Waktu terus bergulir. Menit dan jam terus berpacu. Sudah terkumpul 12 postingan pada tantangan Kamis Menulis Lagerunal. Namun, saya masih terpaku dan mengumpulkan bahan tulisan di blog.
Saya terus mengingat kejadian setahun ini. Bagaimana awal terjun menjadi seorang blogger, membranding diri sebagai blogger inspiratif dengan mengambil judul buku solo yang ketiga, dan akhirnya tulisan ini pun dimulai.
Buku solo ketiga
Wijaya Kusumah, M.Pd. atau akrab disapa Om Jay adalah orang pertama yang memperkenalkan media blog sebagai alat rekam ajaib yang bisa mendokumentasikan tulisan, foto, bahkan video dan mempostingnya ke dalam blog.
Kelas Om Jay dimulai saat pandemi merebak di Indonesia dan saya tergabung dalam gelombang 8, tepatnya hari Rabu tanggal 1 bulan April 2020.
Tulisan resume pertama saya dimulai dengan Judul Bagaimana menjadi Blogger atau YouTuber. Narasumber perdana saat itu adalah Bapak Dedi Dwitagama, orang pertama yang menularkan virus ngeblog kepada Om Jay.
Dulu, saya sempat bingung. Bagaimana menulis resume yang baik ke dalam blog? Karena saya tidak fokus, tidak PD, dan merasa diri TIDAK MAMPU, akhirnya ditinggalkan teman-teman gelombang 8.
Sempat merasa terpuruk, kecewa, sedih, dan merasa mimpi menjadi seorang penulis telah sirna, namun saya memberanikan diri. Memupuk kembali semangat yang hampir pudar, mencoba bangkit, mulai kembali dari nol.
Saya putuskan mengulang kembali di gelombang 12 tepatnya Senin, 1 Juni 2020, sampai lulus dan menerbitkan buku solo perdana "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat".
Buku solo pertama
Saat mengikuti kelas menulis Om Jay, peserta wajib membuat resume dan mempostingnya ke dalam blog selama 20 pertemuan. Setelah posting 20 resume ke dalam blog dan berhasil menerbitkan buku solo, akhirnya baru bisa dikatakan lulus dalam pelatihan Kelas Belajar Menulis yang sekarang sudah mencapai gelombang 22.
Setelah lulus dari gelombang 12, Pak Brian membentuk Komunitas Lagerunal yang lahir tanggal 22 November 2020, artinya 3 bulan setelah lahirnya buku perdana saya.
Lagerunal telah menghimpun mayoritas peserta kelas menulis Om Jay dan komunitas ini telah menetaskan buku antologi dari 8 narasumber, dan saya salah satu penulisnya. Acara launching buku "Membongkar Rahasia Penulis ala Guru Blogger" dilaksanakan pada hari Minggu, 22 Agustus 2021 dan Pak Indra keren yang menjadi moderatornya.
Buku perdana Komunitas Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional)
Ada 291 postingan, 3827 komentar dan 19559 view adalah keterangan statistik yang tercatat dalam blogger statistik dengan nama akun aamnurhasanah12.blogspot.com
Tak terasa, kemarin adalah ultah Hari Blogger Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Oktober 2021. Ultah pertama saat menyandang gelar seorang blogger, Juara Lomba Blog PGRI Maret 2021, dan berhasil memajang buku Parenting 4.0 di rak toko buku Gramedia yang tersebar di seluruh Indonesia.
Parenting 4.0 tersebar di Gramedia
Satu persatu mimpi ini berubah menjadi nyata dan berbuah manis. Mimpi memiliki buku sendiri dan dipajang di rak-rak toko buku Gramedia akhirnya bisa terwujud. Ucapan syukur yang tak terhingga, bisa sampai pada titik ini adalah kado terindah untuk seorang blogger pemula yang ilmunya baru seujung kuku.
Seiring perkembangan zaman, ingin juga mencoba blog lain seperti guraru, wordpress, dan kompasiana. Tapi, ibarat pepatah, blogger.com adalah rumah pertama yang tak mungkin terlupakan. Rumah pertama yang memberi nyawa sehingga tulisan saya bisa hidup dan tetap konsisten menulis walaupun segudang aktivitas sangat padat merayap.
Menjadi seorang blogger memberiku segudang ilmu. Belajar arti kesederhanaan. Belajar mengikat tulisan hingga mendapatkan sahabat maya rasa saudara. Terus berbagi tanpa pamri.
Untuk Ibu Rita Wati, S.Kom. selamat karena telah menyandang sebagai Juara 1 Lomba Blogger, 28 Oktober 2021. Selamat untuk juara 2, 3, dan semua juara favorit yang telah resmi dan pantas menjadi guru penggerak Indonesia.
Flyer Wajib Challenge Kamis Menuljs
Dengan membentuk Komunitas Blogger Lebak sebagai wujud menghimpun penulis blog asli Lebak, harapan di masa depan, tetap istikamah berbagi dan menginspirasi sehingga tetap konsisten untuk menulis di blog meskipun dengan banyaknya aktivitas yang menghampiri. Rajinlah menulis hingga karyamu berbuah manis. Biarlah tulisanmu menemui takdirnya.
Komunitas Blogger Lebak atau disingkat KBL adalah salah satu Komunitas menulis yang menggunakan media blog sebagai ekspresi jati diri. Komunitas ini hadir menjawab tantangan Pak Supadilah, yang ingin menghimpun penulis blogger Lebak, supaya lebih bersinergi dalam menggaungkan Literasi di Lebak. Komunitas ini dibentuk pada tanggal 10 Agustus 2021 dan saya adalah foundernya.
Hal pertama yang saya lakukan adalah membentuk grup KBL, mengundang teman-teman blogger Lebak, dan menjadikan admin sebagian anggota supaya bisa menambahkan teman-teman penulis Lebak, yang lebih dulu terjun dalam dunia literasi seperti Pak Asep Kurnia.
Pak Asep Kurnia(Askur) Kepsek SMPN 1 Bojongmanik Leuwidamar
Sejak diundang ke dalam grup, Pak Asep Kurnia sering membuat tulisan Suku Baduy dengan segala kearifan lokalnya yang memikat dunia. Beliau mengundang dan menantang KBL untuk menulis tentang Baduy sebagai salah satu kearifan lokal kebanggaan menjadi Warga Kabupaten Lebak. Secara sontak, kami menerima tantangan Pak Askur(baca:Asep Kurnia), tepatnya Rabu, 20 Oktober 2021.
Dikediaman Pak Askur
Definisi Saba dalam KBBI adalah berkunjung atau mengunjungi suatu tempat. Saba Baduy artinya mengunjungi Suku Baduy. Sebelum berangkat, kami mendata siapa saja yang ikut. Ada 4 orang yang menggunakan sepeda motor antara lain Pak Dadang (alumni ketua BM 17), Pak Dian (peserta baru BM 21), Bu Pipit dan bebepnya (Pak Irfan). Saya, Bu Fitri, ikut mobil Ambu Tini dan yang menjadi juru kemudinya adalah suami ambu tercinta.
Ambu Tini Bergaya
Suku Baduy adalah sebuah suku sunda asli
Jujur, ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di Kp. Ciboleger, tempat kediaman Pak Askur dan tempat etnis Suku Baduy yang semakin viral dengan segudang daya tariknya. Kami berangkat pukul 08.00 WIB dan tiba sekitar pukul 09.00 WIB. Sebelum kami berangkat ke Suku Baduy, Pak Asep memberikan suntikan motivasi, dengan memberikan buku "Masa Depan Suku Baduy." Pak Askur tidak lupa memberikan quotes yang berbeda kepada saya dan 4 penulis blogger lainnya.
Kenang-kenangan dari Pak Askur
Pak Askur memberikan quotes, "BUKU ITU CERMINAN BERAPA BANYAK POTENSI DAN KOMPETENSI YANG DIMILIKI PENULIS." Quotes ini sangat menampar kedua pipi saya. Seakan diberi suntikan semangat yang berapi-api. Seakan memberikan harapan baru bahwa saya sudah berada di jalan yang benar dan tidak tersesat.
Suntikan Motivasi Pak Askur
Quotes Penyemangat Penulis dan Pemerhati Suku Baduy. Masa Depan Suku Baduy Karya Pak Asep Kurnia(Dokumenter Warisan Suku Baduy dan tidak diperjual belikan)
Setelah semua penulis mendapatkan suntikan motivasi dari penulis hebat, kami disambut dengan sajian hidangan seafood udang yang menggugah selera. Saking nikmatnya, lupa tidak terfoto. Hehehe. Tapi dalam hati memang bersorak ria karena belum sarapan pagi. Pak Askur seperti tahu saja nih kalau saya belum "nyarap". Ambu Tini dan Bu Fitri pun sepertinya senasib dengan saya, karena pas mau beli bubur di Kampung Malangnengah, eh buburnya habis. Jadi Cuma beli makanan ringan berupa roti beserta camilan lain seperti kuwaci. Tak lupa air putih mineral takut kehausan saat berpetualang nanti.
Usai menyantap hidangan yang disediakan Pak Askur, kami baru diajak untuk mengeksplorasi etnis baduy. Di mulai dari berfoto di tugu selamat datang di terminal Ciboleger, di depan plank pintu masuk Suku Luar Baduy, dan di depan pintu masuk Baduy Luar.
Saat tiba memasuki pintu masuk Baduy Luar, kami melihat beberapa poster seperti tamu wajib lapor mengisi buku tamu dan 23 tata tertib saat pengunjung memasuki Suku Baduy.
Pos 1 Kadu Ketug
Ada sarana mencuci tangan yang sudah disiapkan dipintu masuk da nada plank yang berbunyi, "MENJADI BIJAKSANA ADALAH DENGAN MENJAGA LINGKUNGAN INI TERBEBAS DARI SAMPAH." Hal ini berati, semua pengunjung dilarang membuang sampah sembarangan dan menjaga kelestarian alam. Sehingga mewakili motto hidup pikukuh Baduy, "Gunung ulah dilebur, alam ulah dirusak," yang artinya gunung jangan dihancurkan dan lembah sebagai penampung air itu jangan dirusak.
Kp. Kadu Ketug 1(Baduy Luar)
Ada tiga istilah yang digunakan di sini yaitu luar baduy, Baduy luar, dan Baduy dalam. Saat Pak Askur berada di depan batas Kp. Kadu Ketug 1, itu artinya kita berada di luar Baduy atau di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Saat kita menginjakan kaki di Kp. Kadu Ketug 1, itu artinya kita sudah memasuki etnis Suku Baduy Luar.
Di Kp. Kadu Ketug 1 mulai terlihat pemukiman penduduk dengan istilah Nyulah Nyanda ( Menghadap ke Utara Selatan) dengan filosofi semakin ke Selatan semakin suci. Atap rumahnya terdiri dari ijuk, penyangganya dari tihang kayu, dindingnya berupa bilik dari bambu, sudah memiliki pintu dari kayu dan memiliki gagang pintu. Dinding bilik bamboo sebagian dipernis sehingga berwarna dan tidak memiliki jendela. Masak masih menggunakan kayu bakar dan tanpa cerobong asap dengan harapan asap dari kayu akan menguatkan penyangga rumah dan mengusir serangga/ rayap. Rumah adat berupa rumah panggung sebagai sarana pergantian udara karena rumah tidak memakai jendela. Istilahnya ada golodog(pijakan), sosongko(teras), dan imah.
Rumah adat Nyulah Nyanda(Menghadap Selatan)
Kalau di baduy dalam, rumah adat baduy harus satu pintu yang berarti istrinya harus satu dan tidak boleh berpoligami, kecuali istrinya meninggal maka bolehh menikah lagi. Setelah itu Pak Askur melihat satu muridnya, Nunuz. Blogger Jakarta yang mendapat gelar doktor S3 karena melakukan riset mengangkat etnis Baduy. Kami lalu berfoto bersama.
Aku(kiri), Pak Askur, Nunuz, Bu Pipit, Bu Fitri, Ambu Tini(kanan)
Di Kp. Kadu Ketug 1 ada satu rumah yang posisinya lebih tinggi yaitu rumah Kepala Desa Kanekes yang bernama Jaro Saija. Rumah dinas tersebut dibuat lebih tinggi dengan filosofi semakin tinggi rumah, berarti jabatannya lebih tinggi. Usai mengunjungi rumah dinas Jaro Saija, petualangan dilanjutkan ke Kp. Cipondoh. Di sana, kami melihat para ambu(wanita dewasa/sudah menikah) menenun kain sambil menawarkan jajanannya.
Ambu Dewi, sedang menenun menggunakan mesin tradisional
Ambu Dewi, wanita berparas cantik seperti bidadari. Kulit yang putih, asri, dan tanpa efek kamera, sangat memesona. Saat melihatnya memintal kain tenun, saya bertanya tentang berapa lama proses pembuatan satu buah kain. Ternyata, satu buah kain selesai dibuat dalam waktu 2 minggu. Harga satu kain bisa sampai 200-250 ribu tergantung besar dan ukurannya. Wanita Baduy mempunyai kewajiban untuk bisa menenun yang keahliannya diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Selain kain tenun, ada juga gantungan, gelang, dan jahe yang dijejerkan dan ditawarkan kepada pengunjung.Setelah melihat kecantikan Ambu Dewi, kami berhenti di sebuah pemukiman penduduk. Di sana ada Abah Kardi yang menjelaskan perihal kalender Suku Baduy antara lain Safar(Januari), Kalima, Kaenam, Katujuh, Kadalapan, Kasalapan,kasapuluh, hapid lemah, hapid kayu, kasa, karo, dan katiga. Dalam kalender Suku Baduy ada istilah bulan larangan yang jatuh pada bulan kasa tanggal 17(kawalu tembey), karo tanggal 18(kawalu tengah), dan katiga tanggal 19(kawalu tutug). Pada bulan ini Suku Baduy wajib berpuasa dan tidak menerima pengunjung dari luar.
Abah Kardi dan Ambu Kardi
Setelah mendapat informasi tentang kalender Suku Baduy, kami melanjutkan perjalanan di Kp. Kadu Ketug 3. Di sana kami disuguhi jejeran leuit yang merupakan simbol ketahanan pangan masyarakat Suku Baduy. Setiap pasangan baru yang telah menikah diwajibkan memiliki satu leuit untuk menyimpan padi. Salah satu pertanian di sini adalah ngahuma, atau beras huma yang di tanam di ladang dan padi huma tidak memiliki banyak air sehingga kuat hingga mencapai ratusan tahun dan menjadi makanan pokok yang digunakan sampai sekarang.
Leuit, ketahanan pangan Suku Baduy
Setelah melewati proses Puasa Kawalu, mereka buka puasa dengan memakan daun sirih dan gambir. Ritual diakhiri dengan Ngalaksa atau aktivitas saling berkunjung dengan membawa hasil bumi/ hasil ladang. Kemudian akan dilanjut dialog budaya berupa event Seba Baduy yang artinya menyerahkan hasil bumi kepada Bupati Lebak dan Gubernur Banten. Suku Baduy dalam dan Baduy Luar jalan kaki untuk mengantarkan hasil bumi.
Perjalanan KBL pun di akhiri sesi video Tanya jawab yang isinya mengulas kembali informasi yang telah dijelaskan oleh Pak Asep Kurnia. Simak yuks videonya.
Di akhir perjalanan bertemu dengan Kang Aden, Youtuber Kinemaster dan pemandu wisata ke Saba Baduy. Tidak lupa berfoto sejenak dengan Abah Adel yang hebat, semoga bisa nular kehebatannya dalam memperkenalkan kearifan lokal Suku Baduy.
Bersama Abah Aden
Meskipun kami hanya melewati 3 Kampung Suku Baduy Luar, kearifan lokal dan pikukuh adat sangat kenal sekali. Cagar budaya yang harus dilestarikan sebagai Destinasi Kultur Budaya yang amat memesona. Perjalanan ini sangat menyenangkan. Selain mendapat informasi penting tentang Suku Baduy, yang ternyata disebut Kanekes dan Rawaian(karena ada jembatan dari akar yang merambat ke atas), Masyarakat Baduy hanya mengakui Baduy adalah kampungnya dan Kanekes adalah nama desanya.
Komunitas Blogger Lebak, siap menjadi penerus dan pegiat literasi asli Lebak yang siap menjadikan Suku Baduy menjadi Cagar Budaya yang terdokumentasi dalam bentuk buku antologi yang ditulis dengan hati dan mengabadikan momen kebersamaan penulis blogger Lebak. Harapan ke depan, semoga makin banyak putra putri bangsa yang mencintai budaya lokal yang berusaha menjaga dan melestarikannya hingga menjadi aset dan omzet negara dalam dunia pariwisata mancanegara.
Tantangan Kamis Menulis minggu ini seru sekali. Tema Suaka marga kata digagas oleh besan Mazmo DM yang memutar spin dan berhenti pada satu kata yaitu HANCA.
Sempat berpikir, kok seperti bahasa Sunda yah??? Saya lalu menelisik KBBI dan menemukan artinya.
Hanca menurut Mbah Google
Seperti biasa, tantangan selalu ditunaikan di menit-menit terakhir. Bukan karena sok sibuk atau menyibukkan diri, lebih ke menemukan momen yang pas dan ide yang sesuai dengan hati.
Lalu teringat dengan hanca rajutan, ternyata sudah satu bulan ini belum dikerjakan. Pengalaman baru sebagai editor, sangat menyita waktu dan tenaga. Namun, ada kebahagiaan tersendiri saat melihat hanca editan naskah, selesai menemui pemiliknya. Seperti hanca resume Pak Dail Ma'ruf dan Bu Endang yang sudah terbit bukunya hari ini.
Buku Pak Dail
Buku Bu Endang
Setelah selesai dengan hanca editan, saya kembali mengerjakan hanca rajutan yang mangkrak dan baru dipegang lagi. Sudah satu bulan lamanya tidak merajut, rasanya sangat rindu sekali. Memang benar, harus luangkan waktu khusus jika hanca ingin selesai tepat waktu.
Teringat hanca rajutan yang masih 5 row(keliling), butuh proses yang cukup lama untuk menyelesaikan satu rajutan. Kebetulan hanca rajutan ini akan membentuk tas gendong yang unik dan menarik.
Setelah memaknai kata hanca, ternyata banyak sekali tugas yang belum saya selesaikan. Seharian tadi bersama Ambu Tini dan Bu Pipit mengikuti sosialisasi SPJ BOS dengan di dampingi inspektorat dan tim Teknis bos Kabupaten Lebak, sangat berliku.
Ambu Tini idolaku
Sama Bu Pipit dan Bu Wagini
Berikut adalah hanca yang harus segera di kerjakan mengingat deadline yang semakin mendekat.
Hanca Kepsek SMP Wilbi 3 Lebak
Tidak mungkin semua hanca yang kita lakukan dapat selesai jika dibiarkan mangkrak dan tidak disentuh sama sekali. Oleh karena itu, ayo tuntaskan pekerjaan kita satu persatu supaya hanca yang tertulis bisa selesai dengan lancar. Seperti hanca challenge Kamis Menulis kali ini, akhirnya bisa terlewati.
Tetap utamakan tugas seorang ibu sekaligus seorang istri. Harus bisa memanage waktu agar semua tugas bisa dikerjakan dengan baik. Semoga semua peserta dapat menyelesaikan setiap HANCA dengan baik dan lancar tanpa adanya godaan. Aminn.
1. "Orang boleh pandai setinggi
langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan
dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian". - Pramoedya Ananta
Toer
2. "Semua orang akan mati
kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di
akhirat kelak". - Ali bin Abi Thalib
3. "Kalau kamu bukan anak raja
dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis". - Imam
Al-Ghazali
4. "Aku lebih takut dengan
seseorang yang memegang pena (penulis) dari pada prajurit yang bersenjatakan
lengkap". - Napoleon Bonaparte
5. "Usahakan menulis setiap
hari. Niscaya, kulit Anda akan menjadi segar kembali akibat kandungan manfaat
yang luar biasa". - Fatimah Mernissi
6. "Menulis merangsang
pemikiran, jadi saat Anda tidak bisa memikirkan sesuatu untuk ditulis, tetaplah
mencoba untuk menulis". - Barbara
7. "Menulis adalah mencipta,
dalam suatu penciptaan seseorang mengarahkan tidak hanya semua pengetahuan,
daya, dan kemampuannya saja, tetapi ia sertakan seluruh jiwa dan napas
hidupnya". - Stephen King
8. "Ketika seorang penulis
hanya menunggu, maka sebenarnya ia belum menjadi dirinya sendiri". -
Stephen King
9. "Kita tidak harus menunggu
datangnya inspirasi itu, kita sendirilah yang menciptakannya". - Stephen
King
10. "Membaca adalah pusat yang
tidak bisa dihindari oleh seorang penulis". - Stephen King
11. "Penulis yang baik, karena
ia menjadi pembaca yang baik". - Hernowo
12. "Untuk menjadi penulis,
yang dibutuhkan hanyalah kemauan keras untuk menulis dan kemudian mempraktikkannya,
orang yang hanya mempunyai kemauan untuk menulis, namun tidak pernah
melakukannya, maka ia sama saja dengan bermimpi untuk memiliki mobil, tanpa ada
usaha dan kerja keras untuk memilikinya". - Stephen King
13. "Mulailah dengan menuliskan
hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu
sendiri". - J.K. Rowling
14. "Syarat untuk menjadi
penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis". - Kuntowijoyo
15. "Menulislah dengan bebas
dan secepat mungkin, dan tuangkan semuanya ke atas kertas. Jangan melakukan
koreksi atau menulis ulang sebelum semuanya habis Anda tuliskan". - John
Steinbeck
16. "Kita tidak menulis untuk
dipahami; tetapi untuk memahami". - C. Day Lewis
17. "Di mana pun saya menemukan
tempat untuk duduk dan menulis, di situlah rumah saya". - Mary Tall
Mountain
18. "Jangan pernah ragu meniru
penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan
model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit
penulis yang Anda tiru". - William Zinsser
19. "Yang menyebabkan kalimat
pertama begitu sulit adalah karena Anda terpaku padanya. Semua yang lain akan
mengalir dari kalimat itu". - Joan Didion
20. "Menulis kalimat pembuka
suatu cerita hampir mirip dengan mulai berski di bagian bukit yang paling
terjal. Anda harus mengendalikan semua keahlian sejak awal". - Marion Dane
Bauer
21. "Gagasan seorang penulis
adalah hal-hal yang menjadi kepeduliannya". - John Gardner
22. "Menulis adalah menulis
adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah menulis adalah
menulis…" - Gertrude Stein
23. "Penulis tidak pernah
dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu dibawa sejak
lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan". -Bambang Trimansyah
24. "Karena kau menulis.
Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian
hari". - Pramoedya Ananta Toer
25. "Menulislah, karena tanpa
menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah". - Pramoedya Ananta Toer
26. "Menulis adalah sebuah
kebutuhan agar otak kita tidak dipenuhi oleh feses pemikiran. Maka, menulislah.
Entah itu di buku tulis, daun lontar, prasasti, atau bahkan media sosial,
menulislah terus tanpa peduli karyamu akan dihargai oleh siapa dan senilai
berapa". - Fiersa Besari
27. "Menulis cuma pelampiasan,
tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan". - Windry Ramadhina
28. "Belajar menulis adalah
belajar menangkap momen kehidupan dengan penghayatan paling total yang paling
mungkin dilakukan oleh manusia". - Seno Gumira Ajidarma
29. "Menulis itu seperti seks.
Pertama kamu melakukannya demi cinta, lalu kamu melakukannya untuk temanmu, dan
kamu lalu melakukannya untuk uang". - Virginia Woolf
30. "Mulailah menulis, jangan
pedulikan apa pun. Air tidak akan mengalir hingga keran dihidupkan". -
Louis L'Amour
31. "Menulis adalah
satu-satunya profesi di mana tidak ada yang menganggap Anda konyol jika Anda
memperoleh uang". - Jules Renard
32. "Ketika sebuah karya
selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya
lagi". - Helvy Tiana Rosa
33. "Menulis itu mudah. Tapi
bagaimana agar tiap huruf berarti dan bisa membuat pembacamu bergerak ke arah
yg lebih baik, tanpa kau gurui". - Helvy Tiana Rosa
34. "Membacalah Anda akan
mengenal dunia lebih dekat. Menulislah, Anda akan dikenal dekat oleh
dunia". - Madi Ar-Ranim
35. "Jika ditanya, 'Bagaimana
kamu menulis?' saya akan menjawab, 'satu demi satu kata'. - Stephen King
36. "Menulislah dengan tulisan
jelek, karena tulisan yang bagus hanya bonus dari kebiasaan".
37. "Menulis mengajarimu bahwa
yang terucap bisa saja kamu lupakan. Namun, yang kamu tuliskan akan selalu
ada".
38. "Tidak perlu ragu untuk
menulis apa pun yang kamu mau, sebab setiap tulisan memiliki penikmatnya
sendiri-sendiri".
39. "Berjuang, menangis, dan
gigihlah menulis. Dan jangan lupa mencintainya, bahkan ketika tulisan kalian
mulai menghasilkan".
40. "Teruslah menulis. Paling
tidak, orang-orang tahu kalau kamu masih hidup".