Kamis, 08 Oktober 2020

KISAH INSPIRATIF CAK ININ

Rabu, 7 Oktober 2020

Resume ke 2

Narasumber : Mukminin, S.Pd.,M.Pd. 

Curriculum Vitae : https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html

Moderator : Drs. Sri Sugiastuti, M.Pd

 



Rabu Pagi, sekitar pukul 08.50 WIB, saya mendapatkan telepon dari Cak Inin. Beliau memiliki nama lengkap Mukminin, S.Pd.,M.Pd. Lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Lulus D2  IKIP NEGERI Surabaya th.1987. Lulus S 1 IKIP PGRI Tuban 1998. Lulus S 2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia. Sangat bangga kenal dengan seorang narasumber hebat yang basicnya sama-sama sarjana Bahasa Indonesia. 

Cak Inin, begitulah saya memanggilnya. Seorang guru sekaligus teman  kelas maya di WAG Belajar Menulis bersama  Omjay gelombang 8. Cak Inin sangat akrab dengan kami. Selalu memberikan motivasi untuk tetap terus semangat menulis setiap hari. Cak Inin bercerita kepada saya bahwa beliau diminta Omjay untuk menjadi narasumber nanti malam. Cak Inin sangat kaget sekaligus gembira diminta Omjay menjadi narasumber. Cak Inin lalu mengiyakan permintaan Omjay, lalu bertanya kepada saya tentang  apa saja yang harus disiapkan nanti malam. Apakah chat dikirim ke saya atau bukan? Cak Inin mengira kalau saya adalah moderator malam ini. 

Saya lalu menjelaskan bahwa sesi materi dimulai saat moderator meminta narasumber memasuki kelas dan materinya langsung dikirim ke grup gelombang 16. Saya juga memberitahu beliau bahwa moderator yang bertugas malam ini adalah Drs. Sri Sugiastuti, M.Pd atau lebih akrab dengan sebutan bunda Kanjeng. Setelah mendengar penjelasan dari saya, Cak Inin lalu berterimakasih dan menutup teleponnya. 

Saya pernah sekali membuat artikel di blog tentang Cak Inin. https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2020/06/mengenal-sosok-cakinin.html  Ada hal lucu yang terjadi. Sebelum saya akrab memanggil Cak Inin, saya memanggil beliau dengan sebutan “PAK CAKININ”. Saya sedikit penasaran dengan Cak Inin lalu menanyakan arti dari istilah kata CAK.Lalu Cak Inin bercerita kepadaku, Cak itu panggilan di jombang, Surabaya, Mojokerto, untuk memanggil Mas ( cak) makanya orang  Jombang terkenal EMHA AINUN NAJIB panggilannya (Cak Nun) ketua PKB NAAIONAL namanya MUHAIMIN YAHYA panggilannya  (Cak Imin). 

Kalau turunan Kiayai panggilannya Gus. Gus Dur, Gus Sholeh dsb. Tapi juga untuk panggilan saudara tua suami mbak yu (dipanggil Gus juga). Wah, dapat ilmu baru nih. Pantesan Bu Norita memberi tahu bahwa penulisan Cak harus di pisah. Ditulis Cak Inin, bukan Cakinin. Kemudian judul blognya saya ganti menjadi 

“ LUCUNYA CAK ININ jadi CAKININ ”

Begitulah sejarah singkat  saya mengenal sosok Cak Inin. Kita lanjut ke resume ya teman-teman.


Pertemuan online tadi malam dimulai pukul 19.00 WIB. Seperti biasa pada awal pertemuan Omjay selaku pemilik grup membuka pertemuan dan memberitahu narasumber dan moderator yang bertugas malam ini. Saya di TIM OMJAY mendapatkan tugas untuk menyebarkan materi ke grup gelombang 13,14,15 sedangkan  moderator dan narasumber tetap fokus di gelombang 16. Singkat cerita karena saya masih aktif di grup kelas belajar menulis, saya dimasukkan menjadi anggota TIM OMJAY.  Tujuan  dibentuknya grup TIM OMJAY  adalah  untuk mensukseskan setiap pertemuan online di WAG kelas belajar menulis, membagi tugas moderator,narasumber,link absen, dan  lain-lain.  Saya sangat bangga bisa berada dalam satu naungan orang-orang hebat dan aktif berbagi ilmu pengetahuan tentang menulis buku. Beruntung sekali dapat dipercaya oleh Omjay dan bisa membantu Omjay untuk berada dalam  tim hebat. Semua anggota selalu membackup satu sama  lain jika ada yang sedang kesulitan. Saya jadi merasakan hebatnya kerjasama tim dan rasa penuh  kekeluargaan dengan Omjay dan yang lainnya.Lanjut materi tadi malam ya.

Cak Inin bercerita bahwa malam ini beliau hanya ingin berbagi tentang menulis buku. 

Kapan mulai belajar menulis dan menerbitkan buku? Mengapa harus menulis? Kapan menerbitkan buku bersama teman-teman. 

1. SEJARAH AWAL BELAJAR MENULIS

“ Tiada kata terlambat untuk menjadi seorang penulis. Sebaik-baiknya manusia adalah yang  mau berubah ke arah kebaikan dalam segala hal dan bermanfaat bagi orang lain. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak mau merubahnya sendiri. Sebuah pepatah mengatakan;  Dimana ada kemauan di situ ada jalan, Manjadda Wajadda         (siapa yang  bersungguh-sungguh pasti berhasil). Kalimat bijak itulah yang  menjadi motivasi Cakinin untuk segera menulis. 

Sejak SMP sudah menulis buku harian sampai kuliah. Memasuki usia 54 tahun keinginan menulis semakin kuat. Cakinin mulai menulis dengan mengikuti Workshop di PBG Bojonegoro  sesi 2 yang di daftarkan ibu Emi Sudarwati.  Maka 29 Februari  2020 diikuti 81 peserta dari Bojonegoro, Tuban, dan Cak Inin sendiri dari Lamongan dengan Narasumber  3 orang  penulis hebat Yaitu Emi Sudarwati (Guru Prestasi Pemenang Inobel 2016), Ajun Pujang Anom dan Slamet Widodo. Dari pertemuan itu langsung praktik menulis dibimbing Bu Emi. Ibu Emi Sudarwati  telah menerbitkan 300 buku dan dulu murid Cak Inin waktu di SMP dan menghasilkan Buku PBG MEMBAHANA Antologi Pusat Belajar Guru Bojonegoro Penerbit Kelompok Majas.

Lanjut Ikut workshop kali kedua 8 Maret 2020 di TBK KHINANTHI di rumahnya Bu Emi. Saat buku  pertama terbit Cak Inin sangat bangga sekali meskipun belajar dari seseorang yang dahulu adalah muridnya sendiri. Ibu Emi Sudarwati ternyata murid Cak Inin sewaktu SMP. Bu Emi menyemangati Cak Inin untuk terus menulis. Bu Emi meyakini kemampuan Cak Inin dan membimbing beliau sampai bisa menerbitkan buku. Maka terbit buku solo 55 Pantun Nasihat diterbitkan  kelompok Majas Bojonegoro.


Cak Inin merasa masih sangat  haus untuk belajar  menulis, maka ikutlah  kuliah online gratis bersama Om Jay lewat  WAG PGRI dan dimasukkan gelombang 8. Saya dan semua peserta membuat blog untuk menyimpan tulisan dan hasil resume kuliah online dari para narasumber dan setiap kali pertemuan resume wajib dikirim ke email  Om Jay omjaylabs@gmail.com   lalu dikirim ke grup menulis untuk saling blog walking  dan memotivasi. Sehingga semua peserta tambah semangat menulis dan cepat akrab walau anya lewat kelas maya WAG.

2. KISAH MENERBITKAN BUKU BERSAMA (BUKU ANTOLOGI) 


Kisah ini ditulis dalam buku SEMANGAT MENULIS BERSAMA BU KANJENG ( Buku Antologi) bersama gelombang 12. Judulnya Virus Semangat Menulis Merasuk Jiwamu halaman 83. Nama saya juga ada dalam buku  antologi ini bersama Cak Inin dan teman-teman. 

Om Jay mengajak belajar menulis gelombang 8 karena situasi KBM dalam pandemi Covid -19, maka guru-guru mengajar lewat daring. Om Jay meminta  pengalaman di lapangan masing-masing untuk  ditulis dan diterbitkan buku yang  berjudul "Menciptakan Pola Pembelajaran yang  Efektif di rumah" yang  diterbitkan Tata Akbar Bandung. Yang  ditulis  48 guru, nama Cak Inin  paling akhir biar kelihatan dan ini bukunya baru terbit sekarang awal.Oktober 2020.

“Kelas Belajar menulis dari gelombang 1-12, yang  paling aktif saling kunjung ( blog waking) adalah gelombang  8", begitu kata Om Jay. memang seru sekali, slg  mensupot tulisan blog teman-temannya, maka sy mengusulkan  membuat buku “KISAH INSPIRATIF SANG GURU", Om Jay setuju. Bu Noralia  ditunjuk sebagai editornya. Buku ini diikuti 26 guru. Menerbitkan buku antologi memang kadang agak berat krn menunggu lengkapnya naskah dari anggota. Buku ini dirancang 31 Mei 2020, alhamdulilah baru 4 Oktober 2020 baru lengkap dan deal masuk Percetakan Cak Inin yaitu  Kamila Press. Saya bangga bisa mengukir sejarah 2 buku antologi bersama dengan orang hebat seperti Cak Inin. 



Tanggal 19 Juni 2020 Bu Kanjeng ( Sri Sugiastuti)  mengajak Cak Inin menerbitkan buku bersama Antogi Puisi dalam Pandemi Covid-19 dengan  harapan kehidupan New Normal. CakInin ditunjuk dan dilatih jadi  kurator Untuk  Koordinator pengumpulan naskah dan bendahara. Terdaftar 43 guru. Ini pengalaman berharga bagi Cak Inin tentang belajar  cara menerbitkan buku. Bu Kanjeng dan  Bapak Heronimus Bani ( Roni Bani)  sebagai  editor. Cukup menguras perhatian dan penuh kesabaran dalam  mengumpulkan naskah teman-teman.  Alhamdulilah sekitar 2 bulan terbitlah  Buku Antologi Puisi "Rona Korona Duka dan Ria".



Tanggal 28 Juli 2020 buku saya terbit. Saya  bergabung Pak R.Brian Prasetyawan dan Bu Sri Sugiastuti untuk terbitkan buku antologi Pena Digital Guru Melenial.


Tanggal 5 Agustus 2020 setelah beberapa buku terbit menyebarkan VIRUS LITERASI di SMPN I Kedungpring Lamongan dengan  melaksanakan Workshop Menulis dan Menerbitkan Buku. Kepala Sekolah mendukung dan Cak Inin sebagai  ketua harus  datangkan narasumber .dan kepala dinas pendidikan Lamongan. Maka diundanglah Narsum hebat PBG dari Bojonegoro Bu EMI Sudarwati dkk. Alhamdulillah berjalan sukses dari jam 08.00 sd 15.15. Bu Emi pulang kandang karena mengajar gutu-gurunya waktu SMP dulu. Dengan  tujuan guru bisa menulis dan terbitkan buku. Insya Allah menghasilkan buku antologi Cerita Sang Guru.

3. DIMUAT DI KORAN 

Sabtu, 11 Juli 2020 profil Cak Inin di muat di Jawa Pos Radar Lamongan. Judul Mukminin Tak Mau Kalah dengan Penulis Muda. Saya merasa senang seumur hidup di muat di koran baru 2 x, pertama pengumuman masuk PTN tahun  1985 waktu itu namanya SIPENMARU, diterima di IKIP NEGERI SURABYA D2 anugrah yang  luar biasa anak buruh  tani  desa bisa kuliah di kota. Waktu itu IKIP dambaan untuk jadi guru. 

Yang  kedua profil dan  foto di muat di koran Radar.  Pagi-pagi ucapan selamat dari teman guru satu sekolah dan  teman  MGMP Bahasa Indonesia Lamongan mengucapkan , " Selamat Abah Mukminin masuk koran", Cak Inin   jawab alhamdulillah dan di WAG DINAS SMP I Kedungpring dan WAG MGMP diposting foto Cak Inin di koran. Padahal saat itu Cak Inin tidak  punya langganan koran. Sangat seru sekali mendengar kisah Cak Inin. Lanjut ya..


4. BELAJAR JADI PENERBIT

Setelah cover Buku saya judul  Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar saya share ke  grup-grup menulis, alhamdulillah ternyata ada yang  nyantol Ibu Rasita Kepsek dari Bengkulu minta diterbitkan bukunya dengan  cetak 20 buku. Ini murapkan tantangan dan kesempatan yang  harus diambil dan belajar jadi penerbit dengan  nama KAMILA PRESS. Dalam 3 Minggu buku terbit dengan  cover dan  mutu yang  bagus,  kertas bookpaper. Setelah posting bukunya Bu Rasita, teman-teman susul-menyusul ikut minta bukunya diterbitkan di saya. Terima kasih atas kepercayaannya. Inilah buku-buku yang  sudag diterbitkan Cak Inin.

   

Ada yang  cetak 10 buku, 30 buku, bahkan Pak H.Rusmin kepsek SMAN Banjarmasin mencetak buku Kisah Nyata Berjuan Melawan Covid-19 ( kisah  Pak Rusmin dengan  istrinya kena Corona berjuan sampai sembuh ) mencetak 100 buku.

 

Tiba-tiba Allah turunkan Rizki datang dengan  tidak disangka-sangka, ketika ngopi di sekolahan Bapak  Poniman ketua PGRI Jember telpon, minta bukunya Pengabdian PGRI Untuk Negeri minta dicetak 200 buku, Cak Inin pun dengan sigap menjawab siap.

 

Disusul buku luar biasa dari Bapak Suharto yang  diuji sakit di rumah sakit sekitar 2 bulan, setiap hari  menulis berhasil menerbitkan buku GBS Menyerangku (Kisah Nyata Seorang Guru Bergulat Melawan Penyakit Langka dengan Menulis). 

Demikian cerita pengalaman Cak Inin sebagai penulis pemula di usia 54 tahun dan baru menulis buku Januari  2020 dan menerbitkan buku. Sangat menginspirasi sekali kisah beliau. Semoga bisa memotivasi semua peserta kelas belajar menulis untuk tetap semangat menulis setiap hari,  membuat resume yang baik  sampai bisa menerbitkan buku.

17 komentar:

  1. Balasan
    1. Narasumbernya yang joz gandoz.. Hhehe. Semangat Cak

      Hapus
  2. Luar biasa cak inin. Sy yg belajar menulis sejak 2016 blm bisa menerbitkan buku secara tunggal. Blm pede s.d. skrg juga. Selamat yah pak ...

    BalasHapus
  3. luar biasa karya cak inin, dan mau terus belajar di usia senja, terima kasih cak Inin

    BalasHapus
  4. Sukses selalu cak.. Smg kmi bs mngikuti jejak langkahmu..aamiin

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...