Minggu, 07 Februari 2021

"What goes around, comes around"




sumber: www.wijayalabs.com


Di tantangan menulis hari ke 7 ini, saya mempunyai artikel yang sangat menarik. Sayang sekali kalau tulisan ini tidak diabadikan. Kisah ini pun dimulai. 


Saat saya membuka WA Grup Belajar Menulis Omjay, saya mendapatkan sebuah video storry talling yang cukup menggugah hati. Video ini berdurasi 07.32 detik. 

https://youtu.be/TDdURoiEpC0


Isi videonya bercerita tentang seorang pria tunawisma yang meminta uang dengan menggunakan bekas cup minuman sebagai wadah untuk menyimpan uang. Ia menuliskan "Please Help" di kardus dengan tinta hitam.

Pria tunawisma ini tidak punya rumah dan tempat tinggal. Ia menjadi pengemis untuk menyambung hidupnya. Ia tak memiliki keterampilan dan jalan terbaik untuknya adalah mengemis. Menurutnya mungkin dengan mengemis adalah jalan singkat untuk mendapatkan uang untuk makan. 

Berapa kali ia sodorkan cup gelas untuk meminta uang receh dari orang-orang yang melintasnya. Tapi orang-orang serba sibuk dengan kegiatannya masing-masing. 

Pria tua ini tetap berusaha untuk meminta uang, tapi tetap ditolak dengan kepisan tangan orang yang lalu lalang. Kerap ia bersedih karena orang-orang hanya sibuk dan tak memedulikannya. Namun, terkadang ia tersenyum saat orang-orang memberikan uang recehan yang menurutnya berharga karena bisa membeli makan secukupnya. 

Tiba-tiba datanglah seorang wanita menghampiri Pria tunawisma ini. Ia lalu memberikan uang 20 dollar AS kepadanya. Kalau di Indonesia, 20 dollar AS setara dengan 283.129 rupiah. Cukuplah makan untuk satu minggu. 
Sumber: www.google.com


Begitu takjub si pengemis lalu bertanyalah kepada wanita itu. 

"Mengapa kau memberikanku uang sebanyak ini? tanya si pengemis. 
Sebelum saya menjawab, saya ingin bertanya, "siapa namamu dan mengapa Anda mengemis?"

Si Tunawisma tersebut lalu berkata,
"Nama saya adalah Billy. Saya mengemis untuk mencari makan. Saya tidak punya rumah. Saya ingin mempunyai rumah tinggal dan makan yang enak. Namun saya tidak punya pilihan lain. Hanya mengemislah yang bisa saya lakukan," timpalnya.  

"What goes around, comes around artinya suatu konsekuensi yang akan kita terima akibat dari perbuatan kita sendiri," timpal wanita itu.

Sebelum wanita itu hendak pergi, pria tunawisma ini memanggilnya sebentar. "Tunggu, siapa namamu?" Dimana kau bekerja? 
"Nama saya adalah Sarah. Saya bekerja tidak jauh dari sini."
"Terima kasih, Sarah." Ucap Billy kepadanya.
 
Setelah Sarah pergi, Billy segera mengambil uang yang Sarah berikan. Tak sengaja, Billy menemukan sebuah cincin yang terjatuh di Cup tempat meminta uang. 

Ia lalu teringat wajah Sarah, yang terakhir memberikan uang sebanyak 20 dollar. Namun, rasa penasaran menghampirinya. Ia lalu membawa cincin tersebut ke toko perhiasan. Ia bertanya berapakah harga dari cincin tersebut. 

Pemilik toko lalu mengecek keaslian permata dari cincin itu. Takjub sekali ternyata cincinnya memiliki harga jual yang tinggi. Si pemilik toko menghargai sebesar 4.000 dollar AS atau sekitar 50.265.800 rupiah. 

Bagaimana, apa kau mau menjualnya? Tiba-tiba Billy lalu teringat ucapan Sarah "What goes around, comes around." Sebuah kalimat yang menyadarkan Billy untuk tidak berbuat jahat. "Mohon maaf, cincin ini bukan milik saya. Saya tidak akan menjualnya," ucap Billy. 

Billy segera keluar dari toko perhiasan dan segera mencari Sarah. Sudah beberapa kantor di sisi jalan yang ia hampiri, namun tidak ada Sarah di dalamnya. Billy tidak menyerah. Billy ingin memberikan cincin itu kepada Sarah, karena mungkin cincin itu sangat berharga bagi Sarah. 

Tibalah Billy di sebuah kantor yang paling ujung. Bertanyalah ia kepada seorang wanita cantik, apakah ada pekerja bernama sarah. Lalu ia berkata, ya. Tentu saja ada. Sarah, ada yang memanggilmu. Sarah pun muncul di balik meja kantor. 

"Billy, ada apa kau ke tempat kerjaku?" Billy lalu mengeluarkan cincin dari sakunya. "Saya  mau mengantarkan cincin ini. Saya rasa, ini adalah cincinmu yang terjatuh saat kau memberikan uang kepadaku," timpal Billy. 

Wajah Sarah, sangat terkejut dan sangat kegirangan. Ia sudah mencari kemana-mana namun ia tak menemukannya. Cincin itu adalah cincin pernikahan Sarah yang sangat berharga. Betul sekali pemikiran Billy bahwa Sarah pasti mencari cincin tersebut.

"Mengapa kau mengembalikannya kepadaku? Cincin ini sangat mahal, mengapa kau tak menjualnya? Malah kau mengembalikannya padaku?" tanya Sarah penasaran. 

"Seorang wanita pernah bilang kepadaku bahwa "What goes around, comes around." Billy lalu pamit dan beranjak meninggalkan kantor Sarah. 

Sarah sangat terharu dengan tindakan Billy. Ternyata Billy orang yang sangat jujur. Betapa kejujuran itu, sangat sulit didapatkan di era milenial seperti sekarang. 

Sarah, menulis kisah Billy dan mempostingnya di medsos. Ternyata kisah Billy dimonetisasi dan banyak yang mendownload artikelnya. Masuklah uang ke rekening Sarah, dengan jumlah yang fantastik. 

Tak lama setelah uang yang di dapatkan cukup banyak, datanglah ia menemui Billy dengan membawa tas yang berisi uang puluhan juta. 

"Billy, ini ada kejutan untukmu." Sarah memberikan sebuah tas yang isinya adalah uang hasil monetisasi. 

"Uang siapa ini?" tanya Billy dengan rasa heran. 

"Saya menuliskan kisahmu, dan ternyata banyak yang mendownloadnya. Uang ini adalah milikmu. Dengan uang ini, kamu bisa membeli rumah sebagai tempat tinggal, dan kamu bisa makan dengan layak," ucap Sarah. 
"Terima kasih banyak," timpal Billy kepada Sarah. 

Kisah ini sangat menginspirasi. Saat Sarah yang membantu Billy, dengan memberi uang 20 dollar. Saat Billy mengembalikan cincin Sarah. Saat Sarah menuliskan kisah Billy yang akhirnya menghasilkan uang jutaan rupiah dan Sarah memberikan uang hasil dari kisah Billy. 

Begitu kuatnya sebuah kalimat "What goes around, comes around" telah merubah keajaiban besar dalam hidup Billy dan Sarah yang mendapatkan uang dari kisah Billy. Begitu kuatnya rasa tolong menolong antar sesama manusia. 

Terkadang kita lupa, saat orang membutuhkan pertolongan kita, kita malah tidak membantunya. Kita malah menertawainya. 

Kisah ini telah mengajarkan kepada kita, bahwa begitu pentingnya menolong satu sama lain. Jika kita berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita. 

Saya jadi ingat kelas menulis Omjay. Saya adalah salah satu relawan yang berada di Tim Omjay untuk memandu kelas belajar menulis. Saya bertugas sebagai moderator. Pak Brian bertugas membuat flyer, dan link pengumpulan resume Omjay. Ada juga bu Fatimah, bu Kanjeng dan Ombams yang siap membantu Omjay. Begitulah kami berada di samping Omjay untuk mensukseskan setiap acara yang berlangsung.

Saya yang berada di Tim Omjay ini, tidak ada yang dibayar sama sekali. Kami melakukan tugas dengan niat ikhlas untuk saling berbagi dan tidak mengharap materi. Saat ini saya hanya bisa menyumbang tenaga. Beda halnya dengan Omjay yang telah membuat kelas menulis dari gelombang 1-17 dengan gratis dan tanpa bayaran sama sekali. Oleh karena itu, jika Omjay membuat buku, pasti bukunya selalu diburu. 

Saya jadi mengerti kalimat inspirasi satu ini "What goes around, comes around." Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Semoga kita semua akan menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Amin. 

Salam blogger inspiratif.
Aam Nurhasanah, S.Pd. 
SMPS MATHLA'UL HIDAYAH CIPANAS






 


12 komentar:

  1. Wow dahsyat ceritanya. Dahsyat juga tulisannya.

    BalasHapus
  2. Terkadang rezeki datang melalui pintu yg tidak kita duga. Namun, jangan lupa untuk selalu berbuat baik. Trm ksh sharing kisah inspiratifnya, Bu Aam.

    BalasHapus
  3. Inspiring kisahnya, Bun

    Jadi ingat pesan alm. Bapak, sesulit apapun hidupmu teruslah berusaha untuk menjadi orang baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bunda. Jika baik pada orang, akan ada orang baik lagi sama kita

      Hapus
  4. Aamiin, jd inget pesen mbah 🙏

    BalasHapus

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...