Minggu, 04 April 2021

Day4 April# Debur Ombak Pantai Anyer

Adel dan debur ombak


Debur ombak Pantai Anyer menemani soreku kali ini. Adel yang sangat suka dengan debur ombak, langsung menceburkan diri dalam deburan ombak yang saling bekejaran. Seakan mengajak semua orang untuk mandi bersama. 

Selesai bermain debur ombak di pantai, Adel menceburkan diri kembali ke dalam kolam renang di dalam Hotel Jayakarta Anyer yang merupakan salah satu sarana yang ada di dalam hotel. 
Adel dan kolam renang


Setalah lelah bermain air, Adel langsung mandi dan siap-siap dandan yang cantik dan menuju tempat untuk mengambil coffe break. 
Menikmati sepotong kue manis ditemani buku mengukir mimpi jadi penulis hebat. 


Saat menikmati secangkir kopi hitam dan menikmati indahnya deburan ombak pantai anyer, di meja sebelah ada Ambu Tini dan dua anak gadisnya, Dea dan Salsa. Saya kembali berfoto bersama untuk mengabadikan momen tersebut. 

 Ambu Tini dan kedua anak gadisnya

Hari ini memang kami dan para kepala sekolah Wilbi III Lebak ada di Anyer untuk menghadiri acara perpisahan kepala sekolah Pak Hariyanto dari SMPN 1 Cipanas yang pindah tugas ke SMPN 2 Rangkasbitung. Jadi bisa dikatakan saya, Ambu Tini, Pak Asikin, Bu Pipit, ada dalam kegiatan yang sama karena kami semua kepsek Wilayah Bina III  Kabupaten Lebak.

Bersama Pak Asikin dan Pak Dedi


Setelah menyantap beberapa snack dan secangkir copy, Adel langsung berlari ke tempat ayunan. Di sana saya pun langsung mengabadikan momen tersebut. 
Menikmati ayunan sore ini

Setelah puas berkeliling dan bermain ayunan, Adel minta pulang ke kamar. Rasanya sangat capek menembuh perjalanan. Adel pun tertidur dengan nyenyaknya. 


Acara inti akan dimulai pukul 20.00 WIB. Kami akan melepas Pak Haryanto yang akan digantikan oleh Pak Yayat. Acara ini sangat berkesan karena dihadiri semua keluarga kepsek dan dharma wanita wilayah Bina III Lebak. 
Sama Bunda Pipit


Selamat melaksanakan tugas di SMPN 2 Rangkasbitung untuk Pak Haryanto dan selamat bertugas di SMPN 1 Cipanas untuk Pak Yayat. Selamat melaksanakan tugas di tempat baru. Semoga semakin sukses dan semakin maju. Aminn..  


#Day04AprilChallenge
#Lagerunal
#Huruf D


.

Sabtu, 03 April 2021

Day3April#Cinta

Cintaku Adel

Challenge menulis hari ketiga dimulai dari huruf C. Kata yang terpikirkan dalam benak saya adalah kata cinta

Cinta adalah anugerah terindah dari Tuhan yang selalu hadir memaknai kehidupan ini. Dua hati mengikat janji suci dalam ikatan cinta. Cinta suci yang melahirkan putra putri yang meneruskan generasi. 

Cinta yang membuat orang bahagia dan kerap kali membuat orang gila dan menderita. Cinta yang membuat orang senyum-senyum sendiri jika memikirkan dia. Cinta yang membuat kita sakit ketika cinta tak terbalas. Cinta yang membuat luka hati ketika merasa dikhianati. 

Cinta yang mengajarkanku kekuatan untuk memaknai hidup dan berusaha bangkit dari keterpurukan. Cinta yang membuatku tersadar betapa cinta suci tak harus memiliki. Mengikhlaskan orang yang kita cinta bahagia dengan orang lain adalah cinta yang hakiki. 

Yakin bahwa kita akan mendapatkan cinta terbaik yang Allah berikan adalah keajaiban. Tuhan telah mempersiapkan jodoh terbaik untuk kita dan menjadi kekasih terakhir dan menjadi Ayah dari anak-anak kita kelak. 

Suamiku, terima kasih sudah menjadi lelaki terhebatku, yang memberikan kebahagiaan dengan hadirnya buah hati Adel di dalam hidup kita. Sosok anak yang pintar, bawel, lucu, dan sangat ceria. 

Semoga cerita cinta kita tak akan pernah padam dan bisa selalu bersama sampai di usia senja. Saya ingin menemanimu sampai tua nanti. Sampai melihat Adel menikah dan menggendong anak cucu kita. Aminnn..

April Challenge Lagerunal


#April Challenge

#Lagerunal

#Day3April



Adel#ABC 5 Dasar

Adel dan Mamah


Challenge April, di mulai dari huruf B. Hari kedua yang mestinya kemarin, baru sempat saya penuhi malam ini. Berbagai rutinitas yang padat adalah salah satu kendala yang menjadi molornya challenge menulis. Namun itu hanyalah alibi belaka. Bagaimana menuntaskan tulisan, nah itu baru hal yang utama. 

Challenge April ini lahir secara spontan.  Di mulai dari challenge kamis menulis tempo lalu. Adanya roda putar ABC 5 dasar, yang menjadikan sebuah abjad yang dikembangkan menjadi satu artikel yang menarik. 

Jika tantangan kamis menulis dimulai dari huruf B dan menjadi kata Bahagia, maka hari kedua ini akan saya mulai dengan huruf A yang menjadi kata Adel

Adel adalah nama pendek buah hati saya. Adel lahir pada tanggal 05 Agustus 2015. Sekarang usia Adel baru 5 tahun. Ke Agustus sekarang umurnya menginjak 6 tahun. 

Adel memiliki nama lengkap, Adelia Zhafira. Adelia adalah nama pemberian dari neneknya, sedangkan Zhafira saya ambil dari google yang berarti perempuan yang beruntung. 

Baru kemarin Adel masih bayi, sekarang sudah besar. Sudah masuk PAUD dan pernah jadi juara pertama saat semester ganjil kemarin. 

Pernah saat memperingati hari kemerdekaan 17 Agustus, Adel menjadi juara pertama lomba ambil koin. Pernah juga saat lomba Isra Mi'raj, Adel mendapat juara dua hafalan surat al fatihah. 

Melihat perkembangan Adel sangat bahagia sekali. Adel sudah bisa makan sendiri, mandi sendiri, dan pakai baju sendiri. Tiap hari ke sekolah tak pernah ditemani.  Adel sudah bisa mandiri dan pulang ke rumah sendiri. 

Semoga kelak, Adel bisa menjadi anak yang sholehah dan berbakti pada orang tua. Semoga Adel bisa hidup mandiri dimulai semenjak dini.  Aminn. .

#Day02April

#Challenge Menulis ABC 5 Dasar

#Huruf A

#Adelia



SEINDAH TAKDIR CINTA JUMINAH BAGIAN 18,19,20

 

COVER NOVEL JUMINAH

BAGIAN KE-18

PROSES

 

Pagi yang cerah, mengiringi hati yang bercampur arah. Avanza sudah menunggu di halaman rumah. Aku dan Nur hanya diantar oleh ayah kami masing-masing ke PT. Ibu  menghampiriku ketika aku hendak masuk ke mobil. Ia memelukku dengan begitu erat disertai  isak tangisan yang membuat aku hampir lemah dan terbawa arah, seolah air matanya memohon padaku, untuk tidak melangkah.

Baru kali ini, aku merasakan sentuhan ibu yang selama ini, yang kutahu ibu cuek-cuek saja padaku. Bahkan tidak aku pungkiri, aku malah sering membuat hatinya terluka, hanya karena kesalahpahaman. Setelah sepersekian menit, aku melepaskan pelukan ibu dengan lembut, meletakan ibu jariku di wajahnya. Menghapus air matanya. Menatap wajah seorang wanita yang telah melahirkanku dan membesarkanku ini. Aku berkata padanya,  “Percayalah Bu, anakmu ini akan kembali dengan selamat dan menginjakan kakiku kembali di sini, dengan membawa perubahan.” Aku mencium kedua tangan wanita yang ada dihadapanku ini, lalu bergegas masuk ke mobil.

***

Jika boleh, aku berterus terang, aku rasa tidak ada satu anak pun yang mau jauh dari keluarganya. Tidak ada orang yang mau hidup susah, apalagi sampai merantau ke nagara lain yang ia sendiri tidak tahu pasti nasibnya nanti entah akan bagaimana dan seperti apa. Bernasib baikkah atau sebaliknya. Tapi aku juga yakin, bahwa Allah, maha mengetahui segala niat. Aku yang bukan berambisi untuk mengejar dunia. Harapanku hanya satu saat ini. Membahagiakan orang-orang yang aku sayangi terutama itu adalah keluarga.

 

Setelah sampai di kantor, ayahku juga ayah Nur kembali pulang dan kami langsung menjalani proses medical. Alhamdulilah vit dan tinggal menunggu pembuatan pasport. Hanya menunggu satu minggu lamanya kami langsung ke Kalianda, Lampung.

Proses pembuatan pasport, bersama beberapa TKW juga. Alhamdulilah, prosesnya terhitung cepat juga menurutku, walau hanya ada sedikit problem karena ya biasalah. Waktu itu umurku juga Nur belum bisa sebetulnya. Makanya dituakan juga dirubah status juga.

Lucunya, TKW yang lain, yang mereka semua memakai jeans disuruh ganti rok seperti aku. Dengan alasan, supaya terlihat dewasa kata pembimbing kami. Alhamdulilah, pada akhirnya kami semua lolos. Walau mellalui jalur K.U.H.P juga sepertinya. (karena uang habis perkara).

Setelah beres, proses selanjutnya hanya tinggal menunggu penerbangan. Selama menunggu penerbangan pun, ternyata bukan waktu yang sebentar. Sudah  4 atau 5 hari di PT saja, tanpa ada kegiatan, jenuh yang ada. Setiap hari hanya tertawa,cerita, bersama kawan kawan TKW semua dan aku, tidak bisa setenang mereka.

Bagiku, the time is money. Akhirnya aku minta izin untuk mencari kerja. Apapun kerjaannya. Gpp lah, yang penting halal dan bisa mengisi kekosongan waktu. Teman-teman pada komentar, ngapain sih Jum, cari kerja! Orang sebentar lagi juga kita akan jadi babu. Kalau kata bahasa kasarnya. Sekarang, yang waktunya kita nikmatin hidup dulu. Tapi lagi lagi aku tetap gak bias jika satu hari saja, kerjaku hanya tidur dan makan. Waktu ini, terlalu berharga untuk disia-siakan.

Akhirnya, aku mendapatkan kerja. Ya. Walau sebagai babu/pembantu. No problem yang penting kerja. Lalu, aku menjelaskan pada mereka, bahwa aku sudah daftar di PT. Aku hanya mengisi kekosongan waktu sampai saat tiba penerbangan. Ya, bisa dibilang, sebagai batu loncatan lah. Mereka menyanggupi dan aku mulai beraktivitas. Majikanku punya anak 3 perempuan semua dan masih sekolah SD kelas 4, kelas 2,  dan yang satu masih TK.

Baru 2 minggu aku kerja, ternyata ada panggilan dari kantor, bahwa orang saudi mau datang menjemput. Aku bicarakan ini kepada bos  dan tanpa aku kira sebelumnya, bahwa mereka akan mempermasalahkan ini. Hingga akhirnya aku diberi 2 pilihan, bertahan sampai satu bulan atau pergi sekarang tanpa membawa gaji karena ia beralasan bahwa ia  sudah memberikan uang pada orang yang telah membawaku ke sini. Ya, bisa disebut sponsor juga mungkin.

Aku tidak mau ambil pusing  dan bikin ribet, kalau memang mereka lebih butuh uang itu daripada aku, silakan.  Yang tidak bisa aku habis pikir, ya rumahnya yang begitu mewah dan bahkan makan di restaurant, keluar uang berapa uang. Ia happy-happy aja tuh. Tapi mengapa untuk membayar seoraang karyawan yang walaupun hanya 2 minggu kerja, sulit bahkan mungkin mereka tidak tahu, bahwa dari sebagian hartanya, terdapat jatah anak yatim, dan lain-lain. Cukup tawakaltu alallah, suatu saat Allah akan memberikan jawabannya. Aku kembali ke kantor, esok harinya, orang Saudi itu datang  dan ia langsung memberikan uang di muka masing-masing 3 juta.

 

 

BAGIAN KE-19

PERPISAHAN

 

Sore hari sebelum penerbangan besok pukul 7 pagi, aku mengabarkan pada tunanganku, yaitu Ahmad. Aku tidak memintanya datang, tapi tiba-tiba ia meminta untuk aku jemput di stasiun kereta Universitas Indonesia karena dia memang tidak tahu arahnya ke mana setelah dari situ.

Aku menjemputnya dan tiba di kantor pukul 11 malam. Setelahnya, kami bicara panjang lebar. Sampai pada keputusan yang tidak aku niatkan juga sebetulnya, aku melepaskan ikatanku dengan Ahmad.

“Mulai detik ini, kamu sudah bukan tunanganku lagi.  Aku, tidak tahu bagaimana nasibku nanti, apakah aku bisa kembali ke Indonesia, karena aku juga sebelumnya banyak mendengar cerita cerita para TKW yang kurang baik nasibnya. Kalaupun aku kembali, aku tidak tahu itu kapann. Aku juga tahu, kamu sudah ingin  cepat menikah. Seharusnya aku bersabar menunggumu, sampai kamu berhasil diluluskan dari pesantren.”

“Di pesantren salafi, memang tidak bisa kita yang meminta keluar sendiri, tapi harus dari seorang Kiai sendiri yang meluluskan. Bisa sampai belasan tahun. Baru lulus. Tapi, aku juga tidak tenang, kalau aku bahagia bersamamu. Tapi keluargaku? Rumah pun sudah banyak bagian-bagian yang rusak. Aku tidak bisa memikirkan diriku sendiri,”  ucapku panjang lebar.

“Aku tahu itu, tidak butuh waktu lama, untuk aku bisa pahami dirimu. Kamu masih ingat? Dulu kamu marah padaku, ketika aku merokok. Padahal sebelumnya kamu sudah memberi peringatan, jika aku merokok kembali, maka kita putus. Berulang kali aku katakan maaf. Tapi kamu seolah tidak mendengar itu. Saat hujan deras, kamu memilih jalan kaki dari arah Desa Cicimung sampai Gajrug. Walaupun berkali kali-kali aku merayu dan memintamu untuk naik ke motor kembali.”

“Aku bisa menyimpulkan, kamu adalah orang yang teguh pendirian. Itu pula alasannya, mengapa  aku langsung mengikatmu, begitu orang tuaku setuju ketika kamu aku kenalkan pada mereka. Sekarang, apa aku harus bersedih atau aku harus berlapang dada menerima keputusanmu yang tidak bisa dibantah ini. Tapi yang perlu aku katakan sekarang, aku menyesal sudah datang ke sini. Jika aku tahu kejadiaannya akan seperti ini, aku lebih memilih untuk tidak mengiringi penerbanganmu ke bandara, daripada harus menerima cincin ini kembali ke tanganku.” Tutur Ahmad dengan air mata yang hendak jatuh.

“Aku minta maaf, jika aku telah melukai hatimu, tapi kamu pun tahu, aku melepaskanmu bukan karena ada yang kedua. Tapi aku tidak bisa menahanmu, sedangkan aku sendiri tidak bisa menjanjikan kebahagiaan untukmu. Kamu orang yang sangat baik. Selama ini, kamu selalu berusaha untuk bisa berubah lebih baik. Kamu juga tidak pernah meminta apapun dariku.

Di balik semua kekuranganku, kamu tidak mundur satu langkah pun. Tapi kali ini, aku yang melepaskanmu. Jika kita berjodoh, Allah pasti mempersatukan kembali, dengan caranya pula. Aku menggenggam tangannya dan mengurung cincin itu di genggamannya yang sedari tadi hanya ia pandang.

Ada satu permintaanku yang terakhir. Aku titip barang-barang ini. Di sini ada ktp aku, foto aku yang baru tadi aku print dan aku bingkai. Ada uang juga selembar surat, tolong kamu berikan kepada orang tuaku. Aku sodorkan tas kecil padanya dan melepaskan tanganku dari gengamannya. Tapi ia malah menggenggamku lebih kuat.

Aku juga merasakan kesedihan itu, tapi cintaku pada keluarga lebih besar dari sekadar kepedihan yang aku rasakan saat ini.

“Percayalah, rencana Allah itu tetap yang terbaik,” kataku padanya sambil melepaskan genggamannya yang sangat erat itu.

“See you tomorrow.”

“Maafkan aku dan selamat beristirahat.”

Aku hanya punya waktu 4 jam untuk memejamkan mata. Lalu aku meninggalkannya dan masuk kamar menyusul Nur yang sedari tadi sudah terlelap tidur sepertinya.

                   

BAGIAN KE-20

PENERBANGAN

 

Terdengar azan subuh, kami pun segera bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi, lalu kemudian mengisi perut dengan nasi uduk yang sudah disiapkan oleh sponsor. Setelahnya, kami langsung menuju mobil yang standby di halaman kantor.

Hari ini, aku, Nur, dan juga Kak Yusi yang berasal dari Cianjur. Keberangkatan kita sama.  Aku dan Nur hanya mengikuti langkah Kak  Yusi, karena dia memang sudah punya pengalaman ke Saudi, sampai pada kami berada di pesawat, yang membawa ke Collombo, translet Srilanka, dari Srilanka menuju Airport Riyadh Saudi Arabia.

 Aku memilih tidur di pesawat, karena aku memang tidak mau melihat ke arah luar jendela, yang hanya akan membuatku merindu segala tempat yang sering kali aku datangi. Sesekali aku terbangun, jika ada seorang pramugari yang memberikan attention, ataupun menawarkan makan dan lain sebagainya. Tapi aku juga tidak bisa tidur, karena aku memikirkan, bagaimana majikan aku, seperti apa pekerjaannya, dll.

Tiba pada attention selanjutnya. Bahwa ternyata pesawat akan segera landing. Setelah kami masuk, diperiksa, dan sebagainya, kami lalu, mencari Babah yang katanya sudah menunggu. Hanya Kak  Yusi yang menjadi penghubung antara Babah yang masih di Indonesia dan Babah yang katanya akan menjemput kami di bandara.

Mencari gate/ pintu keluar yang dimaksud. Setelah kami duduk sebentar dan menunggu. seseorang menghampiri dan menanyakan nama kami masing-masing. Selanjutnya ia memperkenalkan. Saya babah kamu (majikan kamu, ya Jumainah) katanya. Dia tidak bisa memanggilku Juminah. Melainkan Jumainah. Mungkin lisan Orang Saudi beda kali ya? But it’s ok dalam batinku. Kali ini aku sedikit merasa tenang, karena sudah sampai tujuan dengan selamat, namun tetap saja. Belum lengkap sepertinya jika belum bertemu dengan keluarganya. 

BERSAMBUNG ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 01 April 2021

BAHAGIA#Kamis Menulis



Challenge Kamis Menulis kali ini sangat seru sekali. Kali ini Mas Momo membuat permainan ABC 5 Dasar. Permainan ini dilakukan dengan memutar huruf dimulai dari huruf A-Z. Saat roda putar berhenti di hurif B, semua peserta diminta membuat satu kata dari huruf tersebut. 

Saat melihat huruf B yang terlintas dipikiran saya adalah kata Bahagia. Jujur sekali saya merasa bahagia saat saya menjadi juara pertama lomba blog PGRI yang dilaksanakan bulan Februari kemarin. 

Kebahagiaan datang kembali saat saya diundang untuk menerima Apresiasi dari PGRI Kabupaten Lebak. Saya sangat bahagia bisa mengharumkan Kabupaten Lebak. 

Kemarin, lebih bahagia lagi. Hadiah printer dari Epson L120 sudah mendarat dengan selamat. Butuh biaya 100 ribu untuk membeli kertas, kertas foto, dan pasang instalasi printernya. 

Malam ini, saya tidak tahu apakah harus bahagia atau tidak? Genap setahun ibu telah tiada, malam ini Bapak akan menempuh hidup baru dengan wanita pilihannya. 

Rasa sedih saat teringat almarhum Ibu. Apakah Bapak sudah lupa dengan Ibu? Bulir bening mendarat dengan derasnya saat mendengar Bapak akan nikah lagi. 

Ya Allah, jika memang Bapak sudah berjodoh dan malam ini akan menikah lagi, sebagai anak, saya hanya bisa berdoa semoga Bapak bahagia dengan wanita pilihannya. Amin.

Hantaran untuk pernikahan 



 

Rabu, 31 Maret 2021

HADIAH PRINTER EPSON L120

Dok. Penulis


Menjadi pemenang Juara 1 lomba blog PGRI tingkat nasional adalah sesuatu yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. Hal ini masih terasa mimpi namun ternyata adalah kenyataan. 

Saya memenangkan juara pertama lomba blog PGRI tingkat nasional memperoleh beberapa hadiah di antaranya uang tunai, plakat, kartu KIPIN, hosting, dan printer Epson L120. 

Saat pulang sekolah, saya ditelpon pihak pengirim paket untuk mengirimkan lokasi terkini (share lock).  Tentu saja saya mengirimkan lokasi saya untuk mempermudah pengiriman paket. Selang sat jam, akhirnya babang kurir sampai juga. 

Saya masih mengenakan mukena karena setelah salat zuhur dan belum sempat ganti baju saat menerima paket printer. Dengan hati yang sangat berbunga, saya terima paketnya lalu mengabadikan momen spesial tersebut dalam  beberapa foto. 

Dok.Penulis

Untuk kawan-kawan yang masih bingung menulis, mulailah menulis dari hal yang kalian lihat, dari hal yang kalian sukai, dan dari hal yang kalian alami. 

Dengan menulis hal yang kalian alami, pesan akan lebih sampai ke pembaca karena ditulis dengan hati. Sesuatu yang ditulis dengan hati, akan sampai pula ke hati pembaca. 

Begitulah hal yang saya praktikkan dalam menulis di blog. Akhirnya keajaiban ngeblog satu persatu datang menghampiri. Perjuangan saya akhirnya berbuah manis. Kegagalan menjadi lecutan semangat untuk terus bangkit dan mencoba melakukan hal yang lebih baik. 

Ingin hidup lebih bermanfaat dengan berbagi dan sharing informasi adalah satu hal yang menjadi fokus utama. Bagaimana tulisan sederhana kita dianggap luar biasa dan bisa menginspirasi pembaca adalah sebuah keajaiban yang kini saya rasakan. 

Terima kasih Om Jay, Terima kasih Epson. Terima kasih teman-teman. Semoga semua orang tetap berjuang melawan rasa malas untuk mulai menulis dari sekarang. Allah tidak akan merubah nasib melainkan hambanya yang mau berubah untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Hijrah yuuk. Mari geliatkan literasi untuk negeri. 


Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA'UL HIDAYAH CIPANAS



Sabtu, 27 Maret 2021

RAJUTAN TETANGGA

Dompet Rajutan


Mengekspresiken ide bisa dalam berbagai bentuk salah satunya bisa melalui kerajinan tangan yang dibuat sendiri. Kali ini saya memperhatikan Kerajinan tangan buatan Teh Delia. 

Ibu satu anak ini memang telah merajut sejak masih gadis. Saya mengetahuinya karena tetangga rumah. Rumah saya sebelahan dengan rumah Teh Delia. 



Memang sungguh tak diragukan lagi kepiawaiannya dalam merajut. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa karya yang ia hasilkan.













Konektor masker

Dompet panjang 19cm



Masker rajut




Saya melihat proses pemintalan. Ternyata ada 10 lapis benang yang digunakan untuk memintal dan merajut. Dibutuhkan ketelitian dan keuletan pastinya dalam memintal benang supaya tidak kusut dan lancar saat merajut. Kecepatan dan teknik ketepatan memintal adalah salah satu teknik dasar yang membuat rajutan menjadi indah dan berlika liku motifnya. 

Kalau hanya membuat tali masker, hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Sedangkan membuat masker butuh waktu berjam-jam. Yang paling lama adalah proses membuat dompet berukuran panjang 19cm. Butuh waktu 2 minggu sampai barang ready dan siap dikirimkan.  Untuk harga dimulai 10rb-150rb tergantung pesanan. Terjangkau bukan?

Saya ingin membantu Teh Delia memasarkan produk kerajinan tangan yang hasilnya di luar dugaan. Baru sebentar saja posting, Ambu Tini tergoda dan mulai memesan dompet dan tali maskernya. Wah, suatu kejutan luar biasa karya Teh Deli bisa memikat hati Ambu Guru Ngeblog. Ada juga Bu Anis dari Gresik yang sudah meminang si dompet merah yang sangat cantik dan manis. 

Saya yakin, jika kita mau membantu orang lain, maka di saat kita susah akan ada kejaiban yang akan kita dapatkan. Suatu kebahagiaan jika orang yang kita bantu merasa tertolong dan berterima kasih. 

Sebagai manusia yang hidup di zaman era 4,0 kekuatan media sosial sangat berperan dalam suatu teknik pemasaran. Tidak heran, lewat WA, FB, IG, dan Blog adalah media yang sangat mudah dijangkau masyarakat luas. 

Ready


Cobalah untuk membantu sesama, tetangga, apalagi saudara. Semoga kita bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk orang lain. Tetap bersinergi berbagi literasi dan menginspirasi negeri. 


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA'UL HIDAYAH CIPANAS


Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...