Sabtu, 07 November 2020

CERPEN ESTAFET KAB




CERPEN ESTAFET

Satu minggu ini saya baru bergabung dengan Komunitas Aksara Bermakna disingkat KAB. Komunitas ini sangat wellcome sekali. Setiap hari peserta ditantang membuat karya sendiri. 

Komunitas ini dibuat oleh Bunda Usrotun Hasanah. Beliau seorang editor handal dan  sangat ahli dalam membenarkan kata atau kalimat yang salah. Jadi selain kita membuat karya, kita juga diajarkan tata kalimat yang baik dan benar. Asyik sekali bukan?


Hari Sabtu adalah hari dimana peserta diminta berkonstribusi untuk membuat cerpen estafet(bergantian). Setiap peserta diminta mengisi list agar mengetahui urutan masing-masing. Saya ada diurutan k 9.


Kak Usrotun Hasanah mengawali kutipan cerpennya. Cerpen ini dimulai dari jam 15.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Inilah hasil dari Cerpen Estafet yang kami praktikkan bersama. 


SECANGKIR KISAH

Oleh: Komunitas Aksara Bermakna (KAB)

Angin malam menyelimuti tidurku, dengan alunan daun-daun yang menari bersama hangatnya cahaya kesunyian. Malam ini tidak seperti biasanya, aku melamun menatap sesosok bidadariku yang tergambar bersama kenangan-kenangan lalu. Betapa bodohnya diriku. Oh, Tuhan, mengapa ini harus terjadi? Isak tangisku tak kunjung henti bersama rasa sesal dalam hati.


Tok … tok ... tok ….

Terdengar suara di balik pintu kamarku. Aku tahu, seseorang yang mengetuk pintu kamarku tak lain adalah ayahku.


“Ra, kamu sudah tidur?” tanya ayah dengan sangat lembut.


Aku bergegas menarik selimutku sebelum ayah masuk ke kamarku. Aku tidak ingin ayah tahu kalau aku sedang menangis.


“Ternyata anak ayah sudah tidur, ya.” Ayah mengusap kepalaku lembut.


Sentuhan lembut yang ayah lakukan itu sama seperti seseorang yang telah melahirkanku yang kini tidak ada di kehidupanku lagi. 


Sesaat kamarku hening, hanya detak jam dinding yang memenuhi kesunyian ini. Tiba-tiba sebuah tetes air mata terjatuh di pipiku, tapi kini bukan air mataku. Ayah, jelas ini air mata ayah! Ayah menghapus air matanya dan meninggalkan kamarku. Tak kurasa, isakan tangisku ini membuat mataku sangat berat hingga membuatku terlelap. *(Usrotun Hasanah)*


Kring... Kring... Kring...

Bunyi jam beker membangunkanku dari tidur lelapku. Kulihat jarum jam menunjukkan pukul 03.00 Wib. Seperti biasanya, aku menuju kamar mandi untuk mengambil wudu dan melaksanakan salat tahajud. Tidak seperti biasanya, aku sangat merindukan ibu. Mungkin ini adalah pertanda waktuku di dunia tidaklah lama lagi. Ku panjatkan doa untuk beliau dan ayah. Semoga kelak kami bisa bertemu di surga-Nya. *(Anis Surofah)*



Setelah sholat Tahajud aku tak bisa kembali memejamkan mata, padahal shubuh masih agak lama, aku membaringkan tubuhku, dan ternyata tak bisa kupejamkamkan juga mata ini.


Sayup- sayup kudengar suara tahrim masjid berbunyi. 

"Ahh sudah subuh, padahal aku masih mengantuk"

Gumamku. 


Akhirnya aku beranjak dari kamar dan masuk ke kamar mandi dan bergegas sholat subuh dan berencana setelah sholat subuh akan berolahraga sejenak sambil keliling komplek perumahan sambil menunggu matahari terbit.

*(Yuliani)*


Fajar mulai menyingsing, aku pun menghentikan langkahku sejenak. Aku tahu tenagaku sudah tidak kuat seperti dulu. Fonis yang diberikan dokter membuatku lemah secara fisik, namun aku menerimanya dengan ikhlas. Jalananenuju rumahku masih terlihat sepi. Aku pun merebahkan tubuhku di teras, dan ku ambil ponselku yang sejak dari tadi berbunyi terus notifikasi masuk. Lalu kudapati chat yang masuk dari Rayhan pacarku.


Rayhan: Ra, nanti siang aku jemput ya.


Aku hanya membalas dengan kata O.k *(Sri Ncie)*


Seperti biasa, kegiatanku di hari Minggu. Selepas _jogging_, aku membereskan rumah dan memasak untuk ayah. Mak Tuti, asisten rumah tanggaku libur setiap hari Minggu.

 Sebenarnya, kami tidak butuh asisten rumah tangga. Tapi semenjak aku sakit, dokter selalu berpesan jika aku harus banyak istirahat.


"Yah, aku pamit keluar sebentar," pamitku pada ayah yang sedang membersihkan kebun di depan rumah.


"Mau kemana, Ra," tanya ayah sambil tersenyum melihat penampilanku yang rapi. 

Aku tersipu malu ayah tersenyum seperti itu.


"Aira mau ketemu teman sebentar. Boleh kan, Yah?" aku merajuk.


Ayah pun mengangguk sambil berkata, "Hati-hati, Ra. Jangan pulang terlalu sore! Ingat,  kamu tidak boleh lelah."


Kucium tangan ayah dan aku bergegas pergi dengan bahagia, karena sebentar lagi aku mau ketemu Rayhan.


*(Yayah Fatmiyati)*                                                                                                                  Aku keluar menuju gerbang. Rahyan pun sudah bersiap untuk mengajakku pergi ke tempat terindah. Ternyata Rahyan mengajakku ke taman bunga.  Begitu indah suasana alam yang disuguhkan. Hatiku bahagia menyusuri tempat yang indah bersama sosok yang ku cintai. Hariku terasa lama saat ku bersamanya. Dia menyemangatiku, memberikan kekuatan dan ketulusan yang ku rasa. Sungguh aku masih betah di dunia ini. Harapku yaitu ingin bersama sosok yang ku cinta untuk waktu yang lama. Rahyan sosok yang berharga dihidupku. Aku berjalan melihat hamparan bunga. Rahyan memetik satu bunga yang mekar dan wangi. Aku tersenyum dan tetap dengan harap indah, semoga ini bukan bunga terakhir yang ia berikan aku masih ingin menghirup udara hari ini bersama sosoknya. Kami berfoto dengan berbagai fose. Tiba-tiba kepalaku pusing. Rahyan berkata "Kamu kenapa sayang? Tidak kenapa-napa aku baik-baik saja sayang. Tapi...  wajahmu begitu pucat. Tidak aku baik-baik saja yuk kita duduk disana.   *(Yuli Marsela)*


Rayhan memapahku menuju tempat duduk yang ada di dekat taman bunga. Ia mengajakku duduk tepat di sampingnya, sesaat ku menghela nafas panjang,  tak terasa keringat dingin bercucuran keluar dari dahiku. " Ra, istirahatlah dulu, jangan banyak gerak biar stabil nafasmu sayang.", Ucap Rayhan. Aku sandarkan kepalaku di bahu Rayhan, tak terasa air mataku menetes. "Sayang , aku masih ingin bersamamu, menikmati setiap hal bersamamu, melahirkan anak-anak kita kelak." , Kataku ke Rayhan  sambil tak terasa air mataku terus menetes membasahi pipiku. Memang bagiku Rayhan adalah semangatku yang selalu ada untukku. 


Perlahan Rayhan duduk tepat di bawah tempat dudukku, ia memegang kedua pipiku  sambil berkata, "Ra, kamu akan tetap tersenyum, melahirkan anak-anak kita, memasak untukku, membuatkan kopi setiap saat untukku." Sambil terus memandang kundengan tatapan yang begitu membuatku semakin terbuai dan serasa tak sanggup bila harus berpisah dengannya.


Perlahan matahari mulai menyembunyikan sinarnya dengan malu-malu, inilah saatnya kami kembali ke rumah, namun sebelum pulang seperti biasa kami mampir ke tempat makan langganan kami. *Asih awaffa florist*


Sesampai di rumah, Ayah langsung menghampiriku. 

"Ra, mukamu pucat."

"Kamu kelelahan, Ra."

Sambil memapahku menuju kamar, ayah memperhatikan dengan seksama.


Bruk...

Sebelum sampai kamar, aku ambruk dalam dekapan ayah.


"Ya Allah..., Ra... Ra..." seru ayah panik.


Saat membuka mata, aku sudah berada dalam ruangan yang serba putih. Ayah tertidur di samping ranjang. 

Ah, aku selalu merepotkan ayah. *(Ratna Yee)*


Ku lihat wajah ayah yang tertidur dengan penuh rasa cemas. Ayah memegang tanganku erat-erat. Seperti tak ingin melepaskanku pergi dari dunia ini. 


Oh Tuhan.. Sebenarnya aku ingin selamanya bersama ayah. Namun aku merasa, waktuku tak lama lagi. 


Aku tak bisa beraktivitas seperti orang-orang pada umumnya. Masa remajaku seakan habis di rumah sakit ini. Seandainya aku bisa meminta pada Tuhan, 

Tolong berikan aku waktu  dan membiarkan orang-orang di sekitarku bahagia saat aku tiada. 



Ayah terbangun dari tidurnya dan membuyarkan semua lamunanku. 

 *(Aam Nurhasanah)* 


Aku hanya bisa menatap kosong ruang yang serba putih.Kupandangi wajah lelah ayahku yang setiap saat harus menemaniku ketika rasa sakit itu datang.

Dalam hati aku berkata,"Maafkan aku ayah yang selalu merepotkanmu," tanpa terasa air mataku menetes.

Aku hanya bisa berharap semoga sakitku bisa semakin membaik. Andaipun aku harus pergi, aku ingin pergi dengan damai tanpa meninggalkan duka mendalam buat orang- orang yang mencintaiku.

Meski harus menahan sakit aku selalu berusaha  tersenyum, karena senyumku bisa sedikit menghiburku dan mengurangi rasa sakitku.

 *(Endang Giartiningrum)*


_"Mas Hendra ... Mas ..."_

Tiba-tiba terdengar suara memanggil ayah.

"Ayah, itu seperti suara tante Mira, _deh,"_ kataku pada ayah.

"Iya, betul. Ada apa dia pagi-pagi ke sini," jawab ayah bergegas keluar kamar.

Aku pun mengikuti ayah menyambut tante Mira.

"Mir, ada apa? Pagi-pagi masuk teriak-teriak segala," ujar ayah pada tante Mira yang kelihatannya tersengal-sengal seperti terburu-buru. Om Ardi yang berjalan di belakang tante Mira langsung duduk dengan muka agak _nekuk._

"Mas, Rayhan!" teriak tante Mira.

"Kenapa dengan Rayhan?" tanya ayah heran.

"Dia dibawa ke kantor polisi," jawab tante Mira sambil menatap wajah ayah dengan mata berkaca-kaca.

"Apa? Ini sudah kali ketiganya," jawab ayah sambil mengalihkan pandangan ke arah Om Ardi yang seakan _cuek._

*(Luluk Ernawati)*

"Reyhan ini memang terlalu, sudah berapa kali dia buat kekacauan seperti ini, memang seharusnya dia itu diberikan hukuman" kata Om Ardi ketus. Reyhan memang berkali-kali telah membuat masalah, tapi ini tidak menyurutkan cinta ku padanya, aku mau di akhir hidupku, masih ada seseorang yang mencintaiku sebagai kekasih yaitu Rayhan. Kupandangi wajah ayahku yang tampak sendu ketika mendengar  Rayhan kekasihku berurusan dengan polisi *(Inna Nivanti)*

Rayhan, lelaki yang sangat kucintai memang suka membuat masalah, Tante Mira sangat menyayanginya bahkan memanjakannya. Itu mungkin yang membuat dia agak ugal-ugalan, suka membuat masalah. Dalam kegelisahanku, antara menahan sakit dan berita tentang Rayhan, kembali bayangan ibuku mendatangiku, mengelusku lembut membuatku semakin merindukannya. Aku teringat ketika beliau bercerita bahwa aku sebenarnya mempunyai seorang saudara, kakak lelaki yang diasuh oleh saudara ayahku. Kakakku pastilah seperti ayahku, sabar, penyanyang dan tegas, bukan sosok seperti Rayhan yang suka membuat masalah. Namun demikian  aku tetap sangat mencintainya. "Ra..." Lembut suara ayah membuyarkan lamunanku. ( *Sunik Kartirahayu*)


Sore itu udara cukup dingin,  ayah membawa segelas teh hangat untukku. Kutatap wajah ayah yang kusam mungkin karena capek,  dalam keheningan aku menyela,


"Ayah...bolehkah aku mengatakan sesuatu," kupegang tangan ayah kutempelkan dipipiku. 


Tentu putriku,  katakanlah apa yang kau mau," jawab ayah sambil mengusap rambutku. 


"Maafkan Aira Yah... kalau selama ini aku menyembunyikan sesuatu dari ayah," ucapku sambil kuletakkan kepalaku di pangkuan ayah. 


"Ada apa putriku... katakanlah," ayah menatapku. 


"Aku mencintai Rayhan Yah..." tanpa terasa air mataku berderai membasahi kedua pipiku. 


"Apa?" ayah terperangah,  kaget bagai disambar petir. *(Lilik Nur Kh)*


Suara ayah terdengar hingga ruang tamu tempat Tante Mira dan Om Ardi duduk. Mereka bergegas bangkit dan menuju ke kamar tempatku dan ayah berada.


"Ada apa, mas?" tanya Tante Mira pada ayah.

"Aira baru saja mengatakan kalau berpacaran dengan Reyhan, Mir." Jawab ayah sembari mengusap keningnya.


Tanpa berpikir panjang, Tante Mira mendekat padaku.

"Betul yang ayahmu bilang, Ra?" Tanyanya lembut seraya mengelus rambutku.

"Iya tante, Aira sangat mencintai Reyhan." Jawabku memelas.


"Tidak boleh, ini tak boleh terjadi!" Teriak ayahku mengagetkan suasana yang tadinya sendu di kamarku.

"Mas, pelan dan Jangan emosi dulu." Ucap Tante Mira pada ayah berusaha menenangkan.


Tante Mira pun mendekapku. 

"Ra, ini memang tak boleh terjadi." "Kamu dan Reyhan adalah saudara kandung." "Memang ini semua kesalahan tante karena tak menceritakan semua ini dari awal" Tante Mira berusaha memberikan penjelasan padaku.


"Tidak, sekali Reyhan tetap Reyhan." Teriakku sambil kutatap wajaha semua orang yang ada di kamarku. 

Kepalaku terasa pening dan tiba-tiba...     

Pett....


*(Catur Rochman)*


Tiga hari aku opname di Rumah Sakit Central Medica di kotaku. Aku tak mau siapapun menjengukku, termasuk Rayhan. Ayah yang senantiasa mendampingiku dan merawatku selama aku sakit. Berkali-kali Rayhan ingin masuk ruangan. Tapi aku selalu menolak. 


Mataku sembab karena hampir setiap waktu menangis. Ayah sedih melihat kondisiku. 


Rayhan yang awalnya tidak mau menerima kenyataan akhirnya luluh juga hatinya. Ia lebih rasional. Kalaupun tidak bisa menjadi sepasang kekasih ia masih bisa menyayangiku sebagai adik kandungnya sendiri. Sedangkan aku masih belum bisa menerima kenyataan ini.


Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Ayah meminta izin keluar sebentar untuk makan malam. Ia lantas berbicara kepada salah satu perawat.


"Suster, saya pamit sebentar mau cari makan malam. Saya titip Aira ya!" Perintah ayah kepada salah satu perawat.


Begitu ayah berlalu, tiba-tiba Rayhan masuk ruangan. Sudah lama sepertinya ia menunggu kesempatan ini. Kesempatan untuk bertemu aku, kekasih hatinya yang kini adalah adiknya tercinta.


Begitu ia membuka pintu kamar perawatan, Rayhan langsung melihatku yang sedang duduk.


"Rayhan!" Teriakku kaget


Rayhan langsung berlari memelukku. Lama sekali. Aku ingin melepasnya tapi aku justru merasa lebih tenang dan nyaman.


Pelukannya hangat. Tangannya mengelus kepalaku berulang kali dengan lembut sambil berkata,


"Kenyataan ini sangat sulit bagi kita. Tapi kita harus menerimanya."


Kalimat demi kalimat penenang meluncur dari mulutnya. Air mataku terus mengalir dari balik punggungnya hingga baju belakangnya basah.


"Ayah tak mampu merawat kita berdua secara bersamaan karena ibu kita meninggal. Kebetulan Tante Mira tidak punya anak. Ia memilih mengasuhku dengan syarat menyembunyikan identitas. Ia ingin aku menganggapnya sebagai ibu kandungnya sendiri. Ia takut kalau aku tahu akan pergi nya." Jelasnya dengan lembut.


Seminggu berlalu. Rayhan setiap hari mengunjungiku. Kadang ia memijitku dan menyuapiku. Bahkan membacakan novel baru yang baru ia beli untuk menghiburku.


"Kata dokter, kamu mengalami perkembangan yang bagus. Nafsu makan membaik. Bahkan berat badanmu naik 1 kg. Rambutmu juga sudah tidak rontok lagi. Kamu tambah cantik sekarang" 


Manis sekali kata-kata itu. Aku melihat senyum bahagia itu terukir saat ia  menatap mataku. Tapi aku tahu itu hanya untuk menghiburku. Waktuku mungkin tidak lama lagi. Setiap malam aku masih merasakan sakit yang luar biasa di kepalaku.


Sungguh perhatiannya semakin membuat aku tak rela melepasnya. Hanya saja sepertinya kematian memang yang terbaik. Jika aku hidup maka aku tidak akan sanggup menerima kenyataan bahwa ia adalah anak pertama dari ayah dan almarhumah ibuku.


Baru kemarin aku mendapat kebahagiaan bahwa Rayhan mencintaiku. Ia adalah laki-laki pertama yang kucintai. Tapi, kenapa semua itu harus berakhir begitu cepat? Kenapa aku harus tahu kebenaran ini? 


Telah tiba saatnya rahasia besar terbongkar.     Harapanku untuk hidup bersama Rayhan, kandas. Kisah manis terpaksa harus aku akhiri. Ribuan kenangan harus aku telan.


Aku hanya diam di ruang serba putih ini. Ada amarah yang tak mampu terluapkan. Ada banyak impian yang tak bisa teraih. Juga banyak rencana yang hanya berujung wacana.


Berlinang air mata di pipiku. Belum pernah aku merasa sejatuh cinta ini pada seseorang. Namun, dalam waktu yang sama semua harus berakhir.


Bukan karena ada pihak ketiga. Bukan karena hilang kepercayaan. Bukan karena tidak saling mencintai lagi.


Justru harus dipaksa berakhir di waktu puncak cinta menggelora. Ibarat burung, aku sedang terbang tinggi lalu sayapku patah dan aku harus jatuh terjungkal.


Dalam kesedihan yang mendalam, tiba-tiba aku melihat cahaya. Cahaya yang sangat lembut. Cahaya yang membuat aku nyaman, melayang dan menjadi yang paling terang di atas langit.


Kini aku berada di bawah hamparan tanah dengan taburan bunga di atasnya. Aku berada tepat di sebelah ibu. Aku sudah tenang bersama ibu. Selamat tinggal dunia.


_"Hidup tak selamanya terasa manis, tapi tak selamanya pula terasa pahit. Jika takdir sudah berkata, maka tidak ada yang mampu mengubahnya Kembali. Seperti layaknya kertas yang telah menjadi abu. Dalam hidup pasti ada liku-liku yang menemani kita. Begitu pun dengan cinta. Setiap cinta pasti ada kelok-kelok yang ingin menghancurkannya. Tapi, hanya cinta sejati yang mampu menahannya, karena cinta sejati akan selalu menanti kita sampai kita kembali dalam dekapan-Nya."_



Tak menyangka, dari cerpen bergilir ini telah menghasilkan karya yang luar biasa. Cerpen ini berakhir tragis karena tokoh Aku (Aira) meninggal dunia dan tidak bisa bersama dengan lelaki yang dicintainya (Reyhan) karena mereka adalah saudara kandung. 


Para kontributor yang membuat cerpen ini merasa baper dan merasakan kesedihan yang luar biasa. Saya sampai memberi emoticon tangisan yang sangat banyak. 


Dengan diadakannya menulis estafet cerpen ini bertujuan  agar peserta terbiasa menyambungkan kalimat sebelumnya sehingga menjadi paragraf yang padu. 


Sangat tertantang sekali sebagai pendatang baru di Komunitas Aksara Bermakna. Semoga besok saya bisa menaklukkan tantangan yang lainnya. Amin.


#Day4NovAISEIWritingChallange




Jumat, 06 November 2020

BOOK MARKETING STRATEGY


Pertemuan ke 15

Hari/tanggal : Jumat, 06 November 2020

Narasumber : Agustinus Subardana, S.E., M.M. , CDS (Direktur Pemasaran PT Andi)

Email           : Agus. subardana@gmail.com

Blog             : Literasikangagus.blogspot.com

Topik materi : Book Marketing Strategy

Malam ini terasa sangat berbeda sekali. Saat Omjay sakit, dua pertemuan ini saya membuka kelas kuliah online untuk menghandle jalannya diskusi. HP omjay beberapa saat tidak aktif dan tidak dapat dihubungi. Memang beliau memerlukan rehat yang cukup untuk memulihkan tenaga dan mengurangi segala aktivitas. Narasumber malam ini adalah Bapak Agus Subardana, S.E., M.M. , CDS (Direktur Pemasaran PT Andi). Sedangkan moderator yang bertugas adalah Rizki Kurnia Rahman. Asal Jogja tapi tinggal di Sulawesi Tenggara.

Karena merasa kekurangan tenaga di bagian share materi dengan memberanikan diri, saya menghubungi Pak Rizki melalui WA. Saya lalu menanyakan apakah bisa membantu Omjay meneruskan materi ke gelombang lain? Tanpa pikir panjang, Pak Rizki menjawab iya. Tanpa ada rasa ragu dan tanpa banyak alasan.Saya lalu memasukkannya ke 5 grup kelas menulis Omjay yaitu gelombang 10,12,13,14, dan 15. 

Pada mulanya saya test dahulu untuk meneruskan materi ke gelombang lain, hasilnya sukses. Naik satu tahap,  malam ini, saya coba Pak Rizki untuk menjadi moderator. Alhamdulilah, kuliah berjalan lancar sesuai rencana. Saya serasa jadi manager yang sedang melatih anak buah yang masih magang, hehehe. Sempat terkikik-kikik dalam hati saat mengajarkan Pak Rizki meneruskan materi dan menjadi moderator handal. Menjadi tim sukses Omjay adalah pengalaman yang luar biasa. Banyak ilmu yang saya dapat termasuk bisa menjadi moderator yang dapat diacungi 4 jempol.

Dengan adanya Pak Rizki menambah deretan tim sukses yang membantu jalannya diskusi dengan penuh keikhlasan. Kami melakukan semua ini dengan sukarela dan tanpa paksaan. Bagi kami, mengenal Omjay telah mendatangkan berbagai kebaikan. Termasuk kebaikan untuk menjadi seorang penulis hebat dan dapat diperhitungkan di masa depan. Sedikit curhat colongan (CurCol nih, hehehe.) Lanjut ke materi yu!

“Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku”  ungkap Pak Agus membuka materi malam ini. Menurut saya, kalimat pembuka yang cukup menarik. Jadi ingat materi Pak Amir Hamzah dan Pak Ya’ Dedi Suhendi bahwa kalimat pembuka yang menarik akan menentukan sikap pembaca untuk melanjutkan bacaan atau sebaliknya.

Sejak PAUD  hingga remaja, pemerintah sudah menggalakkan budaya membaca dan menulis pada peserta didik bahkan sampai perguruan tinggi. Hal ini menciptakan peluang besar bagi penerbit buku untuk turut andil di dalamnya. Saat buku sudah tercetak dan terjual laris manis, tentu keuntungan/ profit margint akan datang sendiri pada penerbit dan penulis buku. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktif lagi.

Pandemik Virus Corona telah meluluh lantahkan semua sektor perindustrian termasuk industri buku. Bahkan banyak penerbit yang mengalami gulung tikar karena tak mampu lagi menekan biaya produksi buku. Kerugian itu pun menimpa penerbit besar seperti PT Andi antara lain:

1. Jaringan toko buku tutup selama kurang lebih 4 bulan

2. Orang takut datang ke toko buku atau mall

3. Penurunan omset toko buku 70-80%

4.Banyak penerbit memberhentikan distribusi ke toko buku

5. Beberapa penerbit gulung tikar(bangkrut).

 

Untuk tetap eksis dan bertahan dalam industri penerbitan buku, tentu bukan hal yang baru bagi penerbit Andi. Mengapa? Pengalaman 40 tahun dalam menerbitkan buku memberikan berbagai macam pengalaman baru hingga sampai sekarang bisa mencetak sampai lebih dari 15.000 judul buku yang dikelompokkan menjadi 32 kategori. Kunjungi www.andipublisher.com

Strategi pemasaran buku PT Andi  di pengaruhi oleh 2 faktor yang meliputi :

1.         Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.

2.         Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.

Selain faktor mikro dan faktor makro, PT Andi juga melakukan strategi digital marketing. Digital marketing dilakukan dengan serangan udara (on line) dan serangan darat (off line).

Alasan mengapa memilih Digital Marketing sebagai serangan udara (on line), sbb:

1.Cara efektif untuk membantu meningkatkan penjualan buku.

2.Tetap berhubungan dengan pelanggan buku di medsos

3.Pastikan buku mudah ditemukan di media online seperti Website yang terhubung dengan akun medsos lain dengan sekali klik

4.Pemasaran lewat komunitas seperi Komunitas Menulis Omjay, atau Komunitas Guru Sejuta Ngeblog dan PGRI serta  mengadakan webinar lewat link  Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.

5.Harus bisa tampil sebagai yang pertama,yang terdepan, dan yang tercepat dalam memasarkan buku

6.Mengadakan promo khusus semacam diskon untuk meningkatkan konsumen

7.Bagaimana menjadikan Branding tanggap situasi, cepat dalam merespon permintaan pengiriman buku, jika ada komplen konsumen cepat dicari jalan solusinya

8.Supaya tetap eksis memakai mobile marketing, email marketing, personal marketing, continues marketing, dan terintegratif pada satu website sehingga memudahkam dalam mempromosikan brand yang mau dijual. 

9.Buat konten yang menarik perhatian pembaca. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat cover buku yang kreatif dan inovatif sehingga  menarik pembaca. Hal ini dilakukan karena kemasan buku rata-rata disegel dan tidak bisa dibuka. Dengan membuat cover buku yang bagus maka itu akan membuat karya kita dilirik pembaca. Bahkan nanti jadi buku best reseller. 

10.Visual marketing lewat akun medsos FB,  IG, WA, Youtube juga harus dilakukan agar menarik perhatian konsumen agar tegerak membeli buku yang kita promosikan.

 Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line . Kami Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat marketplace yang telah di tunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.con, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler. "Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018."

Strategi  serangan darat (off line) dilakukan dengan kerjasama dengan toko buku besar seperti Gramedia, melakukan directselling, dan melakukan event-event seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, tryout, bazar buku, bedah buku, dan sebagainya.

 

SESI TANYA JAWAB

P1

AAM NURHASANAH, SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS LEBAK BANTEN.

Izin bertanya:

Beberapa jebolan  penulis pemula kelas menulis Omjay (Aam dan teman2) di bawah binaan Prof. Ekoji yang sudah lolos ke penerbit Andi, apakah  pemasaran bukunya nanti akan display ke gramedia atau toko2 besar? Aam sudah membayangkan, buku Aam nanti terjejer di toko buku besar. Terimakasih.

Jawab:

Buku Prof. Ekoji sudah kami distribusikan ke gramedia dan kami promo khusus di gramedia. Demikian juga di toko besar lainnya.

 

P2 TINI SUMARTINI , LEBAK BANTEN

Izin bertanya

1. Dewasa ini banyak situs yang membagikan e-book gratis, bgmn pandangan bapak ttg hal ini terkait prospek pemasaran buku?

2. Setiap penerbit memiliki idealisme tersendiri mengenai syarat-syarat buku yang diterima dari penulis, bagaimana idealisme Andi offset?

Jawab:

1.PT ANDI membuat program E-book Pustaka plus (e-pustaka). Biaya sewa selama setahun 11 juta isinya 600 judul buku e-book, 16.500.000 berisi 1.000 judul buku dengan sewa satu tahun. Kalau bentuk fisik buku harga bisa sampai 1 Miliyar. Jumlah e-booknya sesuai jumlah siswa dan jumlah guru. PT Andi bertahan hingga usia 40 tahun bertahan dalam dunia penerbitan.

2. Prosedur Penerbitan Buku PT Andi 


A. Materi yang Harus Dikirim

Penulis harus mengirimkan ke Penerbit naskah final, bukan outline ataupun draft, yang disertai:

. Kata Pengantar

• Daftar Isi

• Daftar Gambar

• Daftar Tabel

• Daftar Lampiran

• Isi

• Daftar Pustaka

• Indeks

• Abstrak (sinopsis)

. Penjelasan perihal: pasar sasaran yang dituju, prospek pasar, manfaat buku ybs.

. Profil penulis, memberi keterangan singkat tentang penulis.




B. Penilaian Naskah

Penerbit menilai naskah dari berbagai aspek:


* Aspek Ideologis

Apakah topik bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apakah topiknya akan meresahkan kondisi masyarakat seperti: politik, hankam, sara, sopan santun, harga diri, dll.


* Aspek Keilmuan :

1. Apakah topik yang dibahas merupakan topik baru bagi masyarakat, dan apakah masyarakat sudah siap menerima topik tersebut?

2. Apakah naskah tersebut gagasan asli atau jiplakan?

3. Terkait dengan akurasi data maka diperlukan sumber daftar pustaka yang lengkap.


* Aspek Penyajian:

1. Apakah sistematika kerangka pemikiran baik sehingga alur logika pemaparan mudah dipahami?

2. Bahasa yang digunakan apakah komunikatif sesuai dengan jenis naskah dan sasaran pembaca?

3.  Apakah cara penulisannya sudah benar, yaitu menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baku?

4.  Kelengkapan naskah secara fisik seperti kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, batang tubuh, daftar gambar, tabel, lampiran, index, daftar pustaka, sinposis, apakah sudah lengkap?

5.  Pengetikan menggunakan media dan alat apa, apakah tulis tangan, diketik manual, ketik komputer menggunakan software tertentu?

6. Mutu gambar, tabel dan objek lain yang dipasang (capture) apakah layak atau masih harus diperbaiki lagi?

7. Apakah urusan perizinan penggunaan gambar tertentu, izin terjemahan, izin pengutipan dll. sudah diselesaikan?


* Aspek Pemasaran:

1.  Apakah tema naskah mempunyai pangsa pasar jelas dan luas sehingga buku akan dapat dan mudah diterima pasar?

2.  Apakah naskah memiliki selling point atau potensi jual tertentu, seperti judul, keindahan, bahasa, kasus aktual, dsb?

3.  Apakah ada buku sejenis yang beredar dan telah diterbitkan? Apa kelebihan naskah tersebut dibandingkan dengan buku lain?


* Aspek Reputasi Penulis:

1.  Apakah penulis adalah tokoh, praktisi, dosen yang sangat diakui kepakarannya oleh masyarakat luas?

2. Apakah buku-buku yang pernah diterbitkan mempunyai catatan keilmuan dan pemasaran yang baik?

 

C. Format Naskah


Format Naskah Siap Cetak

Format pengaturan naskah dapat menggunakan Template yang disediakan oleh Penerbit Andi. Format ini merupakan Template standar yang dapat disesuaikan dengan naskah yang sedang ditulis. Anda dapat meminta Template tersebut melalui e-mail, atau datang langsung ke Penerbit ANDI.


Format naskah standar siap cetak, adalah sebagai berikut:

Jenis huruf untuk teks isi: Bookman Old Style, New Century School Book atau Times New Roman 10/11 point.

Judul bab (Heading 1): font sama dengan teks isi, ukurannya diatur sedemikian rupa agar tampak menonjol dan serasi dengan ukuran 20 pt.

Judul sub-bab (Heading 2): font sama dengan teks, 18 point, capital, bold.

Judul sub-sub-bab (Heading 3): font sama dengan teks, 10 point, capital underline

Header dan Footer: menggunakan font yang berbeda, dapat divariasikan dalam style huruf bold atau italic.

Footnote : Font sama, 8 point; dapat menggunakan font lain yang serasi.

Alignment : Justified

Spacing : Before – 0, After – 0,6

Line Spacing : Single

Gambar-gambar tangkapan (capture) layar sebaiknya menggunakan format jpg. Gambar sebaiknya dikirimkan dalam file tersendiri yang di kumpulkan dalam sebuah folder gambar dan dilakukan link terhadap naskah.


Catatan: Segala bentuk aturan layout di dalam template adalah layout standar di Penerbit Andi, Anda dapat memodifikasi perwajahan buku Anda dengan terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan Penerbit.


Contoh Penomoran Halaman:

Halaman judul : i

Halaman Copyright : ii

Halaman Persembahan : iii

Kata Pengantar : v

Daftar Isi : vii

Halaman Isi

Pendahuluan (Bab I) : 1

Bab II : 3, 5, 7, 9, dst. (selalu halaman ganjil)

 

E. Ukuran Buku dan Area Cetak

Setelah Anda menentukan sistematika penulisan buku Anda, hal penting berikutnya adalah format buku yang akan Anda tulis. Format buku terdiri dari beberapa ukuran yaitu ukuran besar, standar, kecil, atau buku saku serta format spesial. Penentuan format ini akan berpengaruh terhadap ketebalan buku dan kedalaman materi yang Anda inginkan.


Format buku di Penerbit Andi:

Format Besar : 20 cm x 28 cm, 21,5 cm x 15,5 cm

Format Standar : 16 cm x 23 cm, 11,5 cm x 17,5 cm

Format Kecil : 14 cm x 21 cm, 10 cm x 16 cm

Buku Saku : 10 cm x 18 cm, 13,5 cm x 7,5 cm

Format Khusus


Banyak Penulis tidak memperhatikan format ini sehingga saat dilakukan pengaturan layout dan setting, beberapa bagian buku menjadi tidak sesuai dengan maksud Penulis. Ketidaksesuaian tersebut contohnya: proporsi gambar yang tidak benar, pemotongan kata yang tidak tepat (terutama pada listing program pada buku pemrograman), dan ketebalan buku yang tidak proporsional.




F. Pengiriman Softcopy: Disket atau CD

Softcopy naskah dikirim dapat dengan cara: Lewat pos/paket ditujukan ke:

Penerbit ANDI

Jl. Beo 38-40 Yogyakarta 55281

Telp (0274) 561881; Fax (0274) 588282


Datang langsung ke kantor Penerbit ANDI dan menemui bagian penerbitan ANDI. Atau lewat email (Maksimal 1 Mb per kiriman): andipenerbitan@gmail.com

 

G. Keputusan Naskah

Setelah Penulis menyerahkan naskah, Penerbit memberikan keputusan melalui surat resmi kepada Penulis, apakah buku diterbitkan atau tidak. Untuk naskah yang diterima, Penerbit akan mengirim surat pemberitahuan resmi. Penulis wajib melengkapi kelengkapan naskah - softcopy. Untuk naskah yang ditolak, naskah akan dikembalikan kepada Penulis bersama dengan surat pemberitahuan penolakan penerbitan.

 

H. Keputusan Menerima / Menolak Naskah

Untuk Apa dan Mengapa Penerbit Harus Menilai Naskah? Penerbit adalah suatu badan usaha yang bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk tujuan tersebut Penerbit mengusahakan, menyediakan, dan menyebarluaskan bagi khalayak umum, pengetahuan dan pengalaman hasil karya ilmiah para Penulis dalam bentuk sajian yang terpadu, rapi, indah, dan komunikatif, baik isi maupun kemasan fisik, melalui tata cara yang sesuai, dan bertanggung jawab atas segala risiko yang ditimbulkan oleh kegiatannya. Berdasarkan pengertian mengenai penerbitan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerbit tidak bermaksud untuk menghakimi hasil karya Penulis, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghargai karya tersebut karena Penulis adalah “rekan sejawat” bagi Penerbit.

Penilaian naskah bukan untuk menjatuhkan vonis naskah baik atau buruk, layak terbit atau tidak. Langkah tersebut digunakan sebagai sarana untuk memperlancar proses penerbitan secara optimal.

Proses penilaian ini adalah proses standar penerbitan sehingga perlu ada komunikasi yang baik antara Penerbit dan Penulis. Dengan demikian tidak ada salah-pengertian bahwa Penerbit menganggap remeh Penulis atau Penulis merasa naskahnya sudah yang terbaik.

 

I. Bentuk Royalti Penerbit ANDI

Penerbit ANDI memberikan royalti sebagai berikut:

Besar royalti standar adalah 10%, dengan perhitungan: 10% x harga jual x oplah (potong pajak)

Mengingat Penerbit ANDI memiliki bentuk kerja sama yang beragam pada saluran distribusi pemasaran, maka perhitungan royalti adalah berdasarkan buku yang benar-benar telah terbayar lunas, dengan demikian buku yang sifatnya konsinyasi atau kredit belum dianggap sebagai buku laku. Dalam hal ini Penerbit ANDI akan selalu menjaga kejujuran dan kepercayaan bagi semua relasinya, ini semua karena nama baik sangat penting bagi Penerbit ANDI.

 

J. Bentuk Kerja Sama Penerbitan

Bentuk kerja sama penerbitan yang ditawarkan Penerbit ANDI mencakup::

1. Kerja sama Penerbit dengan Penulis; yaitu kerja sama antara Penerbit dengan Penulis secara individu untuk menerbitkan sebuah buku.

2. Kerja Sama Penerbit dengan Kelompok  Penulis; yaitu kerja sama antara Penerbit dengan beberapa Penulis sekaligus untuk menerbitkan sebuah buku. Dalam kerja sama ini, Penulis wajib menunjuk satu orang dengan pemberian surat kuasa, untuk bertanggung jawab terhadap segala urusan administratif maupun non administratif yang berkaitan dengan penerbitan.

3. Kerja sama Penerbit dengan Lembaga; yaitu kerja sama antar Penerbit dengan sekelompok Penulis yang telah dikoordinasi oleh Lembaga/Institusi untuk menerbitkan sebuah buku. Dalam hal ini Penerbit hanya berhubungan dengan Lembaga/Institusi yang telah diberi kepercayaan oleh Penulis.

4. Kerja sama Umum

Kerja sama cetak. Penerbit hanya membantu dalam jasa percetakannya, seperti buku jurnal ilmiah dan ebagainya.

Kerja sama cetak dan penerbitan, Penerbit bekerja sama dengan Perorangan/Lembaga untuk menerbitkan sebuah buku dengan tanggungan biaya penerbitan bersama.

 

Hubungan Antara Penulis dan Penerbit


Penulis dengan Penerbit memiliki kedudukan setara; secara umum Penulis memandang Penerbit bertindak sebagai intermediary karya-karya yang akan disampaikan kepada masyarakat, sedangkan Penerbit memandang Penulis sebagai aset penting perusahaan yang menyebabkan proses penerbitan tetap berlangsung.

Kepentingan apa di balik dorongan untuk menulis? Menulis dapat meningkatkan kredit point (bagi pengajar), meningkatkan kredibilitas, dan pemenuhan finansial. Hal tersebut yang memotivasi penulis untuk menghasilkan suatu karya yang berkualitas.


Apa kelebihan Penerbit ANDI dibanding penerbit lain?

• Buku ANDI telah memiliki Brand Name tersendiri di hati masyarakat.

• Memiliki jaringan distribusi yang luas.

• Memiliki mesin cetak sendiri sehingga hasil, kecepatan, dan kualitas dapat diatur dengan baik.

• Memiliki sistem royalti yang jelas, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.


Dengan sinergi kerja sama antara Penulis dengan Penerbit akan diperoleh hasil berupa penerimaan masyarakat terhadap buku terbitan ANDI.


Catatan: Prosedur penerbitan ini sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti perkembangan, situasi dan kondisi, untuk itu diharapkan Penulis dapat mengikuti informasi terbaru di Penerbit Andi.

 

Display buku berbeda dengan pameran/ bazzar. Bazar dilakukan karena event atau EO tertentu dan dilakukan oleh semua penerbit,  dan di promosikan dalam bentuk obral dan di luar toko buku (di pintu masuk/luar space area toko).  Untuk display buku, hal yang dilakukan PT Andi Jika buku tidak laku maka akan diadakan tambahan diskon(rabat)/promo khusus pada konsumen dari 10-20% pada waktu tertentu(masih prospek). jika masih belum laku maka akan melakukan retur dari toko dan baru dilakukan bazar di luar toko.

Buku baru terbit akan lounching dengan cara pendekatan pihak toko, atur jadwal, tanggal dan waktu yang ramai pengunjung misal hari sabtu minggu jam satu siang, dan kewajiban penulis adalah mengundang komunitas-komunitas penulis dan membagi promo dan brosur,  bahwa akan lounching buku, dan pihak toko memberikan target agar buku laku, dan tambahan diskon untuk konsumen.

Saran untuk penulis pemula adalah Menguasai bahan tulisan, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pilih jenjang dan kelas yang akan ditulis. Minat menulis buku sesuaikan dengan kemampuan kualifikasi baground pendidikan supaya menulis jadi semakin terasah.buatlah buku pendidikan yang sedang dibutuhkan pendidik sesuai arahan mas menteri  dan sesuai kemdikbud  misal buku AKM. Itu akan menarik jika kita buat buku tersebut.

Cara untuk mendapatkan CSR adalah berikan proposal pada penerbit, maka penerbit akan menunjuk distributor buku terdekat untuk memberikan bantuan buku kepada taman bacaan sesuai dengan proposal yang diajukan. PT Andi juga pernah memberikan CSR bantuan buku ke daerah  Kediri, Mojokerto, dan daerah terpencil lainnya.

Buku yang diobral adalah buku yang tidak laku dan tidak mengurangi nilai dari ilmu tersebut. Buku yang diobral buku notabennya adalah yang sudah lama terbit 2-3 tahun yang lalu maka diekspos kembali untuk dijual. Terkait  buku yang telah dibajak, penerbit akan berkoordinasi kepada penulis dan memberikan somasi kepada pihak yang telah membajak bukunya. Pameran buku PT Andi tidak pernah membuat pameran buku bajakan. PT Andi memiliki legalitas dan sangat meghindari buku bajakan. Buku gendre yang masih bagus adalah genre novel, fiksi, dan masa pandemi ini buku masakan dan buku tanaman sedang naik daun.

Menulis adalah berjuang, Penulis adalah Pahlawan yang akan di kenang selama – lamanya. Lembaran karya adalah medan pertempuran, Pena adalah senjatanya. Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia. Jadi dengan membaca akan membuat kita semakin mudah dalam menulis. Maka bacalah lalu tuliskanlah. Maka coretan kita kan menjadi sejarah yang bermakna dan akan tetap dikenang dan abadi selamanya.

KESIMPULAN

1.Tulislah apapun yang kita sukai.

2.Tulislah apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami. 

3.Jangan takut tidak dibaca dan tidak diterima penerbit.

4.Tulis, tulis, dan tulislah terus. Suatu saat nanti pasti berguna bagi banyak orang dan penerbit Andi siap membantu dalam memasarkan buku yang kita tulis.

 

Mantap sekali materi malam ini, tak terasa moderator perdana kita sudah memandu dengan asyik sekali. Terimakasih Pak Agus atas ilmunya yang luar biasa dan Pak Rizki lulus 100% jadi moderator. Semoga Omjay lekas sembuh dan bisa berbagi lagi dengan kita semua. Amin.. 

 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S, Pd

#Day3NovAISEIWritingChallange

Kamis, 05 November 2020

WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)


Malam ini, pengalama  kedua saya menjadi moderator dengan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni. Kuliah ini masih dilaksanakan setiap pukul 19.00 WIB. Narasumber menggunakan voice note untuk meminimalisir peserta untuk copy paste seluruh materi secara utuh. Peserta diminta untuk belajar menulis secara mandiri.


Wah, kreatif sekali ide dari Pak  Joko ini. Jadi teringat masa lalu saat pertama membuat resume, saya menyalin tulisan narasumber secara utuh. Karena masih baru dan belum mengerti benar resume itu apa. 

Lama kelamaan saya memahami bahwa bukan hal tersebut yang diinginkan oleh Omjay. Tetapi, bagaimana kita bisa mengembangkan materi yang disampaikan oleh narasumber tersebut dengan pemahaman kita sendiri. Jadi malu nih pernah jadi plagiat. Itu dulu yah teman-teman, sekarang kita harus merubah kebiasaan buruk tersebut. Lanjut ke materi yu..

Malam ini adalah resume ke 13 di grup belajar menulis Omjay  gelombang ke 16. Jumlah peserta masih sama dengan gelombang sebelumnya yaitu 257 peserta. Pada malam ini saya ikut di kelas belajar menulis, bukan sebagai peserta lagi melainkan tampil sebagai moderator yang  mendampingi narasumber. 

Saya sudah lulus dan menjadi alumni kelas belajar menulis karena berhasil mengikuti kelas belajar menulis gratis ini sebanyak 20 pertemuan lebih. Jika para peserta sudah memiliki resume sebanyak 20 kali pertemuan, peserta boleh mengajukan diri untuk menerbitkan naskah buku. Setelah naskah buku terbit, maka secara otomatis peserta akan mendapatkan bonus sertifikat berilai 40 jam pertemuan. Mantap bukan?

Dua hari ini sangat disibukkan dengan monev bos yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, membuat saya harus berlari menyusul dua resume yang telah tertinggal. Malam ini saya fokuskan untuk melunasi hutang tersebut. Sebenarnya saya bukan peserta lagi tapi melatih membuat resume dengan baik adalah slah satu cara terbesar untuk melatih jemari saya saat mengetik keyboard. Semangat sekali membuat resume sampai-sampai ada yang bilang begini “Bu Aam  mau buat buku resume lagi? “ tanya seorang peserta kepada saya. Jujur ya, bisa dikatakan menulis resume sangat membuka pola pikir kita. Ditambah ilmu dari narasumber yang sangat luar biasa, maka sayang sekali kalau moment spesial itu terlewat begitu saja.

Jika kita menjadikan menulis sebagai kebutuhan, maka satu hari tak menulis maka terasa ada yang kurang. Ibarat kata sayur asam kurang garam. Begitulah saya menyikapinya. Terkait mau diterbitkan lagi atau tidak, tergantung takdir tulisannya. Suatu tulisan akan menemukan takdirnya sendiri dengan jalan yang tak disangka. Sama halnya seperti gaji guru honor kecil, namun selalu Allah lebihkan dari jalan yang lain. Misalnya dari jualan pulsa, make up, kuliner, dan lain-lain. Wah, kok jadi ngelantur gini ya kita lanjut lagi.



Pak Joko menjelaskan produk buku yang laku di pasar. Gambar di atas adalah Skema sirip ikan. Dijelaskan bahwa dua Kelompok besar yaitu

1. Buku teks adalah buku yang digunakan untuk proses KBM (BUPEL: Buku Pelajaran) dan buku PERTI (Perguruan Tinggi) misalnya buku eksak dan non eksak.

2.  Buku non teks adalah buku yang tidak selalu digunakan dalam pembelajaran KBM. Buku ini dibagi menjadi buku fiksi (novel, cerpen, puisi, dll) dan buku non fiksi (hobi, Komputer, umum populer, agama, anak, dll).

 

Dalam menulis buku, seorang penulis bisa memilih menulis sendiri atau menulis dengan keroyokan (antologi). Jika kita menulis buku solo maka keuntungan akan menjadi milik sendiri.  Akan tetapi jika kita menulis keroyokan maka honornya tentu akan dibagi jumlah orang yang terlibat dalam buku tersebut. Perlu kerja keras, ketekunan, dan terus berlatih untuk mengusulkan naskah dan lolos seleksi ke penerbit mayor. Salah satunya impian tadi sudah nampak di depan mata. Duet maut dengan Prof. Richardus Eko Indrajit, akhirnya mengantarkan saya tembus ke penerbit mayor.

 

Untuk penulis pemula seperti saya yang baru pertama kali menerbitkan buku di penerbit indie, hal itu menjadi pengalaman yang berharga. Buku solo yang berjudul Parenting 4.0 akan menemani rak-rak toko buku  besar seperti Gramedia, dan sebagainya.

 

Selain buku yang diterbitkan oleh seorang penulis dan beberapa penulis, di PT Andi juga terdapat buku yang diterbitkan dengan menggandeng beberapa lembaga sekaligus. Mengapa? Itu akan memudahkan pasar karena anggota lembaga pasti akan membeli buku tersebut. Sama halnya kerjasama PT Andi dengan grup menulis PGRI. Komunitas grup belajar menulis yang mencpai ribuan bahkan jutaan guru di seluruh Indonesa merupakan lahan terbesar untuk menerbitkan buku yang pastinya akan diburu oleh komunitas guru peserta belajar menulis.

 

Virus Corona telah berdampak pada semua sektor termasuk sektor penerbitan buku. Dengan masuk dan menjadi bagian suporter grup belajar menulis adalah salah satu cara terbaik untuk tetap eksis dalam dunia penerbitan. Banyak penerbit yang mengalami gulung tikar karena tak mampu lagi beroprasi karena kurangnya strategi pemasaran.

 

Kerjasama Penerbit Andi dengan kelas belajar  menulis PGRI telah melahirkan penulis-penulis pemula yang bukan sekedar hisapan jempol semata. Angkatan pertama di Program Ekoji Menulis buku satu minggu, telah melahirkan 9 orang penulis baru. Sedangkann di Program Ekoji September Ceria, telah melahirkan17 penulis baru dan salah satunya adalah saya sendiri.

 

PT Andi juga menerbitkan buku dengan kerjasama dengan beberapa kampus. Jika Anda Dosen maka boleh sekali bekerjasama untuk menerbitkan buku dengan penerbit Andi. Maka logo kampus dan penerbit PT Andi akan bersanding di cover bagian depan. Terbayang sekali nanti di cover buku saya ada lambang PGRI dan Penerbit Andi. Seru sekali.

 

PT Andi juga bekerjasama dengan dewan guru besar UGM yang ditulis 20 orang. Setiap penulis diberikan kewajiban menulis sebanyak satu bab. Sehingga disatukan menjadi satu buku. Ada seorang editor konten yang membagi tugas si penulis. Hal ini akan menarik. Karena akan memacu penulis untuk menyelesaikan naskah dengan target yang telah ditentukan. Naskah akan selesai lebih cepat apabila dilaksanakan secara bersama-sama.

 

Jika mengingat hal ini, mengingatkan saya pada proses penulisan buku antologi. Semua pesera diminta menuliskan 5halaman dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Kendala pengumpulan naskah pasti selalu terjadi. Karena peserta mayoritas adalah penulis pemula. Jadi butuh kesabaran yang ekstra, untuk menunggu naskah buku antologi. Kali ini saya berperan sebagai kurator yang menjadi penanggungjawab atas naskah buku antologi bersama Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau lebih akrab disapa bu Kanjeng.

WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)

Saat jadi seorang penulis, tujuan utamanya adalah bagaimana buku itu bisa diterbitkan. Sekarang kita mulai dari awal, publikasi bagi akademisi itu untuk apa?

1.     1.Orientasi pada provit/ royalti

2.     2.Nirlaba (tidak mencari untung)

3.     3.Branding/ promosi diri

4.     4.Memenuhi regulasi/ akreditasi

 

Mari kita renungkan kalimat berikut ini!

 

·        SAYA TIDAK INGIN MENULIS

·        SAYA TIDAK DAPAT MENULIS

·        SAYA INGIN MENULIS

·        BAGAIMANA CARA MENULIS?

·        SAYA AKAN MENCOBA

·        SAYA DAPAT MENULIS

·        YES, SAYA SUDAH MENERBITKAN BUKU

 

Coba jawablah, Anda ada di tangga kalimat yang mana?

 

Tentunya, kita sudah ada di kelas yang tepat. Grup menulis Omjay ini akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis handal yang dapat diperhitungkan. Setiap hari kita sudah melakukan tugas dan kewajiban membuat resume sampai pertemuan ke 14. Dengan 6 pertemuan dan 10 narasumber tambahan maka kelas akan berakhir. 

Hasil akhir dari perjuangan selaa ini, peserta harus bisa menghasilkan buku solo yang produktif. Buku itu bisa berupa kumpulan resume pertemuan 1-20 di kelas Omjay, atau boleh mengirimkan naskah buku yang lain. Tidak hanya itu, peserta juga diminta membuat buku antologi atau buku keroyokan. 

 

EKOSISTEM INDUSTRI BUKU

Setiap penerbit buku manapun pasti akan melirik buku yang memiliki nilai jual untuk bertahan hidup dan untuk menafkahi seluruh karyawan yang ada di dalamnya. Jika buku itu menarik dan memiliki nilai jual pasti penerbit akan melirik buku kita. Jadi kita harus tau buku yang sedang ramai di pasaran dan yang menjadi trending topik dilihat dari google trends atau google cendekia.  

 

Berikut 4 steak holder penerbitan buku yaitu

1.     1.Penerbit

2.     2.Penyalur

3.     3.Pembaca

4.     4.Penulis

 

Faktor penghambat industri penerbitan

1.  Minat baca di Indonesia masih jauh tertinggal dari pada negara lain. Budaya baca, kurangnya minat baca, dan kualitas baca kita harus ditingkatkan.

2.     Minat tulis berhubungan dengan budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis yang baik.

3.     Apresiasi hak cipta berhubungan dengan maraknya pembajakan berupa fotokopi dan ebook ilegal yang merugikan penulis.

 

PROSES PENGIRIMAN NASKAH BUKU KE PENERBIT

Jika ingin buku kita terbit, hal  yang dilakukan penulis adalah dengan  mengirimkan naskah ke penerbit untuk di nilai aPak ah buku tersebut layak jual atau tidak. Buku itu akan laku di pasaran atau tidak. Keputusan sepenuhnya dimiliki oleh penerbit. Kalau buku kita lolos seleksi maka penerbit biasanya meminta soft copy secara lengkap dan kemudian membuat perjanjian(MOU). Selanjutnya naskah akan masuk proses editing, setting, masuk percetakan lalu buku siap untuk dijual. Judul naskah penulis biasanya dimodifikasi oleh editor dan sebelum dicetak masiv, penerbit mengirimkan  soft copy untuk diperiksa oleh penulis. Takut ada kekeliruan penulisan. Setelah dikoreksi oleh penulis maka langkah selanjutnya diproduksi sesuai jumlah pemasaran. Penulis akan mendapat 6 eksemplar dengan royalti 10% setiap 6 bulan sekali atau selama satu semester.

 

Apa yang penulis peroleh saat bukunya sudah terbit?

1.     1.Kepuasan/ kebanggan tersendiri

2.    2.  Reputasi

3.    3.  Karir

4.    4.  Uang/ royalti

 

Ciri-ciri penerbit yang baik adalah penerbit yang jujur dalam menyampaikan jumlah produksi dan jumlah royalti yang harus diterima oleh penulis. Carilah penerbit yang bisa dipercaya seperti Penerbit Andi yang keren yang sudah mensuport kegiatan belajar menulis Omjay ini.

 

Sistem penilaian di penerbitan

1.   1.  Editorial bobot 10%

2.   2.  Peluang Potensi bobot  pasar 50%

3.   3. Keilmuan  bobot 30%

4.   4. Reputasi bobot 10%

 

Buatlah buku dengan tema populer, dan penulis yang populer. Untuk penulis pemula buatlah tema populer meskipun penulis tidak populer. Buatlah buku yang tidak usang dimakan waktu seperti buku-buku pelajaran seperti TIK, Matematika, Fisika, atau yang lainnya. Jumlah cetakan (OPLAH) untuk buku tersebut akan dicetak lebih banyak. Karena sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah sebagai media pembelajaran (market sempit dan lifecycle panjang). Jika penulis sudah meninggal maka royalti buku akan diwariskan ke anak cucu kita. Wah, mantap sekali bukan?

 

GAYA SELINGKUNG

Gaya selingkung adalah gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang harus diterapkan secara konsisten untuk setiap terbitan. Penerbit mengharapkan seorang penulis yang idealis (penulis yang tidak butuh uang) dan penulis industrialis (penulis yang berloyalti besar tapi tidak mengabaikan mutu dan tetap menjadi produktif). Buku yang  tidak digunakan secara pasti disebut buku populer. Sedangkan buku yang digunakan secara pasti disebut buku teks atau buku ajar. Buku elektronik atau ebook akan menggantikan buku fisik. Bahkan nanti akan ada animasi, video, bahkan buku 3 dimensi.

 

Di akhir materi Pak  Joko memberilkan sebuah kutipan dari Imam Ghazali“ BILA KAU BUKAN ANAK RAJA DAN JUGA BUKAN ANAK ULAMA MAKA MENULISLAH SUPAYA HIDUP LEBIH MULIA UNTUK SESAMA”.


Lanjut kalimat di gambar kedua, “KATAKAN PADA DILAN, YANG BERAT ITU BUKAN RASA RINDU, TAPI MENULIS BUKU. BIARLAH AKU SAJA YANG MENANGGUNGNYA”.

 

KESIMPULAN

  • Buatlah buku yang memiliki nilai jual
  • Coba kirimkan naskah buku ke penerbit
  • Level materi dan lebar pasar harus diperhatikan
  • Penulis harus mengikuti aturan penerbit dengan gaya selingkung
  • Jadilah penulis idealis dan industrialis
  • Teruslah menulis jangan menyerah sampai buku kita terbit

 Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.


#Day2NovAISEIWritingChallange

Rabu, 04 November 2020

THE MAGIC OF THINKING BIG

 


The Magic of Thinking Big (Berpikir dan Berjiwa Besar) adalah buah karya seorang penulis terkenal dan best seller di Amerika yang bernama David Joseph Schwartz, Ph.D. yang bukunya sudah terjual hampir 6juta exsemplar. Hebat bukan? Wah jadi mimpi nih jika karya kita bisa terjual begitu banyaknya. Tapi untuk penulis pemula sperti saya, jual 62 exemplar sudah bangga luar biasa. Hehehe.

Awal kisah saya menemukan penulis motivasi hebat ini sebenarnya dari Pak Budi Idris.  Beliau adalah seorang anggota grup buku antologi menulis bersama bu Kanjeng. Naskahnya sangat bagus dan sangat memotivasi. Saya jadi semakin semangat setelah dipercaya menjadi kurator teman-teman grup menulis Omjay untuk mendokumentasikan tulisan peserta bersama bu Kanjeng. 


Setelah membaca naskah Pak Budi Idris, saya langsung membuka gawai dan mencari informasi terkait penulis buku fenomenal satu ini. Ternyata riset membuktikan bahwa David J. Schwartz ini adalah seorang profesor di Georgia State University dan dianggap sebagai otoritas Amerika terkemuka di bidang motivasi. Di dalam buku ini berisi tentang langkah-langkah bagaimana mencapai apa yang diinginkan dengan mengubah pola pikir yang negatif dan membuat keputusan yang lebih baik untuk masa depan. 


Meskipun penulis kelahiran 6  Desember 1927 ini telah meninggal pada usia 60 tahun, karyanya tetap dicetak ulang dan masih dapat dinikmati sampai sekarang. Begitulah asyiknya menulis buku. Mungkin saat kita tiada, anak cucu akan mewarisi tulisan kita. Bahkan sampai kita sudah di surga, anak cicit kita akan mendapatkan royaltinya. Sungguh investasi yang sangat berharga untuk kita semua.


Bahagia sekali bila menemukan hal-hal baru kemudian saya tulis dalam blog. Misalnya saat saya membaca tulisan Pak Budi, saya tuangkan lagi dalam blog. Sore tadi juga ada kabar bahwa buku saya yang berjudul Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat, sudah mendarat dengan selamat ke rumah Omjay, dan Kang Mul Jozz. Semoga buku-buku saya yang  masih antri di jalan, akan mendarat pula dengan selamat. 

Ayo kita tulis ide yang berserak di sekitar kita dengan menuliskannya ke dalam blog. Itu akan mengasah keterampilan kita untuk produktif menulis.  Jadi, tetap semangat menulis ya.  Menulislah, maka engkau ada. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Biarkan tulisanmu menemukan takdirnya. Salam literasi.


Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day1NovAISEIWritingChallange

Minggu, 01 November 2020

MABOK ARKAS


 

Malam ini kepala serasa ngebul. Ibarat mobil yang mogok dan berasap karena tenaga  dan pikiran yang terlalu di porsir. ARKAS sedang error, data hilang semua. Alhasil berkali kali menelpon operator dinas untuk membantu memecahkan masalahku.



Sudah satu minggu ini menunggu kabar dari Pak Yatna. Dengan sabar Pak Yatna membantu masalahku dari membackup data sampai instal ulang Aplikasi ARKAS. Aplikasi  ini sangat buming akhir-akhir ini. Semua sekolah sedang sibuk menyiapkan monev BOS yang tinggal menghitung hari.


Aplikasi Arkas adalah Aplikasi Rencana  Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang menginput program dan kegiatan sekolah dan bersumber dari dana BOS. Aplikasi  ini dibuat sebagai acuan kegiatan sekolah selama satu tahun ke depan. Semoga monev besok berjalan lancar ya Allah. Aminn


#Day26AISEIWritingChallange

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...