Resume 19
Senin, 13 Juli 2020
Narasumber: Drs. Jumanto, M.Pd
Senin, 13 Juli 2020 tepat pada pukul 19.00 WIB, Omjay seperti biasa membuka kuliah online via Whtasapp grup di gelombang 13 dan 14. Setelah mempersilahkan moderator Ibunda Kanjeng, Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd untuk memimpin jalannya diskusi, dengan sigap Bu Kanjeng mempersilahkan narasumber untuk memasuki kelas. Narasumber kita malam ini adalah Bapak Drs. Jumanto, M.Pd. Beliau adalah Ketua PGRI Rembang, Jawa Tengah.
Pak Jumanto menyapa semua peserta dengan mengungkapkan rasa terimakasih dengan menggunakan voice note. Bangga rasanya, nama saya disebutkan dengan lengkap oleh salah satu narasumber hebat di kelas Omjay. Jadi terbayang suatu saat nanti nama saya ada di cover buku solo, pasti akan lebih membanggakan lagi. Hihihi, saya jadi senyum-senyum sendiri dalam hati. Daripada ngaco sana sini, mari kita lanjut ke materi. Berangkattt...
Materi malam ini dibuka dengan perjalanan hidup Pak Jumanto dalam proses kreatif menulis. Beliau mengawali rutininas menulis dari menulis puisi. Menulis itu mudah. Setiap ada ide maka tulislah. Selingan dari menulis puisi, Pak Jumanto juga menulis cerpen. Tahun 2004, ditantang Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, untuk menulis buku ajar. Satu bulan pertama bisa menyelesaikan satu buku ajar kelas VII SMP/ MTs. Lalu dalam waktu 2 minggu menulis buku ajar kelas VIII, IX dan buku ajar SMA.
Buku tersebut dinilaikan ke pusat perbukuan, selanjutnya masuk tahap edit berdasarkan catatan dari tim penerbit.
Pendapatan Beliau saat itu melebihi gaji PNS selama 30 tahun. Keren bukan????
Selain menjual naskah buku, Pak Jumanto juga mendapatkan penghasilan tambahan menjadi seorang editor. Setelah proses penilaian buku selesai dan buku sudah mendapatkan SK Penetapan, maka buku siap diterbitkan. Lalu datang lagi tantangan baru dari Direktur Penerbit SIC yang berkata bahwa Pak Jumanto sangat cocok jadi markerting. Saat itu pemerintah meluncurkan istilah BSE. Buku-buku ajar yang ditulis oleh penulis indie maupun mayor, yang lulus penilaian dan dibeli oleh pemerintah, buku tersebut diberi HET(Harga Eceran Tertinggi).Pihak ketiga boleh mencetak buku tersebut degan harga yang telah ditentukan oleh Pemerintah. Dimasa buku BSE, Pak Jumanto memberanikan diri meminta izin mencetak buku BSE.
Pengalaman dari menjadi seorang penulis, editor, marketing, dan manager adalah ke empat aktivitas yang Pak Jumanto lakukan saat ini. Beliau juga menjabat sebagai ketua Badan Penerbitan PGRI Jawa Tengah, yaitu PGRI Jateng Press yang siap menerbitkan buku Bapak dan Ibu peserta penulis pemula.
Banyak orang yang telah merasakan bahwa menulis itu mudah dan mendapatkan kenikmatan. Kreatifitas menulis seseorang akan dipengaruhi oleh 3 motif dalam filsafat jawa yaitu cari jenang(pendapatan/royalti), cari jeneng(karir/prestasi) atau cari seneng(kesenangan). Setiap orang memiliki motivasi yang berbeda-beda. Motif Seneng adalah motif paling terakhir dan berada di tingkat yang tertinggi. Jika kita menulis sesuatu dengan senang hati maka kekayaan dan karir akan mengikuti.
Menurut Undang-undang no 3 tahun 2017, tentang perbukuan. Dijelaskan buku dibagi dalam 3 hal penting yaitu
1. Bentuk buku meliputi buku cetak dan buku elektronik
2. Jenis buku melputi buku pendidikan (buku teks pelajaran dan nonteks pelajaran), dam buku umum yaitu buku di luar buku pendidikan, buku pengayaan, referensi, dan panduan pendidikan.
3. Isi buku yaitu buku yang berisi ilmu pengetahuan, informasi, dan hiburan.
PERJENJANGAN BUKU NONTEKS PELAJARAN
Jenjang
A: Merah usia 0-3 tahun setara Kelompok bermain (Kober)
B: Jingga usia 3-6 tahun (TK/ RA)
C: Kuning usia 7-9 tahun (SD kelas 1-3)
D: Hijau usia 9-12 tahun (SD kelas 4-6)
E: Biru usia 12-14 tahun (SMP kelas VII-IX)
F: Nila usia 15-18 tahun (SMA/MA/SMK)
G: Ungu usia >18 tahun membaca kritis
KESIMPULAN
1. Teruslah menulis
2. Tulis ide-ide yang ada di sekeliling kita
3. Jagalah motivasi supaya semangat terus menulis
4. Tulis setiap Kompetensi Dasar(KD), menjadi satu buku pengayaan
5. Buat outline agar tulisan terarah dan konseptual
6. Saat menulis, hindari mengedit. Karena mengedit saat kita menulis bisa menghambat berkembangnya ide tulisan.
7. Buku yang sudah ditulis, sesuaikan dengan bahasa calon pembaca. Lihat draft perjenjangan buku yang sudah saya tulis sebelumnya.
8. Pengembangan materi menjadi buku pengayaan
9. Buang rasa malas saat menulis
10. Untuk menjadi penulis tidak ditentukan dari bakat melainkan niat. Niat dan kemauan untuk terus maju dengan menulis setiap hari, akan meningkatkan keterampilan kita dalam menulis.
Panjang lebar materi kita malam ini. Terimakasih atas ilmunya Pak Jumanto.
Sungguh sangat bangga ada di kelas ini bersama narasumber-narasumber hebat dan luar biasa sekali materinya. Semoga saya tetap konsisten dalam menulis sampai buku solo saya nanti bisa terbit. Ayo kita berjuang sama-sama. Semangat buat Bu Fina, bu Atik, bu Dewi, bu Mila, bu Katmie, bu Eni, bu Desi, dan semua peserta hebat yang ada di kelas menulis Omjay yang tidak dapat saya sebutkan semuanya. Semangattt terus. Terus menulis sampai buku kita terbit! Aminnn..
Salam blogger persahabatan. Salam Literasi!!!
Setujuu bu Aan...mntpp I am Agree
BalasHapusMakakasih pak Suradya.. Selalu memotivasi. Semangatt
HapusSemangatBu Aam..saya juga masih belum kelar 1 resume
BalasHapusAyo semangat bu..
HapusMantap resumenya Bu Aam, klo.pas moderator juga okee, enak dipahami jawaban utk peryanyaan yg mana...👍👍👍
BalasHapusTerimaksih bu.. Semangat terus yaa
HapusMantul resumenya
BalasHapus*Bismillah*_....
Mengambil perumpamaan yg sama dengan program listrik masuk desa tahun 1980 an,pada masa pandemi ini, masyarakat terutama dunia pendidikan sangat membutuhkan jaringan internet untuk PJJ... untuk selanjutnya baca *WIFI Masuk Desa* dilink bawah ini.
*_Media Pembelajaran Blog_*
Minggu, 19 Juli 2020, Postingan ke-425. Mohon doanya satu hari satu postingan di blog
www.wifimasukdesa
Mantaf.. Wifi masuk desa
BalasHapusSemangat bu...
BalasHapusSiap bu husnul
Hapus