Minggu, 06 Juni 2021

PENTINGNYA MEMAKNAI SILA PERTAMA PANCASILA

June 2021 Challenge

JUNE 2021 CHALLENGE

Minggu ini adalah minggu pertama bulan Juni. AISEI kembali mengadakan  challenge menulis untuk memperingati hari lahirnya pancasila sekaligus untuk menggiatkan literasi para peserta dengan menuliskannya ke dalam blog. 

Sudah hampir 4 bulan seperti "mati raga" istilah yang saya ambil saat mengikuti materi Pak Kartono dan tidak mengikuti challenge AISEI sejak bulan Februari 2021. Kesibukan kadang menjadi sebuah alasan klasik  yang memaksa diri harus bangkit dan melawan rasa malas dalam diri. 

Bukan berarti saya melupakan kegiatan menulis di blog, namun 5 naskah yang saya geluti sejak bulan Februari, sampai akhir Mei ini sangat menguras pikiran, waktu, dan tenaga. 

Kelima naskah tersebut antara lain:
1.Buku Blogger Inspiratif(Buku Solo ketiga).
2.Novel Seindah Takdir Cinta karya Juminah(Editor)
3.Buku antologi puisi patidusa Rinai Rindu Sang Guru(Kurator)
4.Buku antologi pantun Rona Ramadan(Kurator)
5.Purwakarya Literasi(Kurator)

Hingga akhirnya satu persatu naskah pun terbit dan akhirnya saya bisa mengobati rasa kangen menulis di blog dan mengikuti challenge AISEI. 

KILAS BALIK LANDASAN NEGARA RI 

Setiap negara pasti memiliki sebuah dasar atau landasan ideologi. Dasar negara bangsa Indonesia yaitu pancasila. Hal ini berarti setiap nilai-nilai yang tercantum dalam pancasila, wajib dijadikan landasan hidup bernegara. 

Pancasila dirumuskan oleh tiga tokoh nasional yaitu Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno. Kemudian pancasila dicetuskan Soekarno dalam sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Juni 1945. Sejak itulah setiap tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya pancasila. 

Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu "panca"  artinya lima dan "sila" artinya dasar. Pancasila disebut lima dasar negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 bagian alinea terakhir yang memuat lima dasar negara. Simak gambar berikut. 


Foto diambil dari www.google.com

Berhubungan dengan challenge AISEI dibulan Juni, para peserta boleh menuangkan ide dalam bentuk opini atau bentuk kalimat mutiara (quotes).  Karena saya kurang pandai menguntai kalimat mutiara, akhirnya saya pilih gaya opini. 

Challenge minggu pertama bulan Juni adalah memaknai sila pertama pancasila. Yuks kita kupas lebih lanjut. 

MEMAKNAI SILA PERTAMA PANCASILA

Sumber: belajarbhakti.blogspot.com

Bunyi sila pertama pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambangnya adalah bintang emas yang memiliki makna sebuah cahaya yang dipancarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa yang dijadikan sebagai pedoman hidup dalam beragama. 

Ada baground hitam mengeliingi bintang emas yang menggambarkan warna alam, berkah dari Tuhan, yang memberikan sumber kehidupan. 

Nilai ketuhanan dijadikan sila pertama menunjukkan bahwa Tuhan menjadi pedoman paling penting dan paling utama bagi setiap manusia untuk menjalankan kehidupan.  
aisei.id


Memaknai sila pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain:
1. Pengakuan, kepercayaan, dan keyakinan. Kita sebagai bangsa Indonesia harus mengakui adanya Tuhan yang telah menciptakan dunia beserta isinya.  
2. Taat dalam beragama. Saat kita memilih satu agama, kita harus mentaati aturan agama tersebut. Antara lain menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Misalnya agama islam yang menjadikan Al Quran sebagai kitab suci dan salat 5 waktu sebagai tiang agama dan menjauhi larangan-Nya seperti judi,  NAFZA, sex bebas, dan lain-lain. 
3.Kebebasan dalam beragama. Di Indonesia ada 6 agama yang diakui antara lain yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Kita bebas memilih salah satu agama tersebut.
4. Tak ada paksaan dalam beragama. Di Indonesia, setiap orang berhak memilih agama sesuai keyakinannya masing-masing dan dilindungi UUD. 
5.Saling menghormati dan menghargai atau toleransi beragama dilakukan untuk menghindari konflik agama. Meskipun di Indonesia terdiri dari berbagai agama, namun tingkat toleransi beragama sangat tinggi karena agama satu sama lain saling berdampingan. Seperti keanggotaan AISEI yang tidak melihat peserta dari status agama yang dianutnya. Sama halnya dengan semboyan bhinneka tunggal ika, meskipun berbeda-beda namun tetap satu, Indonesia. 

Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

#HariKesaktianPancasila
#AISEIWritingChallenge
#06Juni2021Challenge



16 komentar:

  1. Alhamdulilah...ikut bahagia bu Aam telah banyak menyekesaikan tigas. Begitu banyak tugas dan tanggung jawab bu Aam... Satu persatu sudah tersekesaikan. Dan kmbali mngiuti challenge dari Aisei.. Sukses selalu bu Aam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap Bu Atik.. Semoga bisa mengikuti tantangan AISEI bulan ini yah. Semangat!

      Hapus
  2. Hebat, Pejabat muda yang penuh dengan talenta dan prestasi. Tulisannya keren bu Aam. Guru sekaligus ibunya Guru. Siap belajar dari Bu Kepsek deh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, Pak Toad bisa saja nih. Pak Toad juga keren sangat. Berkali-kali bukunya tembus ke penerbit mayor. Kerenn deh. Semangatt!

      Hapus
  3. Senang kembali membaca tulisan Mba Aam... Setuju dengan penerapan untuk saling menghormati antara penganut berbeda agama, disitulah indahnya keberagaman... Ditunggu tulisannya lagi mgg depan :D

    BalasHapus
  4. Bu Kepsek luar biasa. Panutan bagi guru. Produktif

    BalasHapus
  5. wow hebat sekali usaha bu Aam, senang sekali lihat hasil tulisannya....
    Keep sharing!

    BalasHapus
  6. Mantap sekali bu Aam. Paket lengkap tulisannya. Semangat buat kita semua.

    BalasHapus
  7. Terimakasih inspirasinya, bu

    BalasHapus
  8. Sila Pertama dikupas secara dalam.
    Terimakasih Bu Aam...
    Sehat Selalu

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...