Pertemuan ke-1 |
Malam ini pertemuan perdana di kelas belajar menulis yang dibentuk Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. atau akrab di sapa Om Jay. Kali ini kelas diadakan serentak di 2 gelombang, yaitu gelombang 19 dan gelombang 20. Antusias peserta sangat tinggi terbukti dari dua gelombang dalam waktu yang sama.
Malam ini saya masih bertugas sebagai moderator, untuk memandu kelas online yang diadakan via Whatsapp Grup (WAG). Narasumber yang bertugas malam ini adalah Dra. Sri Sugiastuti atau akrab di sapa Bu Kanjeng.
Sejak jadi peserta gelombang 8, saya baru mengenal Bu Kanjeng, saat beliau masuk jadi narasumber di gelombang 12. Saat itu, saya ikut antologi pertama dan membakar api semangat saya untuk menerbitkan buku pertama.
Kelas menulis, masih dibagi 3 sesi yaitu sesi pembuka, sesi materi, dan sesi tanya jawab sekaligus penutup. Saya lalu menjelaskan beberapa ketentuan peserta bahwa setelah narsum menyampaikan materi, peserta wajib mempostingnya ke blog dan wajib mengumpulkan link resumenya di sini.
Setelah saya menjelaskan aturannya, saya mempersilakan Bu Kanjeng untuk mengisi kelas. Silakan simak video
dan PPTMateri Bu Kanjeng.
- Merasa tidak berbakat
- Tidak memiliki ide
- Tidak suka menulis
- Tidak berani menerima kritikan
- Tidak memiliki waktu
- Tidak percaya diri
- Orientasi Material (uang, royalti)
- Orientasi Eksistensial(popularitas)
- Orientasi Personal(ekspresi diri)
- Orientasi Sosial(mengubah mindset masyarakat serta membangun peradaban)
- Orientasi Spiritual(ibadah)
- Read(membaca)
- Discuss(diskusi)
- Look&feel(lihat&rasakan)
- Socialize(pergaulan)
- Gali dan temukan ide
- Tentukan tujuan, genre, dan sasaran pembaca
- Menentukan topik
- Membuat outline(daftar isi)
- Mengumpulkan bahan materi/buku
Pertemuan perdana kali ini, sangat lumer dan banjir pertanyaan sampai 27 pertanyaan yang masuk dijawab dengan sabarnya. Suara yang merdu, menyejukkan kalbu. Usianya yang saat ini mencapai 60 tahun tak menyurutkan semangatnya untuk terus berbagi ilmu.
Di akhir acara, Bu Kanjeng mengajak peserta untuk ikut dalam program menulis buku antologi ber-ISBN yang selalu diadakan di setiap angkatan kelas belajar menulis Omjay. Saya ikut program antologi gelombang 8, 12, 16, 17, dan 18. Kali ini saya kembali memandu antologi gelombang 19&20 di bawah naungan Bu Kanjeng.
Sejak bekerja sama dengan Bu Kanjeng, saya ditawari menjadi Kurator yang bertugas dari mengumpulkan naskah peserta, membuat link grup WA, membuat daftar link biodata untuk pengiriman buku nanti, serta mengelola biaya pendaftaran. Kurator bertugas dan bertanggungjawab hingga buku sampai ke tangan penulis. Perlu koordinasi yang baik antara kurator dengan para peserta agar semuanya berjalan lancar.
Adapun dengan biaya yang dikeluarkan, kembali lagi kepada peserta dalam bentuk buku antologi, buku kurator, dan buku Bu Kanjeng. Jadi, peserta nanti berhak mendapatkan 3 buku. Peserta juga berhak mendapatkan e-sertifikat dari penerbit sebagai apresiasi sudah berani menulis buku ber-ISBN.
Menulis buku antologi adalah sebuah jembatan mewujudkan mimpimu sebagai seorang penulis. Jadi, jangan takut untuk bermimpi, menulislah hari ini agar hidupmu bermakna dan bermanfaat bagi orang lain.
Menjadikan Bu Kanjeng sebagai motivator telah merubah hidup saya. Selain diminta sebagai kurator, Bu Kanjeng juga mengajari saya untuk menjadi editor. Ada beberapa naskah resume peserta yang diedit oleh saya. Ada juga novel Juminah, salah satu alumni murid saya, yang mengabadikan kisahnya selama menjadi TKW di Arab Saudi. Saya salut dengan semangatnya yang menulis naskah, hanya melalui hp. Ini menandakan bahwa, tak ada laptop, hp pun bisa jadi alat untuk menulis naskah novel atau pun naskah buku. Keren bukan?Semoga semua peserta makin semangat menerbitkan bukunya ya.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
Aamiin..terima kasih support dn do'anya.
BalasHapusBgus skli resume nya.
Siapp, semangat!
Hapus