Kamis, 31 Desember 2020, Adel untuk ketiga kalinya mengikuti wisata religi ke Cirebon, Panjalu Garut, dan berakhir di Pamijahan Tasikmalaya.
Kami berangkat naik bus pandawa, dengan jumlah rombongan 120 orang. Wisata religi ini diadakan sebagai acara tahunan di Ponpes Mahida, Pondok tempatku mengajar dan membimbing anak-anak santriawan santriawati.
Kami berangkat pukul 6 pagi, tiba di Cirebon pukul 11 pagi. Di Cirebon kami ziarah ke makam Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati adalah Wali Songo yang menyebarkan agama islam yang lahir dari Nyai Rara Santang pada tahun 1450 Masehi. Rara Santang adalah anak dari Prabu Siliwangi, seorang yang memiliki kekuatan magis dan sangat dihormati di tanah Pasundan.
Setelah dilantik menjadi Raja Cirebon oleh Pangeran Cakrabhuwana, nama Syarif Hidayatullah yang merupakan nama asli Sunan Gunung Jati, berubah memiliki gelar Maulana. Syeh Maulana Jati menjadikan Banten sebagai daerah kekuasaan kerajaan Cirebon dan mengangkat anaknya Sultan Maulana Hasanudin sebagai penguasa kesultanan Banten. Saat berumur 120 tahun, Syeh Maulana Jati dikenal sebagai Sunan Gunung Jati karena tempat peristirahatan terakhirnya berada di atas Gunung Jati.
Kami melanjutkan perjalanan ke Panjalu Ciamis, Jawa Barat. Sampai di sana sekitar pukul 10 malam. Di sana kami ziarah ke makam Prabu Hariang Kencana(Borosngora).
Kami harus naik perahu untuk sampai di makam Situ Lengkong Panjalu. Gerbang di sana, di apit 2 patung macan. Satu macan tutul berwarna hitam di sebelah kiri dan satu macan berwarna putih di sebelah kanan, dan disebelah macan ada 2 patung naga. Konon 2 patung macan jelmaan dua anak raja Brawijaya, kerajaan Majapahit, yang tersesat di sana, namun melanggar aturan. Akhirnya harus berubah wujud menjadi raja hutan penunggu hutan Panjalu hingga kini.
Perjalanan dilanjutkan ke Pamijahan Tasik dan sampai pukul 2 pagi. Kami menginap sejenak sampai adzan subuh berkumandang. Biaya penginapan cukup murah, hanya 10rb perorang sudah termasuk toilet. Cukup untuk melepas lelahnya perjalanan kami tadi malam.
Tahun baru ini, tanggal 01 Januari 2021, kami berada di Pamijahan Tasikmalaya. Kami menuju makam Syeh Abdul Muhyi. Kami berangkat pukul 6 pagi. Sebelum berangkat kami mengisi perut agar kuat saat perjalanan.
Syeh Abdul Muhyi adalah salah satu ulama penyebar agama islam. Di sana ada gua bernama gua safarwadi yang di dalamnya ada kopiah haji yaitu lekukan bulat atap gua yang menyerupai peci. Konon jika ada yang pas saat berdiri, insyaallah akan bisa naik haji. Ada juga lubang-lubang seperti mulut gua, yang dikisahkan menjadi jalan tembus menuju Banten, Cirebon, sampai Makkah. Waallhu a'lam bishawab.
Setelah puas berada di Pamijahan. Tepat pukul 11.45 kami melanjutkan perjalanan dan berhenti di Garut untuk membeli oleh-oleh. Kami juga berhenti di Cianjur untuk shalat magrib.
Pukul 22.30 kami sampai di pondok dan saya langsung pulang ke rumah untuk segera beristirahat. Wisata religi kali ini sangat menguras waktu dan tenaga. Badan rasanya sakit semua. Perlu waktu sehari semalam untuk beristirahat total dan menyegarkan badan.
Semoga dengan adanya wisata religi ini, kita semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan makin mendapatkan kebaikan dan keberkahan dalam menjalani kehidupan. Amin
#Day01JanAISEIWritingChallange
Selamat berwisata religi bu
BalasHapusSiap. Mantap
Hapus