Jumat, 12 Februari 2021

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

 

Sumber: www.wijayalabs.com

Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena sudah mengikuti tantangan Lagerunal (Cakrawala Blogger Guru Nasional) dalam segmen #KamisMenulis. 

Sobat Lage di mana pun Anda berada, perlu Anda ketahui bahwa setiap challenge #KamisMenulis tema setiap minggunya selalu berbeda. Tema yang diusut misalnya tahu, delapan, bebas, Suaka Marga Kata(lose), mereview blog Lagerunal, dan kamis kemarin temanya #TigaKata terima, sadari, perbaiki.

Saya memenangkan challenge menulis Mereview Blog Lagerunal dan mendapatkan hadiah buku dari Bunda Dwi Yulianti. Hari ini Pak Pos yang baik hati mengantarkan hadiah buku dengan selamat. Setelah menandatangani bukti penyerahan buku, Pak pos segera memberikan paketnya kepada saya.

Saya membuka paketnya dengan hati-hati. Ada secarik pesan berbentuk bunga yang ditulis dengan indahnya. Terlihat sekali bahwa si penulis ini sangat tulus memberikan hadiah bukunya. Seulas senyuman terlukis indah saat saya membaca kata demi kata isi pesan yang ditulis Bunda Dwi Yulianti.

Foto 1. Mendapat buku dan note berharga dari Bunda Dwi

Nah, sobat Lage. Ada challenge yang lain setelah kita mendapatkan hadiah buku dari tantangan Kamis Menulis ini. Sebagai bentuk apresiasi, si penerima hadiah wajib membuat resensi buku. 

Setelah membaca buku ini sela satu jam nonstop rasa haus menyelimuti dahaga. Minumlah dahulu air kelapa yang dibeli dari kakak tercinta.

Foto 2. Nulis resensi ditemani kelapa muda

Sebelum saya menuliskan resensi buku Bunda Dwi, mari kita simak pengertian resensi beserta manfaatnya. Cekidot..

Pengertian Resensi Buku

Dilansir dari Wikipedia, resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere, atau revidere. Arti kata ini bermakna mengulas kembali, melihat kembali, menimbang, atau menilai. Jadi, resensi buku adalah suatu penilaian terhadap sebuah buku.

Resensi buku biasanya ditulis berdasarkan sudut pandang si penulis sendiri sebagai penikmat. Maka, setiap resensi buku tulisannya akan berbeda satu sama lain, karena sudut pandang pun berbeda-beda. Resensi buku benar-benar ulasan dari si penulis, tanpa ada pendapat orang lain di dalamnya. Biasanya, resensi mengandung identitas buku, isi buku, kelebihan, kekurangan, dan informasi dari buku yang hendak disampaikan ke pembaca.

Manfaat Resensi Buku

Berikut ini beberapa manfaat resensi buku,

  • Bahan pertimbangan: Resensi buku bisa memberikan gambaran pada pembaca tentang sebuah buku. 
  • Nilai ekonomis: Mendapatkan uang atau imbalan atau buku-buku yang diresensikan secara gratis dari penerbit jika resensi kamu muncul di media.
  • Sarana promosi buku: Resensi buku biasanya dari buku baru yang belum pernah diresensikan sehingga bisa dijadikan sarana promosi buku baru tersebut.
  • Pengembangan kreativitas: Makin sering menulis, makin pula terasah kemampuan kamu. Begitu juga dengan makin sering menulis resensi buku, makin terasah pula kreativitas kamu.

 

Resensi Buku “Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

Identitas Buku

Judul Buku     : Kisah Serdadu-serdadu Kecil

Pengarang      : Dwi Yulianti

Penerbit          : Pustaka Media Guru

Tahun terbit   : 2020

Tebal halaman: 90 halaman

Isi Buku

Buku ini berupa buku fiksi dengan genre pendidikan yang terinspirasi dari kisah pribadi penulis yang dibalut dengan kisah fiksi. Beberapa moment penting pengalaman mengajar dengan para siswa menjadi adegan-adegan ikonik dan sangat mengisnpirasi si penulis. Buku ini berkisah tentang kisah  siswa siswi yang diumpamakan sebagai serdadu-serdadu kecil laksana pejuang yang  berjuang untuk menggapai masa depan.

Di dalam buku ini sang penulis disebut Miss Anna. Sapaan Miss digunakan sebagai pengganti kata Nona untuk guru perempuan yang belum menikah, sedangkan Mr. untuk sebutan guru laku-laki. Jika si Pengajar adalah perempuan yang sudah menikah dan punya anak disebutnya Mrs. Buku ini berisi kisah serdadu-serdadu kecil yaitu siswa siswi Miss Anna yang memiliki kepribadian yang menarik dan sangat menginspirasi penulis.

Ada 13 bagian penting yang dituliskan. Bagian pertama dan kedua pengalaman kisah Miss Anna yang menceritakan rasa cintanya dalam dunia anak-anak terutama dunia pendidikan.  Ia mulai mengabdikan diri dan menjadi seorang guru SD.

Bagian ketiga sampai bagian 12 berisi tentang 10 serdadu kecil dengan kisah yang menarik seperti kisah Desi yang selalu diledek oleh temannya karena tidak mempunyai Ayah. Namun Desi akhirnya bisa melewati masalah sejak mengetahui ayahnya sudah meninggal dunia. Teman-teman Desi lalu meminta maaf dan Desi pun memaafkannya dengan tulus.

Kisah Alfian yang sombong dan berubah lebih baik setelah mendapat saran dari Miss Anna. Kisah Rini yang papanya nikah lagi dan mempunyai seorang kakak tiri bernama kak Dimas. Kisah Asrul yang dipaksa belajar 24 jam oleh kedua orang tuanya. Setelah Miss Anna memberi masukkan kepada orang tuanya bahwa pola pembelajaran Asrul jangan terlalu diporsir, karena Asrul menjadi tertekan. Akhirnya orang tua Asrul merubah pola belajarnya dan Asrul sukses mendapat nilai UN terbaik dan bisa masuk SMPN yang diinginkannya.

Maya dan Jeany adalah sahabat sejati yang satu hati. Mereka selalu berprestasi gemilang namun pernah bolos karena malamnya main game sampai pagi. Namun setelah home visit, Maya dan Jeany merubah kebiasaan buruknya dan kembali berprestasi. Rama yang sangat pandai presentasi namun papanya meninggal karena serangan jantung.

Farhan yang tidak bisa mengerjakan soal Matematika namun sukses menjadi pemimpin Paskibra. Farhan ternyata memiliki bakat yang terpendam. Amara yang sifatnya narsis karena merasa cantik dan centil berubah kesal karena papanya kerja di Surabaya namun tetap berprestasi meraih juara ketiga lomba Biantara. Joe yang jago karate namun memiliki tingkat emosional yang tinggi namun berubah saat mengenal Badrun.

Arsya seorang pemimpin kelas yang memiliki akhlak dan sikap yang tidak baik namun sifatnya  berubah setelah  belajar sabar, bekerja keras, dan terus berusaha akhirnya menjadi pemenang juara 2 lomba dongeng.

Bagian ketiga belas berisi penutup berupa kesimpulan. Kisah serdadu-serdadu kecil memberi hikmah yang sangat berarti bagi penulis. Mereka mampu menghadapi semua rintangan dan semua masalah hidup yang datang menghadang. Mereka mampu melewati setiap masalah hidup dengan baik. Seperti firman tuhan bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan hambanya.

Kelebihan Buku

Buku fiksi ini bisa menceritakan sisi menyenangkan dan kisah seru dari kehidupan pribadi serdadu-serdadu kecil dalam melewati setiap masalah yang terjadi. Peran Miss Anna yang dikisahkan sorang sosok guru wali kelas yang bertugas sebagai  teman, sahabat, bahkan orangtua kedua para siswa selama di sekolah, mencoba masuk ke dalam kehidupan mereka dengan memberikan solusi terbaik melalui pendekatan individualis maupun dengan teknik home visit.

Buku ini mengajak pembaca khususnya guru dan orang tua supaya lebih memahami anaknya atau anak muridnya karena kisah-kisah dalam buku ini terinspirasi dari kisah nyata para siswa yang diselesaikan dengan baik melalui peran seorang guru sakaligus wali kelasnya.

Setiap karakter dibangun dengan baik dan menarik sehingga pembaca sangat terhibur dan merasa terlibat langsung dalam cerita tersebut. Saat saya membacanya, jadi teringat kisah-kisah siswa saya yang beragam sifatnya ternyata semua bisa dituliskan dengan model fiksi. Buku ini sangat menginspirasi pembaca dan dapat dijadikan contoh buku fiksi yang baik.

Kekurangan Buku

Sayangnya, ada satu adegan tapi  penulis kurang bisa menyampaikan dengan baik, sehingga pembaca harus membaca beberapa kali untuk memahami maksud adegan tersebut. 

Ada baiknya sebelum masuk dialog, ada adegan Joe menghampiri Badrun.

Terlepas dalam salah pengetikan atau typo itu hal yang sangat lumrah bagi  seorang penulis termasuk saya pribadi tetapi hal itu sebenarnya bisa dihindari dengan berpedoman pada kitab PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia). 

Penutup Pembaca

Resensi ini dibuat berdasarkan pandangan penulis. Saya mengucapkan terima kasih banyak kepada Bunda Dwi Yulianti karena sudah memberikan hadiah buku yang sangat bagus dan sangat menginspirasi saya terutama para pendidik.

Foto 3. Dokumentasi Penulis


Tak ada gading yang tak retak, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga sedikit dari saya bisa bermanfaat bagi pembaca tentang pengertian resensi, manfaatnya, dan contoh membuat resensi yang baik. 

Demikian resensi ini saya tulis dengan maksud tidak ingin menggurui dan hanya ingin sedikit berbagi dan terus menginspirasi.

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 

 

Kamis, 11 Februari 2021

TERIMA, SADARI, PERBAIKI

Sumber: www.wijayalabs.com

Hujan sore ini deras sekali. Sejak tadi siang, hujan tak mau berhenti. Sama seperti semangat menulisku, mengalir deras dan akan bermuara pada air laut. 

Kamis kali ini terasa sedikit berbeda. Dede Adel seperti biasa selalu drama korea, minta di antar ke tempat ulang tahun temannya yang ke-6 tahun. 

Gambar 1. Ulang tahun Alfin


Acaranya sangat meriah. Di akhiri acara saweran yang tentunya membuat suasana ibu-ibu berbunga-bunga. Satu persatu uang koin di lempar dan nyangkut di baju saya. Alhasil, dapatlah 10 koin Rp 500, dan beberapa buah permen. 

Pulang dari acara ulang tahun temannya Adel, saya teringat kembali ada challenge menulis di Komunitas Lagerunal. Setiap hari Kamis, ada program Kamis Menulis. Setiap peserta wajib mengumpulkan link blog dengan tema yang sudah ditentukan. 
Logo Kamis Menulis


Tema tantangan Kamis Menulis minggu lalu adalah mereview blog Lagerunal. Tema Kamis Menulis hari ini adalah Bermain #TigaKata#TerimaSadariPerbaiki.

Saya memegang dagu, seraya berpikir sejenak, pengalaman apa yang akan saya ceitakan.  Segelas kopi dan tahu sumedang, menemani riuhnya air hujan. 


Tantangan #TigaKata#KamisMenulis

Saya lalu teringat kisah saat pengalaman pertama membuat resume di blog. Ternyata, saya melakukan beberapa kesalahan. Kesalahan itu saya ketahui dari komentar-komentar teman, yang menyadarkan diri untuk merubah kebiasaan jelek dari copy paste narasumber secara utuh. 

Saat komentar blog teman berupa keripik pedas, sebenarnya hal itu sangatlah baik. Janganlah marah, tersinggung, dan merasa dihakimi.  

Lalu apa yang harus kita lakukan? Kuncinya adalah terima, sadari, dan perbaiki. Terimalah komentarnya, jadikan sebagai motivasi yang membangun. Sadari dan cermati komentarnya lalu perbaiki hingga tulisan kita menjadi menarik saat dibaca. 

Sama halnya seperti kehidupan. Pasti ada saja orang yang tidak suka dengan kehidupan kita. Ada kalanya orang itu memberikan gunjingan, komentar pedas, bahkan kita jadi buah bibir tetangga saat kita melakukan suatu kesalahan. 

Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah terima, sadari, dan perbaikilah. Orang yang mau mengakui kesalahan, menerima dan menyadari kesalahan itu, langkah terakhirnya adalah memperbaiki kesalahan tersebut. 

Saya teringat akan sahabat saya di dunia maya. Dia melakukan kesalahan menggunakan narkoba. Dia harus ditahan selama 10 tahun. Pergaulan bebas membuat dia melakukan hal yang berlawanan dengan hukum. 

Sebut saja namanya Robi. Robi telah menerima kesalahannya dan menebusnya dengan hidup di dalam bui. Selama hidup di sana, semuanya jadi berubah. Ia selalu rajin salat, mengaji, dan lebih mendekatkan diri pada ilahi. 

Dia menyadari kesalahannya di masa lalu. Mencoba menerima dan memperbaikinya hidupnya.  Senang rasaya melihat Robi berubah seperti alim ulama. 
Foto Robi saat ini, sahabat dumay


Dulu, penampilannya seperti anak funk. Lidah ditindik, telinga ditindik, dan bibir pun ditindik. Sekujur tubuh dipenuhi dengan tato. 

Berawal dari kesalahan, merubah kehidupan setiap orang. Allah memberikan kehidupan kedua, yang tentunya akan membuatnya lebih baik. 

Hikmah yang dapat diambil dari kisah Robi ini adalah jika kita melakukan kesalahan, cobalah  terima, sadari, dan perbaiki. Setiap orang berhak mendapat kesempatan kedua untuk hidup lebih baik dan lebih bermanfaat.Tidak ada manusia yang terlahir sempurna. Semua manusia pasti pernah melakukan kesalahan. 

Semoga sedikit kisah ini, saya bisa memotivasi dan menginspirasi para pembaca. Terus belajar di mana saja dan dengan siapa saja. Teruslah berbagi, memotivasi, dan menginspirasi. 

Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

Rabu, 10 Februari 2021

PENGALAMAN MENEMBUS PENERBIT MAYOR

 

Sumber: www.wijayalabs.com

“Jangan pernah putus asa menawarkan tulisan bapak ibu ke penerbit, karena penerbit juga membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia tulis-menulis, dan sekaligus mencari keuntungan. Karena dengan keuntungan tersebut, penerbit bisa bertahan di tengah gempuran teknologi yang kian semakin kejam saat ini.” (Edi S. Mulyanta)

Sebuah kalimat penutup yang terasa sangat dalam dan bermakna. Jujur, menembus penerbit mayor adalah sebuah keinginan yang terpendam dalam hati. Bagaimana hal itu dapat tewujud, perlu niat dan  tekad yang cukup kuat. Tentunya butuh proses dan kerja keras ekstra untuk bisa menaklukan tantangan menerbitkan buku di penerbit mayor terutama PT Andi Offset.

Menembus Penerbit Mayor PT Andi adalah mempi yang telah menjadi nyata. Saat dulu menjadi peserta gelombang 12, saya mengikuti tantangan September Ceria bersama Prof. Richardus Eko Indrajit. 

Sumber: Dokumetasi Penulis


Kami harus membuat TOC berupa 5 Bab yang memuat unsur what, why, dan how. Dari 42 peserta, hanya 17 naskah yang diterima dan lolos seleksi Penerbit Mayor PT Andi. Saat itulah saya bertemu Mas Edi S. Mulyanta bagian Manajer Operasional Penerbit Andi yang diundang sebagai narasumber malam ini.

Berikut poin-point penting yang saya rangkum dari Mas Edi S. Mulyanta: 

  • 1.    Undang-Undang No. 3 Tahun 2017 tentang Sistem Pembukuan. Di dalamnya terdapat definisi penerit, penerbitan, penulis, penulisan, buku, dan naskah buku.
  • 2.     Penerbit Andi tergabung dalam IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) yang berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN.
    Gambar 1.
    Tanda Anggota IKAPI Penerbit Andi

  • 3.     Penerbit Andi tergolong penerbit mayor karena mencetak buku dalam jumlah banyak. Itu bisa terlihat dari rentang produksi 3-4 digit dan dapat dilihat dari rentang Block Number ISBN.  
    Gambar 2. 
    Struktur dan Rentang Block Number ISBN di Indonesia

  • 4.      Menerbitkan buku di Penerbit Andi sangat membantu dalam Penaikan Angka Kredit (PAK) dan Jumlah angka kredit pun tergantung dari jenis buku yang ditulis. Adapun jenis-jenis buku yang diterbitkan diatur dalam PP No. 75 tahun 2019.
    Gambar 3. PP 75/ 19

Perlu usaha, tekad, dan niat yang kuat bahwa kita semua bisa menulis dan bisa menerbitkan buku di penerbit mayor. Untuk itu, jangan lelah untuk mencoba mengirimkan naskah dengan format proposal naskah sebagai berikut. 
  1. Judul
  2. Sub Judul (jika ada)
  3. Kata pengantar
  4. Prakata
  5. Outline 
  6. Sample BAB (minimal 2 BAB)
  7. Sinopsis
  8. CV Penulis
Ukuran Unesco 16x23cm, jumlah halaman 125-200 halaman, ukuran kertas A5. Jika naskah sudah selesai kirim ke edis.mulyanta@gmail.com

Penerbit Andi bekerja sama dengan google play dan membuat ebook di 


Semoga suatu saat semua peserta gelombang 17 bisa menerbitkan buku di Penerbit Mayor PT Andi. Semangat terus dan jangan memyerah karena proses tidak akan pernah menghianati hasil. Jadilah pendidik yang terus berbagi dan menginspirasi. 

Salam blogger inspiratif 
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 


Selasa, 09 Februari 2021

DARI HOBI, TERBITLAH IDE

Sumber: www.wijayalabs.com

Sumber: www.wijayalabs.com


Hari ini sangat seru sekali. Pagi hari, saya harus mengikuti evaluasi PJJ dengan Bapak Kepala Bidang Pendidikan Kabupaten Lebak yaitu  Bapak Ibnu Wahidin beserta Ibu Kasie Kurikulum, Ibu Yunira. 

Ada beberapa agenda yang dibahas terkait zoom yang melibatkan seluruh kepsek yang terbagi dalam Wilayah Bina 1-7 dan kegiatan virtualnya terbagi menjadi beberapa sesi. Wilayah Bina (Wilbi III) Kabupaten Lebak mendapatkan jadwal pukul 08.30-12.00 WIB. 

Saat kegiatan zoom berlangsung, ada telpon WA dari sahabat saya. Namanya Ibu Sriwati, M.Pd. Beliau adalah salah satu guru PNS dan mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. 

Ibu Sriwati ini tergabung dalam grup menulis Om Jay gelombang 16. Untuk pertama kali saya disebut "Omet" di kelas menulis grup 16 yang sebenarnya singkatan dari kata "Soulmate." 

Kami sering komunikasi karena sama-sama suka menulis dan tergabung dalam beberapa buku antologi. Saya pun memanggil Ibu Sri dengan sebutan "Omet" sampai sekarang. 

Waktu Omet telpon, terpaksa saya rijek karena hp sedang digunakan untuk zoom. Ternyata Omet mengabari kalau ingin memberi iuran buku antologi dan langsung menuju Pondok Mahida, tempat saya mengajar. 

Saat di Pondok Mahida, saya sedang merenung memikirkan ide. Bertanyalah saya kepada Omet. 

"Met, tema lomba blog hari ini, apa yah? Belum ada ide yang harus dituliskan," begitulah saya memulai obrolan kali ini. 

"Oh, begitu yah. Bagaimana kalau cerita tentang pembantu saya?" timpal Bu Sri.

"Wah, boleh sekali. Saya lalu mendengarkan kisahnya lalu mencermatinya dengan baik. Omet bercerita tentang kisah pembantunya yang sudah 2 bulan ini tidak bekerja. 

Si ibu ini punya 5 orang anak dan suaminya telah meninggal. Dia harus kerja membanting tulang karena harus menjadi tulang punggung keluarga. Beberapa anaknya sudah menikah dan tinggal satu yang masih sekolah. Sejak kematian suami anaknya, si ibu belum kembali bekerja. 

Omet setiap hari berusaha mandiri mengerjakan pekerjaan rumah sendiri. Kegiatan yang biasa dilakukan seorang ibu rumah tangga, terlepas dari kehidupan sehari-hari tupoksi guru yaitu mengajar. 

Kemarin, Omet mendapat telepon dari pembantunya. Bahwa anaknya menjadi depresi sejak kehilangan suaminya. Sudah 2 bulan ini ibunya mengobati anaknya lewat baca syeh setiap Jumat dan keadannya semakin membaik. 

Sang Ibu berencana meminta izin untuk bekerja kembali. Kini, beban yang ditanggung adalah Si Ibu harus mengurus anak dan cucunya. Perlu biaya sehari-hari untuk menyambung hidup. Begitulah akhir cerita dari si pembantu. 

Omet jadi teringat kejadian satu tahun yang lalu. Banjir bandang meluluhlantakkan rumah yang ditempatinya. Mobil dan dua motor hanyut terbawa derasnya arus banjir bandang. Satu barang pun tak ada yang bisa diselamatkan. Hanya ada pakaian yang masih melekat di badan. 

Mengingat kejadian tahun lalu, membuat Omet iba dan menerima pembantunya bekerja kembali. Melihat anaknya yang depresi, menyadarkannya bahwa semua harta benda bisa dicari. Namun, kehidupan tak dapat dibeli. 

Jika Omet saat itu tidak ikhlas, mungkin saja Omet bisa depresi seperti kisah anak si ibu pembantu. Oleh karena itu, dengan menerimanya bekerja kembali tentunya bisa meringankan sedikit beban di hidupnya. Saya sangat terenyuh mendengar kisahnya. Kebaikan dan keikhlasan Omet sangat patut untuk ditiru. 

Sepulang dari Pondok, saya diajak main ke rumahnya. Suami Omet seorang ustad yang bekerja di Ponpes La Tansa. Jadi, Omet harus tinggal di Ponpes La Tansa, tepatnya di La Tansa 5. 

Saya dibuat kagum oleh sahabat saya satu ini. Ternyata Omet punya hobbi tanaman hias. Terlihat beberapa tanaman hias yang tertata dengan rapi di teras rumah. 

Ada juga suaminya Omet yang hobbi mengoleksi burung. Terlihat sekali banyaknya burung yang terjejer di atap rumah. Hal yang membuat saya takjub adalah anaknya Omet. 

Tanaman hias Omet


Bocah laki-laki yang bernama Tunjung Poedji Nugroho ini memiliki hobbi memelihara ikan cupang bahkan berupaya membudidayakan ternak ikan cupang. 

Tunjung Poedji Nugroho, berusia 10 tahun. Kelas 4 SD. Saya mulai mencari tahu asal usul nama anaknya. 

Menurut Omet, Tunjung diambil dari salah satu nama sangsekerta yang artinya teratai. Namun ayahnya mengilhami Tunjung adalah salah seorang dokter tulang yang ternama. Kata Poedji merujuk pada seorang nama tokoh ahli akuntasi sedangkan kata Nugroho artinya adalah anugerah. 

Tunjung Poedji Nugroho artinya Menjunjung dan Memuji Anugerah dari Allah SWT. Begitulah Omet menjelaskan asal usul nama anaknya yang hanya semata wayang. 

Saya lalu melihat ada beberapa jenis ikan cupang yang dipelihara. Ada satu toples ikan cupang yang dikawinkan dan ada satu ember penuh yang berisi anak ikan cupang yang baru lahir.

Lihat di https://youtu.be/RtuzrguCe20

Hobbi anaknya Omet ini sangat menarik sekali. Dia mengetahui ikan cupang dari searching mbah google dan berupaya membuat bibit cupang dari hasil perkawinan. 

Sempat anaknya ini marah besar karena tidak sengaja menguras ember yang berisi bibit ikan cupang, dan akhir yang tragis, semua bibit ikan cupang itu semuanya mati. Si anak mulai memperingati bundanya, agar tidak mengganggu ikan cupangnyablagi. 

Memelihara ikan cupang di masa pandemi memang sangat menarik sekali. Di samping bisa sebagai hiburan karena mata akan menjadi rileks karena keindahan sang ikan, ternyata ikan cupang juga mempunyai nilai jual yang cukup tinggi. Bahkan, ada juga ikan cupang, yang harganya jutaan bahkan bisa sama dengan harga sebuah sepeda motor.

Salah satu koleksi ikan cupang Tunjung


Budi daya ikan cupang juga tidak terlalu sulit. Buktinya anak kelas 4 SD saja berhasil membuatnya beternak, dan berhasil membuat ekperimen dari searching google.

Mengapa kita tidak belajar dari Tunjung? Bahwa, semua guru pada dasarnya bisa menulis dan menerbitkan buku. Namun semua butuh proses dan berlatih setiap hari. Tidak ada hal yang sulit selama kita mau mencoba dan berusaha untuk belajar. 

Sudah kenyang dengan pemandangan tanaman hias, burung, dan ikan cupang, saya disuguhi semangkok baso. Ada teman yang menemani yaitu Bu Novi, Bu Gisa, dan anaknya Alesha. 

Lomba makan bakso nih


Mengobrol dengan Omet memberikan berbagai inspirasi baru. Berkat main ke rumahnya dan mendengar beberapa kisahnya, akhirnya jadilah artikel hari ke-9 lomba ngeblog PGRI dan YPTD. Saya sebelumnya meminta izin untuk menuliskan pengalaman menarik hari ini.

Di perjalanan pulang, saya melihat kakak kelas dan membunyikan klakson untuk membuatnya berhenti. Setelah menyapanya, saya diberikan satu buah pelastik berisi buah kecapi. Sekarang ini sedang musim buah kecapi. Rasanya manis dan enak sekali. Saya menyantapnya beberapa buah dan sisanya dimasukan ke dalam kulkas. 

Buah kecapi yang belum dikupas

Gambar buah kecapi yang sudah dikupas


Saya jadi teringat artikel yang kemarin saya tulis, "what goes around, comes around." Jika kita berbuat baik, maka kebaikan akan kembali pada kita. Petualangan hari ini sayang jika tidak diabadikan. Semoga ada kisah-kisah lain yang bisa kita tulis dan bisa kita bukukan. 

Tulislah hal kecil dari apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita kuasai. Sesuatu yang besar dimulai dari sesuatu hal yang kecil. Semua peserta bisa memulai tulisa  dari hobi kita masing-masing. Jadi deh sebuah cerita yang menarik untuk dibaca. 

Semoga langkah kecil ini bisa menjadi modal dan sebuah pijakan untuk meraih kesuksesan di masa depan. Teruslah menjadi pribadi yang terus berbagi, mendidik, dan menginspirasi. 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd. 

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS 






Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...