Narasumber pertemuan 9 malam ini adalah Bu Ditta Widya Utami. Didampingi moderator hebat Pak Cipto yang semakin hebat dalam memimpin jalannya diskusi.
Tidak mudah untuk membagi pemikiran antara harus jadi moderator dan share materi. Kita harus fokus mendampingi narasumber dan fokus membagikan materi ke gelombang 1-16.
Tema yang diangkat malam ini adalah Mental Seorang Penulis. Bu Dita membagikan main map dan menjelaskannya satu persatu secara runut.
Mental Seorang Penulis dibagi 5.
1. Siap konsisten
Hal yang saya lakukan saat menjadi peserta kelas belajar menulis adalah menulis resume saat materi berlangsung di kelas.
Rasa malas kadang makin menghampiri saat kita membuat pemikiran, besok ajah lah nulisnya. Gak wajib ini? Resume bisa nyusul. Nah, ini namanya godaan.
Resep untuk melunasi setiap tugas resume saat materi berlangsung merupakan tantangan tersendiri. Bagaimana kita melawan rasa malas, hingga tulisan resume kita selesai di hari yang sama.
Saat saya sedang bertugas membagikan materi ke grup lain, drakor bocil minta dibuatkan cilok bumbu kacang. Kalau tak dituruti, pasti bocil action pura-pura nangis.
Sumber: Dokumentasi Penulis |
Sambil meneruskan materi ke grup lain, saya masih berjuang "ngulek" bumbu kacang. Dalam hitungan menit jadilah Cilok Bumbu kacang yang menggugah selera untuk disantap selagi masih hangat.
Tugas seorang ibu tentunya lebih utama. Bagaimana seorang ibu harus berperan dan mengutamakan keluarga, di samping tugas yang lain yaitu sebagai guru sekaligus kepala sekolah.
Namun, inilah cara menjaga konsistensi menulis. Semua hal bisa jadi cerita. Kita harus bisa membagi waktu antara anak, suami, dan pekerjaan sekolah.
2. Siap dikritik
Jika kita membagikan link blog melalui medsos, atau melalui WA, tulisan kita artinya sudah di publish dan dibaca orang. Kritikan pedas atau pujian pasti akan mewarnai rumah kita. Begitupun menjadi seorang penulis. Yang menentukan bagus atau tidaknya sebuah tulisan adalah para pembaca.
Untuk meningkatkan jumlah pengunjung, rajinlah memberi komentar positif dan komentar menyemangati. Hal itu lebih bagus daripada kita mencela karya orang lain.
Namun, ada baiknya juga kalau ada yang memberi masukan atau kritikan. Kita dapat mengetahui kekurangan yang ada pada tulisan kita. Kemudian kita revisi dan kita perbaiki letak kesalahan penulisan kita. Jangan marah yah kalau dapat keripik pedas dari teman-teman. Hehehe.
Untuk mengurangi jumlah kesalahan ejaan, saya memberi saran, cek KBBI online dan pastikan ejaannya sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
3. Siap belajar
Siap belajar, saat kita belum bisa. Siap belajar saat kita sudah bisa. Siap belajar mencoba dan mengaplikasikannya. Dengan apa? Dengan membaca, kosa kata kita akan bertambah. Dengan membaca akan membuka jendela dunia. Lapar membaca akan membuat kita semakin gemuk menulis.
4 Siap ditolak
Siap ditolak saat mengajukan naskah ke penerbit. Siap ditolak saat tes CPNS tak memenuhi syarat. Siap ditolak, ketika nembak seseorang, karena orang itu sudah punya kekasih hati. Perasaan ditolak seperti itu adalah hal yang biasa.
Hal yang harus kita lakukan adalah terus mencoba dan terus berusaha. Ketika keinginan dan niat itu kuat, tidak ada hal yang terasa sulit. Semuanya pasti mudah asal kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh.
Saya tidak akan jadi penulis, ketika saya belum menulis buku. Buah dari kesungguhan, telah melahirkan 2 buku solo, 5 buah antologi, dan satu buku kolaborasi Prof.Ekoji yang tembus ke Penerbit Mayor.
Saat naskah kita ditolak Penerbit Mayor, kita bisa menerbitkan di Penerbit Indie. Novel Laskar Pelangi saja menjadi best seller karena ditolak Penerbit Mayor. Hal itu menjadi viral hanya dari mulut ke mulut. Ketika Allah sudah berkehendak, maka terjadilah.
Penolakan demi penolakan pun sering terjadi saat saya menawarkan buku kepada peserta. Mungkin ada yang berpikir harga buku mahal atau mungkin masih ada kebutuhan lain yang harus di dahulukan. Hal itu tidak membuat hati saya kecewa.
Berkaca dari penolakan buku tersebut semakin memantapkan diri untuk mengasah keterampilan menulis. Allah selalu memudahkan jalan saya. Saat ada penolakan, saat itu juga ada juga peserta yang malah langsung japri minta dikirim buku. Bahkan sampai saat ini ada yang belum bayar karena belum ada uang.
Saya percaya bahwa Allah sudah mengatur rezeki setiap orang. Mungkin sekarang, peserta belum ada uang. Mungkin minggu depan atau bulan depan, siapa tahu ada rezeki dan langsung bayar bukunya. Siapa tahu besok ada yang bisa beli buku saya.
Yang paling utama bagi saya, buku saya sudah dibaca dan bisa bermanfaat untuk orang lain adalah kebahagiaan terbesar yang tak bisa dibayar dengan uang.
Intinya, jadikanlah penolakan itu sebuah pondasi yang akan mengukuhkan karya kita suatu saat nanti. Biarkan tulisanmu menemui takdirnya. Seperti buku saya "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat dan Kunci Sukses Menjadi Moderator Online" yang sudah menemukan pembacanya.
5. Siap menjadi "unik"
Jadilah pribadi yang "unik" saat kita menulis sesuatu. Buatlah personal branding yang akan membuat orang tahu tentang jenis tulisan apa yang akan kita tulis.
Saya selalu membranding diri menjadi guru inspiratif. Bagaimana seorang guru bisa menginspirasi guru lain untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Dengan niat berbagi juga memberikan informasi yang pastinya bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain.
Hal itu yang ada disetiap cerita yang saya tulis ini. Semoga bisa menularkan rasa semamgat untuk terus menulis sampai bukunya terbit.
Hidup itu bagaikan menaiki sepeda. Jika kita tidak mengayuhnya, maka sepeda itu akan berhenti.
Teruslah berkarya dan menulis buku. Jika kamu berhenti dan merasa bosan, maka karyamu akan berakhir hanya dalam hitungan detik. Namun jika kamu terus mengikuti resume dengan baik, 20 resume tersebut bisa menjadi bahan yang bagus untuk dikemas menjadi sebuah buku.
Jangan takut, jangan malu, apalagi ragu. Orang yang gagal adalah orang yang tidak mau belajar dan tidak mau mencoba hal baru. Maka menulislah agar hidupmu lebih bermakna. Menulislah agar hidupmu lebih berwarna. Menulislah hari ini agar kau dikenang esok hari.
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS
#Day23JanAISEIWritingChallange
Master menulis, selalau renyah dibaca. Ibu hebat, keluarga, sekolah, dan menulis. Hebat top top...
BalasHapusOke Siap. Mantapp.
HapusWah gercep juga, ada yg baru nih kuliner. Oke good job deh, resumenya
BalasHapusmantuL 🙏👍
Siap, semangat terus yaa
HapusCilok nya itu lohhh.. syuka pake bingits
BalasHapusAyo buat bun. Hehehe. Semangat terus ya
Hapussaya sudah menduga, pasti ada unsur cilok-ciloknya di dalamnya. heeeeeeemmmmm, tahan tahan, ini ujian mental seorang penulis juga. hehehe, semangat bu Aam, resumenya dar der dor meletop paripurna. semangat berkarya, semangat menginspirasi
BalasHapusWah, ketahuan juga nih. Mungkin bisa jadi masukan bermakna yaa. Hehehe.
HapusBu Aam nih bikin gemes aja. Lagi nulis sempet nya bikin cemilan n ngurusin bocil. The best lah pokoke.
BalasHapusSiap Bu Ully. Sekali mangayuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Semangat terus yaa
Hapus😱😱😱😱😱 Bu Aam tuh kepsek juga? Waaahhh saya baru ngeh #maafkand anakmu yang tak sopan ini 😭
BalasHapusBtw resumenya ciamik... Mantul bisa selesai beberapa tugas dalam waktu yang sama.
Siap Bunda.. Makin semangat nihh ada tamu narsum keceh baday.Asyikkk....
HapusThe power of emak-emak. Semua pekerjaan beres...tetap semangat bu😁👍
BalasHapusSiap, semangat teruss
HapusTulisan yang apik
BalasHapusSiap, ayo semangat
HapusTulisan yang sangat bagus
BalasHapusSemoga bisa bermanfaat. Aminn
HapusJudulnya tuh"Menulis Sambil Ngulek"ha...ha...ha...
BalasHapusMantap.Semua yang di pikiran langsung tercurahkan hebat
Hehehe, jadi cerita yah pak.
Hapusterimakasih motivasinya Bu Aam selalu suka sekali cerita yang realnya.
BalasHapusno intrik no gimick...best sekali
Siap Bu Siska. Semangat terus ya
HapusMantap....
BalasHapusSiap Pak Amir. Semangat
HapusKeren...
BalasHapusSiap Bunda. Semangat!
HapusIri deh dg kegiatan ibu Aam yang cedar membahana bisa sambil ulek2 kacang hebat2 mantap bunda salut moga sehat selalu bersama kelurga bunda Aam
BalasHapusSiap Bunda Sri. Hihihi riweh sama bocil.
Hapusjangan jangan nanti ada buku resep buat cilok ini. hahaha. mantaap tenan resumenya
BalasHapusemang bener-bener multitasking ya bunda Aam ini segala bisa, masya Allah tabarakallah :)
BalasHapus