Jumat, 09 Juli 2021

BUAH LITERASIKU

 

IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA

Menerbitkan buku adalah sebuah mimpi yang kini berubah menjadi nyata. Hal yang dahulu terasa sulit, sekarang saya telah menemukan kuncinya. Ternyata menulis itu tidak sulit, yang sulit adalah memulai tulisan. Sempat ragu dan bertanya pada diri sendiri, apakah saya bisa menerbitkan buku? Tanpa terasa, sudah 19 buku lahir baik itu buku solo maupun antologi.

Sebelum memulai buku solo atau buku yang ditulis sendiri, saya memulai tulisan dengan buku antologi. Buku antologi adalah buku yang ditulis secara bersama-sama dan prosesnya lebih cepat disbanding menulis sendiri.

Di dalam  buku antologi, setiap peserta diberikan jatah tulisan kira-kira 3-5 halaman A4 yang kemudian diedit oleh tenaga editor yang professional. Dari desain cover hingga biaya penerbitan, ditanggung secara gotong royong sehingga penulis tidak perlu pusing memikirkan proses kelahiran bukunya.

Ikut dalam beberapa Komunitas menulis juga sangat penting untuk menjaga konsistensi lahirnya sebuah buku. Naskah ini saya tulis sebagai naskah antologi ke-15 yang saya ikuti ketika memutuskan untuk gabung di Komunitas Sahabat Pena Kita(SPK) yang didirikan oleh doktor Ngainun Naim. Seorang dosesn IAIN Tulunggagung dan dikenal sebagai Bapak Literasi Tulunggagung, Jawa Timur.

Dalam menerbitkan buku perlu koordinasi yang baik dengan pihak penerbit. Perlu koordinasi juga dengan kurator atau penanggungjawab buku antologi sehingga komunikasi antara hak dan kewajiban si penulis bisa diterima dengan adil dan bijaksana.

Hal ini saya geluti karena saya pernah menjadi seorang kurator yang bertanggungjawab atas lahirnya beberapa buku antologi yang mayoritas pesertanya adalah kelas belajar menulis Om Jay atau dikenal dengan Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Dengan mengikuti kelas ini lahirlah buku solo perdana saya dengan judul “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat.”

Pentingnya motivator dan inspirator orang terdekat dalam memotivasi diri untuk terus menggaungkan dunia literasi, itu semua tak luput dari dukungan Ibu Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau akrab disapa Bu Kanjeng.

Kedekatan dengan beliau membuat saya semakin semngat dalam melahirkan beberapa buku selanjutnya. Sempat saat saya beberapa kali bertugas menjadi moderator di kelas Omjay, pengalaman tersebut saya abadikan supaya tidak hilang dalam buku yang berjudul “Kunci sukses menjadi moderator online.” Di dalam  buku ini saya meminta kata sambutan dari Dr. Ngainun Naim yang sangat andil dalam meningkatkan dunia literasi saya.

Saat mengikiuti lomba blog yang diadakan Om Jay dan PGRI selama 28 hari, momen special tersebut saya abadikan menjadi  buku solo ketiga yang berjudul “Blogger Inspiratif.” Di dalam buku tersebut berisi pengalaman ngeblog di YPTD selama 28 hari. Alhamdulillah, saya mendapatkan juara 1 lomba ngeblog ini dan memenangkan sejumlah uang dan Printer Epson L120.

Pengalaman menjadi moderator, kurator, dan editor pun tak luput saya geluti. Untuk pertama kalinya dengan percaya diri, saya mengubah naskah mentah novel Juminah, yang  berjudul “Seindah Takdir Cinta” berubah menjadi novel yang enak untuk dibaca. Tidak terasa, jumlah novelnya mencapai 300 halaman dan isinya sangat menggugah jiwa.

Bagaimana tidak, seorang santri yang mengabdikan diri menjadi seorang devisa Negara dengan menjadi TKI selama 5 tahun lamanya. Ia harus berjuang sebagai tulang punggung keluarga kaena Juminah adalah anak tertua di keluarganya. Haru biru perjalanan cinta Juminah pun akhirnya menemukan secercah harapan. Juminah pulang kampung dan menikah dengan lelaki yang pernah ia cintai semasa SMP.

Pengalaman akan hilang jika tidak dituliskan. Oleh karena itu saya membuat keputusan untuk menuliskan semua kisah yang saya alami sehingga bisa bermanfaat untuk orang lain. Bahagia rasanya jika tulisan yang kita anggap sederhana, namun memberi arti bagi sesama. Bahagia jika apa yang kita tulis, bisa memberikan kebaikan untuk orang lain. Bahagianya bisa bermanfaat dan menginspirasi orang lain.

Tulisan ini adalah bukti bahwa literasiku tidak akan berhenti sampai di sini. Mungkin saat ini, buku yang saya tulis adalah buku yang kedua puluh. Namun, seiring berjalan waktu, saya yakin akan ada karya-karya berikutnya yang lahir suatu saat nanti.

Jika kau ingin dikenal dunia maka menulislah. Ikatlahlah ilmu dengan menuliskannya, biarlah tulisanmu menemui takdirnya. Menulislah agar hidupmu berwarna, menulislah agar hidupmu bermakna, menulislah hari ini agar engkau dikenang esok hari.  

 

BIONARASI

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbAZKlDpXAtVE6dkjxHP__tvFgpHzea1-FJ1CTHVxYuRQTE10O9Kntwq1d2iLmxgUCd8XrvgHplY7hoJa5H-3LUy8bYv28ev2qe5C8N8UnGMxHQTK-wSMvDJgobPFumVg1A462-_UBuko/s0/aam+merah.jpg


 



Aam  Nurhasanah, S.Pd. Lahir di Cipanas, tanggal 12 Agustus 1988. Menempuh masa pendidikan mulai dari  SD  Negeri Bintangresmi 02, SMP Negeri 1 Cipanas, SMA Negeri 1 Cipanas, Kuliah S1 di STKIP SETIA BUDHI Rangkasbitung, Prodi DIKSATRASIADA dan lulus tahun 2012. Saat ini, saya menjadi kepala sekolah di SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS (SMPS MAHIDA), sampai sekarang di Kp. Hamberang, Desa Luhurjaya, Kecamatan Cipanas, Kab. Lebak, Provinsi Banten.

Penulis telah melahirkan 19 buku antara lain:

1. Buku antologi ”Semangat Menulis Bersama Bu Kanjeng” Juli 2020. 

2. Buku Solo “Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat” Agustus 2020. 

3. Buku kolaborasi Prof. Richardus Eko Indrajit judulnya “Parenting 4.0: Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi Milenial Multiple Intelligence” September 2020. 

4. Buku antologi “Kisah Inspiratif Sang Guru” Oktober 2020,

5. ”Kompilasi Artikel YPTD” November 2020, 

6. Buku antologi “Jejak Digital Motivator Andal” Desember 2020, 

7. Buku antologi puisi “Patidusa Pujangga Wiyata” Desember 2020, 

8. Buku solo kedua “Kunci Sukses Menjadi Moderator Online” Desember 2020, 

9. “Kompilasi YPTD Lima” Januari 2021,  

10. Buku antologi “The Power of Silaturahmi in Wriring” Februari 2021,  

11. Antologi Best Practice Kepala Sekolah Wilayah Bina III SMP Kabupaten Lebak  berjudul “Jejak langkah Mengukir Prestasi” Februari 2021, 

12. Buku antologi puisi “Semai Sukma Ksatria” Februari 2021, 

13. Buku Solo ketiga juara 1 lomba blog tingkat nasional berjudul “Blogger Inspiratif” Maret 2021

14. Buku antologi “Haru Biru Hijrah Meraih Berkah” Maret 2021,

15. Buku antologi puisi "Makk!!!" April 2021

16. Buku antologi Puisi Patidusa "Rinai Rindu Sang Guru" April 2021

17. Buku antologi pantun "Rona Ramadan" April 2021

18. Buku antologi "Purwakarya Literasi" Mei 2021

19. Buku antologi “Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger’  Juni 2021

 

 

 

Penulis dapat di hubungi melalui

Alamat email: aamnurhasanah120888@gmail.com 

Akun Facebook: Aam Nurhasanah  

Akun Instagram:  aamnurhasanah88

 

 

 

 

 

Jumat, 02 Juli 2021

Sakit Perut

Foto diambil sebelum sakit


Dua hari ini perut sakit sekali. Mules, melilit, enek, mual, muntah pun tak ada apa pun hanya air.  Bila malam tiba, badan jadi menggigil, panas dingin. Baju yang dipakai basah oleh keringat. Sempat berpikir ini gejala biasa perempuan dikala sedang datang bulan. 

Malamnya berobat ke Dokter Dadang, lalu kuceritakan kisah sakit perutku. Diberilah aku obat. Namun, obat ya obat. Sakit perutku malah tambah jadi. 

Kakak Perempuan, Teh Nur namanya, jadi khawatir. Segera meminta air doa kepada paman. Air doa pun segera aku minum satu gelas besar. Teh Nur, lalu bertanya ke tetangga tentang obat sakit perut, ada yang memberitahu menggunakan daun saga. Aku terpaksa minum satu gelas, namun baru 5 detik sampai tenggorokan, daun saganya kemuntahkan lagi. Pait sekali rasanya. 

Karena sakit, terpaksa membatalkan acara zoom dengan Madam Heddy yang harusnya dilaksanakan besok malam. Mau gimana lagi, perut sedang tak bersahabat. 

Ya Allah, mohon segera angkat penyakitku. Tak betah rasanya lama-lama di tempat tidur. Ingin segera berbagi dengan banyak orang. Banyak tugas yang sudah menanti di depan mata. 

Semoga jika aku sehat nanti, aku bisa menjaga pola makanku dan lebih menjaga kesehatan. Aminn.



 

Sabtu, 26 Juni 2021

NGEBLOG BARENG MR. BRIAN

NGEBLOG BARENG MR. BRIAN 

Flyer Sagusapop 26 Juni 2021


Ngeblog malam ini masih ditemani Sang Guru Blogger Millenial, Mr. Raimundus Brian Prasetyawan. Beliau  kelahiran 92 yang memiliki segudang prestasi. Jika saya ada kesulitan, pasti orang pertama yang saya hubungi adalah Mr. Brian yang hebat.

Bagi pendatang baru yang belum buat blog, Simak link berikut.

http://www.praszetyawan.com/2020/04/cara-membuat-blog-di-bloggercom-terbaru.html

SESI MATERI

Ada beberapa poin penting yang saya simak dalam pertemuan sagusapop malam ini, antara lain: 

1. Ganti Template supaya lebih menarik.

Caranya:

  • Masuk ke akun blogger.comK
  • Ketik halaman postinganK
  • Klik Tema, tinggal pilih template yang sesuai selera. 
  • Klik terapkan deh. 

Ini ada di menit ke-20

2. Masukkan link YouTube pada blog. 

Simak tutorialnya di menit ke-29. 



3. Mengkategorikan tulisan pada blog dengan memisahkan tema dengan membuat baris menu. 

Caranya dengan menambahkan label di setiap postingan blog.

Klik tata letak, tambahkan gadget, cari label, klik, setting label, klik daftar/ claud,  klik simpan. 

Dengan penuh kesabaran, Mr. Brian memandu bapak ibu yang baru mengenal dunia blog, sampai diulang beberapa kali tapi tak menyurutkan semangat Mr. Brian untuk terus berbagi ilmu.

Untuk memotivasi peserta, saya memberikan tantangan menulis di blog dengan ketentuan

1. Memasukkan link youtub sagusapop materi malam ini

2. Memasukkan link absen (link yang menyala, ketika di klik langsung tertuju ke alamat pengisian absensi sagusapop)

https://bit.ly/AbsenZoomSagusapop_26Juni2021

3. Menuliskan kembali beberapa materi yang dibahas oleh Mr. Brian.  "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya."

Semoga para peserta yang mengikuti tantangan, bisa menuliskan kembali ilmu yang di dapat dari Mr. Brian supaya apa yang disampaikan, bisa dipraktikkan dengan sungguh-sungguh. 

Kegiatan malam ini diakhiri dengan kegiatan foto bersama dan ucapan terima kasih peserta atas sharing ilmu yang luar biasa. 


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah



BAHAGIA ITU SEDERHANA

 

Pak Eko Adi, S., M.Kom.


Malam ini ramai sekali. Bahagia sekali melihat para peserta yang ingin belajar. Kegiatan Bedah Soal PPPK sangat diminati para peserta. Terbukti jumlah partisipan mencapai 1.000 orang. Yuks simak video youtubnya di https://youtu.be/1x8RHKcTliM


Minggu yang lalu, acara bedah soal PPPK juga sampai membludak. Saat itu narasumbernya Bunda Salamah. Simak juga siaran ulangnya yuks. 


Hari ini bahagia sekali banyak menimba ilmu. Apalagi lihat cover buku terbaru yang sebentar lagi akan terbit. 

Buku antologi ke-15, buku ke-19

Kebahagiaan menimba ilmu salah satunya ketika mendapat inbok bahwa kita mendapatkan hadiah buku. Satu penghargaan bagi saya, mendapatkan hadiah buku dari Bunda Lilis Sutikno. 

Masih ingat kan? Salah satu narsum kelas menulis dengan tema "Menulis Semudah Ceplok Telor." Beliau berpesan, menulislah dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Mungkin buat kita itu biasa, tapi buat orang lain bisa jadi luar biasa. 

Tak hanya itu, kebahagiaan lain untuk saya adalah ketika kita bergabung dalam komunitas menulis, dan kita disambut dengan baik oleh peserta lain. Sangat bahagia punya keluarga baru. 

Komunitas Sahabat Pena Kita (SPK)

BAHAGIA ITU SEDERHANA. Mari kita berusaha menjadi pembelajar sepanjang hayat. Teruslah belajar dan jadilah gelas kosong. Sehingga saat kita menimba ilmu baru, hati akan bahagia dalam menerima materi baru.  


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd. 





Akhirnya, zonk lagi!

Foto sebagai pemanis saja. 



Sudah 3 hari ini, badan sedang tidak sehat. Kepala pusing, demam, batuk, dan filek yang tak kunjung reda. Belum lagi rasa mual dan muntah terasa enek di perut. 

Sempatku berpikir, apakah ini kondisi "ngidam" seperti yang kualami saat mengandung Dede Adel. Mungkin sudah waktunya Dede Adel punya adik karena usianya akan memasuki 6 tahun bulan Agustus nanti.

Di perjalanan ke rumah Neneknya Adel yang letaknya 30 menit antara Gajrug dan Jasinga, akhirnya memutuskan mampir sejenak ke apotek untuk membeli tes kehamilan.

Sesampainya di rumah suami di Jasinga, sempat ikut rapat bersama tim pengurus kelas belajar menulis bersama Omjay, dkk. Ada beberapa narasumber yang mengganti tema supaya aura kelas sedikit berbeda. 

Ada satu kabar gembira di gelombang 19 yaitu mantan alumni gelombang 18, tepatnya Bu Ketua yakni Bu Maesaroh, M.Pd. dari Lebak Banten naik kelas menjadi narasumber berikutnya. 

Kebahagiaan yang tiada tara melihat teman satu kampung  bisa menerbitkan buku dan mengikuti jejak digitalku menjadi moderator kelas WA, Zoom, sekarang naik kelas lagi menjadi narasumber. Tak terasa satu jam berlalu, zoom pun berakhir. 

Subuh tadi, rasa penasaranku berakhir dengan sedikit rasa kecewa. Tes kehamilan hanya menunjukkan satu trip yang artinya negatif. Adel tak jadi punya adik. Mungkin, ini belum waktunya. 

Dikira sakit yang kualami reaksi "ngidam", ternyata bukan. Suami, Neneknya Adel, dan adik ipar, semuanya tertawa. Seraya berkata, "Sabar yaa... Akhirnya, zonk lagi!"

Sabtu, 19 Juni 2021

PENTINGNYA MEMAKNAI SILA KETIGA PANCASILA

 

Sumber: www.google.com

Memaknai sila ketiga pancasila


Lambang dari sila ketiga pancasila adalah pohon beringin yang mengandung makna sebagai tempat yang kokoh dan teduh untuk berlindung. 

Saat kita melihat pohon beringin, nampak akar-akar yang menggantung yang memiliki arti keragaman latar belakang agama, suku bangsa, budaya, yang ada di Indonesia. 

Pohon beringin memiliki akar tunggang yang kuat dan besar sebagai bentuk kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia. 

Penerapan sila ketiga dalam kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan cara:
  1. Bangga akan Karya Bangsa atau produk lokal. Misalnya, jika ada pakaian, makanan, atau produk hasil kesenian kerajinan tangan, baiknya kita cintai buatan Indonesia. Jangan malah membanggakan produk negara lain. 
  2. Menghargai perbedaan agama, suku bangsa, dan bahasa. Indonesia memiliki aneka ragam agama, suku, dan bahasa. Namun perbedaan itu tak menjadi hambatan untuk membentuk kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) karena tenggang rasa ditanamkan sejak dini dan dilindungi oleh pemerintah. Seperti semboyan kita "Bhinneka Tunggal Ika", meski berbeda tetap satu, Indonesia. 
  3. Menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ibu yang mempersatukan  bahasa lain. Jika ada yang tidak mengerti dengan bahasa daerah, maka bahasa Indonesialah yang digunakan dan dapat dipahami oleh orang lain serta menjadi bahasa pemersatu bangsa.  Oleh karena itu, kita sebagai rakyatnya harus menjunjung tinggi Bahasa Indonesia dengan menjaga dan melestarikannya. 
Semoga  kita dapat mengamalkan sila ketiga dengan baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aminnn
aisei.id


Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA' UL HIDAYAH CIPANAS


#HariKesaktianPancasila

#AISEIWritingChallenge

#19Juni2021Challenge

#SilaKetigaPancasila



Senin, 14 Juni 2021

PENTINGNYA MEMAKNAI SILA KEDUA PANCASILA

Sumber: Google.com


MEMAKNAI SILA KEDUA PANCASILA

Masih ingat tidak dengan tantangan Challenge Menulis AISEI bulan ini? Pastinya, bagi yang ikut challenge menulis sebelumnya peserta telah menulis topik Memaknai Sila Pertama Pancasila, sedangkan di tantangan minggu kedua penulis harus menulis dengan dengan topik Memaknai Sila Kedua Pancasila. 

Menurut saya, challenge kali ini sangat menarik. Secara tidak langsung, peserta diajak memaknai butir dan sila pancasila yang menjadi dasar Negara Bangsa Indonesia yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
 
Jika kita melihat lambing sila kedua pancasila, maka akan terlihat gambar rantai emas pada bagian sebelah kiri bawah perisai Garuda.  Bentuk mata rantai adalah bulat dan persegi yang saling berkaitan satu sama lain. Bentuk mata rantai bulat menggambarkan bagian perempuan dan mata rantai persegi menggambarkan bagian laki-laki. Sehingga, jumlah mata rantai adalah 17 mata. Hal ini mempunyai arti bahwa ke-17 mata rantai saling menyambung dan tidak terputus sesuai dengan sifat manusia yang saling terikat secara turun temurun hingga membentuk rantai kemanusiaan yang kuat serta kokoh. 

Jika kita melihat warna emas pada lambing rantai sila kedua memiliki arti kejayaan, kebsaran bangsa dan keluhuran bangsa Indonesia. Latar belakang rantai berwarna merah menandakan keberanian menegakkan kemanusiaan yang adil dan beradab untuk membangun persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.

Adil menurut KBBI adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak, berpihak pada yang benar dan tidak sewenang-wenang. Artinya saat kita melakukan sesuatau, kita tak boleh melihat latar belakang seseorang dari jenis kulitnya, agama, maupun strata sosialnya. Adil juga berlaku di mata hukum. Tidak ada perbedaan perlakuan, semua masyarakat dipandang sama dan setara. 
 
Adab menurut KBBI adalah kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, maupun akhlak seseorang. Kata adil dan adab berhubungan dengan bunyi pancasila sila kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. 
 
Hal ini mengingatkan saya akan sebuah cerita. Saya mempunyai teman maya dan saat ini sedang dipenjara dan diberi hukuman kurang lebih 10 tahun. Kesalahannya di masa lalu membuat hidupnya lebih baik saat ini. Keadilan sudah ia peroleh dengan menjalani masa hukuman. Selama dipenjara, kehidupannya berubah. Dia lebih mendekatkan diri kepada Allah dan memohon maaf atas segala kesalahan yang telah ia lakukan di masa lalu. 
 
Bahagia lihat penampilannya saat ini, sudah nampak seperti ustad. Menggunakan baju koko panjang untuk menutupi semua tato yang ada ditubuhnya. Ketika malam lebaran Idulfitri, lantunan takbir menggema sehingga menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya. Begitu fasih dan merdunya. Pergaulan dan komunitas rohani yang membuat dia mampu berubah menjadi orang yang lebih baik dan mampu menjadi manusia yang lebih beradab.

Dari cerita ini kita bisa mengambil hikmah makna sila kedua pancasila ini berarti kita sebagai bangsa Indonesia harus saling menghargai satu sama lain. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki derajat paling tinggi. Karena itu, kita harus mewujudkannya melalui sikap yang adil dan beradab. Seperti, menghormati hak orang lain, bertindak adil dalam menyelesaikan suatu masalah dengan melihat pada kebenaran, selalu bersikap  sopan santun, dan saling menghargai pendapat.
 
aisei.id

Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA' UL HIDAYAH CIPANAS


#HariKesaktianPancasila

#AISEIWritingChallenge

#13Juni2021Challenge

#SilaKeduaPancasila

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...