadi dan juga dari pengalaman teman-teman. Kalau ditanya berapa banyak, saya kira cukup banyak. Mungkin sekitar 30-60 persen pengalaman pribadi itu menginspirasi tulisan kita. 

Apalagi kalau novel yang diangkat dari kisah nyata. Bisa jadi hingga 80% kisahnya berdasarkan pengalaman pribadi. 

Pengalaman akan selalu memberi inspirasi dan pelajaran hidup yang luar biasa jika dituliskan. 

2. Bahrudin dari Rembang, mau tanyaf
1. Apakah jadwal penulisan itu harus ada target atau lepas? 
2. Jika sudah dijadwal dan ada target, ternyata endingnya melebihi target, bagaimana menyikapinya? 
terima kasih.

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih Pak Bahruddin. 

1. Jadwal itu tergantung Bapak, apakah bukunya mau cepat selesai atau tidak. Kalau mau cepat selesai, jadwal harus ketat. Sesuaikan dengan kegiatan kita. Jangan terlalu memaksakan. 

Misalnya; kalau 1 buku ada 30 artikel, kira-kira setiap artikel bisa berapa hari selesai. Yang moderat biasanya sekitar 7-10 hari untuk satu artikel. 

Jangan terlalu mepet waktunya, satu artikel dijadwalkan 1-3 hari. Nanti kita tidak menikmati tulisan kita. Kecuali kita memang mau "ngebut". 

Saya pernah juga "ngebut" karena mau mengejar deadline pribadi. 

Jadi, jadwal tergantung Bapak Ibu. Apakah bukunya mau diselesaikan cepat atau terserah saja. 

2. Kalau melebihi target, ya tidak masalah. Kan target itu kita yang bikin. Yang penting adalah membuat bukunya selesai. Kalau misalnya telat beberapa hari, mohon dimaafkan diri sendiri Bapak. 😁😁

Kecuali, Bapak menulis untuk penerbit yang sudah ada perjanjiannya, maka harus benar-benar sesuai target. 

Kalau saya sih, sekali jadwal dibuat, itu adalah komitmen yang harus saya ikuti. Kalau kita tidak mendisiplinkan diri sendiri, kapan mau selesai bukunya? 

Demikian, semoga menjawab. 

Terima kasih Pak Bahrudin.

3.Menarik sekali motivasi dr Bapak, terimakasih atas ilmunya... 

Menentukan tema kadang masih terlalu luas cakupannya, kadang kita tidak bisa fokus pada satu permasalahan, bagaimana kita bisa memusatkan pikiran kita pada satu tema saja?

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih untuk pertanyaan yang tidak ada namanya dari siapa ini. 😁😁

Mengapa kita ragu memilih tema?

1. Takut tema ini sudah ada yang menulis.
2. Takut nanti di tengah jalan menemui "jalan buntu".
3. Takut tidak ada referensinya.
4. Takut tidak menarik. 

Bapak ibu sekalian. Pilihlah tema:

1. Yang kita kuasai,
2. Yang kita senangi. 

Kalaupun tidak kita kuasai sekarang, kalau kita senangi kita akan mau bekerja keras mencari bahan-bahan yang bisa buat kita tulis. Apakah ke perpustakaan, mencari di internet, bertanya dengan para ahli, dan sebagainya. 

Tentukan saja temanya, buat kerangkanya, dan mulailah menulis. Ketakutan-ketakutan itu seringkali hanya ada pada pikiran kita. 

Kalau sudah kita mulai menulis, InsyaAllah ketakutan-ketakutan itu akan hilang. 

Pasti ada jalan keluar. 

Jadi, tidak usah bingung menentukan tema. Tentukan saja, lalu tuliskan. 

Demikian, terima kasih.
Sriatun Purbalingga Jateng πŸ™πŸ»

5.Tanya :
Sebagai penuli pemula gimana caranya menjaga konsistensi supaya tidak kehabisan ide? (Hani-bali)
[20.24, 20/7/2020] Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih, pertanyaan baik sekali Ibu Hani.

Agar konsisten dan tidak kehabisan ide.

1. Banyak baca buku.
2. Latihan menulis setiap hari. Jadwalkan setiap hari menulis 15 menit saja. Disiplin. Nanti akan terlatih untuk bisa menuliskan berbagai ide secara baik. 
3. Ikut seminar dan pelatihan. 
4. Upload tulisan di blog dan medsos. 
5. Punya mentor menulis. 

Demikian ibu Hani, silakan dicoba dipraktikkan. Kalau sudah 21 hari berturut-turut bisa praktik, nanti akan terasa hasilnya. Terima kasih.

6.Selamat malam Akbar Z
Perkenalkan saya ibu Aning S dari Pati ...gel 12
Apakah ada manfaatnya bagi penulis pemula di usia yang sudah senja... untuk apa saja manfaat menulis bagi manula? 
Terima kasih

Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd: Mewakili saya juga yang sebentar lagi sixtyπŸ™ˆπŸ€­

Dr.Akbar Zainudin: Selamat malam ibu Aning. 

Saya harus cerita, ada beberapa peserta mentoring saya dalam membuat buku, sebagian ada yang di atas 50 tahun. Dan apa yang terjadi, ternyata mereka jauh lebih bersemangat, dan setiap minggu setor tulisan lebih disiplin dibandingkan dengan yang muda-muda. 

Mengapa mesti menulis?

1. Tidak ada kegiatan yang langsung berkaitan dengan kemampuan mempertahankan otak kita selain membaca dan menulis. 

2. Menulis adalah tentang kebahagiaan. Kalau kita tumpahkan semuanya dalam tulisan, indah sekali hidup ini. 

3. Menulis buku itu warisan terbaik kita. Di situ kita bisa cerita apa saja. Harapan kita, "unek-unek" perasaan kita. Bebas saja menulisnya. 

4. Menulis adalah tentang berbagi kebaikan. Jika kebaikan itu bisa dibagi, terus menerus dibaca orang, kebaikan itu akan terus menjadi pahala, bahkan kalau nanti kita sudah tiada. 

5. Menulis itu membuat kita lebih sehat. Kita setiap hari bangun dengan semangat baru, ada target baru yang harus kita selesaikan. Apalagi yang menyenangkan hidup kita selain bersemangat setiap hari?

Apakah tidak terlambat? Hehehe... Ibu akan terlambat kalau tidak memulai. Kalau sekarang memulai, ibu tidak pernah terlambat. 

Percayalah, Bapak Ibu pasti bisa. Asal mau. Asal tekun. 

Demikian ibu. Buku akan menjadi hadiah terbaik buat anak cucu kita. 
Terima kasih ibu Aning yang baik hatinya. πŸ™πŸ™

7.Assalamulalaikum Pak Akbar. Sangat termotivasi sekali dengan 6langkah menulis TOJTRP. Pertanyaan saya, 
Bagaimana cara merangkum tulisan resume menjadi buku yang menarik? karena resume saya sudah 20 lebih tapi masih ragu untuk memulainya. 
Mohon berikan tipsnya pak. Supaya enak membukukan resume. Makasihh.
AAM NURHASANAH, LEBAK BANTEN

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih ibu Aam Nurhasanah. 

Ibu mohon dilihat lagi urutannya. 

Tentukan temanya, setelah itu dibuat outlinenya. 

Kalau sudah dibuat outline, baru dilihat hasil resumenya, apakah ada yang masuk ke dalam outline buku atau tidak. Kalau ada yang masuk, tinggal dimasukkan ke dalam outline dengan berbagai penyesuaian. 

Kalau tidak masuk, jangan dipaksakan. Nanti buat buku yang lain. 

Ini berlaku juga bagi kita yang sudah punya banyak artikel. Mulainya bukan dari artikel-artikel itu, tetapi dari outline yang kita buat. 

Kalau sudah ada outline, baru kita lihat apakah artikel-artikel itu ada yang bisa dimasukkan ke dalam outline. Kalau ada, kita revisi dan sesuaikan. Kalau tidak ada, kita jadikan cadangan untuk buku yang lain. 

Untuk resume, silakan diteruskan. 

Untuk mulai menulis buku, mulailah dari menentukan tema dan membuat outline. Hayu, segera dituliskan.Demikian, terima kasih Ibu Aam.

8.Assalamualaikum Wr Wb, Siti Nurbaya AZ, SMAN Karimun, Kepri .
Kemunngkinan apa yang membuat tulisan kita melenceng dari outline yang kita buat wsllm.

Dr.Akbar Zainudin: Waalaikum salam ibu Siti Nurbaya. 

Kalau outline sudah kita buat, apakah boleh berubah? Boleh. Sepanjang tidak melenceng dari tema. 

Biasanya dalam proses penulisan, memang ada penambahan atau pengurangan dari outline yang sudah ada. Tidak masalah, outline tidak kaku, fleksibel. Bisa ditambah atau dikurangi. 

Yang paling penting adalah tidak melenceng dari tema. 

Biasanya ada penambahan karena pada saat menulis kita punya ide-ide baru yang belum terpikir sebelumnya. Demikian, terima kasih ibu Siti Nurbaya.

9.Assalamu’alaaikum, Bu Kanjeng  izin bertanya 
Assalamu’alaaikum  Bpk Akbar Zainudin , saya bu sri dari gel.12 mau bertanya : 
Apakah selama menjadi penulis pemula pernah naskah Bapak ditolak penerbit ? Apakah dalam membuat tulisan itu wajar mengutip buku orang terus kita tulis di daftar pustakanya seperti  buat skripsi gitu ? Terima kasih atas penjelasannya



Dr.Akbar Zainudin: Waalaikum salam ibu Kanjeng. 

Apakah pernah naskah buku saya ditolak? Pernah. 

Tidak apa-apa kalau naskahnya ditolak. Jangan sakit hati. Biasa saja. Jadikan evaluasi. 

Revisi, evaluasi, lalu kirim lagi. Bisa ke penerbit awal atau ke penerbit lain. 

Tugas kita itu menulis. Kalau naskah sudah jadi dan dikirim ke penerbit, biarkan saja naskah itu. Kita menulis lagi naskah buku berikutnya. 

Kalau nanti jawaban dari penerbit adalah diterima, alhamdulillah. Kalau ditolak, kita perbaiki, dan kirim lagi. 

Dan, kita juga punya naskah buku yang lain. Begitu seterusnya sehingga menulis itu akan terus menjadi kegiatan kita. 

Untuk masalah kutipan, tidak masalah mengutip dari orang lain. Pengutipannya boleh seperti yang ada di skripsi. 

Namun demikian, kutipan dari orang lain itu jangan banyak-banyak. Kira-kira 10% saja, paling kan hanya kutipan definisi. Selebihnya hasil pemikiran sendiri. 

Kalau kutipan kita di atas 50%, lalu mana hasil pendapat kita? 😁😁Demikian, terima kasih.

10 Bagaimanakah cara menemukan genre tulisan kita? Apakah cukup mengembangkan satu topik tulisan atau boleh nulis apa saja ?gimana sebaiknya?( Hani Bali)

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih ibu Hani. 

Ibu bisa menulis berbagai genre untuk pertama kali. Nanti setelah beberapa tulisan, akan ada pilihan dan ketertarikan kita, tulisan dengan genre apa yang paling nyaman untuk kita tulis. 

Menulis itu tentang kenyamanan dan kenikmatan. Menulis itu mesti kita nikmati agar bisa membahagiakan. 

Kalau sudah ketemu di mana kita nyaman menulisnya, di situlah kita terus mengolah bidang yang kita senangi sehingga akan kita kuasai. 

Ada beberapa orang yang memang menulis apa saja. Tetapi bagi saya, penting untuk menentukan "branding" diri kita di tema apa. Karena hal itu juga menentukan kompetensi kita. 

Kompetensi seseorang akan diakui sesuai keahlian dan bidang yang digeluti. Semakin mendalam seseorang menekuni satu bidang tertentu, akansemakin kompeten. 

Begitu juga dengan tema kita dalam menulis. Pertama kali, boleh di tema dan genre apa saja. Setelah itu tentukan. 

Kan lucu juga kalau JK Rowling menulis buku motivasi. 

Begitu ibu. Semoga menjawab. 

Terima kasih. πŸ™πŸ™

11.Mohon ijin bu, sebelum nya saya disini bukan sebagai orang yang suka menulis tapi dilingkungan saya justru banyak teman saya yang senang sekali dalam dunia menulis saya sedikit demi sedikit mengamati, secara objektif saya melihat bahwa beberapa teman saya menulis dengan menjadikan lingkungannya(kehidupan sekolahnya) sebagai objek dari ceritanya.. pertanyaan saya apa kah ada batasan ide tertentu seorang penulis untuk menuangkannya ke dalam buku?

Oktavianus , Siswa Kelas 10 SMAN 1 Sampit
Sesi tanya jawab 5 menit lagi berakhir  masih ada  7 pertanyaan yang antri

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih Oktavianus. 

Menulislah sebebasmu. Jangan dibatasi. Apa saja. 

Apalagi anak muda sekarang. Menulis dengan kreativitas sendiri yang berbeda dengan para pendahulu. 

Tidak perlu dibatasi apa-apa. Menulislah sesukamu dengan penuh kegembiraan. 

Yang tidak boleh:

1. Menghina orang lain. 
2. SARA
3. Melanggar Aturan dan Undang-Undang.
Demikian.


12.Terima kasih, Pak Akbar, karena telah sudi berbagi. Semua yang Bapak sampaikan tentang prinsip dan kiat menjadi seorang penulis sukses memang jarang saya bisa melaksanakannya. Sebaliknya, banyak kelemahan yang Bapak sampaikan, justru sering saya lakukan😊 Tulisan saya terbengkalai separoh jadi. Saya punya naskah novel, cerpen, puisi, bahkan sebuah naskah yang berkisah kehidupan nyata seorang yatim yang akan saya kemas dalam kisah inspiratif, juga tak kunjung saya selesaikan. Saya sering kehilangan mood untuk menulis? Apa Bapak pernah mengalaminya dan bagaimana mengatasinya? 
(HAMDANI - KEPRI)

Dr.Akbar Zainudin: Bapak Hamdani yang baik hatinya,

Bapak tidak sendiri. Banyak orang melakukan hal yang sama. 

Yang penting sekarang Bapak mulai bisa mengatur ulang, membuat langkah baru, strategi baru, semangat baru, dan komitmen baru. 

Mood itu Bapak Ibu yang atur kok. Bapak bisa buat jadwal menulis setiap hari, 15 menit saja. Bisa pagi, siang, sore atau malam. Lakukan dengan penuh disiplin. 

Kalau kebiasaan baru ini sudah ada, saya yakin akan membantu kita untuk hidup lebih teratur. Kalau sudah teratur, tulisan itu pasti akan jadi. Sedikit demi sedikit, lama-lama akan menjadi banyak. 

Mudah-mudahan kita bisa membangun komitmen baru setelah ini. Komitmen itulah yang akan mengelola mood tetap positif.Demikain Pak. Sukses buat Bapak ya...

13. Mohon ijin bertanya pak amir
Saya Dwi Mulyanti dari SMKN 1 Kademangan Kab. Blitar Jawa Timur
Saya tertarik dengan menulis opini di sebuah surat kabar
Nah,yg saya tanyakan
Trik menulis opini dalam surat kbr itu seperti apa ya pak?supaya argumen atau opini kita tepat sasaran dan diterimaTerimakasih.

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih Ibu Dwi. 

Untuk menulis di surat kabar, faktor utama adalah kekinian. Opini mesti menyangkut hal-hal yang sedang menjadi bahan pembicaraan. 

Selain itu, pemikiran dan tanggapan kita sebagai penulis juga harus menonjol. 

Kan kalau opini itu kita memunculkan masalah. Kita analisis, dan kita berikan solusi atas permasalahan tersebut. 

Mesti ada pemikiran yang jelas dari kita apa untuk menjawab permasalahan yang ada. Kalau tidak ada usulan kita dalam menanggapi masalah tersebut, bukan opini jadinya. 

Demikian, mudah-mudahan bermanfaat. Di YouTube saya ada 2 video wawancara saya tentang bagaimana menulis di koran. Silakan dilihat di sana.

14. Selamat Malam.Saya .Ni Ketut Suastiwi Guru TK Negeri Desa'Tusan Kecamatan Banjarangkan Klungkung Bali.
Terkait dengan petunjuk BAPAK di awal bahwasanya Menulis sebaiknya hanya 1 TEMA  Terkait dgn BRANDING. Kebetulan saya suka menulis Lagu anak 2 khusus nya dan ada juga Lagu Penyuluhan  ttg Program KB Keluarga Berencana.Tapi  saya fokus ke Lagu PAUD.
Untuk mencoba BRANDING.. berarti..saya harus lebih banyak menulis ttg .5 W ..LAGU PAUD?? Mohon Petunjuk Bapak.Hatur Nuhun

Dr.Akbar Zainudin: Selamat malam Ibu Ketut Suastiwi, 

Bagus sekali pertanyaannya. 

Ibu berarti menulisnya tentang anak-anak. Lagu-lagu, pendidikan anak, parenting, pokoknya tentang anak-anak. 

Tema tentang anak kan luas sekali. Jadi, branding ibu adalah pakar pendidikan anak. 

Sudah, ibu boleh fokus saja di sana. Biar orang-orang juga mengenal ibu sebagai pemerhati dan pelaku pendidikan anak. Demikian, Terima kasih. πŸ™πŸ™

Dr.Akbar Zainudin: Iya, di channel akbarzainudin, di playlist motivasi menulis.

15.Assalamualaikum wr wb... Sblmnya perkenalkan nama saya, Sunaryo, dri Berau, Gelb.11. Mhn ijin bertanya : Kiat2  (motivasi) apa saja yg bs menumbuhkan semangat kita utk ttap menulis, mengingat umur kita yg sdh tdk muda lg. Terimakasih

Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih Bapak Sunaryo. 

Agar terus punya motivasi kuat:

1. Bergabung dengan teman-teman penulis. 
2. Ikut seminar dan pelatihan. 
3. Baca buku-buku tentang menulis. 
4. Upload hasil tulisan di Medsos dan Blog.
5. Kalau ada lomba, ikuti. 
6. Punya target menerbitkan buku.
7. Buat Jadwal menulis setiap hari.
8. Punya mentor menulis.

Bapak Ibu silakan mau mulai dari yang mana. InsyaAllah semangat akan terus terjaga. Demikian, terima kasih. πŸ™πŸ™
Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd: Sahabat saya  bu Tiwi guru hebat penggerak PKK juga dan.penulis puisi

16.Bagaimana kiat dan trik bagi kita sebagai penulis pemula supaya tulisan yang tulis nanti bisa menjadi menarik dan enak dibaca bagi orang yang membaca ? Ika Elis Lumajang

Dr.Akbar Zainudin: Ibu Ika, 

Pertama, berhenti terus mengucapkan bahwa kita adalah penulis pemula. Kan sebenarnya tidak pemula juga. Kita sudah melewati banyak tugas menulis saat kuliah, saat mengajar. 

Kedua, yakin bahwa kita bisa. Keyakinan ini memegang peranan sangat penting saat kita menulis. 

Ketiga, hilangkan semua ketakutan dan kekhawatiran. Takut buku ditolak, takut buku tidak dibaca orang, takut dicemooh, takut ditertawakan, dan sebagainya. 

Hilangkan semua ketakutan dan kekhawatiran. Mulai saja. 

Keempat, sebagai sebuah keterampilan, tulisan kita akan semakin berkualitas jika kita disiplin berlatih. Disiplin itu ibunya kualitas. 

Kalau ingin menjadi penulis, tetapi tidak mau berdisiplin, keinginan itu tidak akan pernah terwujud. 

Menulis itu lebih banyak mengenai SIKAP MENTAL dibandingkan dengan KETERAMPILAN. Bukan pinternya, tetapi mau atau tidak. 

Menulis itu lebih banyak tentang KEMAUAN, TEKAD, DISIPLIN, PANTANG MENYERAH, dan TERUS BELAJAR. Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah bisa menjadi penulis. 

Demikian, Terima kasih ibu Ika.

17. Assalamu'alaikum.Pak Akbar dan Bu Kanjeng, luar biasa sharing ilmunya. Bagaimana Bp memanagement waktu utk menulis agar bisa memenuhi schedule , mengingat kesibukan Bp sbg trainer juga. Terimakasih (Suprapti - SMP N 1 Ciater Subang- gel 14)
[21.24, 20/7/2020] Dr.Akbar Zainudin: Terima kasih ibu Suprapti. 

Pertanyaan bagus. 

Kapan saya menulis? Biasanya saya menulis sekitar 1-2 jam setiap hari. Sebelum subuh dan sesudah subuh. 

Sekitar jam 06.00 pagi saya sudah selesai menulis dan siap menjalankan aktivitas di kantor. Jadi, menulis itu tidak mengganggu aktivitas kantor. 

Kuncinya, SETIAP HARI. Kalau tidak setiap hari, tidak bisa. 

Bapak ibu bisa mulai dengan 15 menit SETIAP HARI. Bisa sebelum atau setelah subuh, atau sebelum tidur. 

Mungkin bisa dikurangi yang masih suka nonton DRAKOR 😁😁, atau menghabiskan waktu berjam-jam memelototi WA dan Tiktok. Kurangi saja 15 menit, hidup kita akan menjadi lebih produktif. 
Demikian, mudah-mudahan kita bisa mengelola hidup kita menjadi lebih baik. Terima kasih.

Tak terasa waktu bergulir sampai di penghujung acara.Bu Kanjeng ikut berpacu membaca pertanyaan dan jawaban yang memuaskan dari Pak Akbar. Sebagai moderator sekaligus juga penulis yang sudah gaek mendapat food supplement  yang joss dari Pak Akbar. Insyaallah akan membuat diri menjadi istikamah dan bisa naik kelas. Sudah dua jam lebih materi ini berlangsung. Sangat seru sekali mengikuti kelas ini sampai lebih setengah jam dari waktu yang sudah ditentukan. 

Kesimpulan yang saya dapat di akhir pertemuan adalah menulis adalah keterampilan.Semakin sering berlatih, akan semakin enak dibaca orang. Banyak-banyaklah berlatih. Luangkan waktu setiap hari 15 menit SETIAP HARI untuk menulis. Nanti tau-tau tulisan kita sudah bagus dn siap untuk terbit deh! Terima kasih atas ilmunya yang sangat luar biasa. Semoga kelak saya bisa menerbitkan sebuah buku seperti Omjay, Bu Kanjeng, dan Pak Akbar. Aminnn 

Minggu, 19 Juli 2020

CAKAP MENULIS ARTIKEL SAMPAI TERBIT BUKU

Resume ke 20
Rabu, 13 Juli 2020
Pukul : 19.00-21.00 WIB
Narasumber: M. Anwar Djaelani
(www.anwardjaelani.com)



Pertemuan kali ini adalah pertemuan ke 20 di kelas belajar menulis bersama Omjay via WAG. Saya baru menyelesaikan tugas resume ke 20 ini karena ada beberapa tugas yang urgent dan harus di selesaikan di sekolah. Khususnya soal pengisian Blanko Ijazah SMPS Mathla ul Hidayah Cipanas di Cipanas, Lebak-Banten. Saya harus membagi wktu agar semua tugas diselesaikan dengan baik dan maksimal. Mungkin beberapa sekolah di daerah lain ada yang sedang sibuk seperti saya, tapi sebisa mungkin saya menyempatkan waktu untuk menyetorkan tugas yang menjadi kewajiban bagi semua peserta yang mengikuti kelas belajar menulis ini.

Sore ini saya mulai mengetik 3 tugas resume yang tertinggal kemarin. Walaupun hujan sore ini sangat lebat tak mengurangi rasa semangat saya untuk melunasi hutang ini. Maaf ya curcol dikit, soalnya kangen sih  belum sempat main ke blog teman-teman. Jadi saya harus mengejar materi supaya tidak tertinggal lagi dan lagi.


Tepat pukul 19.00 WIB, Omjay membuka kelas dan mempersilahkan Bu Kanjeng memimpin diskusi malam ini. Narasumber kita malam ini adalah M.Anwar Djaelani. Kelahiran Pamekasan, 23-04-1962. Beliau lulus S2 di Universitas Airlangga tahun 2003. Selang beberapa menit, ibu moderator kita mempersilahkan narasumber  sumber masuk dan memberikan waktu sepenuhnya kepada narasumber untuk memulai materi.

M. Anwar Djaelani mulai menulis artikel sejak tahun 1996. Beliau juga sudah menerbitkan 6 buah buku. Berikut cover buku karya Pak Anwar.

 


Menulis artikel adalah sebuah keterampilan. Keterampilan kita dapatkan dengan giat berlatih. Perlu adanya motivasi yang kuat dalam diri kita. Salah satu motivasi bagi umat islam misalnya dengan mengamalkan QS Al-Alaq ayat 1-5. Disitu ada  penjelasan tentang agar kita gemar membaca dan gemar menulis. Semakin kita giat berlatih, maka keterampilan pun akan semakin bagus.



Aktif menulis artikel bisa menjadi langkah awal untuk menerbitkan sebuah buku. Hal ini yang ingin Pak Anwar bagikan kepada semua peserta kelas belajar menulis Omjay. Pak Anwar ingin berbagi pengalaman terampil menulis artikel akan bermuara untuk cakap menulis buku. Untuk itu kita harus memperhatikan hal-hal berikut! Simak yaa guys..

 

PERLU PEMBIASAAN

1.      BANYAK MEMBACA

Modal utama bagi seorang penulis maupun calon penulis  adalah dengan banyak membaca. 

Manfaat membaca antara lain: 

  • Dengan sering membaca, kita akan mendapatkan pengetahuan atau wawasan baru. 
  • Terbit ide-ide untuk menulis sebagai pengembangan dari apa  yang sudah kita baca. Sumber ide bisa dari mana saja. Bisa dari artiket, berita, koran, tv, atau media internet
  • Menambah  pembendaharaan kata.  

2.      BERSEMANGATLAH SAAT MENULIS

Tulisan itu sungguh sangat besar pengaruhnya. Hal ini bisa dilihat dri ungkapan salah seorang pendiri PONPES GONTOR yaitu KH. Imam Zarkasy(1910-1985) yang berbunyi “ ANDAI TAK PUNYA MURID, SAYA AKAN MENGAJAR DENGAN PENA”

 

3.      MARI MAJU DENGAN MENULIS

Saat kita mengembangkan tema menjadi sebuah artikel, itu hal yang mudah. Karena tema bisa kita dapatkan dengan melihat peristiwa di sekeliling kita. Tema bisa berasal dari koran, tv, radio, maupun internet. Tulislah apapun yang berserak disekitar kita. Jangan ragu untuk memulai. Tulislah dengan memulai apa yang kamu sukai. Maka hal itu akan terasa ringan dan mengalir. Jangan jadikan menulis sebgai beban tapi buatlah menjadi kesenangan.

 

4.      TENTANG NIAT DAN PEMBIASAAN

Saat kita menulis, tatalah niat kita. Apa motivasi kita untuk menulis? Apakah untuk mendapat keuntungan/ royalti, untuk reputasi atau karir, atau untuk kepuasan sendiri?

Yang jelas, motivasi menulis saya adalah bagaimana tulisan saya bisa dibaca dan bermanfaat untuk orang lain. Itu adalah kebanggan terbesar dalam hidup saya.

 

Untuk menjadi seorang penulis sejati diperlukan pembiasaan untuk menulis setiap hari. Hal itu dapat kita lakukan misalnya dengan menulis di blog. Satu hari kita harus membiasakan diri untuk menyisihkan waktu untuk membuat artikel. Jika satu hari ada satu artikel, maka akan ada 7 artikel  dalam satu minggu. Kali 4 minggu maka satu bulan kurang lebih sudah ada 30 artikel. Jika hal ini kita lakukan terus menerus secara konsisten maka tidak akan menutup kemungkinan suatu saat kumpulan artikel yang sudah kita buat dapat dijadikan sebuah buku.

 

Kisah Omjay, menerbitkan buku Catatan Harian Seorang Guru Blogger, blogger ternama, melejijitkan keterampilan menulis siswa, menulislah setiap hari dan buktikkan apa yang terjadi,  adalah bukti sejarah Omjay bisa dikenal dan diundang sebagai pembicara nasional. Omjay juga dapat keliling Indonesia  dan keliling dunia sampai diundang ke istana negara bertemu dengan Bapak Presiden RI yaitu Presiden Jokowi. Keajaiban menulis yang Omjay lakukan bisa membawanya ke puncak popularitas. Semangat menulisnya sampai sekarang masih terasa. Buktinya adalah dengan membuat kelas belajar menulis ini. Kita bisa ikut belajar menulis tanpa dipungut biaya sepeserpun. Keren sekali bukan?

 

5.       TEMA TULISAN

Agar dapat dimuat di media, syarat utama tema tulisan harus aktual dan menarik perhatian pembaca. Jika syarat utama tadi sudah dipenuhi, syarat selanjutnya adalah mengenai orisinalitas ide, kekuatan argumentasi, dan kecermatan bahasa.

 

LANGKAH-LANGKAH MENULIS

1.       Menentukan tema

Tema akan datang dengan mengalir deras jika kita sudah membiasakan diri untuk menulis. Setiap kita membaca, melihat atau mendengar sesuatu yang menarik dan tak  biasa, muncul ide baru, maka tuliskanlah menjadi  sebuah artikel.

 

2.       Membuat outline  (kerangka tulisan)

Tujuan outine adalah sebagai benang merah untuk pengembangan tulisan supaya tidak keluar rel cerita.

 

3.       Membuat deadline (batas waktu)

Semua tulisan harus dibuat deadline agar tulisan selesai tepat waktu dan siap untuk diterbitkan.

 

 

Alur menulis dibagi menjadi 3 besar yaitu

  •      Bagian  pendahulan  ringkas masalah apa yang akan dibicarakan
  •    Bagian pembahasan berisi uraian dan analisis masalah yang dipaparkan pada bagian pendahuluan
  •    Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran berdasarkan uraian dan analisis sebelumnya.

 ARTIKEL KORAN

Panjang artikel koran adalah sekitar 6000 karakter termasuk spasi. Kurang lebih ada sekitar 15 paragraf. Buatlah outline, setiap subbab, berilah perkiraan satu atau dua paragraf. Perhatikan contoh berikut.

Ada 2 aspek yang berperan besar dalam menentukan apakah tulisan kita akan dibaca sampai titik terakhir ataukah tulisn kita kurang menarik perhatian pembaca bahkan orang akan dengan mudah melupakan tulisan kita. Untuk itu kita harus memperhatikan 2 aspek penting tersebut adalah  JUDUL(HEADLINE) dan  PARAGRAF PERTAMA(LEAD).

 

Cara membuat judul pemanggil

                Judul yang baik adalah

  •         Mampu menarik perhatian pembaca
  •     Mencerminkan tema atau arah tulisan sehingga menjadi miniatur isi keseluruhan tulisan
  •       Ringkas dan padat
  •     Judul mengandung rima (pengulangan bunyi)

 

 

LEAD

Adalah pendahuluan berbentuk paparan ringkas dan masalah-masalah yang akan dibahas. Posisi lead menempati paragraf pertama. Fungsi lead adalah penggugah rasa ingin tahu pembaca. Lead mengantar pembaca ke gagasan utama penulis. Lead dibagi menajdi lead penggoda dengan pertanyaan, lead dengan kutipan pemikat, dan led dengan naratif deskriptif.

 

PEMBAHASAN NAN MENAWAN

Di bagian ini isinya berupa analisis atas masalah lain yang dibahas. Pembahasan harus sistematis, argumentatif, tuntas, dan ditulis dengan menggunakan bahasa baku  namun tetap dengan sentuhan populer.

PENUTUP YANG MENGGUGAH

Bagian ini memuat kesimpulan dan saran atas masalah yang ingin kita bahas.

 

 


Jumat, 17 Juli 2020

PROSES KREATIF MENULIS

Resume 19
Senin, 13 Juli 2020
Narasumber: Drs. Jumanto, M.Pd


Senin, 13 Juli 2020 tepat pada pukul 19.00 WIB, Omjay seperti biasa membuka kuliah online via Whtasapp grup di gelombang 13 dan 14. Setelah mempersilahkan moderator Ibunda Kanjeng, Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd untuk memimpin jalannya diskusi, dengan sigap Bu Kanjeng mempersilahkan narasumber untuk memasuki kelas. Narasumber kita malam ini adalah Bapak Drs. Jumanto, M.Pd. Beliau adalah Ketua PGRI Rembang, Jawa Tengah. 

Pak Jumanto menyapa semua peserta dengan mengungkapkan rasa terimakasih dengan menggunakan voice note. Bangga rasanya, nama saya disebutkan dengan lengkap oleh salah satu narasumber hebat di kelas Omjay. Jadi terbayang suatu saat nanti nama saya ada di cover buku solo, pasti akan lebih membanggakan lagi. Hihihi, saya jadi senyum-senyum sendiri dalam hati. Daripada ngaco sana sini, mari kita lanjut ke materi. Berangkattt...


Materi malam ini dibuka dengan perjalanan hidup Pak Jumanto dalam proses kreatif menulis. Beliau mengawali rutininas menulis dari menulis puisi. Menulis itu mudah. Setiap ada ide maka tulislah. Selingan dari menulis puisi, Pak Jumanto juga menulis cerpen. Tahun 2004, ditantang Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, untuk menulis buku ajar. Satu bulan pertama bisa menyelesaikan satu buku ajar kelas VII SMP/ MTs. Lalu dalam waktu 2 minggu menulis buku ajar kelas VIII, IX dan buku ajar SMA.
Buku tersebut dinilaikan ke pusat perbukuan, selanjutnya masuk tahap edit berdasarkan catatan dari tim penerbit.
Pendapatan Beliau saat itu melebihi gaji PNS selama 30 tahun. Keren bukan????

Selain menjual naskah buku, Pak Jumanto juga mendapatkan penghasilan tambahan menjadi seorang editor. Setelah proses penilaian buku selesai dan buku sudah mendapatkan SK Penetapan, maka buku siap diterbitkan. Lalu datang lagi tantangan baru dari Direktur Penerbit SIC yang berkata bahwa Pak Jumanto sangat cocok jadi markerting.  Saat itu pemerintah meluncurkan istilah BSE. Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis indie maupun mayor, yang lulus penilaian dan dibeli oleh pemerintah, buku tersebut diberi HET(Harga Eceran Tertinggi).Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut degan harga yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Dimasa buku BSE, Pak Jumanto memberanikan diri meminta izin mencetak buku BSE. 

Pengalaman dari menjadi seorang penulis, editor, marketing, dan manager adalah ke empat aktivitas yang Pak Jumanto lakukan saat ini. Beliau juga menjabat sebagai ketua Badan Penerbitan PGRI Jawa Tengah, yaitu PGRI Jateng Press yang siap menerbitkan buku Bapak dan Ibu peserta penulis pemula. 

Banyak orang yang telah merasakan bahwa menulis itu mudah dan mendapatkan kenikmatan. Kreatifitas menulis seseorang akan dipengaruhi oleh 3 motif dalam filsafat jawa yaitu cari jenang(pendapatan/royalti), cari jeneng(karir/prestasi) atau cari seneng(kesenangan). Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Motif Seneng adalah motif paling terakhir dan berada di tingkat yang tertinggi. Jika kita menulis  sesuatu dengan senang hati maka kekayaan dan karir akan mengikuti. 


Menurut Undang-undang no 3 tahun 2017, tentang perbukuan. Dijelaskan buku dibagi dalam 3 hal penting yaitu 

1. Bentuk buku meliputi buku cetak dan  buku elektronik

2. Jenis buku melputi buku pendidikan (buku teks pelajaran dan nonteks pelajaran), dam buku umum yaitu buku di luar buku pendidikan, buku pengayaan, referensi, dan panduan pendidikan.

3. Isi buku yaitu buku yang berisi ilmu pengetahuan, informasi, dan hiburan.

PERJENJANGAN BUKU NONTEKS PELAJARAN


Jenjang
A: Merah usia 0-3 tahun setara Kelompok bermain (Kober)
B: Jingga usia 3-6 tahun (TK/ RA)
C: Kuning usia 7-9 tahun (SD kelas 1-3)
D: Hijau usia 9-12 tahun (SD kelas 4-6)
E: Biru usia 12-14 tahun (SMP kelas VII-IX)
F: Nila usia 15-18 tahun (SMA/MA/SMK)
G: Ungu usia >18 tahun membaca kritis

KESIMPULAN
1. Teruslah menulis
2. Tulis ide-ide yang ada di sekeliling kita
3. Jagalah motivasi supaya semangat terus menulis
4. Tulis setiap Kompetensi Dasar(KD), menjadi satu buku pengayaan
5. Buat outline agar tulisan terarah dan konseptual
6. Saat menulis, hindari mengedit. Karena mengedit saat kita menulis bisa menghambat berkembangnya ide tulisan. 
7. Buku yang sudah ditulis, sesuaikan dengan bahasa calon pembaca. Lihat draft perjenjangan buku yang sudah saya tulis sebelumnya.
8. Pengembangan materi menjadi buku pengayaan
9.  Buang rasa malas saat menulis
10. Untuk menjadi penulis tidak ditentukan dari bakat melainkan niat. Niat dan kemauan untuk terus maju dengan menulis setiap hari, akan meningkatkan keterampilan kita dalam menulis. 


Panjang lebar materi kita malam ini. Terimakasih atas ilmunya Pak Jumanto. 
Sungguh sangat bangga ada di kelas ini bersama narasumber-narasumber hebat dan luar biasa sekali materinya. Semoga saya tetap konsisten dalam menulis sampai buku solo saya nanti bisa terbit. Ayo kita berjuang sama-sama. Semangat buat Bu Fina, bu Atik, bu Dewi, bu Mila, bu Katmie, bu Eni, bu Desi,  dan semua peserta hebat yang ada di kelas menulis Omjay yang tidak dapat saya sebutkan semuanya. Semangattt terus.  Terus menulis sampai buku kita terbit! Aminnn..

Salam blogger persahabatan. Salam Literasi!!!










 









Rabu, 08 Juli 2020

TRIK MENERBITKAN BUKU AJAR




Pertemuan ke 17

Hari/tanggal : Rabu, 8 Juli 2020

Pukul            : 19.00-21.00 WIB

Narasumber: Direktur PT Andi

Topik           : Proses Menerbitkan Buku Ajar

 

 

Kemarin malam  adalah pertemuan ke 17 di kelas belajar menulis bersama Omjay. Saya membuka chat di whatsapp grup TIM OMJAY, dan membaca pesan singkat. Siapa yang dapat membantu Omjay meneruskan materi? Saya lalu mengajukkan diri untuk membantu Omjay. Sebenarnya saat itu saya sedang mengikuti kelas baru yaitu microsoft office 365. Tapi saya menyempatkan diri untuk membantu Omjay di sela-sela kesibukan yang baru tersebut. 

 

Narasumber kemarin malam adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah seorang  Direktur Penerbitan di PT Andi Yogyakarta. Awalnya saya hanya meneruskan materi ke gelombang 13. Karena narasumber ada di gelombang 14. Karena Omjay ada kesibukan lain untuk menyiapkan seminar besok pagi, saya diminta tolong untuk menjadi moderator. Sangat bangga sekali bisa diberikan kesempatan menjadi moderator dengan narasumber yang luar biasa.

 

Tepat pukul 19.00 WIB, kuliah online ini dimulai. Materi malam ini disampaikan dengan metode yang sedikit berbeda. Pertama Pak  Joko menampilkan slide gambar terlebih dahulu lalu kemudian penjelasan satu persatu gambar tersebut diterangkan melalui voice note. Mengapa demikian? Hal ini dilakukan agar menghindari dan meminimalisir para peserta untuk  mengcopy paste tulisan. Dengan menggunakan voice note, Pak  Joko mengharapkan peserta agar menyimak audio dan menuliskannya dengan bahasa sendiri.

 

Wah, kreatif sekali ide dari Pak  Joko ini. Jadi teringat masa lalu saat pertama membuat resume, saya menyalin tulisan narasumber secara utuh. Karena masih baru dan belum mengerti benar resume itu apa. Lama kelamaan saya memahami bahwa bukan hal tersebut yang diinginkan oleh Omjay. Tetapi, bagaimana kita bisa mengembangkan materi yang disampaikan oleh narasumber tersebut dengan pemhaman kita sendiri. Jadi malu nih pernah jadi plagiat. Itu dulu yah teman-teman, sekarang kita harus merubah kebiasaan buruk tersebut. Lanjut ke materi yu..

 

WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)

Saat jadi seorang penulis, tujuan utamanya adalah bagaimana buku itu bisa diterbitkan. Sekarang kita mulai dari awal, publikasi bagi akademisi itu untuk apa?

1.     1.Orientasi pada provit/ royalti

2.     2.Nirlaba (tidak mencari untung)

3.     3.Branding/ promosi diri

4.     4.Memenuhi regulasi/ akreditasi

 

Mari kita renungkan kalimat berikut ini!

 

·        SAYA TIDAK INGIN MENULIS

·        SAYA TIDAK DAPAT MENULIS

·        SAYA INGIN MENULIS

·        BAGAIMANA CARA MENULIS?

·        SAYA AKAN MENCOBA

·        SAYA DAPAT MENULIS

·        YES, SAYA SUDAH MENERBITKAN BUKU

 

Coba jawablah, Anda ada di tangga kalimat yang mana?

 

Tentunya, kita sudah ada di kelas yang tepat. Grup menulis Omjay ini akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis handal yang dapat diperhitungkan. Setiap hari kita sudah melakukan tugas dan kewajiban membuat resume sampai pertemuan ke 17. Dengan 3 pertemuan lagi maka kelas akan berakhir. Hasil akhir dari perjuangan kita semua ini harus bisa menghasilkan buku solo yang produktif. Buku itu bisa berupa kumpulan resume pertemuan 1-20 di kelas Omjay, atau boleh mengirimkan naskah buku yang lain. Tidak hanya itu, peserta juga diminta membuat buku antologi atau buku keroyokan. Nah klo buku keroyokan saya sudah ikutan. Tinggal buku solo yang belum selesai naskahnya. Wah jadi curhat gini. Hehehe.. Lanjut ke materi yuk.

 

EKOSISTEM INDUSTRI BUKU

Setiap penerbit buku manapun pasti akan melirik buku yang memiliki nilai jual untuk bertahan hidup dan untuk menafkahi seluruh karyawan yang ada di dalamnya. Jika buku itu menarik dan memiliki nilai jual pasti penerbit akan melirik buku kita. Jadi kita harus tau buku yang sedang ramai di pasaran dan yang menjadi trending topik dilihat dari google trends atau google cendekia.  

 

Berikut 4 steak holder penerbitan buku yaitu

1.     1.Penerbit

2.     2.Penyalur

3.     3.Pembaca

4.     4.Penulis

 

Faktor penghambat industri penerbitan

1.  Minat baca di Indonesia masih jauh tertinggal dari pada negara lain. Budaya baca, kurangnya minat baca, dan kualitas baca kita harus ditingkatkan.

2.     Minat tulis berhubungan dengan budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis yang baik.

3.     Apresiasi hak cipta berhubungan dengan maraknya pembajakan berupa fotokopi dan ebook ilegal yang merugikan penulis.

 

PROSES PENGIRIMAN NASKAH BUKU KE PENERBIT

Jika ingin buku kita terbit, hal  yang dilakukan penulis adalah dengan  mengirimkan naskah ke penerbit untuk di nilai aPak ah buku tersebut layak jual atau tidak. Buku itu akan laku di pasaran atau tidak. Keputusan sepenuhnya dimiliki oleh penerbit. Kalau buku kita lolos seleksi maka penerbit biasanya meminta soft copy secara lengkap dan kemudian membuat perjanjian(MOU). Selanjutnya naskah akan masuk proses editing, setting, masuk percetakan lalu buku siap untuk dijual. Judul naskah penulis biasanya dimodifikasi oleh editor dan sebelum dicetak masiv, penerbit mengirimkan  soft copy untuk diperiksa oleh penulis. Takut ada kekeliruan penulisan. Setelah dikoreksi oleh penulis maka langkah selanjutnya diproduksi sesuai jumlah pemasaran. Penulis akan mendapat 6 eksemplar dengan royalti 10% setiap 6 bulan sekali atau selama satu semester.

 

Apa yang penulis peroleh saat bukunya sudah terbit?

1.     1.Kepuasan/ kebanggan tersendiri

2.    2.  Reputasi

3.    3.  Karir

4.    4.  Uang/ royalti

 

Ciri-ciri penerbit yang baik adalah penerbit yang jujur dalam menyampaikan jumlah produksi dan jumlah royalti yang harus diterima oleh penulis. Carilah penerbit yang bisa dipercaya seperti Penerbit Andi yang keren yang sudah mensuport kegiatan belajar menulis Omjay ini.

 

Sistem penilaian di penerbitan

1.   1.  Editorial bobot 10%

2.   2.  Peluang Potensi bobot  pasar 50%

3.   3. Keilmuan  bobot 30%

4.   4. Reputasi bobot 10%

 

Buatlah buku dengan tema populer, dan penulis yang populer. Untuk penulis pemula buatlah tema populer meskipun penulis tidak populer. Buatlah buku yang tidak usang dimakan waktu seperti buku-buku pelajaran seperti TIK, Matematika, Fisika, atau yang lainnya. Jumlah cetakan (OPLAH) untuk buku tersebut akan dicetak lebih banyak. Karena sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah sebagai media pembelajaran (market sempit dan lifecycle panjang). Jika penulis sudah meninggal maka royalti buku akan diwariskan ke anak cucu kita. Wah, mantap sekali bukan?

 

GAYA SELINGKUNG

Gaya selingkung adalah gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang harus diterapkan secara konsisten untuk setiap terbitan. Penerbit mengharapkan seorang penulis yang idealis (penulis yang tidak butuh uang) dan penulis industrialis (penulis yang berloyalti besar tapi tidak mengabaikan mutu dan tetap menjadi produktif). Buku yang  tidak digunakan secara pasti disebut buku populer. Sedangkan buku yang digunakan secara pasti disebut buku teks atau buku ajar. Buku elektronik atau ebook akan menggantikan buku fisik. Bahkan nanti akan ada animasi, video, bahkan buku 3 dimensi.

 

Di akhir materi Pak  Joko memberilkan sebuah kutipan dari Imam Ghazali“ BILA KAU BUKAN ANAK RAJA DAN JUGA BUKAN ANAK ULAMA MAKA MENULISLAH SUPAYA HIDUP LEBIH MULIA UNTUK SESAMA”.


Lanjut kalimat di gambar kedua, “KATAKAN PADA DILAN, YANG BERAT ITU BUKAN RASA RINDU, TAPI MENULIS BUKU. BIARLAH AKU SAJA YANG MENANGGUNGNYA”.

 

KESIMPULAN

  • Buatlah buku yang memiliki nilai jual
  • Coba kirimkan naskah buku ke penerbit
  • Level materi dan lebar pasar harus diperhatikan
  •  Penulis harus mengikuti aturan penerbit dengan gaya selingkung
  • Jadilah penulis idealis dan industrialis
  • Teruslah menulis jangan menyerah sampai buku kita terbit

 

Kalimat penutup dari Pak  Joko, ada 7 ekor burung hinggap di pohon. Ada 5 burung yang akan terbang? Berapa jumlah burung yang masih bertahan? Kalau Anda menjawab 2 jawabannya salah. Karena yang benar itu adalah 7. Mengapa? Karena yang 5 burung tadi masih akan terbang dan belum terbang. Intinya adalah semangatlah dalam menulis buku bersama dengan kelas belajar menulis Omjay. Siapa tahu kita semua bisa mengukir sejarah dengan menulis buku  secara berjamaah. Sukses sendiri itu hal biasa, tapi sukses bareng-bareng itu baru luar biasa. Terimakasih Pak Joko atas materinya yang luar biasa. Khususon buat Omjay yang selalu menginspirasi, terimakasih sudah memberikan kesempatan pada saya untuk pertama kalinya menjadi moderator. Sungguh pengalaman yang luar biasa. 


 SALAM LITERASI!!!

 

 

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...