Senin, 15 Februari 2021

CHALLENGE MENULIS BUKU DALAM SEMINGGU BERSAMA PROF. EKOJI

 

Sumber: www.wijayalabs.com

Malam ini kelas belajar menulis memasuki pertemuan ke-19. Tidak terasa satu pertemuan lagi peserta sudah boleh menyusun naskah buku solo dari 20 resume dengan narasumber yang berbeda. Pertemuan malam ini terasa amat special karena narasumber yang hadir adalah seorang professor yang gelar pendidikannya patut diacungi jempol.

Siapakah dia? Betul, Prof. Eko yang memiliki nama lengkap Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., MA hadir dengan memberikan motivasi menulis kepada semua peserta kelas belajar menulis gelombang 17. 

Dokumentasi Penulis

Simak profil beliau melalui https://id.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Prof. Eko mengawali kelas dengan memberikan tema menulis buku dalam waktu satu minggu. Sepertinya hal itu sangat mustahil apalagi bagi peserta yang baru mengenal dunia tulis menulis. Namun, Prof. Eko meyakinkan peserta dengan hal yang sederhana.

Prof. Eko bercerita tentang pengalaman mengikuti kegiatan belajar online anaknya yang berusia 6 tahun. Kegiatan belajar online  dilakukan dengan tiga orang guru dari jam 8-12 siang. Setelahnya prof melihat candaan istri dan anaknya. Dengan isengnya, ia menuliskan sebanyak 10 halaman. Bayangkan kalau hari 10 halaman, satu bulan sudah ada 300 halaman.

Tentu banyak hal yang bisa kita tulis. Semua peserta pasti punya hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, dan lain-lain. Namun mulailah menulis dari al yang kamu sukai, dan hal yang kamu kuasai. Tulislah berdasarkan apa yang kamu lihat, kamu dengar, dan yang kamu alami. Pengalaman pribadi akan lebih mudah untuk dituliskan.

Bagi beberapa peserta, tentu berbagai kesibukan yang ada menjadi hambatan untuk menulis. Namun bagi seorang pejuang, bagaimana mengatasi hambatan itu adalah dengan melawan segala keraguan, rasa tidak percaya diri, rasa malu, terutama rasa malas untuk menulis. Buanglah  pikiran yang negatif lalu mulailah menulis dengan hati dan memupuk rasa kepercayaan diri.

Macet ketika menulis itu hal yang biasa. Saya sendiri pernah merasakannya. Hal yang saya lakukan adalah dengan membaca buku. Jika kita membaca, kita akan bertambah ilmu baru. Seperti dalam kata Om Jay “Lapar membaca akan membuatmu semakin gemuk menulis.” Kalimat motivasi ini terdapat dalam buku Om Jay yang berjudul “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.”

Saat kita menulis dan kehabisan ide, biasanya itu terjadi karena badan kita lelah. Yang bisa kita lakukan adalah bersantai-santai, olah raga sebentar, main sama anak, dan mendengarkan musik. Di tengah-tengah biasanya ide muncul lagi. Bahkan tidak jarang kita bisa menemukan ide saat berada dalam dunia mimpi.

Begitulah saya mendapatkan ide judul buku “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat.” Semua memang berawal dari mimpi. Sebuah mimpi yang kini menjadi nyata. Buku saya bisa lahir dengan selamat.

Saya sangat terkesan dengan pernyataan Prof. Eko bahwa tujuan menulis tidak hanya untuk publikasi ilmiah. Tapi menulis adalah salah satu cara untuk meningkatkan imunitas tubuh kita. Menulislah dengan hati bahagia, gembira, dan penuh tawa.

Saya masih ingat saat menulis pertama kali di blog, itu hanya tiga paragraf berupa alinea pembuka, isi, dan penutup. Senyum-senyum sendiri saat mengenang masa-masa itu. Keterampilan dan produktivitas menulis teruji saat kita melatihnya setiap hari. Beberapa ajang challenge menulis biisa terlewati dengan hati berseri.

Memenangkan challenge menulis adalah hadiah, bonus, dan kado terindah. Beberapa hadiah adalah buku Om Jay, Kitab PUEBI dan PTK pemberian PT Andi,Webcam dan tas laptop dari AISEI, dan buku yang berjudul Kisah Serdadu-serdadu Kecil dari Bunda Dwi Yulianti adalah kado buku fiksi terindah dan sangat menginspirasi.

Saat kita mengikuti tantangan menulis buku dalam satu minggu, tentunya kita harus mencari sumber atau referensi adalah pendukung ide atau gagasan yang kita tulis, terutama jika kita ingin membuat karya ilmiah. Tujuannya adalah agar pendapat kita secara akademik memiliki dasar ilmunya. Sementara untuk tulisan fiksi, cerita, dsb cukup didasarkan pada imajinasi kita.

Nah untuk tulisan yang membutuhkan referensi dari jurnal, bisa dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah kita tulis dulu semua yang ada di kepala kita tanpa melihat referensi, setelah jadi baru kita mencari referensi pendukungnya. Sementara cara kedua adalah kita baca dulu sebanyak mungkin referensi yang ada, baru kemudian kita mulai menulis sampai tuntas.

Seperti kata pepatah, “harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Artinya adalah bahwa dari semenjak dulu nenek moyang kita ingin agar kita menulis, karena hanya dengan menulislah maka kita dapat hidup seribu tahun lagi.”

Di akhir acara Prof. Eko meminta saya dan Pak Toad agar menjadi koordinator program menulis buku satu minggu. Program ini diberi nama Februari-17.

Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan oleh peserta.

1.      Memperhatikan judul buku dan tema penulisan. Bisa lihat di link ekoji chanel https://www.youtube.com/watch?v=17v72RUhZIY

2.      Ada 73 judul yang ada di ekoji chanel  bisa dipilih sebagai tema pilihan judul buku sesuai ketentuan Penerbit Andi. Pilihlah satu judul yang layak terbit.

3.      Apa motivasi menulis Anda? Orientasi pada profir, nirlaba(pengabdian/cetak sendiri), branding/ promosi (buku biografi), dan regulasi PAK/ akreditasi

4.      Apakah pilihan judul kita memiliki nilai jual dan layak diterbitkan.

5.      Tidak usah memikirkan editorial teks, karena bobot hanya 10%. Yang menjadi pokok penilaian penerbit adalah peluang potensi pasar dan reputasi penulis. Dengan menggandeng reputasi Prof. Eko tentu peminat bukunya sangat banyak. Maka tim penerbit Andi akan meloloskan naskah dengan berbagai  pertimbangan.



6.      Perhatikan produk buku di pasaran. Bisa cek google trands untuk mengecek apakah judul tersebut masih menjadi tranding topic atau tidak.

Setelah sesi kuliah malam ini berakhir, dengan sigap saya langsung membuat grup untuk Februari-17. Melihat antusias peserta sangat tinggi sehingga dalam hitungan menit langsung berkumpul wajah-wajah baru yang akan menghebohkan dunia penerbitan buku khususnya buku yang akan diterbitkan di PT Andi. Saya dan Pak Toad ditugaskan sebagai koordinatornya sedangkan Prof. Eko adala provokatornya.

Menulislah dengan doa, cinta, jiwa, dan rasa bahagia hingga menghasilkan karya yang dapat bermanfaat bagi manusia. 

"Menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah hari ini agar kau dikenal esok hari."

Tetap semangat untuk berbagi dan berliterasi. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi orang lain. Semoga makin banyak peserta yang naskahnya lolos seleksi dan menembus Penerbit Andi. Aminn..

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

 

 

 

 

9 komentar:

  1. Masya Allah Teh Aam gercep dan Mantep resumenya. Semangat Teh dan sukses selalu.

    BalasHapus
  2. Selalu semangat ibu muda yang satu ini.

    BalasHapus
  3. MasyaAlloh Teh Aam luar biasa isinya padat dan pengembanga kalimatnya sudah jos saya harus banyak belajar mohon bimbingan

    BalasHapus
  4. Semangaat terus...terus semangat teteh Aam..pantang surut.. terus menulis..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapp.. Semangat nihh.. Buktikan kalau menulis itu adalah gejolak jiwa yang harus dituliskan. Semoga nular virus semangatnya yaa

      Hapus
  5. Siapp, mantapp. BTW, ini siapa tanpa nama blognya.

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...