Selasa, 12 Oktober 2021

GAIRAH LITERASI NEGERIKU

Buah Literasiku

 

Setiap orang pasti memiliki gairah menulis dan tujuan menulis yang berbeda. Ada yang menulis untuk mencurahkan perasaan dan peristiwa yang dialami, untuk mengabadikan kisah perjalanan hidup senidiri (autobiografi), atau bahkan sekadar syarat kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Gairah menulisku dimulai saat pertama kali gabung membuat buku antologi. Sejatinya buku antologi adalah buku yang ditulis secara bersama-sama dengan biaya gotong royong. Tak terasa, sudah 25 buku antologi yang diterbitkan secara antologi.

Hal pertama yang saya  lakukan sebelum membuat buku solo adalah dengan ikut gabung membuat buku antologi. Buku antologi ini bisa dijadikan sebagai langkah awal memupuk keberanian dan mengasah keterampilan menulis buku solo

Dengan menulis buku antologi, gairah menulis mulai berkobar dan merasa ketagihan. Ada rasa kepuasan tersendiri melihat nama kita tersimpan dalam cover sebuah buku, bangga sekali rasanya. Bulir putih sempat menetes saat buku pertama lahir dan sampai ke pangkuan.

Di sinilah saya  menemukan passion dan jati diri. Sebagai penulis baru, ingin rasanya menorehkan sejuta cerita yang terbingkai manis dalam sebuah buku. Bahagianya bisa mengukir sejarah lewat sebuah tulisan sederhana, namun bisa menjadi luar biasa di mata orang lain.

Ketika menulis sudah menjadi sebuah gairah dan tidak menjadikan sebuah beban, maka tulisan akan mengalir deras seperti derasnya air terjun. Menulis akan terasa asyik dan menyenangkan dan bukanlah suatu beban.

Untuk penulis pemula, sering kali merasa takut ketika mau menulis. Takut salah ketik atau typo, takut  tidak sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), merasa takut  tulisan jelek dan akhirnya di-bully teman-teman. Saya pun merasakan hal yang sama sebelum saya mengetahui rahasia arti menulis yang sesungguhnya.

Ada beberapa ketentuan saat kita ingin bergabung dalam buku antologi. Setiap peserta diberikan jatah tulisan kira-kira 3-5 halaman A4 beserta profil penulis dengan panjang 100 kata lengkap dengan foto profil penulisnya. Naskah yang masuk nanti akan diedit oleh tenaga editor yang professional yang akan membuat naskah peserta menjadi enak saat dibaca. Dari desain cover hingga biaya penerbitan, ditanggung secara gotong royong sehingga penulis tidak perlu pusing memikirkan proses kelahiran bukunya.

Ikut dalam beberapa Komunitas menulis dan WA Grup yang suka menulis buku juga sangat penting untuk menjaga konsistensi lahirnya sebuah buku. Naskah ini saya tulis sebagai naskah antologi ke-20. Jadi, buku antologi adalah salah satu cara tercepat untuk melesatkan keterampilan menulis Anda.

Beberapa Komunitas yang saya ikuti membumikan  literasi adalah komunitas  belajar menulis dan belajar bicara Om Jay, Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal, Founder Pak Raimundus Brian Prasetyawan), Komunitas AISEI (Founder Dr. Capri), Komunitas Aksara Bermakna (KAB Wonosobo, Founder  Usrotun Hasanah), Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD, Founder H. Thamrin Dahlan, SKM., M.Si.), dan Komunitas Sahabat Pena Kita (SPK, Founder Dr. Ngainun Naim).

Selain itu, dalam menerbitkan buku perlu koordinasi yang baik dengan pihak penerbit. Perlu koordinasi juga dengan kurator atau penanggungjawab buku antologi sehingga komunikasi antara hak dan kewajiban si penulis bisa diterima dengan adil dan bijaksana.

Hal ini saya alami karena saya pernah menjadi seorang kurator yang bertanggungjawab atas lahirnya beberapa buku antologi yang mayoritas pesertanya adalah kelas belajar menulis Om Jay atau dikenal dengan Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Dengan mengikuti kelas ini lahirlah buku solo perdana saya dengan judul Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat.

Pentingnya motivator dan inspirator orang terdekat dalam memotivasi diri untuk terus menggaungkan dunia literasi, itu semua tak luput dari dukungan Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau akrab disapa Bu Kanjeng. Kedekatan dengan beliau membuat saya semakin semangat dalam melahirkan beberapa buku selanjutnya.

Saat saya beberapa kali bertugas menjadi moderator di kelas Om Jay, pengalaman tersebut saya abadikan supaya tidak hilang dalam buku yang berjudul Kunci sukses menjadi moderator online. Di dalam  buku ini saya meminta kata sambutan dari Dr. Ngainun Naim yang sangat andil dalam meningkatkan dunia literasi saya.

Buku solo ke-3 lahir dengan judul Blogger Inspiratif, kisah 28 hari guru lomba ngeblog yang sponsori PGRI dan wajib di posting di web Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Alhamdulillah, saya mendapatkan juara 1 Lomba Blog PGRI yang diumumkan tanggal 11 Maret 2021. Rasa tak percaya, bangga, dan penuh haru tak menyangka bisa menangkan lomba.

Buku solo ke-4 merupakan buku yang dibuat dari awal memiliki semangat untuk menulis sampai menerbitkan buku baik solo maupun antologi. Maka, judul buku yang dipilih adalah Rajin Menulis Berbuah Manis. Berharap apa yang telah kita tanam, akan menghasilkan buah yang manis yang dapat dinikmati oleh semua orang karena rasanya manisnya yang menggugah selera.

Pengalaman mengikuti buku antologi mengantarkan saya menjadi seorang kurator. Menurut KBBI Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi kurator adalah ku·ra·tor n 1 pengurus atau pengawas harta benda orang yg pailit dsb; 2 anggota pengawas dr perguruan tinggi; penyantun; 3 pengurus atau pengawas museum (gedung pameran seni lukis, perpustakaan, dan sebagainya).

Kata kurator ini merujuk pada profesi spesialis yang mengurus, merawat, menjaga, mencatat, mengatalogkan, mensahihkan dan menafsirkan warisan koleksi (karya seni, karya ilmu pengetahuan dan teknologi, dan benda-benda bersejarah) yang dimiliki oleh suatu museum atau lembaga pengoleksi lain. Obyeknya bisa berupa benda-benda wujud (tangible) ataupun koleksi nirwujud (intangible collection) seperti koleksi data digital.

Pekerjaan seorang kurator berkembang lebih luas di era milenial seperti sekarang ini. Apalagi virus literasi semakin merebak saat YPTD merayakan HUT YPTD yang pertama dan mempasilitasi terbitnya buku para penulis yang mayoritas adalah para guru yang tergabung di kelas Om Jay dengan berbayar seikhlasnya. Lahirlah istilah Kurator Buku.

Selama menjadi moderator di kelas Om Jay, saya diberikan tantangan oleh Bu Kanjeng untuk menjadi seorang kurator. Awalnya saya ragu, karena masih penulis pemula. Namun, Bu Kanjeng selalu memotivasi saya untuk mau dan mampu mencoba hal baru termasuk menjadi seorang kurator buku.

Pengalaman menjadi seorang kurator adalah pengalaman yang berharga. Bu Kanjeng yang merupakan pegiat literasi andal, telah mampu membangunkan kepercayaan diri dan terus memotivasi saya agar terus berkarya.

Pengalaman menjadi kurator sekaligus editor lapis satu, membuat diri terbiasa untuk membaca keseluruhan naskah teman-teman. Beberapa kaidah kebahasaan yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut.

1.      Huruf kapital dipakai untuk awal kalimat, awal paragraf, nama orang, nama tempat, letak geografis, nama hari, bulan, tahun, dan lain-lain.

2.      Sebuah kalimat dapat dikatakan sebuah kalimat jika diakhiri tanda titik. Setelah menggunakan tanda koma, biasakan memakai spasi. Setelah diakhiri titik, jika memulai kalimat baru maka sebelumnya memakai spasi.

3.      Penulisan judul buku, bahasa asing atau bahasa daerah,  harus dicetak miring.

4.      Hindari tulisan tidak disingkat misalnya yg ditulis yang, tdk ditulis tidak, dan lain-lain.

5.      Penulisan -nya, tidak dipisah melainkan disambung, misal bukunya, rindunya, cintanya, dan lain-lain.

 

Masih banyak ketentuan lain yang harus kita perhatikan saat mau menulis buku. Rumusnya adalah terus berlatih dan gunakan kitab PUEBI dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring terkait panduan penulisan yang baik dan benar.

Berikut adalah daftar judul buku di mana saya yang menjadi editornya.

1.      Seindah Takdir Cinta karya Juminah

2.      Jejak Langkah Mengukir Prestasi (Antologi Best Practice SMP MKKS Wilayah Bina III kabupaten Lebak)

3.      Haru Biru Hijrah Meraih Berkah (Suparno Muhammad, dkk)

4.      Merdeka Berpantun (Miftahul Hadi, dkk.)

5.      Literasi, Solusi saat Pandemi (Dwi Pratiwi, dkk)

6.      Ada Rindu di Sekolahku (Khoirul Anwar, S.Pd.)

7.      Menggapai Asa Menerbitkan Buku (Endah Hamidah, S.Pd.)

8.      Produktif Menulis Lejitkan Literasiku (Lisna Nasaru, S.Kom.)

9.      Tips Menulis dan Terbitkan Buku (Endang Rahayu, M.Pd.0

10.  Jurus Jitu Menjadi Penulis Bermutu (Dail Ma’ruf, M.Pd.)

11.  Menjadi Penulis Sejati (Hj. Deswati, S.Kom.)

12.  Suka Duka Terbitkan Buku (Rifatun, M.Pd.)

13.  Bangga jadi Orang Indonesia (Mangatur Panjaitan, dkk)

 

Perjalanan menulis yang dimulai dari buku solo akhirnya membuat gairah menulis yang berapi-api. Sudah 30 judul buku yang telah terbit antara lain sebagai berikut.

1. Buku antologi ”Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng” Juli 2020. 

2. Buku Solo “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat” Agustus 2020. 

3. Buku kolaborasi Prof. Richardus Eko Indrajit judulnya “Parenting 4.0: Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Milenial Multiple Intelligence” September 2020. 

4. Buku antologi “Kisah Inspiratif Sang Guru” Oktober 2020,

5. ”Kompilasi Artikel YPTD” November 2020, 

6. “Jejak Digital Motivator Andal” Desember 2020, 

7. “Patidusa Pujangga Wiyata” Desember 2020, 

8. Buku solo kedua “Kunci Sukses Menjadi Moderator Online” Desember 2020, 

9. “Kompilasi YPTD Lima” Januari 2021,  

10. “The Power of Silaturahmi in Wriring” Februari 2021,  

11. Antologi kepala sekolah Wilayah Bina III SMP Kabupaten Lebak  berjudul “Jejak langkah Mengukir Prestasi” Februari 2021, 

12. Antologi puisi “Semai Sukma Ksatria” Februari 2021, 

13. Buku Solo ketiga juara 1 lomba blog tingkat nasional berjudul “Blogger Inspiratif” Maret 2021

14. Buku antologi “Haru Biru Hijrah Meraih Berkah” Maret 2021,

15. Buku antologi puisi "Makk!!! Sajak terindah untuk Ibu" April 2021

16. Buku antologi Puisi Patidusa "Rinai Rindu Sang Guru" Mei 2021

17. Buku antologi pantun "Rona Ramadan" Mei 2021

18. Buku antologi "Purwakarya Literasi" Mei 2021

19. Buku antologi puisi "Prangko Merah Muda" Juni 2021

20. Buku antologi "Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger" Juni 2021

21. Buku antologi "Writing Is My Passion Jilid 1" Agustus 2021

22. Buku antologi "Writing Is My Passion Jilid 2" Agustus 2021

23. Buku antologi "Merdeka Berpantun" Agustus 2021 

24. Buku antologi “Puisi Kemerdekaan” Agustus 2021

25. Buku solo ke-4 "Rajin Menulis Berbuah Manis"

26. Buku antologi Tim F1 "Literasi, Solusi Saat Pandemi" terbit September 2021

27. Buku Biografi "Bait Kata Perjalanan Hidup" terbit September 2021

28. Buku Antologi “Ultah YPTD 1”, September 2021

29. Buku antologi “Bangga Jadi Orang Indonesia”, Oktober 2021

30. Buku Antologi “Geliat Literasi Negeriku”, Oktober 2021

 

 

Saya yakin semua tulisan akan berproses dan akan menemui takdirnya. Jadi, semuanya pasti memiliki potensi yang harus kita gali. Kuncinya kita harus sabar, fokus, dan mau belajar. Hasil tidak akan  mengkhianati proses, butuh ketekunan dan kesungguhan saat kita mau belajar menulis sampai menerbitkan buku.

Jika perlu, hubungi teman terdekat untuk membaca tulisan kita dan meminta masukan terkait tulisan yang telah kita buat. Rajin menulis setiap hari dan postinglah ke dalam blog maka tulisan kita akan tersimpan dengan rapi.

Pengalaman akan hilang jika tidak dituliskan. Oleh karena itu saya membuat keputusan untuk menuliskan semua kisah perjalanan liteasi yang saya alami sehingga bisa berbuah manis dan bermanfaat untuk orang lain. Bahagia rasanya jika tulisan yang kita anggap sederhana, namun memberi arti bagi sesama. Bahagia jika apa yang kita tulis, bisa memberikan kebaikan untuk orang lain. Bahagianya bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain.

Dekat dengan Bu Kanjeng menjadikan gairah dan semangat menulis ini tak pernah mati. Bu Kanjeng menarik saya dan membentuk kelas bimbingan menulis gratis. Bangga bisa menjadi pelopor pegiat literasi nusantara dengan branding Writing Is My Passion (WIMP) dan  Perusahaan Milik Allah (PMA) milik Bu Kanjeng. Kegiatan ini hanya 10 kali pertemuan dan menghasilkan produk buku antologi maupun buku solo.

Tulisan ini menjadi saksi bahwa literasi tidak akan berhenti sampai di sini. Mungkin saat ini, buku yang saya tulis adalah buku yang ke-30. Namun, seiring berjalan waktu, saya yakin akan ada karya-karya berikutnya yang lahir suatu saat nanti.

Jika engkau ingin dikenal dunia maka menulislah. Ikatlahlah ilmu dengan menuliskannya, biarlah tulisanmu menemui takdirnya. Tetap semangat berbagi dan menginspirasi. Mari kobarkan literasi di masa pandemi.

Rajinlah menulis sehingga karyamu berbuah manis. Mari berbagi inspirasi dan menginspirasi negeri. Teruslah semangat dalam menulis dan menggiatkan literasi negeriku.

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

Jumat, 8 Oktober 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...