Acara Temu Kangen Penulis Kelas Belajar Menulis Nusantara atau disingkat KBMN yang dilaksanakan pada tanggal 25-27 Desember 2022 telah sukses mengajak para peserta dari berbagai pelosok tanah air untuk berkumpul di Gedung Guru Indonesia, Jakarta.
Dokpri Temu Penulis KBMN
Kegiatan ini adalah bukti dari Kelas Belajar Menulis(KBM) yang dibuat oleh Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd. saat pandemi merebak di Indonesia sejak awal Maret 2020. Saat itu pembelajaran di sekolah menjadi daring dan serba online. Jadi, untuk mengisi kegiatan yang bermanfaat, bergabunglah saya di kelas Omjay.
Tak terasa, KBMN telah mencapai 27 gelombang dan melahirkan penulis generasi baru yang mumpuni. Berbagai bekal dan pengalaman yang diberikan para narasumber membuat para peserta sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini sebagai bentuk melepas kerinduan dengan bertemu secara nyata dan bukan secara virtual.
Ada banyak kisah yang ingin saya bagikan kepada para pembaca tercinta saat mengikuti acara kopi darat kali ini. Awalnya saya sudah janjian pulang pergi bersama Ustazah Pipit ke acara tersebut. Namun, Ustazah Pipit memberi kabar ada acara rapat dinas dan tidak dapat diwakilkan. Tentu saja, sebagai mantan Kepala Sekolah, laporan dinas itu lebih penting dari acara lainnya. Jadi, kita harus mengutamakan kepentingan sekolah daripada kepentingan pribadi.
Mulailah saya mencari solusi lain untuk masalah keberangkatan ini. Kebetulan ada salah satu teman yang menjadi panitia, Ustazah Mutmainah namanya. Saya mengabari bahwa gagal berangkat dengan Ustazah Pipit karena beliau ada rapat dinas Rekon BOS. Ustazah Mutmainah kemudian memberi tahu bahwa ia akan naik kereta dan akan berangkat pada hari Minggu, tanggal 25 Desember 2022.Tepat pukul 13.00 WIB, kami berangkat.
Dokpri Perjalanan naik kereta
Ustazah Mutmainah dan Ustazah Nurhasanah tidak membawa anak, sedangkan saya membawa dua anak. Sebagai anak pertama, tahun ini usia Adelia Zhafira yaitu 7 tahun dan adiknya Aulia Septiani Salim masih berusia 3 bulan. Kami berangkat dari rumah menggunakan angkutan umum(angkot) jurusan Rangkasbitung Kota Lebak menuju Stasiun Rangkasbitung.
Tak terasa selama satu jam perjalanan, tibalah kami di terminal Pasar Rangkasbitung dan membayar ongkos Rp25.000 rupiah. Saya menggendong dedek bayi, tas dede bayi dibawakan Ustazah Nur, sedangkan Adel membawa satu tas gendong hitam yang berisi pakaiannya sendiri. Ustazah Mutmainah tampil paling depan mengantre isi tiket kereta api. Tarif dari Stasiun Rangkas-Tanahabang sekitar Rp8.000 rupiah.Terbayang saat sampai stasiun, jika sendiri sepertinya repot dengan barang bawaan. Tetapi karena ada teman, perjalanan terasa ringan dan menyenangkan.
Perjalanan naik kereta membawa bayi berusia 3 bulan adalah pengalaman pertama bagi saya. Meskipun awalnya tidak diberi izin oleh suami, namun karena kegigihan dan niat bertemu ini sudah saya sampaikan sejak sebulan yang lalu, akhirnya izin berangkat pun diberikan.
Di dalam kereta, dede bayi menangis karena haus. Saya harus menyusui dede bayi, meskipun baris koridor depan semuanya laki-laki. Ustazah Nur pun lagi-lagi membantu menggendong sebentar selagi saya membuka resleting depan untuk menyusui. Setelah kenyang, dede bayi pun tidur dengan nyenyak. Setelah itu kami sedikit berfoto untuk mengabadikan momen tersebut.
Setelah menempuh 3 jam perjalanan dalam kereta, kami tiba di Stasiun Tanahabang sekitar pukul 17.00 WIB. Kami dijemput Bu Nur Dwi Yanti di depan stasiun. Kami saling berpelukan dan kembali berfoto untuk melepas kerinduan. Tak lama kemudian, kami naik Grab menuju Gedung Guru Indonesia. Saat sampai di Gedung Guru Indonesia, ada seorang perempuan yang menghampiri.
"Bu Aaaaaaaammmm, coba tebak aku siapa???"
"Bu Widya yah?"
"Wah, bukan. Ini Rally, ucapnya."
Karena mukanya bulat, sampai salah tebak. Kami langsung berpelukan untuk melepas rindu. Selain ada Bu Rally, ada juga Bu Helwiyah atau akrab disapa Bu Ewi. Pertama bertemu saat hamil dede bayi berusia 6 bulan, pas Ramadan kemarin. Jadi, ini kali kedua saya berjumpa dengan Bu Ewi. Rasanya bahagia sekali bisa melepas rindu dengan Bu Ewi.
Selain Bu Rally dan Bu Ewi, ada Bu Lely Suryani dan juga penulis lainnya. Usai berfoto di depan pintu masuk Gedung Guru Indonesia, kami naik lift menuju lantai 5 dan beristirahat sejenak di kamar Ustazah Mutmainah karena dede bayi minta ganti popok.Di sana saya bertemu dengan Bu Maesa Edu dan sempat berpelukan.
Fotbar Bu E.Hasanah
Setelah mengganti popok, ada tamu dan ternyata itu Bu E.Hasanah. Seorang pengawas berprestasi asal Sukabumi dan salah satu narasumber juga di KBMN. Beliau karena suka puisi, jadi materi pun terkait menulis puisi. Beliau juga bercerita bahwa suaminya orang Bayah dan satu Provinsi Banten. Kebetulan, kakeknya dede bayi juga orang Cisaat Sukabumi. Namun, Bu Hasanah di Pasirkuda Sukabumi. Kami pun berfoto bersama untuk kenang-kenangan.
Bunda Kanjeng Inspirasiku
Selang 5 menit, ada ketukan pintu lagi. Ada sosok wanita yang ditutupi anduk, ternyata Bunda Kanjeng. Saya langsung menghampiri bunda sampai nangis karena terharu bisa berjumpa. Awalnya saya pikir bunda marah karena sedikit melarang mengikuti acara ini. Yah, karena dede bayi masih kecil dan bawa 2 orang anak. Namun, tekad saya sangat kuat sampai tiba di sini. Kami saling berpelukan untuk melepas rindu satu sama lain.
Tak lama kemudian, kami beranjak ke mushola di lantai 2 untuk salat magrib. Pak Dail baru tiba jadi imamnya dan setelah itu Bu Ewi langsung menyarankan kuliah tujuh menit(kultum). Pak Dail pun melaksanakan kultum dengan membahas tentang silaturahmi itu penting dan sekalian sharing dengan peserta lainnya. Termasuk Pak Usman, kepsek daerah 3T yang sukses dengan tesisnya karena punya beberapa karya buku.
Dokpri
Setelah melaksanakan ibadah salat magrib, saya pamit duluan karena dede bayi haus dan ingin tidur. Setelah menyusui, perut pun keroncongn. Saat turun ke lantai 1 dari lantai 5, ternyata hujan deras. Saya kembali ke atas dan mengabari teman lain kalau hujannya deras dan menunggu hujan reda. Tak lama hujan reda, kami ke bawah lagi dan mencari makanan di depan Gedung Guru. Ada penjual nasi goreng dan penjual nasi kucing. Akhirnya terpilihlah nasi kucing sebagai makan malam kami.
Saya sempat heran, kok namanya nasi kucing? Ternyata maksudnya adalah porsi nasinya cuma sedikit. Makanya dinamakan nasi kucing. Selain nasi kucing, ada juga lauknya sate usus, sate telur puyuh, sate ati ampela, yang harganya sama yaitu Rp5.000 rupiah. Sedangkn gorengan ada tempe dan tahu, harganya Rp3.000 rupiah. Ada juga susu jahe satu gelasnya Rp10.000 rupiah dan teh manis segelas Rp5.000 rupiah. Cukup murah dan irit dikantong, tapi kalau nambah eh kantong bisa jebol.
Usai mengisi amunisi nasi kucing, saya dan Ustazah Nur, pindah ke Hotel Tugu Asri karena di wisma kamarnya penuh. Jadi, saya, Ustazah Nur, Pak Revo, pindah ke hotel sebelah untuk beristirahat. Setelah Pak Dail mengantar kami, ia langsung ke gedung lagi untuk pemantapan acara esok hari.
Setelah mendapat kamar, saya langsung ke kamar mandi karena badan penuh dengan keringat. Setelah mandi, rasanya sangat segar dan badan agak enakan. Eh Adel dan Ustazah Nur ikutan deh karena sama keringatan. Akhirnya kami sekamar mandi malam deh.
Oh iya, di hotel ternyata tidak bisa pesan makanan, Adel dan Ustazah Nur diantar Om Riki ajudan Pak Dail beli cemilan ke Alfamart. Sebelumnya Pak Dail dijemput dulu di gedung guru, baru deh belanja. Lucunya ada bule dan Adel disangkanya anak Pak Dail dan Ustazah Nur. Wah, sampe ngakak saya dengar cerita dari Pak Dail.
Pak Dail, Tazah Nur, Kak Adel, dan Om Bule
Kak Adel senang sekali borong camilan. Ada beberapa minuman dan makanan ringan yang siap diterjang. Ada juga oleh-oleh lepet dan roti buaya yang dibawa Pak Dail dari Gedung Guru. Tepat pukul 12 malam Pak Dail pamit untuk istirahat, sedangkan saya belum bisa tidur sampai pagi pun tiba. Kaki dan tangan mulai kesemutan. Efek gendong dede bayi atau mungkin efek pasca lahiran sesar. Jam 7 baru di jemput Om Riki karena Pak Dail sudah berangkat duluan sekitar satu jam yang lalu.
Peserta termuda, bayi 3 bulan
Tiba di Gedung Guru, disambut oleh Omjay. Saya langsung salam dan memasuki ruang pendaftaran. Di sana kami diberi kartu tanda peserta dan makanan ringan berupa sebuah roti buatan Ibu Beti dan sebotol air putih. Saya dan Ustazah Nur, berfoto sejenak untuk kenang-kenangan.
Senin, 26 Desember 2022 tepatnya Pukul 08.00 WIB acara dimulai juga. Kegiatan ini dilaksanakan dengan mode daring melalui zoom dan luring tatap muka di Gedung Guru Indonesia. Banyak penulis hebat di sana yang telah berhasil menerbitkan buku solo maupun buku antologi.
Saya duduk di bangku ke dua, baris kedua dari belakang. Di sebelah kiri saya ada Cak Mukminin dari Lamongan yang dulu pernah satu kelas alumni BM8. Ada juga Pak Budi Idris, alumni BM16. Ustazah Mutmainah menghampiri dan memberikan buah tangan dari Bunda Kanjeng. Isinya ada wedang jahe, wijen, dan kue rasa jahe. Makaci yah bunda.
Tak lama setelah Ustazah Mut berlalu, ada Bu Widya menyapa saya dan memberikan kado buat dede bayi. Kami lalu berfoto bersama sebelum Bu Widya kembali bertugas sebagai panitia.
Video lengkap Temu Kangen Penulis KBMN
Acara dimulai dengan meriah dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars PGRI. Bu Widya sebagai Bu Drijen sangat tampil sangat memukau. Selanjutnya sambutan Omjay dan doorprize di kegiatan awal berupa hadiah buku. Selanjutnya pembukaan dan pengarahan Kebijakan Kompetensi Literasi oleh Prof. Dr. Unifah Rosyidi yang diwakili oleh Bapak Catur Nurrochman Oktavian M.Pd.
Acara selanjutnya, Omjay memanggil semua Tim Omjay, yang selalu membantu KBMN sampai 27 gelombang. Bangga rasanya, lami diberikan kesempatan untuk maju dan memperkenalkan diri secara singkat. Saat kami ke depan, dikejauhan saya melihat Cang Suharto datang memasuki ruangan. Saya melambaikan tangan sebagai teman satu kelas alumni BM 8. Saya memberikan testimoni Tim Omjay, setelah testimoni dari Bunda Kanjeng dan Bu Beti.Kemudian dilanjutkan dengan topik Implementasi Kompetensi Literasi oleh Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. Usai sambutan dari Prof. Nunuk, Bu Widya mengajak para peserta menari Pakumere.
Pada acara Temu Penulis KBMN ini membahas beberapa topik :
1. Menulis di Majalah Suara Guru, pemateri bapak Catur Nurrochman Oktavian M.Pd.
2. Menulis di Blog yang Konsisten, pemateri bapak Dedi Dwitagama, M.M., M.Si.
3.Menulis Buku Secara Runtut dan Sistematis, pemateri ibu Dr. Mudafiatun Isriyah, M.Pd.
4.Menulis Setiap Hari, pemateri bapak Dr. Wijaya Kusumah, M.Pd.
Setelah pemateri pertama selesai, dilanjutkan dengan penampilan buku para peserta dan bazar buku. Sebelum isoma, saya menyempatkan diri untuk foto bersama Omjay, Pak Dedi, Mayor Nani, Mr. Dail, Mr.Urip, Kak Sakti, Bu Husnul Khotimah, Cak Mukminin, Cang Ato, dan para penulis lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Simak videonya di sini.
Fotbar Omjay dan Pak Dedi
Usai berfoto, kemudian peserta diberi nasi padang untuk makan siang. Kami melahapnya dengan senang untuk mengatasi perut yang keroncongan.
Memasuki sesi 2 jam 1 siang, tiba materi Bapak Dedi. Beliau menuturkan bagaimana konsisten menulis di blog dengan mendokumentasikan melalui tulisan. Karena gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan karya. Jika kita punya karya kita akan dikenang oleh dunia. Rajinlah membuat jejak maya di internet sebagai tanda kita ada di dunia.
Sayang, saat Bapak Dedi memberikan tantangan menulis di blog, dede bayi sudah mulai rewel dan seperti minta pulang. Takut mengganggu acara, saya akhirnya memutuskan izin pulang duluan. Om Riki yang baik mengantarkan sampai Stasiun Tanahabang. Saat perjalanan pulang, saya melihat doorprize printer didapatkan oleh Cak Mukminin dan Bu Nur Dwi Yanti. Saya memberikan ucapan selamat buat para pemenang melalui japri WA.
Dede bayi alhamdulillah sudah tidak rewel dan tiba di Stasiun Rangkasbitung sekitar pukul 5 sore. Karena hujan, kami tidak bisa pulang menunggu hujan reda sekitar pukul 8 malam. Suami Ustazah Nur akhirnya datang dan kami bersiap pulang ke kampung halaman dan tiba di rumah pukul 9 malam.
Sebagai salah satu peserta kopdar, acara kali ini sangat berkesan. Banyak amunisi yang di dapat sebagai bahan tulisan. Banyak energi positif dilihat dari berbagai sudut pandang. Bagaimana kita mau berproses dan berjuang melawan lupa dengan menulis di blog. Bagaimana cara kita bertahan melewati setiap ujian yang diberikan tuhan.
Kita bisa belajar pada Omjay, yang selalu ikhlas berbagi ilmu secara gratis. Kita bisa belajar pada Cang Ato yang selalu menulis meskipun sedang sakit GBS. Kita belajar pada Mayor Nani, meskipun punya tugas negara, selalu berkarya dan berliterasi. Terima kasih mayorku atas cindera mata pin PGRI. Sangat berkesan sekali. Kita bisa belajar pada para ULAMA(Usia LAnjut Masih Aktif) seperti Bu Maria yang berusia 80 tahun tapi semangat menulisnya masih membara. Beliau adalah salah satu translator bahasa asing yang masih produktif sampai sekarang. Kita bisa belajar dari Pak Catur bagaimana sebuah kesalahan penulisan bisa membuat salah pengertian. Kita bisa belajar pada Pak Dedi bahwa buatlah jejak literasi di medsos agar kita bisa dikenal dunia.
Sebagai penutup, Anak bukanlah sebuah penghalang untuk menghadiri sebuah acara temu kangen tersebut malah saya menganggap bahwa anak adalah sebuah kekuatan untuk melawan segala rintangan yang menghadang. Alhamdulillah saya bisa hadir dan pulang dengan selamat. Semoga anak-anak mendapat rahmat karena ikut mamahnya belajar sebagai bekal di akhirat.
Kisah ini belum tamat, namun mata sudah lima watt. Semoga yang belum bisa datang dan kopi darat akan berjumpa di lain waktu ya.
Menjadi guru honor selama 12 tahun, bukan perkara yang mudah. Banyak suka duka yang aku alami saat mengabdikan diri sebagai guru.
Perjalanan panjang nan berliku selalu menghampiri kalbu. Apalagi tagihan dan tuntutan guru, selalu ada ini dan itu. Kesempatan PPG pun datang kembali. Kali ini memberikan asa yang tak bisa diukur dengan kata dan mata.
Perjuangan ini akankah berbuah manis atau hanya menambah luka sukma yang menyayat dada.
Foto saat simulasi PPG
Simulasi berjalan tanpa kendala. Jringan dan kuota sedang bersahabat nampaknya. Karena banyak peserta lain yang terlempar zoom dan praktik saat simulasi pengisian soal yang berjumlah 120 soal.
Ada beberapa tahapan sebelum mengikuti simulasi. Tentunya harus lulus administrasi dulu saat upload berkas PPGnya. Peserta harus menyiapkan laptop untuk ujian, beserta hape untuk zoom meeting. Setelah itu download aplikas SEB untuk praktik pengisian soal PPG.
Ada 5 sesi saat simulasi dan praktik. Hanya jeda waktu yang berbeda. Aku terjadwal hari Rabu, tanggal 25 Mei 2022. Ada beberapa info yang disampaikan pengawas antara lain:
1. Upload foto kopi ktp
2. Upload formulir seleksi PPG
3. Upload pakta integritas tanpa materai
4. Uoload foto selfi, layar terlihat aplikasi SEB menggunakan pakaian hitam putih
5. Upload foto aplikasi SEB.
Saat simulasi dijelaskan tata cara masuk aplikasi SEB, masukan token, centang fakta integritas, isi soal, simpan jawaban, dan logout dari aplikasi SEB, klik tanda power pojok sebelah kanan.
Akhirnya, waktu yang ditunggu pun tiba. Rabu, 25 Mei 2022, tepatnya pukul 12.40 WIB peserta sudah verifikasi data. Di zoom terdata 20 peserta di Room RR2244 UNES(Universitas Semarang).
Ada 3 hal yang ditunjukkan kepada pengawas sebelum pretest PPG.
1. KTP
2. Formulir Pendaftaran PPG
3. Fakta Integritas
Sebelumnya, kami pun diminta mengirimkan 2 file foto selfi bersama aplikasi SEB dan foto login SEB dengan menggunakan gps supaya terlihat di fotonya diambil saat itu juga. Ke-5 file tadi dikirim le link google drive pengawas. Ibu Dewi Nilam namanya.
Dokumen pribadi
Setelah verifikasi 20 peserta sudah selesai, pengawas membacakan tata tertib peserta dan peserta diwajibkan login dan memasukan token test di aplikasi SEB. Sebelumnya ada fakta integritas yang harus kita centang sebelum mengerjakan soal sebanyak 120 soal dalam waktu 2 jam sesuai dengan mata pelajaran yang diampu.
Foto diabadikan pengawas saat peserta sedang fokus mengisi soal test PPG
Kondisi cuaca hujan dan banyak petir, menjadi salah satu ketakutan. Takut mati listrik dan sinyal pun hilang. Karena kondisi ini dialami teman-teman SMP Negeri 1 Lebak Gedong, Banten.
Alhamdulillah, beda tempat. Sinyal di Jmidemang Cipanas, tetap stabil. Jadi, aku menuntaskan 120 soal dengan lancar sampai jam 16.30 WIB.
Usai mengisi soal, peserta diminta meninggalkan room dan mengisi quesioner seputar test dan kendala yang dialami peserta. Semoga kali ini bisa lulus dan berbuah manis. Aminnn.
Tulisan ini jadi dokumentasi Kamis Menulis untuk Lagerunal. Semangat terus berjuang tanpa henti.
Menjadi guru honor selama 12 tahun, bukan perkara yang mudah. Banyak suka duka yang aku alami saat mengabdikan diri sebagai guru.
Perjalanan panjang nan berliku selalu menghampiri kalbu. Apalagi tagihan dan tuntutan guru, selalu ada ini dan itu.
Kesempatan PPG pun datang kembali. Kali ini memberikan asa yang tak bisa diukur dengan kata dan mata.
Perjuangan ini akankah berbuah manis atau hanya menambah luka sukma yang menyayat dada.
Simulasi berjalan tanpa kendala. Jringan dan kuota sedang bersahabat nampaknya. Karena banyak peserta lain yang terlempar zoom dan praktik saat simulasi pengisian soal yang berjumlah 120 soal.
Ada beberapa tahapan sebelum mengikuti simulasi. Tentunya harus lulus administrasi dulu saat upload berkas PPGnya. Setelah itu download aplikas SEB untu praktik pengisian soal PPG.
Dokpri
Silakan buka link berikut dan download aplikasinya. http://uny.id/seleksi-ppg
Dokpri
Ada 5 sesi saat simulasi dan praktik. Hanya jeda waktu yang berbeda. Aku terjadwal hari Rabu, tanggal 25 Mei 2022. Ada beberapa info yang disampaikan pengawas antara lain:
1. Upload foto kopi ktp
2. Upload formulir seleksi PPG
3. Upload pakta integritas tanpa materai
4. Uoload foto selfi, layar terlihat aplikasi SEB menggunakan pakaian hitam putih
5. Upload foto aplikasi SEB.
Saat simulasi dijelaskan tata cara masuk aplikasi SEB, masukan token, dan isi soal. Semoga kali ini bisa lulus dan berbuah manis. Aminnn.
Flyer Komunitas Guru Belajar Nusantara(KGBN_Jakarta Utara)
Siang tadi tepatnya pukul 13.00 WIB (15/4), saya menyempatkan kelas KGBN Jakut yang narasumbernya adalah Raimundus Brian Prasetyawan, seorang mentor sekaligus sahabat di Tim Solid Kelas Belajar Menulis Omjay dan PGRI. Tema yang dibahas siang tadi adalah Pentingnya BLOG bagi Guru selama PJJ.
Acara dipandu dengan moderator yang bernama Sri Sumarni. Kelas KGBN ini menggunakan media WhatsApp untuk menyampaikan materi dari para narasumber. Sama halnya ketika saya menjadi moderator atau narasumber di Kelas Belajar Menulis Omjay PGRI sejak menjadi alumni gelombang 12 sampai sekarang mau membuka gelombang baru yaitu gelombang 25.
Dalam materi kali ini, Pak Brian menampilkan sebuah gambar kemudian menjelaskan maksud dari gambar tersebut. Menurut Pak Brian, media pembelajaran dalam PJJ dibagi 2 yaitu media platform dan media konten. Media platform sering disebut LMS (Learning Management System). LMS artinya media sebagai wadah yang menampung berbagai konten.
Sumber: Dokumentasi Narasumber
Seperti yang kita ketahui bahwa media platform dan media konten adalah dua hal yang sangat berbeda. Contoh media platform: WAG, Google Classroom, Edmodo, Blog, Schoology, Ruang Guru, dan lain-lain. Sedangkan contoh media konten: Kahoot, Quiziz, Komik Online, Games Online, Video YouTube, Zoom/ Google Meet, Slide Share, Google Form, dan lain-lain. Di antara media platform yang paling sering saya gunakan selama PJJ adalah WAG, Blog, Quiziz, YouTube, Google meet, Slide Share, dan Zoom Meeting. Bagaimana dengan Anda? Media apa yang sering Anda pakai selama PJJ? Pasti setiap orang menggunakan platform yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi sekolahnya masing-masing.
Dalam kasus narasumber, beliau lebih membahas tentang pentingnya BLOG sebagai media platform. Pak Brian ngeblog sejak tahun 2009. Setahu saya, Pak Brian juga telah melahirkan satu buku tentang Blog yang berjudul Blog untuk Guru Era 4.0. Bukunya saya sudah beli loh. Sangat membantu untuk para pemula ketika mulai belajar ngeblog dari nol. Baca juga
Blog sebagai media pembelajaran berfungsi untuk menampilkan konten. Bisa berupa teks, foto/gambar, video, google form, docs, spreedsheet, slides, pdf, maupun game online. Contoh bisa cek tulisan saya yang memuat beberapa penjelasan Pak Brian. https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2021/10/opening-ceremony-g21-22.html atau bisa baca juga tautan berikut.
Sebuah blog memiliki fitur label(kategori). Ini adalah sebuah fitur utama untuk menata konten. Jadi, Konten bisa ditata berdasarkan jenis atau temanya. Misal konten Matematik bisa kita beri label Matematika. Ketika di klik maka yang muncul konten Matematika semua.
Saat sesi tanya jawab, ada yang bertanya satu akun gmail bisa memuat berapa blog? Adakah batasannya? Pak Brian menjawab: Satu akun gmail bisa mencapai 100 blog. Tapi menurut Pak Brian, lebih baik punya satu jenis blog tapi konsisten update isinya. Selama ini, saya sudah mencoba ngeblog di blogspot, wordpress, kompasiana, YPTD, dan gurusiana. Tetapi, karena blogger.com adalah blog pertama saya, jadi rumah pertama memang sangat nyaman untuk tempat berpijak dan berkeluh kesah.
Blog tidak hanya berfungsi sebagai media pembelajaran semata. Karena mengenal Pak Brian, buku perdana saya pun lahir dari kumpulan tulisan resume yang diposting ke dalam blog. Sudah ada 4 buku solo saya yang lahir karena menulis di blog. Kelak saat PNS, buku bisa digunakan sebagai salah satu karya Publikasi Ilmiah untuk kenaikan pangkat.
Nah, jika kamu ingin banyak ilmu tentang menulis, bergabunglah dengan komunitas menulis. Yakinkan bahwa tulisanmu kelak akan menemui takdirnya, seperti judul buku saya yang ke-4, RAJIN MENULIS BERBUAH MANIS.
Buku Solo ke-4 Aam
Di akhir materi, moderator menyimpulkan materi dari Pak Brian antara lain:
1. Blog bisa dibuat dari 1 akun gmail
2. Blog bisa mencakup banyak konten, agar memudahkan pembaca maka blog bisa ditata dg dibuat fitur label
3. Guru sangat disarankan menulis dan membuat blog karena blog bisa menjadi salah satu media pembelajaran, sehingga siswa bisa termotivasi juga untuk mau/bisa berkarya melalui tulisan
4. Blog sebagai media pembelajaran bisa dimanfaatkan untk melayani siswa dalam PJJ ataupun PTM
5. Gunakan blog untuk media menulis agar terbiasa dan konsisten menulis, karena konten² tulisan yang ada di blog pun bisa dituangkan menjadi buku
6. Agar laman blog bisa muncul di halaman pertama google, maka bisa lakukan membuat tulisan yang belum ada di website/blog lain manapun
7. Agar tetap semangat menulis di blog maka bergabung dengan komunitas, terkadang memang tidak cukup hanya dg motivasi dari diri sendiri, maka perlu ada motivasi dari luar melalui komunitas.
Tak lupa moderator juga menyampaikan akan ada pertemuan lanjutan dengan narasumber yang tidak kalah keren.
Pertemuan lanjutan
Kelas berakhir sampai pukul 15.00 WIB. Tak terasa selama 2 jam dilalui tanpa terasa. Banyak ilmu yang saya dapat karena ikut kelas KGBN_Jakut. Terima kasih Pak Brian atas sharing ilmunya. Semoga segores tulisan saya ini bisa menjadi saksi bahwa mengikat ilmu harus dengan menuliskannya. Jika tidak ditulis, maka ilmu akan sirna dan lupa. Jika ditulis di blog, akan abadi dan tak lekang di makan usia.
Berawal dari celoteh Ambu Tini yang mengingatkan tantangan Kamis Menulis yang sedikit terlupakan, hal itu bertepatan dengan Ulang Tahun Gyandra yang ke-2, buah hati dari Raimundus Brian Prasetyawan dan bebep tercinta Yovita Tira Vianita.
Sumber: FB Om Iyan
Saya lalu mengirimkan foto ultah anaknya Om Iyan ke grup dan berkata, Kamis Menulis mungkin libur dulu. Yang punya grup sedang merayakan acara Ultah Gyandra. Setelah itu banyak sekali Sobat Lage yang berinisiatif memberikan ucapan selamat dan membuat tulisan pada link blog sebagai bukti bahwa Kamis Menulis tetap ada di antara kita. Caileeee.....
Sempat bertanya arti Gyandra sama Om Iyan, tapi katanya suruh cari di Mbah Google. Setelah berselancar ternyata takjub sekali melihat artinya.
Arti nama bayi Gyandra
Gyandra dalam bahasa Jawa artinya Keturunannya nampak (bentuk lain dari gendari)
Sifat dan karakter nama Gyandra
Orang yang bernama Gyandra ini memiliki tujuan. Penuh daya cipta, naluri, dan filosofis. Ia suka membaca, belajar sejarah, dan berkelana.
Orang ini juga tertarik dengan agama dan tidak ingin urusannya dicampuri orang lain.
Nama "Gyandra" memang tidak mencerminkan kualitas pribadinya, namun memiliki nama yang bagus akan membantu seseorang menjadi lebih percaya diri, dan lebih bersemangat untuk menjadi pribadi yang positif, serta selalu berusaha agar hidupnya dapat bermanfaat untuk banyak orang.
Kepribadian nama Gyandra dalam numerologi
Nama "Gyandra" mempunyai jumlah angka:
G = 7
Y = 25
A = 1
N = 14
D = 4
R = 18
A = 1
Jumlah angka untuk nama "Gyandra" adalah 70
Menurut studi numerologi, nama "Gyandra" mempunyai kepribadian Analitis, memahami, pengetahuan, senang belajar, bermeditasi, penuh kesadaran. Sekali lagi kepribadian di atas adalah hasil studi cocoklogi, yang pastinya bukanlah penentu kepribadian sebenarnya. Ada banyak hal lain yang menentukan sifat dan kepribadian seseorang.
Wow, ternyata banyak sekali tulisan tentang Gyandra. Pokoknya HBD yah buat Ananda Gyandra. Semoga panjang umur dan bahagia selalu.
Logo Kamis Menulis
Kamis Menulis memang patut dilestarikan sebagai salah satu program unggulan Lagerunal yang sebentar lagi melahirkan Buku Antologi Kamis Menulis Manuskrip Rasa. Ada atau tidak ada tema, tulisan Kamis Menulis akan selalu ada.
Bangga sekali jadi bagian salah satu penulis dari Program Kamis Menulis untuk merayakan HUT Lagerunal yang ke-1. Yuks menulis....
Meriahnya acara penutupan closing ceremony BM 23-24, sangat berkesan di hati. Banyak acara yang dibuat sehingga penutupan kali ini terkesan meriah dan luar biasa semangatnya.
Acara dimulai dari pembukaan oleh MC Ustazah Mutmainah dan Bunda Arofiah Afifi. Dilanjutkan sambutan dari Bapak Jejen selaku wakil Prof. Unifah, Sang Founder Omjay, Pihak Narasumber Mr. Bams dan Bunda Kanjeng, parade nusantara, juga testimoni peserta BM 23-24.
Hal yang tak kalah menariknya adalah tampilan puisi Cut Fika yang sangat memukau.
Tidak hanya itu, saya selaku salah satu narasumber juga mendapat penghargaan dari peserta BM 23-24 sebagai The Queen of Books. (Ratu 50 buku). Panitia memberikan sertifikat berupa karikatur lucu yang sangat mengundang gelak tawa.
Dokumentasi Pribadi
Ada lagi acara pengumuman peserta terbaik yang mendapat hadiah langsung dari Mr. Bams. Ada 6 orang yang beruntung. Gelombang 23 antara lain Pak Sigid, Bu Nur Dwi Yanti, dan Pak Frans Lombok, sedangkan gelombang 24 yang beruntung adalah Ustazah Mutmainah, Bunda Arofiah Afifi, dan Bunda Maryati.
Setelah itu disambung acara ramah tamah atau sesi tanya jawab. Di sini, Pak Ibnu Salim memberikan 4 pepatah jawa yang syarat makna.
1. Egan golek momongan, artinya orang yang senggang mencari kesibukan.
Pepatah pertama mengandung arti bahwa setiap narasumber maupun moderator telah memberikan waktu, ide, serta tenaganya untuk membimbing para peserta hingga mencapai 30 pertemuan dan lulus menerbitkan buku solo ber-ISBN.
2. Sugih tanpo bondo, artinya kaya tanpa banda/modal.
Pepatah kedua mengdung arti bahwa narasumber maupun moderator memberikan ilmu dan motivasi tanpa henti dan dengan ikhlas tanpa pamri, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
3. Ngluruk tanpo bolo, artinya menyerang tanpa bala bantuan.
pepatah yang ketiga memberi arti bahwa, para peserta gelombang 23-24 berlomba-lomba membuat resume dengan saling memberikan semangat tanpa menjatuhkan satu sama lain.
4 Menang ora ono sing dikalahke, artinya menang tapi tak ada yang dikalahkan.
Pepatah yang keempat memberi arti bahwa semua peserta yang menulis 20-30 resume adalah pemenang sejati yang telah mempunyai batu loncatan sebagai bahan membuat buku solo. Di sini tak ada kalah atau menang namun istilahnya YANG FOKUS PASTI LULUS.
Closing ceremony di akhiri 4 kalimat penutup penutup keren dari para narasumber.
Omjay: Menulislah sebelum tidur
Mr. Bams: Menulislah di dalam hati
Om Brian: Hal yang sederhana menurut kita bisa luar biasa menurut orang lain
Aam: Rajinlah menulis hingga karyamu berbuah manis😍
Kalimat sakti dari Omjay mengundang semangat para peserta untuk menulis puisi sebelum tidur.
Memeluk Rindu Seabad
Oleh: Maydearly
Aku akan memeluk rindu seabad
Setelah api pertemuan hampir padam
Jemariku hanya menari dan berkata
"See You Good Bye".
Binar di mataku menguap hingga pucuk kesedihan
Terjerambab pada rindu yang seabad
Lewat angin dan hujan
Ku titipkan rindu yang lupa berteduh.
Kita di sini tlah terpaut dalam jalinan rasa
Mewarnai hari dengan tarian pena
Saling menghibur saat lelah mendera
Biarkan ini menjadi cerita sejarah.
Rindu tercipta atas sebuah perpisahan
Senja pun pulang membawa temaram
Setampuk lamunan menarik harapan
"I Wanna meet you".
Jangan biarkan temu mengakhiri kisahnya
Menguap dan berlalu dalam tepias gulana
Dimanapun engkau berada
Cintaku tak pernah memutus takdirnya.
Perpisahan ini hanya ilusi
Biarkan kenangan menjadi guru
Menjadi kapal-kapal rindu
Yang berlayar menuju Impian.
Balasan Puisi dari Bu Susi
Ibu May...
Aku Rindu
Oleh: Susi Rita Sahara
Aku rindu pada pasung aksara
Yang tak lagi dieja dalam bentuk gambar alfabeth
Tapi bergetar dalam buncah rasa
Ku biarkan pintu hati terbuka
Berkabar pada samudra, tentang nyanyi rindu ditengah riuh gelombang
Selalu ada pantai yang menanti dengan sabar, ujarku pada lembut angin pagi
Kutahu, rindu tak akan selesai
Sebab ia harus diakhiri, dalam torehan aksara dalam helai rindu yang terbaca,
semoga halimun segera tersibakkan oleh Bayu, dan biarkan ia menari, penuh pesona, dan menjadi tak terlupakan.
Senin, 28-03-2022
Mengharu biru dalam lautan maya
Oleh: Isma Nuryani
Menatap enggan percaya
Pertemuan telah diujung perpisahan
Tak ada kata pisah hanya sekedar upacara
Biarkan uluran tangan berjabat dalam wa
Untuk menyambung silaturami meski tak nyata
Terimakasih tak terkira
Ucapan doa semoga terkabul semua
Selalu diberi kesehatan dan keberkahan
Semoga 30 pertemuan bermanfaat untuk selamanya
Dan jejak keabadian terukir kita semua
Aamiin...
Cilacap, 28 Maret 2022
Isma Nuryani
#Menulis sebelum tidur
Tidak lupa pula doa dilantunkan Pak Agus, dan foto bersama diambil Pak Amali sebagai kenang-kenangan bahwa kami pernah berjuang dalam geliat literasi.
Foto bersama
Saya sangat bahagia melihat susunan acara yang dibentuk panitia. Virtual serasa nyata sekali. Sampai tak terasa pukul 23.00 WIB terlewati dengan singkatnya. Terima kasih panitia BM 23-24 telah memberikan kesan yang tidak terlupakan. Saya bangga, terharu, sekaligus yakin bahwa semua peserta pasti bisa berhasil menerbitkan buku solo ber-ISBN dan lahiran dengan selamat.
Inilah segores kesan dari seorang blogger yang memulai kisah dengan kegagalan di gelombang 8 yang terus belajar dan berproses sehingga bisa naik kelas dan berprestasi. Salam bloger inspiratif, Aam Nurhasanah.