Rabu, 14 Juli 2021

MARI TANAMKAN PASSION MENULIS

 

Pertemuan ke-1

Malam ini pertemuan perdana di kelas belajar menulis yang dibentuk Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. atau akrab di sapa Om Jay. Kali ini kelas diadakan serentak di 2 gelombang, yaitu gelombang 19 dan gelombang 20. Antusias peserta sangat tinggi terbukti dari dua gelombang dalam waktu yang sama. 

Malam ini saya masih bertugas sebagai moderator, untuk memandu kelas online yang diadakan via Whatsapp Grup (WAG). Narasumber yang bertugas malam ini adalah Dra. Sri Sugiastuti atau akrab di sapa Bu Kanjeng. 

Sejak jadi peserta gelombang 8, saya baru mengenal Bu Kanjeng, saat beliau masuk jadi narasumber di gelombang 12. Saat itu, saya ikut antologi pertama dan membakar api semangat saya untuk menerbitkan buku pertama. 

Kelas menulis, masih dibagi 3 sesi yaitu sesi pembuka, sesi materi, dan sesi tanya jawab sekaligus penutup. Saya lalu menjelaskan beberapa ketentuan peserta bahwa setelah narsum menyampaikan materi, peserta wajib mempostingnya ke blog dan wajib mengumpulkan link resumenya  di sini

Setelah saya menjelaskan aturannya, saya mempersilakan Bu Kanjeng untuk mengisi kelas. Silakan simak video 



dan PPTMateri Bu Kanjeng.

Bu Kanjeng dengan suara yang menggugah jiwa menyapa peserta dengan menggunakan voicenote. Menurut beliau, hingga saat ini profesi penulis adalah salah satu pekerjaan yang dihormati dan dihargai. Kemampuan menulis juga dipandang sebagai indikator intelektualitas dan kematangan berpikir.

Sesungguhnya banyak yang ingin menjadi penulis namun hanya SEDIKIT orang yang MAMPU MEWUJUDKANNYA. Mereka sering memili kendala saat ingin menulis yang berasal dari faktor internal(diri sendiri) seperti:
  • Merasa tidak berbakat
  • Tidak memiliki ide
  • Tidak suka menulis
  • Tidak berani menerima kritikan
  • Tidak memiliki waktu
  • Tidak percaya diri
Dari sekian banyaknya kendala tersebut, mungkin kendala satu orang dengan yang lain akan berbeda. Lain oran lain kepala, lain lagi kendalanya. Heheehe. 

Untuk mengatasi kendala tersebut kita bisa mencari seseorang yang bisa memotivasi diri kita untuk bangkit dari rasa takut akan menulis. Saya menjadikan Bu Kanjeng sebagai motivator, yang akan selalu membimbing dan mengingatkan diri untuk terus naik kelas dan mengikuti jejak beliau terkait masalah penerbitan buku. 

Selain motivasi, etos kerja yang kuat akan menghasilkan sebuah karya tulis yang bermakna. Misalnya ketekunan saya menjadi moderator, akhirnya berbuah manis dan dikemas menjadi sebuah buku yang berjudul "Kunci Sukses Menjadi Moderator Online."

Saat kita mau menulis, kita bisa memulai dengan pertanyaan Why(mengapa) kita harus menulis? dan How(Bagaimana) cara menulis? 

Tujuan menulis:
  1. Orientasi Material (uang, royalti)
  2. Orientasi Eksistensial(popularitas)
  3. Orientasi Personal(ekspresi diri)
  4. Orientasi Sosial(mengubah mindset masyarakat serta membangun peradaban)
  5. Orientasi Spiritual(ibadah)
Syarat menjadi penulis:
  1. Read(membaca)
  2. Discuss(diskusi)
  3. Look&feel(lihat&rasakan)
  4. Socialize(pergaulan)
Persiapan sebelum menulis:
  1. Gali dan temukan ide
  2. Tentukan tujuan, genre, dan sasaran pembaca
  3. Menentukan topik
  4. Membuat outline(daftar isi)
  5. Mengumpulkan bahan materi/buku
Bagaimana cara kita menulis? Jawabannya: JUST DO IT! Lakukan dan tulislah dari hal sederhana misal apa yang dilihat, didengar, dan dialami, maka tulislah. Penulis pemula harus fokus pada ketekunan(presistence) dalam proses menulis. 

Menulis buku menurut beliau juga sebagai amal shaleh yang tidak putus dan mendatangkan manfaat hingga kehidupan akhirat. 

Dalam proses menulis perlu time target, disiplin, comportability, facilities, mood booster. Saat naskah buku sudah selesai, lakukan tahap editing(penyuntingan), revising(memperbaiki) dan publishing(menerbitkan). 

Pertemuan perdana kali ini, sangat lumer dan banjir pertanyaan sampai 27 pertanyaan yang masuk dijawab dengan sabarnya. Suara yang merdu, menyejukkan kalbu. Usianya yang saat ini mencapai 60 tahun tak menyurutkan semangatnya untuk terus berbagi ilmu. 

Di akhir acara, Bu Kanjeng mengajak peserta untuk ikut dalam program menulis buku antologi ber-ISBN yang selalu diadakan di setiap angkatan kelas belajar menulis Omjay. Saya ikut program antologi gelombang 8, 12, 16, 17, dan 18. Kali ini saya kembali memandu antologi gelombang 19&20 di bawah naungan Bu Kanjeng. 

Sejak bekerja sama dengan Bu Kanjeng, saya ditawari menjadi Kurator yang bertugas dari mengumpulkan naskah peserta, membuat link grup WA, membuat daftar link biodata untuk pengiriman buku nanti, serta mengelola biaya pendaftaran. Kurator bertugas dan bertanggungjawab hingga buku sampai ke tangan penulis. Perlu koordinasi yang baik antara kurator dengan para peserta agar semuanya berjalan lancar. 

Adapun dengan biaya yang dikeluarkan, kembali lagi kepada peserta dalam bentuk buku antologi, buku kurator, dan buku Bu Kanjeng. Jadi, peserta nanti berhak mendapatkan 3 buku. Peserta juga berhak mendapatkan e-sertifikat dari penerbit sebagai apresiasi sudah berani menulis buku ber-ISBN. 

Menulis buku antologi adalah sebuah jembatan mewujudkan mimpimu sebagai seorang penulis. Jadi, jangan takut untuk bermimpi, menulislah hari ini agar hidupmu bermakna dan bermanfaat bagi orang lain. 

Menjadikan Bu Kanjeng sebagai motivator telah merubah hidup saya. Selain diminta sebagai kurator, Bu Kanjeng juga mengajari saya untuk menjadi editor. Ada beberapa naskah resume peserta yang diedit oleh saya. Ada juga novel Juminah, salah satu alumni murid saya, yang mengabadikan kisahnya selama menjadi TKW di Arab Saudi.  Saya salut dengan semangatnya yang menulis naskah, hanya melalui hp. Ini menandakan bahwa, tak ada laptop, hp pun bisa jadi alat untuk menulis naskah novel atau pun naskah buku. Keren bukan?Semoga semua peserta makin semangat menerbitkan bukunya ya. 


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.











2 komentar:

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...