Pertemuan ke 17
Hari/tanggal : Rabu, 8 Juli 2020
Pukul : 19.00-21.00
WIB
Narasumber: Direktur PT Andi
Topik : Proses Menerbitkan
Buku Ajar
Kemarin malam adalah pertemuan ke 17 di kelas belajar menulis bersama
Omjay. Saya membuka chat di whatsapp grup TIM OMJAY, dan membaca pesan singkat.
Siapa yang dapat membantu Omjay meneruskan materi? Saya lalu mengajukkan diri
untuk membantu Omjay. Sebenarnya saat itu saya sedang mengikuti kelas baru
yaitu microsoft office 365. Tapi saya menyempatkan diri untuk membantu Omjay di
sela-sela kesibukan yang baru tersebut.
Narasumber kemarin malam adalah Bapak Joko Irawan Mumpuni. Beliau adalah seorang Direktur Penerbitan di PT Andi Yogyakarta. Awalnya
saya hanya meneruskan materi ke gelombang 13. Karena narasumber ada di
gelombang 14. Karena Omjay ada kesibukan lain untuk menyiapkan seminar besok
pagi, saya diminta tolong untuk menjadi moderator. Sangat bangga sekali bisa
diberikan kesempatan menjadi moderator dengan narasumber yang luar biasa.
Tepat pukul 19.00 WIB, kuliah online ini dimulai. Materi malam ini
disampaikan dengan metode yang sedikit berbeda. Pertama Pak Joko menampilkan slide gambar terlebih dahulu
lalu kemudian penjelasan satu persatu gambar tersebut diterangkan melalui voice
note. Mengapa demikian? Hal ini dilakukan agar menghindari dan meminimalisir
para peserta untuk mengcopy paste tulisan.
Dengan menggunakan voice note, Pak Joko
mengharapkan peserta agar menyimak audio dan menuliskannya dengan bahasa
sendiri.
Wah, kreatif sekali ide dari Pak Joko ini. Jadi teringat masa lalu saat pertama
membuat resume, saya menyalin tulisan narasumber secara utuh. Karena masih baru
dan belum mengerti benar resume itu apa. Lama kelamaan saya memahami bahwa
bukan hal tersebut yang diinginkan oleh Omjay. Tetapi, bagaimana kita bisa
mengembangkan materi yang disampaikan oleh narasumber tersebut dengan pemhaman
kita sendiri. Jadi malu nih pernah jadi plagiat. Itu dulu yah teman-teman,
sekarang kita harus merubah kebiasaan buruk tersebut. Lanjut ke materi yu..
WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)
Saat jadi seorang penulis, tujuan utamanya adalah bagaimana buku itu bisa
diterbitkan. Sekarang kita mulai dari awal, publikasi bagi akademisi itu untuk
apa?
1. 1.Orientasi pada provit/ royalti
2. 2.Nirlaba (tidak mencari untung)
3. 3.Branding/ promosi diri
4. 4.Memenuhi regulasi/ akreditasi
Mari kita renungkan kalimat berikut ini!
·
SAYA TIDAK INGIN MENULIS
·
SAYA TIDAK DAPAT MENULIS
·
SAYA INGIN MENULIS
·
BAGAIMANA CARA MENULIS?
·
SAYA AKAN MENCOBA
·
SAYA DAPAT MENULIS
·
YES, SAYA SUDAH MENERBITKAN BUKU
Coba jawablah, Anda ada di tangga kalimat yang mana?
Tentunya, kita sudah ada di kelas yang tepat. Grup menulis Omjay ini akan
mengantarkan kita menjadi seorang penulis handal yang dapat diperhitungkan. Setiap
hari kita sudah melakukan tugas dan kewajiban membuat resume sampai pertemuan
ke 17. Dengan 3 pertemuan lagi maka kelas akan berakhir. Hasil akhir dari
perjuangan kita semua ini harus bisa menghasilkan buku solo yang produktif. Buku
itu bisa berupa kumpulan resume pertemuan 1-20 di kelas Omjay, atau boleh
mengirimkan naskah buku yang lain. Tidak hanya itu, peserta juga diminta
membuat buku antologi atau buku keroyokan. Nah klo buku keroyokan saya sudah
ikutan. Tinggal buku solo yang belum selesai naskahnya. Wah jadi curhat gini. Hehehe..
Lanjut ke materi yuk.
EKOSISTEM INDUSTRI BUKU
Setiap penerbit buku manapun pasti akan melirik buku yang memiliki nilai
jual untuk bertahan hidup dan untuk menafkahi seluruh karyawan yang ada di dalamnya.
Jika buku itu menarik dan memiliki nilai jual pasti penerbit akan melirik buku
kita. Jadi kita harus tau buku yang sedang ramai di pasaran dan yang menjadi
trending topik dilihat dari google trends atau google cendekia.
Berikut 4 steak holder penerbitan buku yaitu
1. 1.Penerbit
2. 2.Penyalur
3. 3.Pembaca
4. 4.Penulis
Faktor penghambat industri penerbitan
1. Minat baca di Indonesia masih jauh tertinggal dari pada negara lain. Budaya
baca, kurangnya minat baca, dan kualitas baca kita harus ditingkatkan.
2. Minat tulis berhubungan dengan budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis
yang baik.
3. Apresiasi hak cipta berhubungan dengan maraknya pembajakan berupa fotokopi
dan ebook ilegal yang merugikan penulis.
PROSES PENGIRIMAN NASKAH BUKU KE PENERBIT
Jika ingin buku kita terbit, hal yang
dilakukan penulis adalah dengan mengirimkan
naskah ke penerbit untuk di nilai aPak ah buku tersebut layak jual atau tidak. Buku
itu akan laku di pasaran atau tidak. Keputusan sepenuhnya dimiliki oleh
penerbit. Kalau buku kita lolos seleksi maka penerbit biasanya meminta soft
copy secara lengkap dan kemudian membuat perjanjian(MOU). Selanjutnya naskah
akan masuk proses editing, setting, masuk percetakan lalu buku siap untuk
dijual. Judul naskah penulis biasanya dimodifikasi oleh editor dan sebelum
dicetak masiv, penerbit mengirimkan soft
copy untuk diperiksa oleh penulis. Takut ada kekeliruan penulisan. Setelah dikoreksi
oleh penulis maka langkah selanjutnya diproduksi sesuai jumlah pemasaran. Penulis
akan mendapat 6 eksemplar dengan royalti 10% setiap 6 bulan sekali atau selama
satu semester.
Apa yang penulis peroleh saat bukunya sudah terbit?
1. 1.Kepuasan/ kebanggan tersendiri
2. 2. Reputasi
3. 3. Karir
4. 4. Uang/ royalti
Ciri-ciri penerbit yang baik adalah penerbit yang jujur dalam menyampaikan
jumlah produksi dan jumlah royalti yang harus diterima oleh penulis. Carilah penerbit
yang bisa dipercaya seperti Penerbit Andi yang keren yang sudah mensuport
kegiatan belajar menulis Omjay ini.
Sistem penilaian di penerbitan
1. 1. Editorial bobot 10%
2. 2. Peluang Potensi bobot pasar 50%
3. 3. Keilmuan bobot 30%
4. 4. Reputasi bobot 10%
Buatlah buku dengan tema populer, dan penulis yang populer. Untuk penulis
pemula buatlah tema populer meskipun penulis tidak populer. Buatlah buku yang
tidak usang dimakan waktu seperti buku-buku pelajaran seperti TIK, Matematika,
Fisika, atau yang lainnya. Jumlah cetakan (OPLAH) untuk buku tersebut akan
dicetak lebih banyak. Karena sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah sebagai
media pembelajaran (market sempit dan lifecycle panjang). Jika penulis sudah
meninggal maka royalti buku akan diwariskan ke anak cucu kita. Wah, mantap
sekali bukan?
GAYA SELINGKUNG
Gaya selingkung adalah gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang
harus diterapkan secara konsisten untuk setiap terbitan. Penerbit mengharapkan
seorang penulis yang idealis (penulis yang tidak butuh uang) dan penulis industrialis
(penulis yang berloyalti besar tapi tidak mengabaikan mutu dan tetap menjadi
produktif). Buku yang tidak digunakan secara
pasti disebut buku populer. Sedangkan buku yang digunakan secara pasti disebut
buku teks atau buku ajar. Buku elektronik atau ebook akan menggantikan buku
fisik. Bahkan nanti akan ada animasi, video, bahkan buku 3 dimensi.
Di akhir materi Pak Joko memberilkan sebuah kutipan dari Imam Ghazali“ BILA KAU BUKAN ANAK RAJA DAN JUGA BUKAN ANAK ULAMA MAKA MENULISLAH SUPAYA HIDUP LEBIH MULIA UNTUK SESAMA”.
Lanjut kalimat di gambar kedua, “KATAKAN PADA DILAN, YANG BERAT ITU BUKAN
RASA RINDU, TAPI MENULIS BUKU. BIARLAH AKU SAJA YANG MENANGGUNGNYA”.
KESIMPULAN
- Buatlah buku yang memiliki nilai jual
- Coba kirimkan naskah buku ke penerbit
- Level materi dan lebar pasar harus diperhatikan
- Penulis harus mengikuti aturan penerbit dengan gaya selingkung
- Jadilah penulis idealis dan industrialis
- Teruslah menulis jangan menyerah sampai
buku kita terbit
Kalimat penutup dari Pak Joko, ada 7 ekor burung hinggap di pohon. Ada 5 burung yang akan terbang? Berapa jumlah burung yang masih bertahan? Kalau Anda menjawab 2 jawabannya salah. Karena yang benar itu adalah 7. Mengapa? Karena yang 5 burung tadi masih akan terbang dan belum terbang. Intinya adalah semangatlah dalam menulis buku bersama dengan kelas belajar menulis Omjay. Siapa tahu kita semua bisa mengukir sejarah dengan menulis buku secara berjamaah. Sukses sendiri itu hal biasa, tapi sukses bareng-bareng itu baru luar biasa. Terimakasih Pak Joko atas materinya yang luar biasa. Khususon buat Omjay yang selalu menginspirasi, terimakasih sudah memberikan kesempatan pada saya untuk pertama kalinya menjadi moderator. Sungguh pengalaman yang luar biasa.
SALAM LITERASI!!!
👍👍 cakep banget bu
BalasHapusMantap
Hapusmanthul sekali
BalasHapusJoss
HapusMantap Bu, baca tulisan ibu jd bisa untuk belajar buat resume🙏
BalasHapusSiap ayo menulis
HapusBagus sekali resumenya bu ... semangat menerbitkan buku ...
BalasHapusSemangat
HapusTulisannya mengalir bahasanya mudah dipaham... Selalu mantap Bu Aam
BalasHapusSiap semangat
HapusBagus sekali resumenya
BalasHapusAduh jadi malu sama bu aning
HapusMantap bu..
BalasHapusSemangat ya
HapusInspirasi resumenya super ..kalimatnya rapi...salam sukses bu ,🙏🏻🙏🏻
BalasHapusBu aidil juga semakin keren
Hapusinspiratif resumenya mam
BalasHapusMasya Allah luar biasa bu🥰
BalasHapusMakaci bu Latifah selalu memotivasi.
HapusKeren Bu resumenya, salam literasi
BalasHapusBagus resumenya.... Bu Aam juga harus buat resume ya.... kirain tugasnya sbg moderator ( bu sri)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSuiiip...kpn bs kayak gini y
HapusSaya bisanya kok msh ngutip 🙆🙈
Mantap resumenya
BalasHapusmantap bu ada dilannya juga...he..
BalasHapus