Kamis, 04 Februari 2021

MENULIS ITU MUDAH

 

Sumber: www.wijayalabs.com

Sore itu, Selasa tepatnya tanggal 05 Januari 2021,  untuk pertama kalinya saya diundang sebagai narasumber di komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal). Komunitas ini mengadakan program #Selasa Berbagi.

Pertemuan kali ini saya ditemani Pak Sucipto Ardy yang bertugas sebagai moderatornya. Untuk sore ini, saya minta grup untuk tidak dikunci. Mengapa saya lakukan hal ini? Saya ingin dari awal hingga akhir ada timbal balik dengan semua peserta.

Sumber: Lagerunal.blogspot.com
 

Saya tidak ingin, kelas menjadi sepi. Saya tidak mau, narsum terus yang fokus ke materi dan tidak memberikan kesempatan peserta untuk bertanya. Akhirnya saya mulai kelas itu dengan 3 pertanyaan penting.

1. Mengapa saya mengambil tema, menulis itu mudah?

Ada 10 orang yang sudah membantu untuk menjawab.

1. Supaya tidak takut untuk menulis (Bu Uswatun)

2. Agar awet muda (Pak Indrakeren)

3. Supaya PD dengan tulisan sendiri(Bu Suyati)

4. Biar lebih keren (Nufristi)

5. Supaya orang tertarik untuk menulis(Kholisoh)

6. Agar menulis bukan menjadi momo...(Pak Sucipto)

7.Biar gak alergi nulis (M.Bajuri)

8. biar semangat nulis (Sri Wigati)

9. Karena setiap orang  memang bisa menulis (Bu  Rita)

10. Dengan menulis, mngukir sejarah, mengabadikan jejak(Rina)

 

2. Adakah hal yang disukai atau dikuasai?

Ada 11 peserta yang menjawab.

1. Menulis cerita (M.Bajuri)

2. Memasak kue (Ghurrotus Tsaniyah)

3. Menanam dan merawat bunga (Cici Jang)

4. Sejarah (Pak Sucipto)

5. Menyukai alam, jalan-jalan (Suyati)

6. Bincang-bincang (Kholisoh)

7. Momong Anak(Pak Indrakeren)

8. Momong Anak Sambil Rawat Bunga (Cici Jang)

9. Jalan-jalan dan jajan(Sri Wigati)

10. Saya paling suka dengan siswa yang sering curhat jadi aku tempat curhatnya, merawat bunga kadang suka ngomong sendiri sama bunga( Bu Ai Setiawati)

11. Suka jajan jajanan anak sekolahan misalnya cilok (Dwi Yulianti)

Nah, begitu banyak hal yang kita sukai dan hal yang kita kuasai. Kenapa tidak kita tuliskan? Mengapa masih berkata menulis itu sulit?

Menulis itu mudah, yang sulit itu adalah memulai tulisan. Masalah salah satu peserta yaitu Bu Ai adalah suka tidak PD dengan tulisan sendiri. Betul. Tapi orang gagal mencari alasan, orang sukses mencari jalan keluar.Setelah sekarang tergabung digrup ini. Kuatkan niat dalam hati untuk selalu menulis

Jadi, yang ingin saya sampaikan adalah tulislah apa yang Anda sukai dan Anda kuasai. Mulailah dari hal kecil itu secara terus menerus.

Jangan takut mencoba dan jangan takut salah. Tidak ada hal yang instan. Semua butuh proses. Jadi, tanamkan mindset di benak kita, tidak ada hal yang sulit selama kita mau belajar. PASTI BISA!

Untuk para pemula, 3 alinea pembuka, isi, dan penutup akan manjur dan sukses jika dilakukan setiap hari.

Saat kita hendak menulis, tulislah dulu semua ide yang berserak dalam benak kita. Jangan dulu mengedit atau menyunting tulisan karena itu akan menghilangkan ide dan yang akan ditulis akan lupa.

Menulis itu butuh keterampilan. Keterampilan akan terasah jika kita melakukannya setiap hari. Jangan menunggu waktu luang, tapi luangkanlah waktu untuk menulis.

3. Saya memberikan sebuah foto dan meminta peserta menjawab gambar apakah itu?

Sumber: www.google.com

Jawaban peserta:

1. Bunga melati (M. Bajuri)

2. jenis-jenis bunga melati dan manfaatnya (Ai Setiawati)

3. Melati putih yang indah dan mewangi(Suyati)

4. Bunga melati berwarna putih bersih. Memiliki wangi yang khas. Dapat meningkatkan nilai jual dengan diekspor serta dimanfaatkan untuk bahan penyedap (Dwi Yulianti)

Begitu banyak hal yang bisa kita lihat dari sebuah gambar bunga melati. Misalnya bentuknya, baunya, jenisnya, manfaat, bahkan nilai jualnya yang tentunya bisa beragam. Kalau yang nikahan, pasti bunga melati laris deh.

Saya lalu meminta peserta untuk menulis tantangan tema bunga melati dengan menggunakan 3 alinea berupa alinea pembuka, isi, dan penutup. Hasilnya sebagai berikut.

1. Bu Ai Setiawati

Melati merupakan tanaman yang menghasilkan bunga dengan bau harum. Di tempat saya, tanaman ini cukup mudah ditemui. Saya menanamnya untuk menghiasi halaman rumah supaya cantik.

Jenis yang sering ditemui adalah bunga melati putih.  Bunga ini biasanya dikonsumsi dalam bentuk olahan teh.

Terlepas dari itu, bunga melati juga dimanfaatkan sejak lama untuk kesehatan dan kecantikan. Beragam khasiatnya menawarkan banyak manfaat untuk perawatan kecantikan alami, seperti kulit dan rambut.

 

2. Pak Indrakeren

Melati

Terlihat indah sekali, menarik menawan hati, terlihat segar di pagi hari. Hai Kamu yang cantik, ingin sekaliku menyapa. Ingin sekali bercengkrama, banyak tanya ingin kusampaikan. Hei Kau yang selalu menarik di pagi hari, terkena kilauan sinar mentari, menolehlah sedikit untuk melihat sang pemerhati.

Hati gundah bersedih, bahwa si cantik tidak hadir di pagi ini. Entah kemana ia pergi sampai-sampai harumnya tidak tercium lagi. Mungkin si cantik sedang bersolek diri, memberikan kejutan bagi mentari, Namun itu baru sebuah opini belum menjadi fakta yang menyenangkan hati.

Tersiar kabar di telinga ini, bahwa si cantik tidak ada lagi. Entah siapa yang menyiarkan kabar tidak bermutu seperti ini. Hati semakin gundah sekali, si Cantik benar-benar menghilang sudah beberapa hari. Ditambah kabar yang tidak mengenakkan hati. Membuat Aku mempercayai!! Hei Cantik. Hei Melati. Semogaku bisa bisa lebih berani, jika bertemu denganmu lagi (Indrakeren).

 

3. Sri Yamini

Dalam suatu pernikahan biasa ruangan bau bunga melati. Begitu juga sepasang pengantin memakai kalung dari bunga melati.

Untuk yang masih jomblo. Terutama gadis-gadis suka mencuri bunga melati. Pernah kualami kata orang tua dulu. Supaya cepat dapat jodoh.

Harus mencuri bunga melati yang dipakai oleh suaminya. Sedangkan yang jomblo laki-laki. Mencuri kalung melati yang dipakai istrinya.

Ternyata mitos tentang bunga melati. Sampai saat ini masih dipercaya. Selain bunga melati sangat wangi baunya. Bunga melati melambangkan cinta suci yang abdi. Supaya rumah tangganya samawa, Aamiin...


4. Dwi Yulianti

Seputih Melati

Warnanya putih bersih, harum semerbak wanginya. Kuntum bunga yang berkelompok membuat semakin indah dipandang mata. Tak salah melati dijadikan Puspa bangsa.

Melati dapat sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suka dan duka melati selalu menemani. Mulai dari pernikahan hingga tempat pemakaman.

Maaf ibu belum bisa buat penutup.

 

5. Pak D Susanto

*Bau Melati*

Melati itu bunga yang baunya menakutkan. Setiap kali aku berjalan di malam gelap dan mencium bau melati, pasti hatiku berdebar. Aku merasa ada seseorang yang tidak kasat mata mengawasi.

Seperti malam ini. Aku terpaksa berjalan kaki ke rumah *Neng Aam*. Seperti biasa, sebagai pemuda saya ikut bersama anggota Karang Taruna membantu rekan yang hajatan. Neng Aam, sahabat, dan tetanggaku akan menikah. Kami bergotong royong merias panggung dan pelaminan. Berbagai bentuk hiasan janur dipasang. Tidak lupa bunga-bunga segar dan buah-buahan. Bunga melati perlambang kesucian tidak ketinggalan. Baunya harum, kata teman-teman perempuan.

Tanpa kuketahui, Yusni mengambil segenggam. Ia memasukkan ke kantong baju batikku yang berlengan panjang. Ya, aku pemuda lajang yang berpenampilan dewasa. Suka berkemeja batik seperti *Pak Indra*. Guru SD yang dua tahun lagi pensiun.

"Manto tu, paling takut bau melati, loh!" kata *Yusni* tiba-tiba.

Aku terkejut. Andai ada cermin untuk berkaca,  barangkalai wajahku merah merona. Menahan malu.

"Ah, siapa bilang? Melati itu 'kan bunga suci," timpalku beralasan.

Padahal dalam hati mulai merayap rasa takut. Degup jatungku pun mulai tidak beraturan.

"Hmm.... Neng, kayaknya hari udah agak larut. Saya pulang dulu, yah!" kata saya kepada calon pengantin perempuan.

"O, iya. Makasih ya, Tok. Yus, kamu nggak nemenin Manto pulang, tuh?" goda Aam.

"Huh, bisa diculik nggak diantar pulang ntar. Hati-hati ya, Tok. Lewat bawah randu di ujung jalan suka ada bau yang aneh-aneh," kata Yusni setengah meledek dan menakuti.

"Huh. Aku lelaki, Yus. Enak, aja!" kataku memberanikan diri.

Aku pun melangkah pulang. Rumah-rumah para tetangga sudah banyak yang tutup pintunya. Kulhat jam di tangan.

"Pantas, sudah jam sebelas,"gumamku dalam hati.

Melewati rumah Pak Haji Cipto, langkah kupercepat. Tidak ada lagi rumah menuju pertigaan jalan. Apalagi sesudahnya ada pekarangan. Di sana berdiri tegak pohon kapuk randu tua seperti dikatakan Yusni tadi.

Benar saja, mendekati pohon randu, bau melati mulai tercium. Lama-lama semakin menyengat. Lampu jalan di depan rumah Haji Cipto sudah tidak mampu lagi menerangi jalan di pekarangan ini.

"Dug...dug...dug...," jantungku berirama cepat berdegub.

Hidungku kembang kepis. Dadaku naik turun. Pikiran pun membayangkan yang aneh-aneh. Bau bunga melati pun semakin tajam. Ingin rasanya berlari. Tetapi rasa malu sebagai lelaki yang dua tahun lagi kepengin berbini menahan keinginan itu. Apalagi jalan bebatuan pasti akan menimbulkan bunyi kemeratak. Jika didengar Yusni, bisa habis kejantananku di mata gadis tomboy itu.

"Ya, Allah. Kuatkan hamba. Jauhkan aku dari hantu," doaku lirih.

Bau melati semakin kuat ketika badanku tepat di bawah pohon kapuk randu tua itu. Badanku gemetar. Perasaan takut menjadi-jadi. Persetan dengan kejantanan. Aku harus lari hingga ke pertigaan jalan.

"Ada apa, Jang?" tanya Mang Ujang penjual siomay ketika kami berpapasan.

"Oh, Mang Ujang. Gak papa, Mang!" sambil menghentikan langkahku malu-malu kujawab pertanyaan Mang Ujang. Napasku yang masih ngos-ngosan kutahan.

Dua ratus meter lagi aku sampai rumah. Yang mengherankan, bau melati semain semerbak. Tetapi anehnya, perasaan takut mulai surut.

Sampai di rumah, aku berganti baju. Ketika baju batik itu kulepas, tiba-tiba berhamburan bunga melati dari kantong sebelah kanan.

Ingatanku ku pun kembali ke atas panggung.

"Kampret, ini pasti kelakuan, Yusni. Awas, ya!" kataku geram.

Sambil memakai kaos *Lagerunal*, aku nyengir kuda.

"Huh, ternyata hanya bau. Tidak ada hubungannya dengan hantu."

(Cerpen dadakan, Pak D)


Dari ketiga pertanyaan yang saya lontarkan intinya adalah setiap orang memiliki keterampilan menulis yang sebenarnya bisa didapatkan dengan terus berlatih membuat artikel sederhana, dengan menggunakan patokan 3 alinea yaitu alinea pembuka, isi, dan penutup.

Dengan berlatih menulis setiap hati, budaya menulis akan terpatri dan akan bermanfaat di kemudian hari.

Semoga sedikit dari saya, akan menambah semangat menulis di mana pun Anda berada. Tetap semangat dalam menulis, berbagi, dan bisa bermanfaat untuk orang lain.


Salam blogger inspiratif.

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

6 komentar:

  1. Mantab abis pokoky. Sukses buat bunda Aam

    BalasHapus
  2. Bu aam guru b.indonesia jd ga terkalahkan....
    Mampir ya bu aam di rmh sy..

    https://aidaborneo12.wordpress.com/2021/02/05/prinsip-ide-dalam-menulis/

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...