Selasa, 09 Februari 2021

DARI HOBI, TERBITLAH IDE

Sumber: www.wijayalabs.com

Sumber: www.wijayalabs.com


Hari ini sangat seru sekali. Pagi hari, saya harus mengikuti evaluasi PJJ dengan Bapak Kepala Bidang Pendidikan Kabupaten Lebak yaitu  Bapak Ibnu Wahidin beserta Ibu Kasie Kurikulum, Ibu Yunira. 

Ada beberapa agenda yang dibahas terkait zoom yang melibatkan seluruh kepsek yang terbagi dalam Wilayah Bina 1-7 dan kegiatan virtualnya terbagi menjadi beberapa sesi. Wilayah Bina (Wilbi III) Kabupaten Lebak mendapatkan jadwal pukul 08.30-12.00 WIB. 

Saat kegiatan zoom berlangsung, ada telpon WA dari sahabat saya. Namanya Ibu Sriwati, M.Pd. Beliau adalah salah satu guru PNS dan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. 

Ibu Sriwati ini tergabung dalam grup menulis Om Jay gelombang 16. Untuk pertama kali saya disebut "Omet" di kelas menulis grup 16 yang sebenarnya singkatan dari kata "Soulmate." 

Kami sering komunikasi karena sama-sama suka menulis dan tergabung dalam beberapa buku antologi. Saya pun memanggil Ibu Sri dengan sebutan "Omet" sampai sekarang. 

Waktu Omet telpon, terpaksa saya rijek karena hp sedang digunakan untuk zoom. Ternyata Omet mengabari kalau ingin memberi iuran buku antologi dan langsung menuju Pondok Mahida, tempat saya mengajar. 

Saat di Pondok Mahida, saya sedang merenung memikirkan ide. Bertanyalah saya kepada Omet. 

"Met, tema lomba blog hari ini, apa yah? Belum ada ide yang harus dituliskan," begitulah saya memulai obrolan kali ini. 

"Oh, begitu yah. Bagaimana kalau cerita tentang pembantu saya?" timpal Bu Sri.

"Wah, boleh sekali. Saya lalu mendengarkan kisahnya lalu mencermatinya dengan baik. Omet bercerita tentang kisah pembantunya yang sudah 2 bulan ini tidak bekerja. 

Si ibu ini punya 5 orang anak dan suaminya telah meninggal. Dia harus kerja membanting tulang karena harus menjadi tulang punggung keluarga. Beberapa anaknya sudah menikah dan tinggal satu yang masih sekolah. Sejak kematian suami anaknya, si ibu belum kembali bekerja. 

Omet setiap hari berusaha mandiri mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Kegiatan yang biasa dilakukan seorang ibu rumah tangga, terlepas dari kehidupan sehari-hari tupoksi guru yaitu mengajar. 

Kemarin, Omet mendapat telepon dari pembantunya. Bahwa anaknya menjadi depresi sejak kehilangan suaminya. Sudah 2 bulan ini ibunya mengobati anaknya lewat baca syeh setiap Jumat dan keadannya semakin membaik. 

Sang Ibu berencana meminta izin untuk bekerja kembali. Kini, beban yang ditanggung adalah Si Ibu harus mengurus anak dan cucunya. Perlu biaya sehari-hari untuk menyambung hidup. Begitulah akhir cerita dari si pembantu. 

Omet jadi teringat kejadian satu tahun yang lalu. Banjir bandang meluluhlantakkan rumah yang ditempatinya. Mobil dan dua motor hanyut terbawa derasnya arus banjir bandang. Satu barang pun tak ada yang bisa diselamatkan. Hanya ada pakaian yang masih melekat di badan. 

Mengingat kejadian tahun lalu, membuat Omet iba dan menerima pembantunya bekerja kembali. Melihat anaknya yang depresi, menyadarkannya bahwa semua harta benda bisa dicari. Namun, kehidupan tak dapat dibeli. 

Jika Omet saat itu tidak ikhlas, mungkin saja Omet bisa depresi seperti kisah anak si ibu pembantu. Oleh karena itu, dengan menerimanya bekerja kembali tentunya bisa meringankan sedikit beban di hidupnya. Saya sangat terenyuh mendengar kisahnya. Kebaikan dan keikhlasan Omet sangat patut untuk ditiru. 

Sepulang dari Pondok, saya diajak main ke rumahnya. Suami Omet seorang ustad yang bekerja di Ponpes La Tansa. Jadi, Omet harus tinggal di Ponpes La Tansa, tepatnya di La Tansa 5. 

Saya dibuat kagum oleh sahabat saya satu ini. Ternyata Omet punya hobbi tanaman hias. Terlihat beberapa tanaman hias yang tertata dengan rapi di teras rumah. 

Ada juga suaminya Omet yang hobbi mengoleksi burung. Terlihat sekali banyaknya burung yang terjejer di atap rumah. Hal yang membuat saya takjub adalah anaknya Omet. 

Tanaman hias Omet


Bocah laki-laki yang bernama Tunjung Poedji Nugroho ini memiliki hobbi memelihara ikan cupang bahkan berupaya membudidayakan ternak ikan cupang. 

Tunjung Poedji Nugroho, berusia 10 tahun. Kelas 4 SD. Saya mulai mencari tahu asal usul nama anaknya. 

Menurut Omet, Tunjung diambil dari salah satu nama sangsekerta yang artinya teratai. Namun ayahnya mengilhami Tunjung adalah salah seorang dokter tulang yang ternama. Kata Poedji merujuk pada seorang nama tokoh ahli akuntasi sedangkan kata Nugroho artinya adalah anugerah. 

Tunjung Poedji Nugroho artinya Menjunjung dan Memuji Anugerah dari Allah SWT. Begitulah Omet menjelaskan asal usul nama anaknya yang hanya semata wayang. 

Saya lalu melihat ada beberapa jenis ikan cupang yang dipelihara. Ada satu toples ikan cupang yang dikawinkan dan ada satu ember penuh yang berisi anak ikan cupang yang baru lahir.

Lihat di https://youtu.be/RtuzrguCe20

Hobbi anaknya Omet ini sangat menarik sekali. Dia mengetahui ikan cupang dari searching mbah google dan berupaya membuat bibit cupang dari hasil perkawinan. 

Sempat anaknya ini marah besar karena tidak sengaja menguras ember yang berisi bibit ikan cupang, dan akhir yang tragis, semua bibit ikan cupang itu semuanya mati. Si anak mulai memperingati bundanya, agar tidak mengganggu ikan cupangnyablagi. 

Memelihara ikan cupang di masa pandemi memang sangat menarik sekali. Di samping bisa sebagai hiburan karena mata akan menjadi rileks karena keindahan sang ikan, ternyata ikan cupang juga mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Bahkan, ada juga ikan cupang, yang harganya jutaan bahkan bisa sama dengan harga sebuah sepeda motor.

Salah satu koleksi ikan cupang Tunjung


Budi daya ikan cupang juga tidak terlalu sulit. Buktinya anak kelas 4 SD saja berhasil membuatnya beternak, dan berhasil membuat ekperimen dari searching google.

Mengapa kita tidak belajar dari Tunjung? Bahwa, semua guru pada dasarnya bisa menulis dan menerbitkan buku. Namun semua butuh proses dan berlatih setiap hari. Tidak ada hal yang sulit selama kita mau mencoba dan berusaha untuk belajar. 

Sudah kenyang dengan pemandangan tanaman hias, burung, dan ikan cupang, saya disuguhi semangkok baso. Ada teman yang menemani yaitu Bu Novi, Bu Gisa, dan anaknya Alesha. 

Lomba makan bakso nih


Mengobrol dengan Omet memberikan berbagai inspirasi baru. Berkat main ke rumahnya dan mendengar beberapa kisahnya, akhirnya jadilah artikel hari ke-9 lomba ngeblog PGRI dan YPTD. Saya sebelumnya meminta izin untuk menuliskan pengalaman menarik hari ini.

Di perjalanan pulang, saya melihat kakak kelas dan membunyikan klakson untuk membuatnya berhenti. Setelah menyapanya, saya diberikan satu buah pelastik berisi buah kecapi. Sekarang ini sedang musim buah kecapi. Rasanya manis dan enak sekali. Saya menyantapnya beberapa buah dan sisanya dimasukan ke dalam kulkas. 

Buah kecapi yang belum dikupas

Gambar buah kecapi yang sudah dikupas


Saya jadi teringat artikel yang kemarin saya tulis, "what goes around, comes around." Jika kita berbuat baik, maka kebaikan akan kembali pada kita. Petualangan hari ini sayang jika tidak diabadikan. Semoga ada kisah-kisah lain yang bisa kita tulis dan bisa kita bukukan. 

Tulislah hal kecil dari apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita kuasai. Sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu hal yang kecil. Semua peserta bisa memulai tulisa  dari hobi kita masing-masing. Jadi deh sebuah cerita yang menarik untuk dibaca. 

Semoga langkah kecil ini bisa menjadi modal dan sebuah pijakan untuk meraih kesuksesan di masa depan. Teruslah menjadi pribadi yang terus berbagi, mendidik, dan menginspirasi. 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd. 

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS 






Senin, 08 Februari 2021

ANTARA KURATOR, MODERATOR, DAN TEKNIK PEMASARAN BUKU

Sumber: www.wijayalabs.com

 

Malam ini adalah hari ke-8 mengikuti tantangan menulis 28 hari ngeblog di Yayasan  Pusaka Thamrin Dahlan (YPTD). Pagi tadi sangat disibukkan dengan aktifitas mengantar anak-anak SMK Kelas XI untuk Praktik Kerja Industri (PKL) di beberapa tempat seperti KUA Cipanas, KUA Lebakgedong, Kecamatan Lebakgedong, dan Kecamatan Sajira.

Dokumentasi Kelas XI SMK MAHIDA


Siangnya menyelesaikan garapan antologi gelombang 17 yang berjudul “The Power of Silaturahmi in Writing.” Membuat TOC (Table of Content/ Daftar isi) dan merapikan usulan revisi cover yang Alhamdulillah sudah fix dan siap untuk pengajuan ISBN. 

Sumber: Dokumetasi penulis


Menjadi kurator yang bertugas terhadap karya buku antologi atau buku keroyokan ini memang sangat menyita waktu. Perlu keuletan dan koordinasi kepada setiap peserta dari awal pengumpulan naskah, biaya transfer dan ongkir, sampai tahapan revisi naskah. Perlu waktu setidaknya 2 bulan sampai buku tersebut rampung dan sampai ke tangan para penulis.

Sumber: Dokumentasi Penulis


Pengalaman menjadi kurator saya lakoni sejak dipercaya Bu Kanjeng untuk menumbuhkan minat peserta untuk mengawali karir penulis dari sebuah buku antologi.  Tak terasa sudah 4 judul buku antologi yang telah terbit dan saya menjadi kuratornya. Sebuah tantangan baru yang pastinya sangat menambah ilmu dan pengalaman dalam dunia penerbitan buku.

Saat membuka grup “TIM OMJAY” ternyata sudah ada flyer kelas belajar menulis pertemuan ke 16. Saya masih bertugas sebagai moderator kelas belajar menulis Om Jay sejak menjadi alumni di gelombang 12. Alhamdulillah masih bisa konsisten sampai di gelombang 17. Tinggal 4 pertemuan lagi peserta dapat mewujudkan mimpi menerbitkan buku solo. Semangat ya...

Narasumber malam ini adalah Bapak Agustinus Subardana, S.E., M.M., CDS. Beliau selaku Direktur Pemasaran Penerbit Mayor PT Andi. Pemilik akun blog Literasikangagus.blogspot.com mengawali kelas dengan kilas balik tentang dunia pemasaran buku saat pandemi di tahun 2020.  

Sumber: www.pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com

Pandemi Virus Corona telah meluluh lantahkan semua sektor perindustrian termasuk industri buku. Bahkan banyak penerbit yang mengalami gulung tikar karena tak mampu lagi menekan biaya produksi buku. Akan tetapi PT Andi tetap berkembang sampai memuka cabang baru yang terletak di 120 titik di kota dan kabupaten di Indonesia.

Untuk tetap eksis dan bertahan dalam industri penerbitan buku, tentu bukan hal yang baru bagi penerbit Andi. Mengapa? Pengalaman 40 tahun dalam menerbitkan buku memberikan berbagai macam pengalaman baru hingga sampai sekarang bisa mencetak sampai lebih dari 15.000 judul buku yang dikelompokkan menjadi 32 kategori. Kunjungi www.andipublisher.com

Strategi pemasaran buku PT Andi  di pengaruhi oleh 2 faktor yang meliputi :

1.Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2.Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Selain faktor mikro dan faktor makro, PT Andi juga melakukan strategi digital marketing. Digital marketing dilakukan dengan serangan udara (on line) dan serangan darat (off line).

Alasan mengapa memilih Digital Marketing sebagai serangan udara (on line), sbb:

1.Cara efektif untuk membantu meningkatkan penjualan buku.

2.Tetap berhubungan dengan pelanggan buku di medsos

3.Pastikan buku mudah ditemukan di media online seperti Website yang terhubung dengan akun medsos lain dengan sekali klik

4.Pemasaran lewat komunitas seperi Komunitas Menulis Omjay, atau Komunitas Guru Sejuta Ngeblog dan PGRI serta  mengadakan webinar lewat link  Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

5.Harus bisa tampil sebagai yang pertama,yang terdepan, dan yang tercepat dalam memasarkan buku

6.Mengadakan promo khusus semacam diskon untuk meningkatkan konsumen

7.Bagaimana menjadikan Branding tanggap situasi, cepat dalam merespon permintaan pengiriman buku, jika ada komplen konsumen cepat dicari jalan solusinya

8.Supaya tetap eksis memakai mobile marketing, email marketing, personal marketing, continues marketing, dan terintegratif pada satu website sehingga memudahkam dalam mempromosikan brand yang mau dijual. 

9.Buat konten yang menarik perhatian pembaca. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat cover buku yang kreatif dan inovatif sehingga  menarik pembaca. Hal ini dilakukan karena kemasan buku rata-rata disegel dan tidak bisa dibuka. Dengan membuat cover buku yang bagus maka itu akan membuat karya kita dilirik pembaca. Bahkan nanti jadi buku best reseller. 

10.Visual marketing lewat akun medsos FB,  IG, WA, Youtube juga harus dilakukan agar menarik perhatian konsumen agar tegerak membeli buku yang kita promosikan. Kita juga bisa menulis di blog untuk memperkenalkan buku yang sudah kita terbitkan ke khalayak umum.

Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line . Kami Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat marketplace yang telah di tunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.com, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler. "Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018."

Strategi  serangan darat (off line) dilakukan dengan kerjasama dengan toko buku besar seperti Gramedia, melakukan directselling, dan melakukan event-event seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, tryout, bazar buku, bedah buku, dan sebagainya.

Untuk mengetahui buku yang sedang diminati masyarakat, kita bisa mengetik “google trends” untuk mengetahui permintaan pasar apakah masih bagus atau tidak. Jika buku yang kita tulis grafiknya menurun, sebaiknya kita bisa pilih judul lain yang sekiranya peminat buku akan stabil di masa depan. Kita harus mengetahui tranding topic yang sedang naik daun sehingga saat kita menulis buku, buku tersebut akan diburu oleh ribuan pembaca.

Tema judul buku yang menarik saat ini lebih kepada tata hias tanaman, tata boga, akuarium, dan masih banyak tema lain yang bisa Anda temukan dengan mengetik di  “google trends.”

Di akhir penutup materi, Pak Agus memberikan kalimat mutiara 


“Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru."

Jadi, teruslah menulis setiap hari untuk menemukan passion dan gaya tulisanmu sendiri. Semua hal akan menjadi mudah saat kita sudah terbiasa untuk belajar dan berusaha menunjukan ciri unik tulisan kita masing-masing. 

Dokumentasi Penulis


Semoga buku kolaborasi Prof. Richardus Eko Indrajit yang lulus seleksi Penerbit Mayor PT Andi pada bulan September 2020 yang berjudul  “Parenting 4.0: Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Milenial Multiple Intelligence” bisa lahiran dengan selamat. Amin.

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS



 

 

 

 

 

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...