4 Kesalahan dalam satu malam
Challenge Kamis Menulis#4 |
Callenge Kamis Menulis kali ini adalah 4. Challenge ini diadakan oleh komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional (Lagerunal) yang dibentuk oleh Pak Brian. Tim admin yang menjadi penanggungjawab program ini adalah sahabat saya, Sudomo, S.Pt. yang akrab disapa Besan.
Setiap Kamis, Besan selalu mengirimkan satu tema, yang wajib ditulis di blog oleh peserta. Sempat bingung mau nulis apa? Akhirnya, ide tulisan itu datang karena peristiwa semalam.
Definisi Kesalahan
Di dalam hidup, siapa yang tak pernah melakukan kesalahan? Kesalahan berasal dari kata salah. Salah menurut KBBI: sa·lah a 1 tidak benar; tidak betul: ia membetulkan hitungannya yang --; 2 keliru; khilaf: ia -- menafsirkan ayat itu; 3 menyimpang dari yang seharusnya: mereka -- jalan; 4 luput; tidak mengenai sasaran; gagal: dua kali tembakannya -- dan baru yang ketigalah ia berhasil; 5 cela; cacat: meskipun sudah tua, tidak ada -- nya jika engkau mau belajar lagi; 6 kekeliruan: bukan -- ku jika ia tidak menepati janjinya;
Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Kodrat saya sebagai manusia biasa, saya juga pernah melakukan kesalahan. Apalagi kesalahan semalam. Saya sampai tak bisa tidur untuk intropeksi diri dan belajar lebih dewasa.
4 Kesalahan
Ada 4 kesalahan yang saya lakukan tadi malam saat kelas belajar menulis pertemuan ke-2 dengan narasumber sahabat saya Ibu Maesaroh, M.Pd.
1. Saat blog walking, saya mengomentari blog peserta dan memberi komentar kritikan typo(salah ketik). Karena saya tidak bisa komentar di blognya, akhirnya saya komentar di grup. Peserta merasa semangatnya menurun karena mulut saya tidak bisa dijaga.
Untuk kasus pertama, jujur saya tidak bermaksud membuat sakit hati atau pun membuat semangat ibu turun. Resume ibu sangat bagus hanya ada beberapa yang typo(salah ketik). Solusinya bisa baca kembali(review) tulisan sebelum di posting. Cek PUEBI atau KBBI online terkait ejaan.
Saya baru menyadari identitasnya, saat melihat foto dan ada deskripsi namanya. Saya memohon maaf dengan tulus dan tidak bermaksud menyinggung karya tulisan ibu.
2. Saya mengirimkan foto Adel sedang makan, saat saya selesai melakukan blog walking ke gelombang 19. Ternyata ada satu peserta yang merasa risih dan menanyakan salkir? (Salah kirim)? Saya menjawab, tidak. Hanya Adel minta makan jam segini. Saat itu sekitar jam 11 malam, Adel baru minta makan.
Peserta tersebut memberi komentar lagi, nah. Apa hubungannya dengan kelas menulis? Ini ada 213 peserta loh? Semalam saya menjawab, dari foto sederhana maka akan jadi ide sebuah tulisan. Kalau tak berkenan, abaikan saja.
Mungkin karena emosi, saya balik tanya. Apakah Anda sudah membuat resume malam ini? Namun, setelahnya langsung saya hapus kembali kalimatnya.
Mengirim foto dan kalimat di atas adalah kesalahan kedua dan ketiga saya. Hal ini mulai saya sadari, saat seorang teman mengingatkan bahwa yang saya lakukan itu memang salah.
Akui saja, memang foto Adel memang tidak ada hubungannya dengan kelas menulis. Namun, kalimat Anda sudah membuat resume seakan memberi arti, "Ngapain lo komen, resume aja gak bikin?"
Memang benar, saya mungkin mengirim foto di jam 11 malam dan mungkin sebagian orang sudah istirahat. Tapi, saya belum tidur dan kebetulan Adel lapar. Jadilah saya post dan share fotonya ke grup menulis.
Dari kasus kedua dan ketiga tadi, saya akhirnya mengakui kesalahan saya dan berusaha menghapus dan intropeksi diri. Para peserta angkatan sekarang, sangat kritis dan sangat semangat. Saya akui itu dari kejadian semalam.
Kesalahan ke-4 yang saya lakukan adalah link absensi yang tidak bisa diakses. Jujur, kemarin-kemarin link absen bisa dibuka. Namun entah mengapa, link absen bermasalah dan tak bisa diakses.
Saya biasanya menggunakan link absen yang pendek hasil dari pemendek link gg.gg. Semalam, saya harus cari link aslinya yang panjang sehingga link absensi akhirnya bisa dibuka.
Memang link absen saat itu, saya yang buat. Karena saya adalah tim yang membantu Omjay, saya selalu membantu Om Jay untuk menjadi moderator, membuat link absensi, atau menjadi narasumber dan mengisi kelas.
Sudah satu tahun saya mengabdikan diri dan membantu kelas Om Jay. Jadi, saya merasa dekat dengan peserta apalagi dengan tim Om Jay.
Belajar dari 4 kesalahan tadi malam, membuat 4 catatan penting:
1. Saat blog walking tidak boleh mengkritik, lebih ke memberi semangat saja supaya peserta lebih antusias dalam membuat resume.
2. Belajar menyaring perkataan agar tidak menyakiti hati orang lain. Seperti pepatah, "Mulutmu Harimaumu"
3. Berusaha menahan diri tidak mengirim foto yang tidak ada kaitannya dengan kelas menulis. Untuk satu ini, saya selalu kirim foto-foto ke grup belajar menulis. Mungkin karena kebiasaan dari dulu.
Dulu, sewaktu saya menjadi moderator kelas menulis, saya membuat cilok dan menggerus bumbu kacang, dan saya share fotonya ke kelas. Saya juga pernah share foto waktu kehujanan bersama Adel.
Baru kali ini saya dapat teguran dari peserta, setelah saya mengabdi menjadi moderator sejak lulus dan menjadi alumni gelombang 12. Cukup lama saya ada di kelas menulis ini membuat saya akrab dan dikenal peserta.
Saya baru tahu, kirim foto semalam tidak relevan dan tidak ada hubungannya dengan kelas. Saya hanya berpikir, setiap hal yang kita lakukan, bisa diabadikan dalam sebuah foto, dan bisa muncul ide tulisan dari sebuah foto.
Dulu, saat saya jadi peserta, Omjay sering kirim foto-foto. Peserta diminta membuat tulisan dari foto tersebut. Berawal dari situ, saya kerap mengirim foto-foto Adel atau kegiatan yang saya lakukan untuk kemudian dijadikan bahan cerita.
Foto Adel saat makan semalam |
Dari kasus foto, ternyata saya baru tahu bahwa mengirim foto harus memiliki waktu yang tepat. Bisa saja saat saya mengirim foto "tidak bermutu" ada yang terjaga karena tugas dari Rumah Sakit dan menangani Virus Corona.
Harusnya jam 11 malam dimanfaatkan untuk istirahat dan tidur, saya malah kirim foto Adel yang sedang makan. Dari kesalahan ini, saya berusaha intropeksi, mencoba legowo, dan harus bisa menahan diri share foto dengan waktu yang tepat.
Namun, tidak bisa dipungkiri, dari sebuah foto saya banyak menemukan ide. Kemudian, ide itu bisa jadi bahan tulisan seperti yang saat ini saya tulis.
4. Meminta maaf
Belajar dari kesalahan tadi malam, sebuah kesalahan kerap dilakukan oleh umat manusia. Namun dari kesalahan itu, kita jadi belajar dan bertindak lebih baik lagi dari sebelumnya. Kata maaf sangat penting diucapkan saat kita melakukan sebuah kesalahan.
Kata maaf adalah cara ampuh menyelesaikan setiap kekeliruan. Memaafkan adalah hal yang bijaksana. Maafkan kesalahan, lupakanlah. Hati akan lebih tenang dan damai.
Jadi, untuk semua peserta, mohon maafkan diri ini yang masih fakir ilmu. Semoga saya tidak melakukan kesalahan lagi dan bisa memperbaiki diri. Saya bahagia punya sahabat yang slalu mengingatkan dan menegur saya di saat salah.
Semoga tulisan ini bermanfaat dan kita bisa belajar dari kesalahan dan berusaha menerima kritikan pedas dari orang lain. Kritikan yang membangun bagus sekali untuk memperbaiki diri agar naik kelas.
SAHABAT...
TEGUR AKU SAAT SALAH,
INGATKAN AKU DISAAT LUPA.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
#KamisMenulis
#4
Tulisan dari hati yang paling dalam dan tertata rapi tanpa emosi tetapi lebih ke intropeksi. Jadi cantik sekali. Tapi inga6 ya
BalasHapusEmang gue pikirin dan anjing menggonggong kafilah berlalu. Santuy aja coy
Terima kasih bunda atas sarannya. Sangat mengobati keresahan hati ini.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMemang netizen di Indonesia lebih gila dengan komentar yang mendayu. Padahal yang paling baik untuk perbaikan tulisan adalah komentar yang membangun. Keep spirit bun. Aku selalu mendukungmu. Aku padamu.
BalasHapusMakasih sobatku. Aku padamu full..
HapusBelajar dari kesalahan biasanya akan membuat kita semakin bijak dalam menyikapi banyak hal ya bu aam. Tetap semangat bun💪💪💪
BalasHapusSiap bunda. Semangat!
HapusKalau saya pribadi, senang banget kalau ada yang mengkritik, walau yang typo sekalipun.
BalasHapusManusia rambut booeh sama warna, tapi.... Ya sudhalah. 😊
Terima kasih atas komentarnya ya..
HapusTulisan yang luar biasa. Dari serangakain kejadian diangkat menjadi tema tulisan. Mantap. Perkara isi saya tidak berani mengomentari karena menyangkut masalah hati. Sehat terus ya... ditunggu tulisan berikutnya.
BalasHapusSiap bunda. Aminnn.. Semoga sehat selalu. Bunda juga ya. Siap nulis lagi.. Semangat!
HapusLuar biasa
BalasHapusSiap, ayo semangat!
HapusMenjadi penulis harus siap kritikan untuk membantu kita lebih baik dalam menulis. Sebaiknya ditambahkan solusinya bukan kritikan saja. Postingan anak Bu Aam sedang makan bisa lho dijadikan tulisan. Maaf bila salah komen 🙏
BalasHapusSiap bunda. Solusi typo(salah ketik) bisa disiasati dengan membaca kembali tulisan sebelum di publikasikan. Terkait ejaan, bisa lihat PUEBI(Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
HapusTiada gading yang tak retak. Yang sempurna hanya Allah.
BalasHapusIbu SDH bijak, minta maaf dan introspeksi. Insyaallah
kebaikan bagi yang membuka hati dan terus memperbaiki diri.
Salut bun
Alhamdulillah, semoga kita semua bisa belajar dari kesalahan. Semangat!
HapusThere will always be a first time for everything, When Bunda Aam learn something, we learn the best from you.. You did Good, we are someone after the process. Full support Bunda Aam.. Luv you 😘
BalasHapusThank you Miss.. Luv u to. Keep spirit for me.
HapusBu Aam itu luar biasa sudah bersedia menyediakan waktu dan memberikan masukan. Let's by gone be by gone Bu Aam semua demi kebaikan
BalasHapusSiap Bunda Rita. Kadang, apa yang kita anggap baik, belum tentu baik di mata orang lain. Belajar intropeksi diri aja. Semangat!
HapusTetap semangat memberi dukungan dan masukan agar kita juga menyempatkan waktu untuk memikir ulang sebelum menunaikan tugas. Seperti ketika ujian. Pastikan jawaban sebelum dikumpulkan.
BalasHapusMantap bunda. Pastikan dulu tulisan sebelum di publikasi untuk meminimalisir salah ketik. Terima kasih atas komentarnya ya
HapusMenghadapi orang banyak memang seringkali seperti itu. Tapi Bu Aam hebat. Sudah menjadi moderator yang keren. Tetap semangat berbagi Bu.
BalasHapusSiap bunda. Harus kuat mental yah. Semangat!
HapusSebenarnya bukan kritik sih ya, melainkan semacam nasihat perbaikan agar ke depan bisa lebih bagus lagi. Tapi, seandainya ada yang tersinggung karena dikritik dalam tulisannya, mesti lebih kuat mental lagi deh jadi penulis.
BalasHapusSiap Pak Rizki. Terima kasih atas sarannya. Jadi ingat materi Bu Ditta, Mental Seorang Penulis
HapusBu Aam memang penulis yang hebat.dari kesalahan ibu bisa membuat sebuah tulisan yang berarti. Kapan ya sya bisa menulis seperti Bu Aam..
BalasHapusBismillah... Ala bisa karena biasa. Terus menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
HapusBu Aam memang penulis yang hebat, dari kesalahan Ibu bisa membuatSebuah tulisan yang berarti. Kapan ya saya bisa menulis seperti Bu Aam.
BalasHapusInsyaallah, dirimu akan bisa menulis seperti diriku. Lihat kejadian sekitar, rasakan apa yang dialami, lihat album foto, semua bisa jadi ide cerita. Saya belajar banyak dari Omjay dan narasumber. Hingga bisa mengumpulkan ide yang berserak dan menjadi sebuah tulisan.
HapusMantap bu... menurut saya kritik pedes itu bisa bikin maju bu... semangat selalu...
BalasHapusSiap Bunda Wety. Semangat!
HapusTypo adalah kesalahan. Baik untuk diberikan masukan dan kritikan. Saya ingat motivasi "ingatkan aku di kala sepi" tapi kalau sekedar tentang typo sebuah tulisan yen diingatkan digrup akupun bakalan seneng. Karena itu salah satu tanggapan atas karya yg kita buat
BalasHapusDari pada diabaikan hehehe.
Siap Pak Rifa'i. Semoga semua penulis bisa menulis tanpa typo(salah ketik). Aminnn.. Semangat!
HapusSemangat terus, suatu saat akan indah pada waktunya. Pelan tapi pasti. Percayalah pada kemampuan diri sendiri. Semangat!
BalasHapusPelajaran yang sangat berharga ya, Bu Aam. semoga tetap semangat menulis dan berbagi 😊
BalasHapusSy pribadi sll mengharapkan kritikan atas tulisan yg sy posting. Karena dg kritikan itu ilmu jadi bertambah. Bila belajar menulis gak mau dikritik, ya gak usah posting untuk dapat komentar, hehe..
BalasHapusBegitulah perjalanan manusia alam mejalani harinya. kadang benar dan kadang juga berbuat kesalahan. Tidak mungkin manusia akan berbuat benar terus. pasti pernah melakukan yang namanya salah. BTW tulisannya bagus. maaf baru sempat koment. Maaf ya Bund
BalasHapusSerunya belajar dari pengalaman ya Bu Aam
BalasHapusTerkadang untuk menyadari kesalahan kita memerlukan teguran dari orang lain.
Namun saya sallut dengan Bu Aam, untuk cepat menginstrospeksi diri. Khususnya yang nomor 4, jika saja tersulut emosi, tentunya urusan bisa panjang.
Sehat selalu Bu Aam