Tampilkan postingan dengan label #JUNI CHALLENGE AISEI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #JUNI CHALLENGE AISEI. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 19 Juni 2021

PENTINGNYA MEMAKNAI SILA KETIGA PANCASILA

 

Sumber: www.google.com

Memaknai sila ketiga pancasila


Lambang dari sila ketiga pancasila adalah pohon beringin yang mengandung makna sebagai tempat yang kokoh dan teduh untuk berlindung. 

Saat kita melihat pohon beringin, nampak akar-akar yang menggantung yang memiliki arti keragaman latar belakang agama, suku bangsa, budaya, yang ada di Indonesia. 

Pohon beringin memiliki akar tunggang yang kuat dan besar sebagai bentuk kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. 

Penerapan sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan cara:
  1. Bangga akan Karya Bangsa atau produk lokal. Misalnya, jika ada pakaian, makanan, atau produk hasil kesenian kerajinan tangan, baiknya kita cintai buatan Indonesia. Jangan malah membanggakan produk negara lain. 
  2. Menghargai perbedaan agama, suku bangsa, dan bahasa. Indonesia memiliki aneka ragam agama, suku, dan bahasa. Namun perbedaan itu tak menjadi hambatan untuk membentuk kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) karena tenggang rasa ditanamkan sejak dini dan dilindungi oleh pemerintah. Seperti semboyan kita "Bhinneka Tunggal Ika", meski berbeda tetap satu, Indonesia. 
  3. Menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ibu yang mempersatukan  bahasa lain. Jika ada yang tidak mengerti dengan bahasa daerah, maka bahasa Indonesialah yang digunakan dan dapat dipahami oleh orang lain serta menjadi bahasa pemersatu bangsa.  Oleh karena itu, kita sebagai rakyatnya harus menjunjung tinggi Bahasa Indonesia dengan menjaga dan melestarikannya. 
Semoga  kita dapat mengamalkan sila ketiga dengan baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aminnn
aisei.id


Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA' UL HIDAYAH CIPANAS


#HariKesaktianPancasila

#AISEIWritingChallenge

#19Juni2021Challenge

#SilaKetigaPancasila



Minggu, 06 Juni 2021

PENTINGNYA MEMAKNAI SILA PERTAMA PANCASILA

June 2021 Challenge

JUNE 2021 CHALLENGE

Minggu ini adalah minggu pertama bulan Juni. AISEI kembali mengadakan  challenge menulis untuk memperingati hari lahirnya pancasila sekaligus untuk menggiatkan literasi para peserta dengan menuliskannya ke dalam blog. 

Sudah hampir 4 bulan seperti "mati raga" istilah yang saya ambil saat mengikuti materi Pak Kartono dan tidak mengikuti challenge AISEI sejak bulan Februari 2021. Kesibukan kadang menjadi sebuah alasan klasik  yang memaksa diri harus bangkit dan melawan rasa malas dalam diri. 

Bukan berarti saya melupakan kegiatan menulis di blog, namun 5 naskah yang saya geluti sejak bulan Februari, sampai akhir Mei ini sangat menguras pikiran, waktu, dan tenaga. 

Kelima naskah tersebut antara lain:
1.Buku Blogger Inspiratif(Buku Solo ketiga).
2.Novel Seindah Takdir Cinta karya Juminah(Editor)
3.Buku antologi puisi patidusa Rinai Rindu Sang Guru(Kurator)
4.Buku antologi pantun Rona Ramadan(Kurator)
5.Purwakarya Literasi(Kurator)

Hingga akhirnya satu persatu naskah pun terbit dan akhirnya saya bisa mengobati rasa kangen menulis di blog dan mengikuti challenge AISEI. 

KILAS BALIK LANDASAN NEGARA RI 

Setiap negara pasti memiliki sebuah dasar atau landasan ideologi. Dasar negara bangsa Indonesia yaitu pancasila. Hal ini berarti setiap nilai-nilai yang tercantum dalam pancasila, wajib dijadikan landasan hidup bernegara. 

Pancasila dirumuskan oleh tiga tokoh nasional yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Kemudian pancasila dicetuskan Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945. Sejak itulah setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. 

Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu "panca"  artinya lima dan "sila" artinya dasar. Pancasila disebut lima dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 bagian alinea terakhir yang memuat lima dasar negara. Simak gambar berikut. 


Foto diambil dari www.google.com

Berhubungan dengan challenge AISEI dibulan Juni, para peserta boleh menuangkan ide dalam bentuk opini atau bentuk kalimat mutiara (quotes).  Karena saya kurang pandai menguntai kalimat mutiara, akhirnya saya pilih gaya opini. 

Challenge minggu pertama bulan Juni adalah memaknai sila pertama pancasila. Yuks kita kupas lebih lanjut. 

MEMAKNAI SILA PERTAMA PANCASILA

Sumber: belajarbhakti.blogspot.com

Bunyi sila pertama pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambangnya adalah bintang emas yang memiliki makna sebuah cahaya yang dipancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang dijadikan sebagai pedoman hidup dalam beragama. 

Ada baground hitam mengeliingi bintang emas yang menggambarkan warna alam, berkah dari Tuhan, yang memberikan sumber kehidupan. 

Nilai ketuhanan dijadikan sila pertama menunjukkan bahwa Tuhan menjadi pedoman paling penting dan paling utama bagi setiap manusia untuk menjalankan kehidupan.  
aisei.id


Memaknai sila pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain:
1. Pengakuan, kepercayaan, dan keyakinan. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mengakui adanya Tuhan yang telah menciptakan dunia beserta isinya.  
2. Taat dalam beragama. Saat kita memilih satu agama, kita harus mentaati aturan agama tersebut. Antara lain menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Misalnya agama islam yang menjadikan Al Quran sebagai kitab suci dan salat 5 waktu sebagai tiang agama dan menjauhi larangan-Nya seperti judi,  NAFZA, sex bebas, dan lain-lain. 
3.Kebebasan dalam beragama. Di Indonesia ada 6 agama yang diakui antara lain yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Kita bebas memilih salah satu agama tersebut.
4. Tak ada paksaan dalam beragama. Di Indonesia, setiap orang berhak memilih agama sesuai keyakinannya masing-masing dan dilindungi UUD. 
5.Saling menghormati dan menghargai atau toleransi beragama dilakukan untuk menghindari konflik agama. Meskipun di Indonesia terdiri dari berbagai agama, namun tingkat toleransi beragama sangat tinggi karena agama satu sama lain saling berdampingan. Seperti keanggotaan AISEI yang tidak melihat peserta dari status agama yang dianutnya. Sama halnya dengan semboyan bhinneka tunggal ika, meskipun berbeda-beda namun tetap satu, Indonesia. 

Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

#HariKesaktianPancasila
#AISEIWritingChallenge
#06Juni2021Challenge



Kamis, 03 Juni 2021

MENULIS OPINI/ESAI UNTUK MEDIA MASSA

 



FLYER AISEI EDISI 2 JUNI 2021


MENIMBA ILMU YUUU...

Malam ini adalah pertemuan perdana di bulan Juni di kegiatan AISEI Writing Club. Narasumber malam ini adalah St.Kartono. Beliau adalah seorang guru SMA Kolese De Britto Yogyakarta sejak tahun 1991. 


CV NARSUM

Dilihat dari cv yang beliau tampilkan di share screen, Beliau lulusan S2 Universitas Negeri Yogyakarta dan lulus tahun 2010. Beliau adalah seorang penulis hebat yang telah melahirkan lebih dari 550 artikel yang telah dimuat di berbagai surat kabar seperti Harian Jogja, Harian Kompas, Kedaulatan Rakyat, Majalah BASIS, dan lain-lain. Bisa dilihat dari cv beliau, judul buku yang pernah ditulis antara lain:

 

  • Sekolah Impian Anak-anak Kita(2019)
  • Menulis Bersama Murid(2015)
  • Menjadi Guru untuk Muridku(2011)
  • Menulis Tanpa Rasa Takut(2009)
  • Sekolah Bukanlah PASAR(2009)
  • Reformasi Pendidikan(2003)
  • Menembus Pendidikan yang Tergadai(2002)

 

APA ITU OPINI/ESAI?

Pak Kartono membuka materi dengan mengajak peserta untuk memahami apa sebenarnya Opini/Esai?

Menurut Pak Kartono, opini/esai merupakan sebuah tanggapan persoalan aktual-pro/kontra (sikap terhadap masalah), memberi tahu atau meyakinkan pembaca dengan bahasa yang mudah dimengerti untuk khalayak umum. 

Cara memulainya yaitu dengan menemukan ide. Sebenarnya ide itu tidaklah sulit. Kita bisa mendapatkan ide dari hal-hal yang berserak di sekitar kita. Contohnya saja awal ide dapat di mulai dari penanggalan, pemberitaan, dan pengamatan. 

Contoh nyata dari penanggalan adalah buku Habis Gelap Terbitlah Terang yang bercerita tentang RA Kartini mengirimkan suratnya ke surat kabar Belanda dan akhirnya diterjemahkan oleh sahabatnya kemudian di bukukan. 

Bisa juga hasil pemberitaan dari media massa dapat menjadi satu opini yang dikupas dan dibahas solusinya. Misalnya di kolom surat pembaca.

Selain itu, pengamatan juga diperlukan dalam menulis opini. Pengamatan dapat dilakukan dengan membaca atau melihat langsung peristiwa yang sedang kita amati. Contohnya, jika kita melihat sampah yang berserakan di tepi jalan, sebenarnya itu ulah siapa? Siapakah yang salah? Hal itu bisa diangkat dan dikembangkan menjadi satu opini yang menarik untuk dituliskan.

 

2 Modal penting untuk menjadi penulis


MODAL MENULIS

Jika kita menjadi penulis, kita harus memiliki 2 modal penting yaitu hardskill dan softskill. Hardskill adalah keterampilan yang dapat diperoleh dari kosa kata dan teknik menulis. Sedangkan softskill dapat berupa ketekunan dan "mati raga."

Benar sekali yang dikatakan Pak Kartono, kosa kata sangat dibutuhkan bagi seorang penulis. Darimana kita memperoleh kosa kata yang banyak? Hal itu dapat dilakukan dengan membaca setiap hari. 

Dengan membaca, kosa kata kita akan bertambah. Pembendaharaan kata kita akan menyimpan sebuah long memory yang akan keluar ketika kita ingin menuliskannya. 

Teknik menulis dapat diperolah dengan memahami tulisan orang lain. Pernah saat kita blog walking, banyak sekali teknik penulisan yang dapat kita jadikan sebagai acuan dan passion menulis kita. 

Teknik menulis dapat dikuasai jika kita melatihnya setiap hari. Sama halnya seperti belajar, ala bisa karena biasa. Tidak ada hal yang sulit selama kita mau mencobanya. 

Perlu ketekunan untuk membaca dan melatih teknik menulis kita sendiri. Itu karena tidak ada hal yang instan dan semua butuh proses. Jika kita mampu melewati proses belajar, maka hasil dan keterampilan menulis kita akan berkembang dengan sendirinya. 

Contoh nyata hal yang telah saya lakukan selama pandemi adalah dengan menulis 3 buah buku solo, satu buku kolaborasi Prof. Ekoji, dan 14 buku antologi artikel, pantun, dan puisi. Hal ini saya dapatkan hasil dari sebuah KETEKUNAN.


Tips mengurai ide

Ada 3 tips untuk mengurai ide antara lain:

1. Buat outline

2. Mulai dari hal konkret(nyata)

3. Mulai dari masalah(tolakan ide), evaluasi(perbandingan, kasus serupa, data lain, konkret), dan solusi(berpihak, inspirasi, penegasan).

 

 


Ketiga hal di atas dapat kita lakukan dengan teknik membaca konektif. Teknik membaca ini dilakukan dengan cara menghubungkan cerita, pengalaman, atau peristiwa yang dialami lalu dituliskan kembali dengan berbagai sudut pandang.

Untuk penulis pemula, biasakan memparafrase tulisan dengan kalimat sendiri saat kita mengambil sumber dari buku atau referensi lain untuk menghindari kejahatan plagiarisme atau pelanggaran hak cipta. Jika kita mengkopi tulisan tanpa merubah redaksi kalimatnya, kita siap-siap menyandang gelar plagiat. Malu kan???

Di akhir pertemuan, Mba Dea mengundi quotes kalimat mutiara tentang bahagia yang dimenangkan oleh Bu Rita dan quotes mentari yang dimenangkan oleh Bu Lulu. 

Juni 2021 Challenge dimulai dengan membuat tulisan atau quotes yang dikumpulkan setiap Sabtu/Minggu. 

JUNI CHALLENGE


Topik 1: Memaknai Sila Pertama Pancasila

Topik 2: Memaknai Sila Kedua  Pancasila

Topik 3: Memaknai Sila Ketiga Pancasila

Topik 4: Memaknai Sila Keempat Pancasila

Topik 5: Memaknai Sila Kelima Pancasila

Jangan lupa insert image pancasila dan logo AISEI, Tulisan/Quote pilihan akan masuk IG AISEI. 
 
FOTO BERSAMA


Hastag yang digunakan kali ini adalah
#HariKesaktianPancasila
#AISEIWritingChallenge
#Juni2021Challenge




Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...