Selasa, 01 Desember 2020
ASAL USUL BRANDING PAK D SUSANTO

Kamis, 26 November 2020
KELAS KEPENULISAN#1
*"Kita tidak harus menunggu datangnya inspirasi itu, kita sendirilah yang menciptakannya". - Stephen King*
*Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri". - J.K. Rowling*
*Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis". – Kuntowijoyo*
*Tidak perlu ragu untuk menulis apa pun yang kamu mau, sebab setiap tulisan memiliki penikmatnya sendiri-sendiri".*
4 Kalimat motivasi yang luar biasa, saya dapat dari kuliah perdana bersama komunitas Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional).
Kalimat motivasi ini disampaikan narasumber hebat, ibu Rita Wati, S.Kom. Sore itu kegiatan berlangsung dari pukul 15.00-17.00 WIB.
Sangat antusias sekali para peserta hingga beberapa mengirimkan challange menulis 100 kata dari hal yang pernah dialami. Challange ini dibuat oleh bunda Rita dan peserta diberi waktu 10 menit. Tentu saja saya pun mengirimkan tantangannya.
Semua peserta yang mengirimkan tantangan adalah pemenang karena hebat sudah mau menulis apa yang dialami pada saat itu. Bagus semua tulisannya. Saya bangga bisa ikut berperan di dalamnya.
Dengan mengikuti challange 100 kata, maka terlihat jelas sekali. Siapa yang sering menulis maka 100 kata itu sangatlah mudah. Berbanding dengan yang jarang menulis, 100 kata mungkin akan terasa sangat berat. Tulisan ini mengantarkan saya ke tantangan #Day23NovAISEIWritingChallange

Jamilah#Kamis Menulis
Di sebuah desa, hiduplah seorang dara cantik bernama Jamilah. Dia adalah sosok wanita idaman yang menjadi bunga desa di kampungnya. Wajahnya ayu, putih, dan bersih sekali. Terlihat pandai mengurus diri. Senyum Jamilah bisa membuat jantung setiap pria berdegup tak berirama. Tutur sapanya yang lembut dan sikapnya yang ramah, membuat ia jadi primadona. Kebaikan hatinya pun seakan tak pernah habis dimakan usia. Setiap orang yang kesusahan bisa dibantu secara materi atau kadang dengan pemikiran atau tenaga. Tidak heran, banyak mata lelaki yang menaruh hati kepada Jamilah.
Jamilah memiliki kekasih hati yang berada jauh di seberang sana. Memang Jamilah ini tipe setia. Setiap pria yang datang kepadanya, dan ingin jadi kekasihnya, selalu ditolaknya secara halus. Termasuk Rian yang sebulan ini sangat memperhatikannya. Rian ingin tahu perasaan jamilah kepadanya. Saat ada kesempatan untuk berdua, Rian memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya kepada Jamilah.
"Jamilah, aku sangat menyayangimu. Maukah kau jadi kekasihku?" kata Rian pada suatu ketika.
"Maaf, Rian. Aku sangat menghargai perasaanmu. Tapi, hatiku sudah dimiliki oleh orang lain," jawab Jamilah.
"Siapa itu? Mengapa kau tak pernah berkata tentang kekasihmu kepadaku?" cecar Rian seakan tidak percaya.
"Apa kau pernah bertanya kepadaku? Belum pernah bukan?" timpal Jamilah.
"Mengapa kau sangat kejam kepadaku Jamilah? Aku pikir, kamu punya perasaan yang sama terhadapku," tukas Rian dengan nada menghiba.
"Rian, selama ini aku memperlakukanmu sama dengan yang lainnya. Aku tak pernah mempermainkan perasaan orang lain. Maafkan aku karena tidak tahu tentang perasaanmu. Maafkan aku juga, tanpa sengaja sudah menyakiti perasaanmu," ucap Jamilah dengan sedih karena Rian telah salah menafsirkan persahabatan mereka.
Tanpa berkat-kata, Rian lalu meninggalkan Jamilah yang duduk tertegun. Ia menahan amarah yang amat membara. Rian sangat menyayangi Jamilah. Ia pun berharap perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi apa hendak dikata, perasaannya hancur mendengar Jamilah berkata jujur. Jamilah lebih memilih Arif, kekasihnya yang jauh.
Rasa cintanya berubah jadi rasa benci membuta. Hatinya terbakar api. Api cemburu yang berkobar. Mendidih, menaikkan darahnya ke ubun-ubun.
"Tunggu, Jamilah. Kau pasti akan jatuh ke pelukanku suatu saat," kata Rian dalam hati sambil mengepalkan tangan.
Bersambung***
#Kamismenulis1

Rabu, 25 November 2020
LOSE TO BE WINNER

Selasa, 24 November 2020
Autobiography
Narasumber malam tadi adalah Bapak Suparno, S.Pd., M.Pd. Lahir di Magetan, 25 Juli 1966. Menempuh masa pendidikan, D3 IKIP SURABAYA, tahun 1989. S1 Universitas Widya Mandala Madiun tahun 1996, dan S2 di Unipa Surabaya, tahun 2008.
Riwayat Pekerjaan :
CPNS guru tahun 1992 di SMP 2 Kawedanan PNS tahun 1993. Menjabat kepsek SMP 3 Kawedanan tahun 2016. Kepsek SMP 1 Takeran Magetan tahun 2019 -Sekarang. Beliau merupakan alumni gelombang 3.
Prestasi yang telah diraih narasumber satu ini adalah Guru prestasi juara 2 tingkat kabupaten tahun 2012. Beliau juga sering diundang menjadi narasumber Nasional Guru Pembelajar tahun 2016-2018.
Tadi malam, ada dua point inti yang dibahas. Pertama tentang membuat buku autobiografi. Buku autobiografi adalah buku riwayat hidup yang dibuat berdasarkan perjalanan hidup sendiri.
Topik materi yang ke dua adalah, bagaimana cara memulai membuat buku. Caranya gampang sekali loh. Kita bisa membuat buku dari apa yang kita lihat, apa yang kita alami, apa yang kita sukai dan apa yang kita kuasai. Contohnya, kita bisa buat buku dari buku autobiografi.
Hal yang dilakukan Pak Suparno sebelum membuat buku autobiografi adalah dengan membaca buku. Tokohnya adalah Chairul Tanjung Si Anak Singkong. Beliau adalah satu orang guru hebat yang dahulu mengajar di SMP Lab School. Setelah membaca secara tuntas buku autobiografi tersebut, tercetuslah ide membuat buku riwayat hidup sendiri. Lahirlah buku yang berjudul "PERJUANGAN HIDUPKU."
Tak sampai di situ, beliau juga membuat buku saat mengikuti kelas belajar menulis saat jadi peserta di gelombang 3. Judul bukunya adalah "Catatan Harian Seorang Kepala Sekolah." Buku ini sangat bagus dan diserbu ratusan peserta.
Di sesi akhir, Pak Suparno membuat challange untuk menuliskan judul outline dan 10 poin pokok bahasan yang kiranya akan dijadikan sebuah buku. Saya mencoba untuk mengikuti tantangan tersebut. Berikut outline yang saya buat.
Aam Nurhasanah, Lebak.
Rencana buku autobiografi
Judul: HARU BIRU PERJALANANKU
1. Merah Putih
2. Putih Biru
3. Putih Abu
4. KAMPUS SEBOED
5. Awal mengajar
6. Wakasekur Penus
7.Kepsek Mahida
8. Kelas Menulis
9. September Ceria
10. Terbitlah buku
Ada 13 peserta yang mengirimkan outline kepada saya. Dengan sportif, diundilah ke 13 nama tersebut dan keluarlah 3 pemenang antara lain
1. Bu Nurin
2. Bu Astuti
3. Pak Budi Idris
Selamat buat 3 pemenang yang beruntung mendapatkan buku dari Pak Suparno.
Setelah grup yang sebelumnya saya kunci akhirnya dibuka, satu sama lain memberikan ucapan selamat kepada pemenang.
Seperti mendapat durian runtuh, Pak Suparno berkata seperti ini, "karena bu Aam sudah sportif dan dengan lancar memandu jalannya diskusi malam ini, ibu Aam berhak mendapatkan hadiah juga."
Wah, sontak hati ini loncat kegirangan. Baru kali ini dapat hadiah challange dari narasumber hebat. Tak hanya saya, Omjay pun diberikan hadiah buku juga. Jadi ada 5 kejutan buku yang akan dikirimkan oleh Pak Suparno.
Makin semangat nih mengikuti kelas belajar menulis, meskipun pertemuan ini hanya tinggal menghitung jari. Terimakasih Pak Suparno atas pengalaman yang luar biasa. Semoga para peserta semakin termotivasi dan semakin menginpsirasi.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd
Cerita ini mengantarkan saya di #Day21NovAISEIWritingChallange

Minggu, 22 November 2020
JEPRIS BERANAK
Jepris beranak, begitulah saya menyebutnya. Jepris adalah istilah keren pemantik api di kampung Saya, tepatnya di Kampung Gajrug. Jepris ini milik seorang tetangga, Dobleng namanya. Seperti biasa, dia selalu mengisi pulsa ke toko saya. Sedikit lucu kisah si jepris ini. Saya pun mulai kepo dan mencari tahu asal usulnya.
Alkisah, Dobleng adalah seorang perokok. Usut punya usut, setiap dia membeli jepris, selalu hilang atau ketinggalan. Dia akhirnya mencari cara untuk menempelkan jepris yang dibelinya dengan di lem besi (power glue). Ada 7 buah jepris yang dia tempel dan ke tujuhnya ada isinya dan menyala jika pemantiknya di tekan.
Si Dobleng bercerita, sejak jeprisnya ditempel begini, akhirnya jeprisnya awet dan tak pernah hilang apalagi raib diambil teman. Cara ini katanya efektif bisa kuat berbulan-bulan. Jika isi jeprisnya sudah habis, si Dableng kembali menempel jeprisnya, sampai keluarlah istilah jepris beranak.
Dari Cerita jepris ini, hal positif yang dapat saya ambil adalah kreativitas si Dobleng patut diacungi jempol. Dia telah menemukan solusi akan jeprisnya yang selalu hilang diambil orang.
Nah, begitu pun sama halnya dengan menulis. Pada dasarnya, semua orang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal menulis. Namun karena kurangnya kemauan dan berbagai kesibukan, selalu dijadikan hambatan.
Jangan jadikan tulisanmu adalah sebuah beban. Tapi, jadikan tulisan sebagai kebutuhan. Tulislah apa yang kamu sukai dan yang kamu kuasai. Percayalah, kamu akan menemukan solusi dan gaya passion tulisanmu sendiri. Semoga bermanfaat ya.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
#Day20NovAISEIWritingChallange

LAUNCHING LAGERUNAL

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”
Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...

-
Malam ini, Jum'at, 26 Juni 2020 adalah Pertemuan ke 11 Kuliah Online WAG Belajar Menulis PGRI yang dirintis oleh Omjay. Kegiatan ini di...
-
Waktu: Senin, 5 Oktober 2020 Pukul : 19.00-21.00 WIB Materi: KATA ADALAH SENJATA Narasumber: ABDUL HAKIM BUSRO Malam ini adalah pertemuan pe...
-
Kring... Kring, bunyi suara telpon. Terdengar di kejauhan suara laki-laki. "Assalamulaikum Wr.Wb. Apa benar ini dengan Ibu Aam Nurhasan...