Jumat, 12 Februari 2021

MENULIS BUKU AJAR YANG DITERIMA PENERBIT MAYOR

Sumber: www.pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com


Malam ini pertemuan ke-17 di kelas belajar menulis gelombang 17. Om Bams bertugas sebagai moderatornya mendampingi narasumber hebat Bapak Joko Irawan Mumpuni selaku Direktur Penerbitan PT Andi. 

Saya mengenal dan bertemu Pak Joko Mumpuni saat pertemuan pertama dalam program September Ceria. Peserta diberikan pembekalan bagaimana mencari topik buku yang menarik melalui google trends. Mari kita simak profil narasumber malam ini. 


Cv Pak Joko Irawan Mumpuni


Narasumber kali ini menggunakan voice note untuk meminimalisir peserta untuk copy paste seluruh materi secara utuh. Peserta diminta untuk belajar menulis secara mandiri.

Wah, kreatif sekali ide dari Pak  Joko ini. Jadi teringat masa lalu saat pertama membuat resume, saya menyalin tulisan narasumber secara utuh. Karena masih baru dan belum mengerti benar resume itu apa. 

Lama kelamaan saya memahami bahwa bukan hal tersebut yang diinginkan oleh Omjay. Tetapi, bagaimana kita bisa mengembangkan materi yang disampaikan oleh narasumber tersebut dengan pemahaman kita sendiri. Jadi malu nih pernah jadi plagiat. Itu dulu yah teman-teman, sekarang kita harus merubah kebiasaan buruk tersebut. Lanjut ke materi yu..

Saya sudah lulus dan menjadi alumni kelas belajar menulis karena berhasil mengikuti kelas belajar menulis gratis ini sebanyak 20 pertemuan lebih. Jika para peserta sudah memiliki resume sebanyak 20 kali pertemuan, peserta boleh mengajukan diri untuk menerbitkan naskah buku. Setelah naskah buku terbit, maka secara otomatis peserta akan mendapatkan bonus sertifikat berilai 40 jam pertemuan. Mantap bukan?

Sebenarnya saya bukan peserta lagi tapi melatih membuat resume dengan baik adalah salah satu cara terbesar untuk melatih jemari saya saat mengetik keyboard. Semangat sekali membuat resume sampai-sampai ada yang bilang begini “Bu Aam  mau buat buku resume lagi? “ tanya seorang peserta kepada saya. Jujur ya, bisa dikatakan menulis resume sangat membuka pola pikir kita. Ditambah ilmu dari narasumber yang sangat luar biasa, maka sayang sekali kalau moment spesial itu terlewat begitu saja.

Jika kita menjadikan menulis sebagai kebutuhan, maka satu hari tak menulis maka terasa ada yang kurang. Ibarat kata sayur asam kurang garam. Begitulah saya menyikapinya. Terkait mau diterbitkan lagi atau tidak, tergantung takdir tulisannya. Suatu tulisan akan menemukan takdirnya sendiri dengan jalan yang tak disangka. Sama halnya seperti gaji guru honor kecil, namun selalu Allah lebihkan dari jalan yang lain. Misalnya dari jualan pulsa, make up, kuliner, dan lain-lain. Wah, kok jadi ngelantur gini ya kita lanjut lagi.

Mari kita renungkan kalimat berikut ini!

 

·        SAYA TIDAK INGIN MENULIS

·        SAYA TIDAK DAPAT MENULIS

·        SAYA INGIN MENULIS

·        BAGAIMANA CARA MENULIS?

·        SAYA AKAN MENCOBA

·        SAYA DAPAT MENULIS

·        YES, SAYA SUDAH MENERBITKAN BUKU

 

Tangga Menulis

Coba jawablah, Anda ada di tangga kalimat yang mana?

Semakin seru pembahasan narsum malam ini lalu Pak Joko mengirimkan gambar kemudian menjelaskannya kembali satu persatu . 

Produk buku di pasar

Pak Joko menjelaskan produk buku yang laku di pasar. Gambar di atas adalah Skema sirip ikan. Dijelaskan bahwa dua Kelompok besar yaitu

  • Buku teks adalah buku yang digunakan untuk proses KBM (BUPEL: Buku Pelajaran) dan buku PERTI (Perguruan Tinggi) misalnya buku eksak dan non eksak.
  • Buku non teks adalah buku yang tidak selalu digunakan dalam pembelajaran KBM. Buku ini dibagi menjadi buku fiksi (novel, cerpen, puisi, dll) dan buku non fiksi (hobi, Komputer, umum populer, agama, anak, dll). 

Dalam menulis buku, seorang penulis bisa memilih menulis sendiri atau menulis dengan keroyokan (antologi). Jika kita menulis buku solo maka keuntungan akan menjadi milik sendiri.  Akan tetapi jika kita menulis keroyokan maka honornya tentu akan dibagi jumlah orang yang terlibat dalam buku tersebut. 

Perlu kerja keras, ketekunan, dan terus berlatih untuk mengusulkan naskah dan lolos seleksi ke penerbit mayor. Salah satunya impian tadi sudah nampak di depan mata. Duet maut dengan Prof. Richardus Eko Indrajit, akhirnya mengantarkan saya tembus ke penerbit mayor.

Untuk penulis pemula seperti saya yang baru pertama kali menerbitkan buku di penerbit indie, hal itu menjadi pengalaman yang berharga. Buku duo yang berjudul Parenting 4.0 akan menemani rak-rak toko buku  besar seperti Gramedia, dan sebagainya.

Selain buku yang diterbitkan oleh seorang penulis dan beberapa penulis, di PT Andi juga terdapat buku yang diterbitkan dengan menggandeng beberapa lembaga sekaligus. Mengapa? Itu akan memudahkan pasar karena anggota lembaga pasti akan membeli buku tersebut. Sama halnya kerjasama PT Andi dengan grup menulis PGRI. Komunitas grup belajar menulis yang mencpai ribuan bahkan jutaan guru di seluruh Indonesa merupakan lahan terbesar untuk menerbitkan buku yang pastinya akan diburu oleh komunitas guru peserta belajar menulis.

Virus Corona telah berdampak pada semua sektor termasuk sektor penerbitan buku. Dengan masuk dan menjadi bagian suporter grup belajar menulis adalah salah satu cara terbaik untuk tetap eksis dalam dunia penerbitan. Banyak penerbit yang mengalami gulung tikar karena tak mampu lagi beroprasi karena kurangnya strategi pemasaran.

Kerjasama Penerbit Andi dengan kelas belajar  menulis PGRI telah melahirkan penulis-penulis pemula yang bukan sekedar hisapan jempol semata. Angkatan pertama di Program Ekoji Menulis buku satu minggu, telah melahirkan 9 orang penulis baru. Sedangkann di Program Ekoji September Ceria, telah melahirkan17 penulis baru dan salah satunya adalah saya sendiri.

PT Andi juga menerbitkan buku dengan kerjasama dengan beberapa kampus. Jika Anda Dosen maka boleh sekali bekerjasama untuk menerbitkan buku dengan penerbit Andi. Maka logo kampus dan penerbit PT Andi akan bersanding di cover bagian depan. Terbayang sekali nanti di cover buku saya ada lambang PGRI dan Penerbit Andi. Seru sekali.

PT Andi juga bekerjasama dengan dewan guru besar UGM yang ditulis 20 orang. Setiap penulis diberikan kewajiban menulis sebanyak satu bab. Sehingga disatukan menjadi satu buku. Ada seorang editor konten yang membagi tugas si penulis. Hal ini akan menarik. Karena akan memacu penulis untuk menyelesaikan naskah dengan target yang telah ditentukan. Naskah akan selesai lebih cepat apabila dilaksanakan secara bersama-sama.

Jika mengingat hal ini, mengingatkan saya pada proses penulisan buku antologi. Semua pesera diminta menuliskan 5halaman dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Kendala pengumpulan naskah pasti selalu terjadi. Karena peserta mayoritas adalah penulis pemula. Jadi butuh kesabaran yang ekstra, untuk menunggu naskah buku antologi. Kali ini saya berperan sebagai kurator yang menjadi penanggungjawab atas naskah buku antologi bersama Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau lebih akrab disapa bu Kanjeng.

WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)

Saat jadi seorang penulis, tujuan utamanya adalah bagaimana buku itu bisa diterbitkan. Sekarang kita mulai dari awal, publikasi bagi akademisi itu untuk apa?

1.     1.Orientasi pada provit/ royalti

2.     2.Nirlaba (tidak mencari untung)

3.     3.Branding/ promosi diri

4.     4.Memenuhi regulasi/ akreditasi

Tentunya, kita sudah ada di kelas yang tepat. Grup menulis Omjay ini akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis handal yang dapat diperhitungkan. Setiap hari kita sudah melakukan tugas dan kewajiban membuat resume sampai pertemuan ke 17. Dengan  3 pertemuan dan 18 narasumber tambahan maka kelas akan berakhir. 

Hasil akhir dari perjuangan selama ini, peserta harus bisa menghasilkan buku solo yang produktif. Buku itu bisa berupa kumpulan resume pertemuan 1-20 di kelas Omjay, atau boleh mengirimkan naskah buku yang lain. Tidak hanya itu, peserta juga diminta membuat buku antologi atau buku keroyokan. 

 

EKOSISTEM INDUSTRI BUKU

Setiap penerbit buku manapun pasti akan melirik buku yang memiliki nilai jual untuk bertahan hidup dan untuk menafkahi seluruh karyawan yang ada di dalamnya. Jika buku itu menarik dan memiliki nilai jual pasti penerbit akan melirik buku kita. Jadi kita harus tau buku yang sedang ramai di pasaran dan yang menjadi trending topik dilihat dari google trends atau google cendekia.  

 

Berikut 4 steak holder penerbitan buku yaitu

1.   Penerbit

2.   Penyalur

3.   Pembaca

4.   Penulis

 

Faktor penghambat industri penerbitan

1.  Minat baca di Indonesia masih jauh tertinggal dari pada negara lain. Budaya baca, kurangnya minat baca, dan kualitas baca kita harus ditingkatkan.

2.   Minat tulis berhubungan dengan budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis yang baik.

3.  Apresiasi hak cipta berhubungan dengan maraknya pembajakan berupa fotokopi dan ebook ilegal yang merugikan penulis.

 

PROSES PENGIRIMAN NASKAH BUKU KE PENERBIT

Jika ingin buku kita terbit, hal  yang dilakukan penulis adalah dengan mengirimkan naskah ke penerbit untuk di nilai apakah buku tersebut layak jual atau tidak. Buku itu akan laku di pasaran atau tidak. Keputusan sepenuhnya dimiliki oleh penerbit. Kalau buku kita lolos seleksi maka penerbit biasanya meminta soft copy secara lengkap dan kemudian membuat perjanjian(MOU). Selanjutnya naskah akan masuk proses editing, setting, masuk percetakan lalu buku siap untuk dijual. Judul naskah penulis biasanya dimodifikasi oleh editor dan sebelum dicetak masiv, penerbit mengirimkan  soft copy untuk diperiksa oleh penulis. Takut ada kekeliruan penulisan. Setelah dikoreksi oleh penulis maka langkah selanjutnya diproduksi sesuai jumlah pemasaran. Penulis akan mendapat 6 eksemplar dengan royalti 10% setiap 6 bulan sekali atau selama satu semester.


Apa yang penulis peroleh saat bukunya sudah terbit?

1.     Kepuasan/ kebanggan tersendiri

2.    Reputasi

3.    Karir

4.    Uang/ royalti

 

Ciri-ciri penerbit yang baik

Ciri-ciri penerbit yang baik adalah penerbit yang jujur dalam menyampaikan jumlah produksi dan jumlah royalti yang harus diterima oleh penulis. Carilah penerbit yang bisa dipercaya seperti Penerbit Andi yang keren yang sudah mensuport kegiatan belajar menulis Omjay ini.

 

Sistem penilaian di penerbitan

1.   Editorial bobot 10%

2.   Peluang Potensi bobot  pasar 50%

3.   Keilmuan  bobot 30%

4.   Reputasi bobot 10%

 

Buatlah buku dengan tema populer, dan penulis yang populer. Untuk penulis pemula buatlah tema populer meskipun penulis tidak populer. Buatlah buku yang tidak usang dimakan waktu seperti buku-buku pelajaran seperti TIK, Matematika, Fisika, atau yang lainnya. Jumlah cetakan (OPLAH) untuk buku tersebut akan dicetak lebih banyak. Karena sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah sebagai media pembelajaran (market sempit dan lifecycle panjang). Jika penulis sudah meninggal maka royalti buku akan diwariskan ke anak cucu kita. Wah, mantap sekali bukan?

 

Gaya pengutipan

GAYA SELINGKUNG

Gaya selingkung adalah gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang harus diterapkan secara konsisten untuk setiap terbitan. Penerbit mengharapkan seorang penulis yang idealis (penulis yang tidak butuh uang) dan penulis industrialis (penulis yang berloyalti besar tapi tidak mengabaikan mutu dan tetap menjadi produktif). Buku yang  tidak digunakan secara pasti disebut buku populer. Sedangkan buku yang digunakan secara pasti disebut buku teks atau buku ajar. Buku elektronik atau ebook akan menggantikan buku fisik. Bahkan nanti akan ada animasi, video, bahkan buku 3 dimensi.

 

Di akhir materi Pak  Joko memberilkan beberapa kutipan Prmoedya Ananta Toer.

Kutipan Pramoedya Ananta Toer


Kutipan Al Ghazali


Kutipan Dilan

KESIMPULAN

  • Buatlah buku yang memiliki nilai jual
  • Coba kirimkan naskah buku ke penerbit
  • Level materi dan lebar pasar harus diperhatikan
  • Penulis harus mengikuti aturan penerbit dengan gaya selingkung
  • Jadilah penulis idealis dan industrialis
  • Teruslah menulis jangan menyerah sampai buku kita terbit

 Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

 

Sumber: www.wijayalabs.com

Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena sudah mengikuti tantangan Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) dalam segmen #KamisMenulis. 

Sobat Lage di mana pun Anda berada, perlu Anda ketahui bahwa setiap challenge #KamisMenulis tema setiap minggunya selalu berbeda. Tema yang diusut misalnya tahu, delapan, bebas, Suaka Marga Kata(lose), mereview blog Lagerunal, dan kamis kemarin temanya #TigaKata terima, sadari, perbaiki.

Saya memenangkan challenge menulis Mereview Blog Lagerunal dan mendapatkan hadiah buku dari Bunda Dwi Yulianti. Hari ini Pak Pos yang baik hati mengantarkan hadiah buku dengan selamat. Setelah menandatangani bukti penyerahan buku, Pak pos segera memberikan paketnya kepada saya.

Saya membuka paketnya dengan hati-hati. Ada secarik pesan berbentuk bunga yang ditulis dengan indahnya. Terlihat sekali bahwa si penulis ini sangat tulus memberikan hadiah bukunya. Seulas senyuman terlukis indah saat saya membaca kata demi kata isi pesan yang ditulis Bunda Dwi Yulianti.

Foto 1. Mendapat buku dan note berharga dari Bunda Dwi

Nah, sobat Lage. Ada challenge yang lain setelah kita mendapatkan hadiah buku dari tantangan Kamis Menulis ini. Sebagai bentuk apresiasi, si penerima hadiah wajib membuat resensi buku. 

Setelah membaca buku ini sela satu jam nonstop rasa haus menyelimuti dahaga. Minumlah dahulu air kelapa yang dibeli dari kakak tercinta.

Foto 2. Nulis resensi ditemani kelapa muda

Sebelum saya menuliskan resensi buku Bunda Dwi, mari kita simak pengertian resensi beserta manfaatnya. Cekidot..

Pengertian Resensi Buku

Dilansir dari Wikipedia, resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere, atau revidere. Arti kata ini bermakna mengulas kembali, melihat kembali, menimbang, atau menilai. Jadi, resensi buku adalah suatu penilaian terhadap sebuah buku.

Resensi buku biasanya ditulis berdasarkan sudut pandang si penulis sendiri sebagai penikmat. Maka, setiap resensi buku tulisannya akan berbeda satu sama lain, karena sudut pandang pun berbeda-beda. Resensi buku benar-benar ulasan dari si penulis, tanpa ada pendapat orang lain di dalamnya. Biasanya, resensi mengandung identitas buku, isi buku, kelebihan, kekurangan, dan informasi dari buku yang hendak disampaikan ke pembaca.

Manfaat Resensi Buku

Berikut ini beberapa manfaat resensi buku,

  • Bahan pertimbangan: Resensi buku bisa memberikan gambaran pada pembaca tentang sebuah buku. 
  • Nilai ekonomis: Mendapatkan uang atau imbalan atau buku-buku yang diresensikan secara gratis dari penerbit jika resensi kamu muncul di media.
  • Sarana promosi buku: Resensi buku biasanya dari buku baru yang belum pernah diresensikan sehingga bisa dijadikan sarana promosi buku baru tersebut.
  • Pengembangan kreativitas: Makin sering menulis, makin pula terasah kemampuan kamu. Begitu juga dengan makin sering menulis resensi buku, makin terasah pula kreativitas kamu.

 

Resensi Buku “Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

Identitas Buku

Judul Buku     : Kisah Serdadu-serdadu Kecil

Pengarang      : Dwi Yulianti

Penerbit          : Pustaka Media Guru

Tahun terbit   : 2020

Tebal halaman: 90 halaman

Isi Buku

Buku ini berupa buku fiksi dengan genre pendidikan yang terinspirasi dari kisah pribadi penulis yang dibalut dengan kisah fiksi. Beberapa moment penting pengalaman mengajar dengan para siswa menjadi adegan-adegan ikonik dan sangat mengisnpirasi si penulis. Buku ini berkisah tentang kisah  siswa siswi yang diumpamakan sebagai serdadu-serdadu kecil laksana pejuang yang  berjuang untuk menggapai masa depan.

Di dalam buku ini sang penulis disebut Miss Anna. Sapaan Miss digunakan sebagai pengganti kata Nona untuk guru perempuan yang belum menikah, sedangkan Mr. untuk sebutan guru laku-laki. Jika si Pengajar adalah perempuan yang sudah menikah dan punya anak disebutnya Mrs. Buku ini berisi kisah serdadu-serdadu kecil yaitu siswa siswi Miss Anna yang memiliki kepribadian yang menarik dan sangat menginspirasi penulis.

Ada 13 bagian penting yang dituliskan. Bagian pertama dan kedua pengalaman kisah Miss Anna yang menceritakan rasa cintanya dalam dunia anak-anak terutama dunia pendidikan.  Ia mulai mengabdikan diri dan menjadi seorang guru SD.

Bagian ketiga sampai bagian 12 berisi tentang 10 serdadu kecil dengan kisah yang menarik seperti kisah Desi yang selalu diledek oleh temannya karena tidak mempunyai Ayah. Namun Desi akhirnya bisa melewati masalah sejak mengetahui ayahnya sudah meninggal dunia. Teman-teman Desi lalu meminta maaf dan Desi pun memaafkannya dengan tulus.

Kisah Alfian yang sombong dan berubah lebih baik setelah mendapat saran dari Miss Anna. Kisah Rini yang papanya nikah lagi dan mempunyai seorang kakak tiri bernama kak Dimas. Kisah Asrul yang dipaksa belajar 24 jam oleh kedua orang tuanya. Setelah Miss Anna memberi masukkan kepada orang tuanya bahwa pola pembelajaran Asrul jangan terlalu diporsir, karena Asrul menjadi tertekan. Akhirnya orang tua Asrul merubah pola belajarnya dan Asrul sukses mendapat nilai UN terbaik dan bisa masuk SMPN yang diinginkannya.

Maya dan Jeany adalah sahabat sejati yang satu hati. Mereka selalu berprestasi gemilang namun pernah bolos karena malamnya main game sampai pagi. Namun setelah home visit, Maya dan Jeany merubah kebiasaan buruknya dan kembali berprestasi. Rama yang sangat pandai presentasi namun papanya meninggal karena serangan jantung.

Farhan yang tidak bisa mengerjakan soal Matematika namun sukses menjadi pemimpin Paskibra. Farhan ternyata memiliki bakat yang terpendam. Amara yang sifatnya narsis karena merasa cantik dan centil berubah kesal karena papanya kerja di Surabaya namun tetap berprestasi meraih juara ketiga lomba Biantara. Joe yang jago karate namun memiliki tingkat emosional yang tinggi namun berubah saat mengenal Badrun.

Arsya seorang pemimpin kelas yang memiliki akhlak dan sikap yang tidak baik namun sifatnya  berubah setelah  belajar sabar, bekerja keras, dan terus berusaha akhirnya menjadi pemenang juara 2 lomba dongeng.

Bagian ketiga belas berisi penutup berupa kesimpulan. Kisah serdadu-serdadu kecil memberi hikmah yang sangat berarti bagi penulis. Mereka mampu menghadapi semua rintangan dan semua masalah hidup yang datang menghadang. Mereka mampu melewati setiap masalah hidup dengan baik. Seperti firman tuhan bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya.

Kelebihan Buku

Buku fiksi ini bisa menceritakan sisi menyenangkan dan kisah seru dari kehidupan pribadi serdadu-serdadu kecil dalam melewati setiap masalah yang terjadi. Peran Miss Anna yang dikisahkan sorang sosok guru wali kelas yang bertugas sebagai  teman, sahabat, bahkan orangtua kedua para siswa selama di sekolah, mencoba masuk ke dalam kehidupan mereka dengan memberikan solusi terbaik melalui pendekatan individualis maupun dengan teknik home visit.

Buku ini mengajak pembaca khususnya guru dan orang tua supaya lebih memahami anaknya atau anak muridnya karena kisah-kisah dalam buku ini terinspirasi dari kisah nyata para siswa yang diselesaikan dengan baik melalui peran seorang guru sakaligus wali kelasnya.

Setiap karakter dibangun dengan baik dan menarik sehingga pembaca sangat terhibur dan merasa terlibat langsung dalam cerita tersebut. Saat saya membacanya, jadi teringat kisah-kisah siswa saya yang beragam sifatnya ternyata semua bisa dituliskan dengan model fiksi. Buku ini sangat menginspirasi pembaca dan dapat dijadikan contoh buku fiksi yang baik.

Kekurangan Buku

Sayangnya, ada satu adegan tapi  penulis kurang bisa menyampaikan dengan baik, sehingga pembaca harus membaca beberapa kali untuk memahami maksud adegan tersebut. 

Ada baiknya sebelum masuk dialog, ada adegan Joe menghampiri Badrun.

Terlepas dalam salah pengetikan atau typo itu hal yang sangat lumrah bagi  seorang penulis termasuk saya pribadi tetapi hal itu sebenarnya bisa dihindari dengan berpedoman pada kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). 

Penutup Pembaca

Resensi ini dibuat berdasarkan pandangan penulis. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bunda Dwi Yulianti karena sudah memberikan hadiah buku yang sangat bagus dan sangat menginspirasi saya terutama para pendidik.

Foto 3. Dokumentasi Penulis


Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga sedikit dari saya bisa bermanfaat bagi pembaca tentang pengertian resensi, manfaatnya, dan contoh membuat resensi yang baik. 

Demikian resensi ini saya tulis dengan maksud tidak ingin menggurui dan hanya ingin sedikit berbagi dan terus menginspirasi.

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

Kamis, 11 Februari 2021

TERIMA, SADARI, PERBAIKI

Sumber: www.wijayalabs.com

Hujan sore ini deras sekali. Sejak tadi siang, hujan tak mau berhenti. Sama seperti semangat menulisku, mengalir deras dan akan bermuara pada air laut. 

Kamis kali ini terasa sedikit berbeda. Dede Adel seperti biasa selalu drama korea, minta di antar ke tempat ulang tahun temannya yang ke-6 tahun. 

Gambar 1. Ulang tahun Alfin


Acaranya sangat meriah. Di akhiri acara saweran yang tentunya membuat suasana ibu-ibu berbunga-bunga. Satu persatu uang koin di lempar dan nyangkut di baju saya. Alhasil, dapatlah 10 koin Rp 500, dan beberapa buah permen. 

Pulang dari acara ulang tahun temannya Adel, saya teringat kembali ada challenge menulis di Komunitas Lagerunal. Setiap hari Kamis, ada program Kamis Menulis. Setiap peserta wajib mengumpulkan link blog dengan tema yang sudah ditentukan. 
Logo Kamis Menulis


Tema tantangan Kamis Menulis minggu lalu adalah mereview blog Lagerunal. Tema Kamis Menulis hari ini adalah Bermain #TigaKata#TerimaSadariPerbaiki.

Saya memegang dagu, seraya berpikir sejenak, pengalaman apa yang akan saya ceitakan.  Segelas kopi dan tahu sumedang, menemani riuhnya air hujan. 


Tantangan #TigaKata#KamisMenulis

Saya lalu teringat kisah saat pengalaman pertama membuat resume di blog. Ternyata, saya melakukan beberapa kesalahan. Kesalahan itu saya ketahui dari komentar-komentar teman, yang menyadarkan diri untuk merubah kebiasaan jelek dari copy paste narasumber secara utuh. 

Saat komentar blog teman berupa keripik pedas, sebenarnya hal itu sangatlah baik. Janganlah marah, tersinggung, dan merasa dihakimi.  

Lalu apa yang harus kita lakukan? Kuncinya adalah terima, sadari, dan perbaiki. Terimalah komentarnya, jadikan sebagai motivasi yang membangun. Sadari dan cermati komentarnya lalu perbaiki hingga tulisan kita menjadi menarik saat dibaca. 

Sama halnya seperti kehidupan. Pasti ada saja orang yang tidak suka dengan kehidupan kita. Ada kalanya orang itu memberikan gunjingan, komentar pedas, bahkan kita jadi buah bibir tetangga saat kita melakukan suatu kesalahan. 

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah terima, sadari, dan perbaikilah. Orang yang mau mengakui kesalahan, menerima dan menyadari kesalahan itu, langkah terakhirnya adalah memperbaiki kesalahan tersebut. 

Saya teringat akan sahabat saya di dunia maya. Dia melakukan kesalahan menggunakan narkoba. Dia harus ditahan selama 10 tahun. Pergaulan bebas membuat dia melakukan hal yang berlawanan dengan hukum. 

Sebut saja namanya Robi. Robi telah menerima kesalahannya dan menebusnya dengan hidup di dalam bui. Selama hidup di sana, semuanya jadi berubah. Ia selalu rajin salat, mengaji, dan lebih mendekatkan diri pada ilahi. 

Dia menyadari kesalahannya di masa lalu. Mencoba menerima dan memperbaikinya hidupnya.  Senang rasaya melihat Robi berubah seperti alim ulama. 
Foto Robi saat ini, sahabat dumay


Dulu, penampilannya seperti anak funk. Lidah ditindik, telinga ditindik, dan bibir pun ditindik. Sekujur tubuh dipenuhi dengan tato. 

Berawal dari kesalahan, merubah kehidupan setiap orang. Allah memberikan kehidupan kedua, yang tentunya akan membuatnya lebih baik. 

Hikmah yang dapat diambil dari kisah Robi ini adalah jika kita melakukan kesalahan, cobalah  terima, sadari, dan perbaiki. Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua untuk hidup lebih baik dan lebih bermanfaat.Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan. 

Semoga sedikit kisah ini, saya bisa memotivasi dan menginspirasi para pembaca. Terus belajar di mana saja dan dengan siapa saja. Teruslah berbagi, memotivasi, dan menginspirasi. 

Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

Rabu, 10 Februari 2021

PENGALAMAN MENEMBUS PENERBIT MAYOR

 

Sumber: www.wijayalabs.com

“Jangan pernah putus asa menawarkan tulisan bapak ibu ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia tulis-menulis, dan sekaligus mencari keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan di tengah gempuran teknologi yang kian semakin kejam saat ini.” (Edi S. Mulyanta)

Sebuah kalimat penutup yang terasa sangat dalam dan bermakna. Jujur, menembus penerbit mayor adalah sebuah keinginan yang terpendam dalam hati. Bagaimana hal itu dapat tewujud, perlu niat dan  tekad yang cukup kuat. Tentunya butuh proses dan kerja keras ekstra untuk bisa menaklukan tantangan menerbitkan buku di penerbit mayor terutama PT Andi Offset.

Menembus Penerbit Mayor PT Andi adalah mempi yang telah menjadi nyata. Saat dulu menjadi peserta gelombang 12, saya mengikuti tantangan September Ceria bersama Prof. Richardus Eko Indrajit. 

Sumber: Dokumetasi Penulis


Kami harus membuat TOC berupa 5 Bab yang memuat unsur what, why, dan how. Dari 42 peserta, hanya 17 naskah yang diterima dan lolos seleksi Penerbit Mayor PT Andi. Saat itulah saya bertemu Mas Edi S. Mulyanta bagian Manajer Operasional Penerbit Andi yang diundang sebagai narasumber malam ini.

Berikut poin-point penting yang saya rangkum dari Mas Edi S. Mulyanta: 

  • 1.    Undang-Undang No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Pembukuan. Di dalamnya terdapat definisi penerit, penerbitan, penulis, penulisan, buku, dan naskah buku.
  • 2.     Penerbit Andi tergabung dalam IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) yang berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN.
    Gambar 1.
    Tanda Anggota IKAPI Penerbit Andi

  • 3.     Penerbit Andi tergolong penerbit mayor karena mencetak buku dalam jumlah banyak. Itu bisa terlihat dari rentang produksi 3-4 digit dan dapat dilihat dari rentang Block Number ISBN.  
    Gambar 2. 
    Struktur dan Rentang Block Number ISBN di Indonesia

  • 4.      Menerbitkan buku di Penerbit Andi sangat membantu dalam Penaikan Angka Kredit (PAK) dan Jumlah angka kredit pun tergantung dari jenis buku yang ditulis. Adapun jenis-jenis buku yang diterbitkan diatur dalam PP No. 75 tahun 2019.
    Gambar 3. PP 75/ 19

Perlu usaha, tekad, dan niat yang kuat bahwa kita semua bisa menulis dan bisa menerbitkan buku di penerbit mayor. Untuk itu, jangan lelah untuk mencoba mengirimkan naskah dengan format proposal naskah sebagai berikut. 
  1. Judul
  2. Sub Judul (jika ada)
  3. Kata pengantar
  4. Prakata
  5. Outline 
  6. Sample BAB (minimal 2 BAB)
  7. Sinopsis
  8. CV Penulis
Ukuran Unesco 16x23cm, jumlah halaman 125-200 halaman, ukuran kertas A5. Jika naskah sudah selesai kirim ke edis.mulyanta@gmail.com

Penerbit Andi bekerja sama dengan google play dan membuat ebook di 


Semoga suatu saat semua peserta gelombang 17 bisa menerbitkan buku di Penerbit Mayor PT Andi. Semangat terus dan jangan memyerah karena proses tidak akan pernah menghianati hasil. Jadilah pendidik yang terus berbagi dan menginspirasi. 

Salam blogger inspiratif 
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 


Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...