Ibu adalah sosok wanita hebat yang telah memperjuangkan pendidikanku. Walau ada yang bilang, saya seorang sarjana bala-bala(bakwan/gorengan), saya tak malu dan merasa bangga. Ibu mampu membayar kuliah saya, meskipun hanya dengan jualan gorengan keliling.
Ma Uung, itulah nama viral di kampung saya. Siapa yang tak kenal Ma Uung, ibu hebat yang berjualan gorengan keliling selama hampir 20 tahun lebih. Jadi tetangga kampung, semua mengenalnya.
Satu tahun sebelum ibu meninggal, memang ibu sering kontrol dan berobat ke RSUD Adjidharmo Rangkasbitung. Ibu menderita penyakit diabetes. Gula ibu pas di cek dulu sampai 450 dan sempat rawat inap di RS. Oleh karena itu, ibu sering kontrol dan wajib suntik insulin setiap hari.
Suntikan insulin yang ibu dapatkan saat itu ada 2 jenis. Warna kuning untuk pagi,siang,sore. Warna hijau untuk malam hari. Keduanya disuntikkan sebanyak 8cc. Saya dan kakak, silih berganti mendapatkan jatah untuk menyuntik insulin ibu.
Tanggal 15 Februari 2020, ibu meninggalkan kami semua. Saya sangat merasa kehilangan. Saya menyesal belum bisa membahagiakan ibu.
Begitu besar jasa ibu untuk mengandung, mendidik, merawat, membesarkan, dan membiayai pendidikanku. Semoga ibu mendapat surga terindah di sana. Alfatihah..
#Day22DecAISEIWritingChallange
Tidak ada komentar:
Posting Komentar