Kamis, 15 April 2021

SEINDAH TAKDIR CINTA FINAL

 

COVER NOVEL JUMINAH

#24

MEMBAWA PERUBAHAN

 

Sudah dari sejak awal, sebetulnya banyak teman yang menawarkan bisnis. Ada yang berbentuk investasi, Multi Level Marketing, Natura word, Eco Racing, Paytren, dan lain-lain. Tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk itu. Aku sudah merasa nyaman saja dengan pekerjaanku yang walaupun hanya sebagai TKW di Saudi, setidaknya pekerjaanku ini halal dan tidak merugikan orang lain.

Tapi kali ini beda, aku mulai menguji dari sepersekian waktu yang sudah aku lewati  dengan mengorbankan cita-citaku dan pendidikanku. Kini, aku butuh dunia lain. Ada bisnis yang aku sudah tahu dari awal awal tentang CAR 3i network. Temanku sempat mengajak dulu. Tapi, aku never mind saja.

Sekarang aku sedikit kepo dengan bisnis investasi dan network insurance ini. Aku mencari tahu orang yang tepat untuk bisa kasih aku penjelasan. Tepat, kebetulan orang ini sudah menyandang posisi Gold Agency. Yang mana itu berarti ia sudah melewati banyak tahap mulai dari team agency sampai bisa sampai bisa ke Gold.

Aku bertanya banyak hal dan ia cukup menjawab dari setiap pertanyaan yang aku ajukan. Apa itu resikonya, bagaimana cara kerjanya, bagaimana bisa mencapai tahap demi tahap, dan masih banyak pertanyaan lainnya.

Setelah aku pahami, baru aku mengerti.  Tapi, tetap saja belajar sambil berjalan supaya bisa lebih paham. Aku saring kembali karena untuk menentukan suatu keputusan yang akan sangat menentukan kehidupan ke depannya. Tidak sembarang bilang “ok” saja untuk join bisnis.

Menurut pandanganku, dalam dunia bisnis itu tidak hanya sekedar kita masuk team dan hanya numpang nama. Tapi jalankan bisnisnya agar dapat hasilnya. Namun secara iseng saja, aku lihat pertemanan orang yang Gold Agency di 3i network tadi, aku melihat ada profil yang disitu tertulis “merangkul succes bersama B Star.”  

Aku liat tentangnya, ternyata dia orang Bogor. Lalu aku korek info darinya tentang B Star ini, tapi jawabannya tidak memuaskan karena ketika aku tanya secara lisan, dia menjawabnya pakai gambar dan tulisan. Malah langsung bilang daftar saja dulu katanya.

Aku orangnya sedikit penasaran. Aku ketik saja di pencarian “B Star”  lalu orang yang pertama muncul B Star Nasional adalah Pak Hartono. Ketika aku lihat, kebetulan dia aktif, lalu aku telpon langsung, alhamdulilah diangkat. Lalu kami ngobrol panjang lebar seputar B Star ini, dan alhasil “perfect” orang ini, yang mana ia memperkenalkan namanya “Muji Hartono” berasal dari Bandung, succes membawa perubahan terhadap mind set.

***

 

B Star/ Bhineka Life ini adalah gabungan antara network marketing, insurance, dan yang menariknya, ada reward-reward lainnya. Modal Anda jadi tabungan. Aktif di bisnisnya anda dapat penghasilan. Prestasi anda diberikan reward umroh, jalan-jalan, mobi,l dan rumah. Legal dan halal tentunya.

Tidak hanya sampai disitu, Pak Muji juga banyak memberikan asupan motivasi. Kata-kata yang tidak pernah aku lupa kata kata pertama yang  ia ucapkan padaku.

 

 




 

Flyer Muji Hartono

 

Bagiku, dia tak hanya sebagai upline aku, mentorku, bahkan aku menganggapnya seperti kakak sendiri. Ia juga sebenarnya sarjana S2 dan Guru di SMK. Lalu apa yang membuat nya memilih dunia interpreneur ini, itu juga yang membuat aku yakin dibalik rasa penasaran juga ia mengatakan bahwa aku bisa dan patut untuk diperjuangkan hingga sukses. Sejak itu, aku memutuskan untuk berani mencoba dan belajar di dunia entrepreneur.

***

Aku berkata jujur dan terus terang kepada Ndon yang saat ini menjadi kekasihku. Keputusanku untuk mencoba dunia bisnis ternyata tidak mendapat tanggapan yang baik darinya. Bahkan ketika aku mengajaknya untuk mari bersama berjalan bersamaku, karena ini juga untuk masa depan kita. Dia tetap pada jalannya.

Ndon, masih setia bekerja di Saudi, tidak mau mengenal bisnis, dengan alasan aku tidak akan mampu untuk itu, aku kurang suka bisnis, dan bla bla bla..  Padahal aku meyakinkan juga bahwa kita bisa sama sama belajar.

Sulit untuk aku ungkapkan tentang apa yang kurasa saat kekasih sendiri tidak menjadi bagian dari penyemangatku. Aku mulai bertanya pada hatiku. Kebetulan aku sengaja mencari tahu di youtube tentang tujuan menikah.

Aku mendengarkan ceramahnya Ustaz Felix Shiau yang menjelaskan persepsi nikah bahwa untuk menentukan sebuah pasangan hidup itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa persepsi kita sebenarnya? Apa yang kita butuhkan dari seorang pasangan kita? Di sini, Ustaz Felix mencontohkan dengan cerita dua anak muda yang disuruh untuk masuk ke sebuah hutan dan mengambil satu buah kayu, tanpa mundur lagi ke belakang syaratnya.

Anak muda yang pertama, dia menemukan sebuah kayu. Kayu itu bagus, mulus, putih, dia tidak mengambilnya. Dia berpikir di depan sana mungkin ada yang lebih bagus lagi. Setelah ia menemukan yang lebih bagus, ia tidak jadi mengambilnya. Ia berpikir lagi, mungkin di depan masih ada yang lebih bagus dari ini. Begitu seterusnya, ia berjalan, tanpa terasa ia sudah keluar dari hutan tanpa membawa satu batang kayu pun.

Beda halnya dengan anak muda yang satu lagi. Dia mengambil satu batang kayu yang padahal kayu itu tidak begitu bagus dan tergolong biasa-biasa saja. Ia lalu ditanya, mengapa  kamu mengambil kayu yang ini?  Dia lalu menjawab, karena dari awal ketika saya mau masuk ke hutan, saya sudah niat dalam hati, akan mengambil sebuah kayu tidak perlu bagus, tidak perlu mulus, tidak harus putih, tapi yang penting kayu itu kuat.

Sekarang, ketika aku bertanya pada hati. Persepsi aku itu apa? Nyatanya, aku belum menemukan orang yang tepat. Pada akhirnya, akupun memutuskan untuk berpisah dengan Ndon, karena aku rasa, tidak akan mungkin bisa bersatu jika nyatanya dia bukan termasuk dari baagian persepsi aku.

Ndon pun tidak terlalu mempermasalahkan keputusanku, karena jika harus dipaksakan pun, untuk dia bisa menyukai jalanku, untuk mari merubah mindset, itu tidak perlu kulakukan. Dia nyaman dengan dunianya, dan itu haknya. Ia juga paham akan taqdir dan ia juga yakin, bahwa mungkin ada perempuan lain yang sudah Allah siapkan untuknya. Terlebih ia juga tahu bahwa hati itu, tidak bisa dipaksakan. Jika tidak ada lagi kecocokan, Yaaa ma’assalamah. Namun dengan begitu,  kami juga tidak saling membenci. Tetap saling mendo’akan yang terbaik saja.

 

 

#25

BIJAK

 

Handphone berdering tanda panggilan masuk. Namun sengaja, aku tidak mengangkatnya karena tanggung sedang memasak. Tak lama kemudian, handphone pun berbunyi kembali notification pesan whatsapp masuk. Kali ini aku sempatkan untuk check notif dulu. “Nomor Baru”

Aku cek panggilan yang yang tak sempat aku angkat tadi. Nomor yang sama ternyata. Siapa yaa? Pikirku dalam hati. Lalu karena penasaran aku buka pesannya.

“Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam. Maaf dengan siapa?”

“Euceu, gimana kabarnya?”

Panggilan itu terasa menusuk jantungku. Aku memejamkan mata dan mengalihkan tatapanku ke arah lain tak ingin melihat sms itu lagi. Panggilan Euceu itu mengingatkanku akan kenangan yang dulunya indah dan menyenangkan, namun berubah menjadi menyakitkan.

Tanganku seolah terpaku di layar handphone seakan belum cukup dengan kesedihanku hari ini karena baru saja kemarin aku putus dengan Ndon. Hanya karena hal beda pandangan dalam menilai sebuah bisnis. Aku harus rela melepaskan laki-laki, yang padahal tidak dapat aku pungkiri bahwa  aku mulai sayang padanya dan tidak akan menolak sebetulnya jika tiba pada waktunya ia datang melamarku.

Memang mungkin pada intinya, dia bukan jodohku dan sekarang Haetami datang kembali dalam hidupku setelah menorehkan luka yang belum sembuh walau sudah hampir 2 tahun berlalu. Detik itu juga dinding pertahananku mulai kembali goyah. Apakah aku masih mencintai laki-laki itu atau sudah membencinya?

Aku sendiri pun belum tahu pasti entah apa maksud kedatangannya, yang sering datang dan pergi dengan semaunya sendiri.  Aku tidak mau lagi berurusan dengan suami orang. Walau sebelum dia menikah, dia pernah meminta untuk tidak memutuskan silaturohmi di antara kami.

Tapi nyatanya, sebijak apapun aku bersikap, agar tidak melukai hati tapi tetap saja. Belum tentu niat baik menjalin persaudaraan di terima dengan baik pula karena itu pula yang terjadi pada mantan tunanganku, “Ahmad”.

Pernah ketika ia menghubungiku ingin bekerja sama dalam berbisnis, tapi ternyata tanggapan dari istrinya berbeda. Padahal ia hanya ingin mencoba berbagai jalan usaha. Itu tidak ada niat lain kecuali untuk istri dan anak anaknya kelak. Sejak itu, aku memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan mereka, dengan  cara block kontak mereka.

Walau aku tahu mereka mungkin akan kembali menghubungi dengan nomor baru lagi dan aku tidak bisa ganti nomor baru selagi aku masih di Saudi. Karena hanya untuk membeli kartu saja, ada beberapa persyaratan. Tidak seperti di Indonesia.  Singkat kata, saat ini aku lebih memilih sendiri dan tidak tahu entah sampai kapan.

Aku tidak lagi ingin memikirkan jodoh. Biarkan ia datang tanpa aku undang. Tugasku sekarang. Aku harus fokus di bisnis. Yang baru akan aku jalani.

 

***

Akhir di bulan Sepetember 2020, aku memulai belajar sesuatu yang baru aku kenal ini. Ini memang pertama kalinya aku mencoba dunia marketing. Aku Mulai memposting tentang bisnis ini, hingga muncul berbagai pertanyaan pertanyaan, baik yang coment di beranda ataupun inbox langsung. Sedangkan, tidak mungkin aku bisa balas sms mereka semua karena posisi aku di sini sedaang bekerja pada orang lain.

Start to work mulai pukul 10.00 am until 12.00 pm. Di saat waktu istirahat pun aku tidur di kamar anak-anak karena kadang anak kecil suka bangun malam-malam. Entah ingin minum susu atau kadang ingin ke kamar mandi. Bahkan, aku tidak bisa tidur tenang di saat anak-anak sedang sakit. Aku hanya menggunakan waktu istirahataku  kira-kira dari jam mulai stirahat sampai ba’da subuh menyempatakan untuk belajar tentang marketing.

***

Sebagai perempuan, sekadar membuat pilihan saja sudah menantang. Menjadi succes dan disukai bukan hal biasa untuk perempuan. Yang berkarya, yang bekerja di luar rumah, memilih bergaya dengan suka rela sepenuh hatinya. Mereka yang berani unjuk diri, sering kali justru dihindari. Banyak yang harus diperbaiki, tapi mari memulai dari diri sendiri. Tidak ada yang lebih tau siapa perempuan selain kita sendiri.

Definisi kepercayaan diri adalah mengetahui impian masing-masing. Perempuan diciptakan memiliki kelembutan hati. Namun jangan pernah berpikir hal itu adalah kelemahan seorang perempuan, karena melalui kelembutan itu pula tercipta manusia sukses.

Meski perempuan tak punya tubuh sekuat laki-laki. Tapi perempuan punya sisi lain lebih sabar menahan perihnya hidup. Walaupun terkadang kesedihan itu diutarakan dari tangisan. Tapi seorang perempuan yang kuat, akan bangkit dengan segera. Adanya emansipasi membuat wanita sekarang bisa bekerja sama dengan laki laki. Dengan membaca kata-kata bijak, asupan motivasi membuatku menjadi perempuan yang lebih bahagia. Bersyukur dan lebih percaya diri lagi.

***

Tataplah satu tujuan dan fokus. Ketika aku sudah mengambil jalan yang telah aku yakini kebenarannya, maka aku juga harus menerima konsekuensinya. Karena keterbatasan waktuku, aku sengaja membuatkan sebuah video presentasi atau sedikit penjelasan tentang bisnis yang aku jalani ini.

Jika timbul pertanyaan, bagaimana yang aku rasakan, ketika setelah mencoba bergerak dan apa jawaban orang-orang tentang produk  yang aku tawarkan ini, jawabannya sangat beragam. Ada yang antusias ingin tahu lebih jelas, ada yang tertarik sekali. Ada yang hanya sekadar ingin, walau ada kata tapinya. Ada yang perlu dibantu dari segala arah. Ada juga yang hanya sekedar nanya-nanya saja. Ada yang ujung-ujungnya bertanya ke ranah pribadi misalnya sudah punya kekasih atau belum? Selain itu, yang nyinyir juga tentu ada. Ditambah yang ngeyel ada pula. Yang sok merasa paling benar pun, tidak ketinggalan,

Ada satu hal yang membuatku lucu. Dia nanya komplit banget. Tapi berakhir pada kata. “Lock Down”. Oh my god. You know what i think? Hanya bisa mengusap dada pada akhirnya. Seraya berkata “sabar hati”.

Begitulah jika kita terjun ke dunia marketing. Banyak hal yang harus kita persiapkan dan banyak tantangan ke depannya untuk meraih kesuksesan.

Aku kirim  video presentasi aku ke Pak Muji.  Ia berkata, “coba kamu kirim di group team team Bandung. Biar mereka menjadi lebih semangat bahwa ternyata seorang TKW pun bisa. Orangnya di Saudi tapi jaringannya dimana mana. Insyaallah, orang lain akan termotivasi,” ucap Pak Muji. Lalu, aku langsung menjawab, “Iya Pak.” Kebetulan waktu itu aku sempatkan telpon Pak Muji karena aku mau posting member baru. Entah secara kebetulan juga atau bagaimana, di situ ada salah satu termasuk upline aku juga. Yang waktu aku telepon lagi ada acara mau meeting mereka. Sempat aku bicara sebentar. Hanya menyapa dan saling berkenalan nama saja. Selanjutnya aku pamit matikan telpon karena harus segera lanjut kerja.

***

Beberapa jam kemudian setelah obrolanku  dengan Pak Muji dan orang baru yang sempat kami saling sapa di  telpon tadi, ada pesan whatsapp masuk.

“Assalamualaikum. Perkenalkan nama saya Kusdiman. Saya dari Bandung. Saya suka video kamu.”

“Waalaikumsalam. Oh itu, aku masih belajar pak, hehehe.”

Aku masih cuek saja ketika itu. Lalu setelahnya dia balas lagi.

“Saya yakin kamu bias dan calon sukses. Aku siap bantu kamu.”

“Amiin, bantu dari hal apa nih maksudnya?” tanyaku dengan rasa agak tidak percaya juga sebetulnya.

“Bantu dalam segala hal yang kamu butuhkan.”

Jawabannya menimbulkan pertanyaan selanjutnya dalam hatiku. Inikah jawaban di sepertiga malam ku? Ketika aku hampir putus asa. Melihat segala arah. Terus bekerja menjadi kuli yang entah harus sampai kapan untuk kepuasan dunia semata yang padahal hasilnya pun belum bisa menutupi segala keperluan hidup. Mengorbankan cinta dan perasaan, demi meraih kata sukses terlebih dahulu.

Mengorbankan waktu siang, kerja malam pun istirahat tetap saja terganggu karena tidur bersama anak-anak. Mengorbankan pendidikan juga yang seharusnya aku memperjuangkan cita-citaku. Tapi nyatanya, ketika aku mengambil jalan untuk bekerja, lalu setelahnya kembali menyadari tidak mudah juga untuk bisa ke luar kembali dari gelombang ini, ketika aku bisa mampu mengukir seulas senyum kebahagiaan pada mereka yang ingin aku bahagiakan.

Mereka menjadi seperti nyaman dengan itu,  tanpa mereka tahu apa dan bagaimana caranya aku bisa mendapatkan itu. Mungkin memang benar, sesuatu yang besar butuh perjuangan yang besar pula. Sehingga aku berasumsi seperti ini. “Baik, jika memang itu yang bisa membuat anda anda bahagia. Aku akan memberikan yang lebih daripada ini.” Sehingga pada akhirnya, aku memilih untuk mencoba hal baru.

Jika mereka bilaang “impian saya terlalu besar” maka saya bilang “mereka berpikir terlalu kecil, seperti yang pernah dikatakan mentorku Pak Muji. Jika Anda tidak menemukan cara menghasilkan uang di saat tidur,  maka Anda akan bekerja terus sampai mati. Mungkin saat ini yang aku lakukan, masih jauh dari kata ikhlas. Karena sebetulnya pada dasarnya aku merasakan sakit yang teramat dalam.

Sakit ketika aku melepaskan pendidikanku yang padahal pihak pesantren sangat menginginkan aku untuk terus mengamalkan ilmu sambil belajar pula tentunya. Sakit, ketika aku harus kembali jauh meninggalkan kampung halaman dan keluarga. Sakit, ketika bukan hanya satu kali aku melihat orang yang kucintai bersanding dengan wanita lain, dengan alasan karena terlalu lama menunggu aku pulang.

Sakit, ketika pula aku mencoba bangkit, tapi cibiran tetap saja ada. Yang paling lebih sakit lagi, ketika orang yang aku perjuangkan, masih belum mengerti juga apa yang seharusnya mereka lakukan.

Aku tidak perlu ucapan terima kasih atas apa yang sudah aku beri. Hanya aku merasa berat jika tidak adanya saling pengertian. Selama ini, aku selalu membelakangkan egoku demi kebaikan orang lain. Tapi mengapa? Mengapa  mereka tak bisa memahami aku? Mungkinkah mereka mengharap kehadiranku untuk kembali dalam dekapan kasih sayang atau mungkin semua itu telah tenggelam dengan adanya kebahagiaan dari sisi lain?

 Saat ini aku hanya bisa menadahkan kedua tanganku kepada sang pengatur alam beserta ciptaannya. “Bagaimana seharusnya aku bersikap Ya Allah?” Hanya kepada-Mu aku bersimpuh dan hanya kepada-Mu aku mengadu dan memohon jalan terbaik. Amin.

***

 

 

#26

SEINDAH TAKDIR CINTA

 

Pak Muji yang kini sebagai mentorku, dia tidak lagi sering bertanya bertanya bagaimana dengan “B Star”. Namun, ia malah mengajukan beberapa pertanyaan yang membuatku kaget. Dimulailah pertanyaan pertama dari Pak Muji.

“Apakah ada sesuatu antara kamu dan Diman?” Tanya Pak Muji.

“Atas dasar apa bertanya seperti itu kak?” tanyaku heran.

  “Pagi ini, Diman terlihat semangat. Bahkan dia baru saja memposting 5 orang hari ini. Ia seperti punya semangat baru, padahal dulu ia begitu murung, malah hampir mau minum baygond(merk obat nyamuk).

Sontak aku bengong seketika. Karena aku sangat penasaran, maka aku bertanya kembali.

“Memang apa yang terjadi padanya dan bagaimana masa lalunya kak?”

“Bukan hak aku untuk menjelaskan. Coba kamu tanya pada orangnya saja!” Percakapan pun berakhir.

Setelah aku mendengar kata hampir mau minum baygon, aku menjadi sedikit penasaran. Mengapa  aku penasaran? karena dimataku dan penilaianku sejauh ini, menurutku dia orang yang hebat,  berpendidikan, dan cuek.

Menurutku, gak mungkin kan kalau orang cuek bisa sakit hati karena perempuan? Tapi pada akhirnya, aku menemukan jawaban. Walau ia enggan menceritakan tentang masa lalunya, Pak Muji juga Pak Muhammad salah satu sahabatnya, juga sedikit memberikan keterangan.

Jujur aku merasa aneh, ternyata ada yah laki-laki yang bisa bertahan menduda 8 tahun lamanya. Masih ada satu pertanyaan yang belum terjawab. Bagaimana bisa dia mencintai mantan istrinya itu. Apa yang menyebabkan perceraian itu terjadi hingga aku mendesak Diman dengan pertanyaan pertanyaan yang sebetulnya mungkin sangat tidak mau ia jawab.

Tapi karena dia paham  bahwa aku orangnya keras kepala, tidak akan bisa diam jiga masih ada Tanya di hatinya. Kemudian  akhirnya ia menceritakan bagaimana awal mula ia kenal dengan mantan istrinya itu. Di mana ia pada saat itu ada keterkaitan bisnis bersama kakak dari perempuan itu, lalu ketika Diman berkunjung ke rumahnya.

Dia mencari sepatunya karena mau pulang dan ternyata sepatunya itu sengaja disembunyikan oleh adik dari teman Diman itu, hanya karena si perempuan ingin berbicara pada Diman. Bisa dikatakan pada intinya memang menyukai Diman. Lalu, si perempuan bercerita  banyak hal tentang dirinya,  sehingga pada akhirnya Diman menikahi perempuan itu.

Aku tanya kembali. “Lalu atas dasar apakah kamu mau menikahinya?”

“Atas dasar aku kasihan dan karena dia sangat butuh bantuan. Sebelumnya aku belum pernah pacaran.”  

“Berapa tahun usia kamu saat itu?”

“26, timpal Diman.”

“Lalu, apa sebelumnya kamu pernah menyukai seorang perempuan?”

“Pernah. Dia seorang perawat. Tapi aku tidak pernah punya keberanian untuk mengungkapkan perasaanku. Tiba suatu ketika dia menunjukan sikap yang bisa ia simpulkan bahwa ia juga punya perasaan yang sama. Sehingga akhirnya Diman ungkapkan perasaannya pada perawat itu. Nyatanya memang benar. Si perawat itu juga memang mencintainya dan si perawat pun tidak pernah tahu kalau Diman mencintainya.

Tapi hal itu sia-sia saja. Karena si perawat sudah dilamar laki-laki lain dan hendak melangsungkan pernikahan dalam jangka waktu dekat. Lalu aku bertanya kembali.

“Mengapa  kamu tidak mencari lagi yang lain. Sehingga menikah atas dasar sama sama cinta?”

“Aku tidak lagi memikirkan cinta. Yang aku lakukan ke depannya, hanya ingin berbuat kebaikan dan membantu orang, itu saja. Pernikahan tanpa dasar cinta sebelumnya.”

“Lalu, butuh waktu berapa lama untuk kamu bisa menyentuh wanita yang sudah sah menjadi istrimu itu, yang aku tahu sebelumnya dia bukan orang yang kamu cintai.”

 Pertanyaanku mungkin sedikit jail kali yaa.. Tapi aku hanya ingin tahu saja.

“Tiga hari setelah pernikahan.”

“Ooh.. Cepat juga yaa ternyata.”

“Ya, namanya berada dalam satu kamar,”

Entah mengapa jawabannya membuat hatiku sedikit kesal. Lalu dia melanjutkan penjelasannya.   

Setelah pernikahan itu, tiga minggu kemudian aku ada tugas di Padang dan ketika aku kembali anaku berusia 8 bulan. Setelah anaku berusia 2 tahun. Tiba-tiba ada panggilan dari pengadilan agama. Surat gugatan perceraian. Yang aku sendiri tidak tahu apa salahku.

Selama ini aku menjalankan kewajibanku sebagai seorang suami dengan sebaik mungkin. Memberikan nafkah dengan cukup dan kebutuhan lainnya.

Yang membuatku sakit bukan perceraian itu, tapi dampak dari itu. Itu berarti aku harus jauh dengan anaku. Aku ikhlas melepas harta, aku ikhlas melepas semua yang telah aku beri.

Aku ikhlas melepas cinta. Karena dari awal juga aku menikah bukan atas dasar saling cinta. Cinta itu datang setelah adanya pernikahan. Ternyata ibarat permen karet, habis manis sepah dibuang. Hhmm, tapi dengan semua yang telah terjadi itu, tidak membuat aku putus asa. Aku bangkit kembali dan mencoba memulai hidup baru.

Hingga tiba pada saat di mana takdir memberikan cinta baru, yang mana awal perkenalannya dengan ibunya. Tanpa disengaja, ketika itu si perempuan masih kuliah di bidang perawat. Diman membantu pacar ini dari segi biaya. Yaa kadang juga suka mengantar ke kampus.

Satu pertanyaanku pada Diman, apa yang membuat kamu suka padanya? Jawaban Diman adalah karena dia juga sudah tidak mempunyai ayah. Aku merasa nasibnya sama seperti aku dan aku berharap kami bisa saling melengkapi. Singkat kata. Si perempuan malah memutuskannya ketika beres kuliah. Aku tanya alasan putus nya itu karena apa? Dia marah karena ketika dia butuh aku dan aku tidak bisa. Padahal aku bekerja keras itu hasilnya ya untuk dia padahal.

Dia minta uangku, waktuku, dan diriku juga. Itu yang membuat aku agak pusing juga sebetulnya. Ketika dia berpenampilan yang tidak aku suka, aku belikan pakaian yang rapi, kerudung pula. Seraya aku berkata “kamu akan lebih cantik kalau pake ini.” Tapi, yaa begitulah, mungkin agak sulit.

Aku selalu berusaha untuk merubah yang tidak baik itu menjadi baik. Akhirnya aku pasrah pada taqdir saja. Hingga pada akhirnya keluarlah kata kata darinya “kita saling melupakan saja ya.”

“Lalu bagaimana tanggapanmu ketika dia meminta seperti itu?” tanyaku kembali pada Diman.

“Cukup aku iya kan saja”

“Tapi, bukan dalam arti kamu tidak mencintainya kan?” tanyaku kembali karena aku telah dibawanya larut dalam perasaan pula.

“Cinta yang seperti apa yang kamu maksud? Segala pengorbananku itu termasuk karena aku benar-benar mau serius padanya. Tapi, endingnya ternyata pahit pula yang harus aku terima. Sejak itu, aku menjadi sangat terpuruk dan mungkin benar yang dikatakan Pak Muji. Hampir saja aku mau minum baygon.

Semua bisnis yang aku jalani. Aku tinggalkan begitu saja. Aku jadi lebih sering menyendiri dan menghabiskan waktu untuk tidur, karena aku merasa, untuk apa sih sebenarnya hidup ini?

Saat ini, aku seperti baru bangun dari tidur, tepat semenjak hadirnya dirimu. Kamu orang baik. Maka aku pun harus berbuat baik padamu. Aku akan membantumu, untuk sukses di bisnis ini. Karena kamu itu sebetulnya pintar dan ada kemauan. Aku aneh juga kok ada yaa wanita sepertimu malah jadi TKW.

“Aku hanya ingin melakukan kebaikan di sisa hidupku.” Itu saja.

“Apa kamu tidak membenci orang orang yang telah menyakitimu?” lanjutku bertanya kembali padanya.

“Untuk apa?”

Kamu ingat ceramahnya Kiai H. Abdullah Gimnastiar yang menjelaskan tentang management qolbu? Kalau kita bisa memanage/mengatur hati kita. Maka  kita akan bahagia, tenang, dan succes, insyaallah.”

 

***

 

 

Jawaban Diman ini, membuat aku semakin kagum padanya. Berawal dari apa yang aku baca dari pengalamannya. Aku yakin dia adalah tipe laki-laki yang setia, bertanggung jawab, calon imam keluarga yang perfect sepertinya.

Hal kedua yang membuat aku salut padanya. Untuk berbuat baik, bahkan terhadap orang yang baru dikenal sekalipun, ia tidak banyak mikir kembali. Tujuannya hanyalah fastabikul khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan.

Hal yang ketiga adalah setelah aku sering ngobrol dengannya, menyangkut bisnis awalnya. Aku tidak hanya menjalani satu bisnis saja bersamanya, tapi juga ada bisnis lain. Pengalamannya yang sudah di berbagai bisnis, membuat aku ingin banyak belajar darinya.

Aku  merasa bahwa Diman inilah laki-laki yang tepat yang sesuai dengan persepsi aku. Dia tidak hanya baik dan serius dalam bekerja. Tapi, dia juga cerdas. Dia tidak hanya bisa berkata benar terhadap kata-kataku. Tapi dia juga mampu untuk membenarkan kata-kataku.

Seperti yang pernah dia katakan padaku. “kamu datang di waktu yang tepat.” Yang padahal aku tahu apa maksud dari kata perkataannya itu. Kini, aku dapat membalas ungkapannya. “Seindah takdir yang telah mempertemukan kita.”

Kini, kamu tidak hanya sebagai partners kerjaku tapi juga “My future husband”  karena Diman pula yang menjadi motivasi terbesarku dan mendukungku untuk bisa menulis.

Dia terlalu sibuk dengan meeting, manuper, acara seminar, prospek, dan lain-lain. Maka aku memilih menulis.  Alhamdulilah, karya pertamaku ini beres dalam jangka tiga bulan.

Walau dengan sibuknya aku bekerja, aku menyempatkan menulis setiap sebelum aku tidur dan di akhir bulan Desember 2020,  hadiah terbesarku sudah bisa aku persembahkan untuk calon imamku terutama, dan umumnya untuk setiap orang yang mau membaca.

Semoga ada manfaat dari cerita nyata hidupku ini bahwa ini serupa “logaritma”. Sulit dan rumit namun menyenangkan karena kepastiannya nyata. Itulah orang yang baik dan bijak. Ketika ia mampu menyatukan sebuah logika, rasa, dan aturan agamanya.

 

 

 


                 Profil penulis

 

Mengabdikan diri selama 1 tahun setelahnya. Pada tahun 2016, takdir membawaku ke Riyadh, Saudi Arabia. Menjadi TKW bukanlah kemauanku. Tapi sebagai anak tertua, maka aku harus melakukan seauatu. Bahkan aku mampu bertahan 5 tahun lamanya di negara Saudi Arabia.

Hobiku adalah menulis dan public speaking. Beberapa piagam penghargaan pidato ketika di ponpes dulu menjadi tanda mata terindah. Tapi pengalaman, merupakan guru terbaik bagiku. Di akhir tahun 2020 aku bergerak di bidang interpreneur. Kalimat penyemangat dan berbagai motivasi dari mentor aku sekaligus my future husband mampu membuatku melahirkan karya pertamaku ini.

Alamat email: juminah.business0607@gmail.com no whatsapp: +966507056994 nama facebook: juminah juhry akun instagram juminahjuhry. Alamat rumah: Kp. Tarisi RT 006/ RW 003, Desa Paja, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, provinsi Banten. Kode Pos 42372.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...