Sumber: www.wijayalabs.com |
Malam ini pertemuan ke-24 di
kelas belajar menulis Om Jay dan PGRI. Sudah ada beberapa guru yang sudah
menerbitkan buku hasil resumenya. Narasumber kali ini adalah Umi Rosidah,
M.Pd.I. Beliau pernah meraih Juara INOBEL Tingkat Nasional tahun 2017, Juara
Apresiasi Guru Inspiratif Kemendikbud tahun 2020, dan meraih sederet prsetasi
yang gemilang. Bu Umi memulai materi dengan menampilkan kalimat pembuka yang
sangat menginspirasi pembaca.
Dok. Penulis |
“Guru adalah teladan bagi
generasi masa depan. Teladan pembelajar yang terus belajar. Dengan karya seoran
guru maka akan ada jutaan anak Indonesia, yang karakternya terbentuk dengan
etos kerja berbasis karya.” (Presiden Joko Widodo)
Menjadi guru adalah takdir yang
membawa perubahan besar dalam hidup saya. Saat ditanya, apa karya terbaik kita
selama menjadi seorang guru tentu saya akan menjawab, saya telah menerbitkan
buku baik buku solo maupun buku antologi. Lalu, bagaimana jawaban Anda?
Pasti setiap guru memiliki
jawaban yang berbeda. Namun, bagaimana jika jawabannya adalah Anda belum
mempunyai karya maka tidak ada hal yang akan Anda ceritakan pada anak didik
nanti. Beruntunglah para peserta yang telah berada dalam Komunitas menulis yang
akan melahirkan puluhan bahkan ratusan karya.
Modal untuk menjadi seorang
penulis adalah dengan banyak membaca. Dengan membaca akan memperkaya khasanah
keilmuan, menambah pembendaharaan kosa kata, bahkan kita bisa mengembangkan
tulisan dengan sudut pandang sendiri. Bukan sekadar menduplikasi dan di cap
plagiasi.
Profesi penulis adalah salah satu
pekerjaan yang sangat dihormati dan dihargai secara social. Bahkan kemampuan
menulis dianggap sebagai indicator intelektualitas dan kematangan berpikir. Jika
kita sudah terbiasa membaca maka menulis akan terasa mudah. Kembangkan tulisan
kita yang awalnya hanya berdasarkan pengalaman pribadi dan apa yang disukai dan
dikuasai, berubah menjadi pengalaman berbasis riset atau penilitian.
Kendala seorang penulis di
antarnya sebagai berikut.
1. Merasa
tidak ada bakat (berlatih dan konsistensi menulis setiap hari)
2. Sulit
menemukan ide(perbanyak diskusi, kolaborasi, banyak membaca)
3. Tidak
suka menulis(cari motivator atau penyemangat Anda saat menulis)
4. Tidak
berani menerima kritik(berpikir terbuka dan tidak anti kritikan0
5. Tidak
memiliki waktu (luangkan waktu untuk menulis sesibuk apapun kegiatan Anda)
Tujuan menulis
1. Orientasi
material (mengejar uang, royalty, fee pembicara, dan sebagainya)
2. Orientasi
eksistensial (mengejar popularitas dan penghargaan dari masyarakat)
3. Orientasi
personal (mencurahkan/ mengekspresikan perasaan)
4. Orientasi
social(memengaruhi atau mengubah cara pikir masyarakat)
5. Orientasi
spiritual (untuk beribadah dan memperoleh pahala)
Ada 4 hal yang harus dilakukan
sebagai penulis yaitu
1. Read
(membaca)
2. Discuss
(diskusi)
3. Look
and feel ( lihat dan rasakan)
4. Socialize
(sosialisasi)
Saat kita terbiasa menulis tentunya
kesulitan itu akan berubah menajdi kemudahan. Dengan menulis, kita bisa menjadi
juara di berbagai kegiatan lomba dan menghantarkan Ibu Uni Rosidah meraih berbagai
kegiatan lomba di tingkat nasional sejak
tahun 2005. Tidak hanya itu, Ibu Umi juga mendapat kesempatan mengikuti Short
Course di Jepang selama 21 hari.
Ibu Umi berangkat ke Jepang
dengan 14 orang dari guru yang menjuarai
lomba guru berprestasi, lomba INOBEL, dan Lomba Olimpiade Guru Nasional.
Kegiatan ini difasilitasi Kemdikbud sebagai bentuk apresiasi tinggi dari pemerintah
dan sebagai bonus hadiah dari kejuaraan lomba
tersebut.
Untuk kegiatan Short Course di
Jepang antara lain berkunjung ke duta besar kementrian pendidikan Jepang, kuliah
di Universitas Fukuyama dan Chiba, melakukan kunjungan ke sekolah SD dan SMP
serta sekolah inklusi. Setelah selesai Short Course, harus membuat laporan
kegiatan selama berkunjung di Jepang.
Pada acara sesi tanya jawab saya
mengajukan beberapa pertanyaan. Sebutkan satu judul buku yang paling berkesan
dan berikan alasannya! Jawaban dari Ibu Umi adalah judul novel
Suddendeathlessness. Novel ini ditulis saat Ibu Umi berjuang melawan penyakit langka
yang tiba-tiba menyerangnya. Ibu Umi berangkat ke Jepang dalam keadaan belum sembuh 100%. Namun Ibu Umi bisa
mengikuti semua kegiatan dengan baik.
Ada satu kalimat yang sangat
menyentuh hati saya. Jika kau ingin mengenal dunia maka bacalah buku dan jika
kau ingin dikenal dunia maka tulislah buku. Kalimat ini sangat luar biasa
sekali. Makin menumbuhkan rasa semangat saya untuk terus berbagi dan
menghasilkan puluhan, ratusan, bahkan ribuan karya. Jadilah GURU MULIA KARENA
KARYA.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS
Mantap, semangat berkarya bun
BalasHapusSiap sobat.. semangat!!!
HapusTeh geulis, tulisannya meni geulis pisan euy. Lengkap, sistematis, mudah dipahami, dan menarik. Trimksh sudah berbagi kisah inspiratif.
BalasHapusSiap.. Semoga bermanfaat. Amin
HapusParagraf trerakhir sangat memotivasi. Salam kenal, Bu AAm. selamat berakhir pekan.
BalasHapusSiapp.. Semangat teruss yuu
HapusMenulislah , maka dunia akan mengenalmu. Mantap Teh Aam. konsisten menulis setiap hari.
BalasHapusBetul, ayo mulai menulis dari sekarang.
HapusSelalu ada yang luar biasa. Lengkap, sempurna dan menginspirasi. Semoga tetap semangat dalam berkarya dan berbagi. Very good. Lanjutkan!
BalasHapusMantap teh, ini sudah tulisan juara
BalasHapuskalau ini siih dah handal
BalasHapus