Kamis, 08 April 2021

HIDUP, HIRUP, HIBUK

Logo Kamis Menulis


Dalam hidup setiap manusia, pasti memiliki  rasa hibuk yang berbeda.  Sering sekali kehibukan tadi bisa dimulai dari pekerjaan yang kita lewati setiap hari. 

Ada yang hibuk bekerja di kota, ada juga yang hibuk di desa dengan menanam padi dan berkebun. Yah, dari kedua kehibukan tersebut, pasti udara yang kita hirup akan berbeda pula. 

Terbayang kalau kita hidup di desa. Kita dapat hirup udara yang segar, asri, alami, tanpa terkena polusi. Akan tetapi, udara di kota sudah banyak terkena polusi. Banyaknya pabrik-pabrik yang menjamur di Kota, memberikan dampak positif dan juga dampak negatif.

Dengan adanya pabrik, masyarakat dapat memperoleh mata pencaharian. Namun setiap pabrik tersebut pasti memiliki limbah. Banyaknya pabrik membuat udara yang kita hirup sudah tidak asri lagi. 

Selama pandemi, banyak pabrik yang gulung tikar. Para pekerja banyak yang di PHK dan banyak orang kota yang kembali ke kampung kelahirannya. 

Jauh dari hingar bingar kota, seorang pemuda berjualan cilok dengan ceria dan semangatnya. Sebut saja dia si Elsa. Si Elsa ini pemuda yang sangat rajin dan tidak malu akan profesinya. 

Cilok Viral Elsa (Bang Rohman Nangela)


Dulu dia bekerja di salon. Wajahnya yang mulus terlihat sekali ia rajin perawatan dan bersih sekali. Dia curhat pada saya ketika saya membeli ciloknya. Katanya, dia dulu kerja di kota namun di PHK karena pandemi menerpa. 

Elsa bercerita bahwa ia menjual cilok membantu kakaknya. Harga satu cilok adalah seribu rupiah. Dia mendapat harga 600 perak dari Kakaknya, lalu ia menjualnya seribu rupiah satu tusuknya. Jadi, ada 400 perak yang ia kantongi dari jualan cilok tadi.

Ternyata, dari Cilok Elsa asli Nangela, yang memiliki nama asli Rohman, saya banyak belajar. Bagaimana kita harus hidup dengan semangat mencari rezeki yang halal, biarpun kecil yang penting berkah. 

Begitu gaji guru honorer. Meskipun kecil dan hanya hitungan 200-300rb, Allah memberikan sambilan jalan lain kepada saya dengan cara berdagang. Alhamdulillah, semuanya saya syukuri dan Allah selalu mencukupkan dari jalan yang tak disangka-sangka. 

Maknailah setiap hidup yang kamu jalani. Sekalipun kita hibuk, luangkanlah waktu untuk menulis. Dengan menulis, kita akan hirup aroma kesuksesan dengan melahirkan ratusan karya berupa buku. Semoga kita semua bisa tetap istiqomah, pandai bersyukur, dan menjadi guru mulia karena karya. Amin.


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd. 

SMPS MATHLA' UL HIDAYAH CIPANAS



#Day08AprilChallengeLagerunal

#Tiga Kata Kamis Menulis

#Hidup, Hirup, Hibuk





5 komentar:

  1. Dengan bersyukur Allah akan tambahkan nikmatNya

    BalasHapus
  2. Bunda.. .Trimks share pengalaman. Betul sekali...enak tinggal di desa udara masih asri. Berbeda dg udara di kota yg sdh tercemar. Keren... Tulisannya

    BalasHapus
  3. Semoga gaji guru honorer suatu saat bisa lebih baik. Jika bersyukur dan berusaha akan ada jalan rezeki dari arah yang lain.

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...