Kamis, 17 Desember 2020

TANTANGAN NARSUM DADAKAN




Rabu, 16 Desember 2020 pukul 19.30 adalah malam yang tak terlupakan. Bagaimana tidak, semalam saya harus menggantikan narasumber yang tidak dapat hadir. Seharusnya malam ini diisi oleh Bapak Agus Sampurno. 



Namun, beliau ada rapat mendadak dan spontan Omjay menunjuk saya untuk menggantikan Pak Agus. 

Awalnya saya merasa ragu, merasa tidak yakin karena merasa ilmu saya masih sedikit. Namun, saya tidak dapat menolak permintaan Omjay dan tidak ingin mengecewakan semua peserta gelombang menulis. 

Sedikit modal pengalaman menjadi moderator, akhirnya saya memberanikan diri untuk menjadi narasumber dadakan untuk pertama kalinya. Tanpa persiapan saya akhirnya mulai menceritakan kisah saya saat menjadi peserta, moderator, sekaligus penulis buku. Cerita pun dimulai. 

Saat itu, saya pertama kali ikut kelas menulis diajak teman kepala sekolah. Beliau adalah Ibu Sulistijowati, S.Pd. Kepsek SDN 1 Bintangsari Cipanas.

Saat di gelombang 8, saya terpaku dengan Pak Bambang Purwanto yang saat itu bertugas sebagai moderator sekaligus ketua kelas yang selalu menyiapkan link daftar hadir.

Namun sayang saat di gelombang 8, saya tidak fokus dan tertinggal banyak materi. Dulu kalau tidak salah, kuliah dimulai sore hari dengan jadwal pertemuan hari Senin sampai Jumat.

Terbayang kan? Saya ditinggalkan Bu Nora, Pak Bambang, Mayor Nani dan teman-teman yang lainnya

Saya kemudian mengulang kelas di gelombang 12. Saat itu moderator yang bertugas adalah ibu Fatimah dari Aceh. Beliau selalu mengingatkan peserta untuk Disiplin, Jujur, Tulus, Ikhlas dan Sabar (DJTIS)

Saya sangat mengagumi Ibu Fatimah. Beliau sangat hebat dalam memandu kuliah ini. Saat itu karena saya ada di dua gelombang, secara sadar saya meneruskan materi di gelombang 12 ke gelombang 8. Tanpa disuruh.Begitulah, awal mulanya saya meneruskan materi hingga sampai saat ini.

Saat saya menjadi peserta gelombang 12, semangat saya makin berapi-api. Saat pertemuan ke 5, narasumber saat itu adalah Dra. Sri Sugiastuti atau lebih akrab disapa Bu Kanjeng. Sebelum sesi materi berakhir, beliau menawarkan semua peserta untuk bergabung membuat buku antologi. Lebih keren disebut buku keroyokan. Karena pesertanya banyak. Hehee

Buku antologi pertama, yang melanjutkan langkah kecil untuk meraih hal besar. Mengapa? Karena seorang penulis hebat, berawal dari penulis pemula.

Sesuatu yang kecil akan menjadi besar, jika kita terus melakoninya dengan ikhlas, dan niat yang lurus.Itulah awal kisah menulis saya di gelombang 12.







Ini adalah antologi pertama saya. Karena disusun berdasarkan alfabetis, qodratullah nama saya ada di urutan pertama. 




Buku ini adalah hasil pelatihan kumpulan resume saat menjadi peserta gelombang 12. Alhamdulillah, sudah 3 kali cetak dan habis 82 eksemplar. 18 lagi genap 100 nih.



Saya ngefans sama Cikgu Tere sampai barter buku dengan beliau🤭🤭🤭.






Ini murid-murid saya. Cantik kan??? Hehehe.





Ini antologi kedua saya, bersama Pak Mukminin(Cak Inin). Buku antologi peserta gelombang 8. Agak lambat, namun jadi juga🤭🤭🤭.




Buku antologi yang ke 3 dan untuk pertama kali saya jadi Kurator. Buku ini di bawah bimbingan Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

Pengalaman menjadi kurator sungguh sangat berkesan. Kami bisa menjadi dekat satu sama lain. Perlu komunikasi yang baik dengan semua peserta agar naskah buku cepat terkumpul dan siap diterbitkan. 



Buku Parenting 4.0 Mengenal Pribadi dan Potensi Anak Generasi  Multiple Intelligence adalah buku duet saya dengan Prof. Richardus Eko Indrajit yang saat ini tembus ke Penerbit Mayor PT Andi dan saat ini sedang antri cetak.

Saat saya sukses dialumni gelombang 12, saya dimasukkan oleh Omjay ke grup TIM OMJAY. Saya bertugas menjadi moderator yang bertugas memandu acara dan meneruskan materi ke gelombang lain.

Dari gelombang 12-16, saya masih bertahan membantu Omjay menjadi moderator. Sampai suatu malam ibu Hati memberikan apresisasi kepada saya untuk membuat buku tentang moderator tanpa membayar sepeser pun. Ibu Hati dari Penerbit Tata Akbar.


Saya jadi ingat kalimat ini, jika kamu berbuat baik, maka kebaikan akan kembali kepadamu. Seperti tulisan saya di blog.  


Ada yang bertanya kepada saya, bu Aam dibayar berapa jadi moderator? Saya menjawab, saya mencari pengalaman, bukan cari bayaran. Sejak saat itu, tawaran jadi moderator silih berdatangan.

 



Ibu Kanjeng dari Penerbit Oase Pustaka memberikan apresiasi kepada saya, sungguh kesempatan yang luar biasa.





Buku solo kedua saya, yang akan saya terbitkan di Penerbit Oase Pustaka. Cukup sekian pemaparan dari saya. Semoga para peserta semakin termotivasi untuk  terus menulis. 

P1

Selamat malam, Bu Aam memang kerenn banget. Sebagai moderator dan penulis andal. Ini merupakan pengalaman pertama saya ikut kuliah via WA. Saya pernah jd narsum dan moderator via zoom. Menurut saya, tentu tantangan via WA lebih berat daripada zoom karena hanya mengandalkan tulisan atau suara. Bagaimana cara mengatasinya ? Terima kasih. Min Hermina, Cikampek. 

Terima kasih atas pertanyaan Bunda Min Hermina. Beliau salah satu peserta aktif, yang selalu mengirimkan pertanyaan kepada saya. Salutt👏👏👏

Menurut saya, moderator online via WA malah lebih enak bunda. Kita tidak harus selalu stand by di depan laptop. Bisa sambil tiduran dan bisa sambil jualan. Karena satiap malam saya jadi moderator sambil jaga toko. Hehehehe.

Bagaimana cara mengatasinya? Untuk moderator online yang hanya via WA, kita harus ada persiapan terlebih dahulu.




Semoga puas atas jawabannya ya bunda Min😁😁

P2

Sebagai moderator suka kesulitan kalau pesertanya pasif (seperti saya) bagaimana cara mengatasinya? Yuningsih Bekasi.

Nah, ini tantangan dari moderator via WA grup. Biasanya, kalau narasumbernya kurang menarik, pertanyaan yang masuk akan sedikit. Namun, sebagai moderator kita harus bisa mengatasi masalah itu.

Misalnya dengan cara mengajukan pertanyaan kepada narasumber untuk mengulur waktu atau kita bisa minta narasumber untuk membagikan link youtube atau PPT. 

Pokoknya bagaimana kita bisa mengkondisikan kelas supaya tidak boring, merupakan tantangan tersendiri.

Moderator juga harus bekerja sama dengan narasumber untuk menghidupkan kelas. Terima kasih Bunda Yuningsih. Terima kasih sudah order buku saya. 🙏🙏


P3

Sriwati SMP N 1 CIPANAS LEBAK. Terima kasih pemaparannya Omet. Sangat luar biasa motivasinya dan, terimakasi berkat Omet saya udah bikin 3 antologi buku yaitu 2 fiksi(puisi), 1 Nonfiksi bersama Bu Kanjeng. Pertanyaan saya Omet, bagaimana dapat membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dan menulis. Terima kasih. Salam literasi.

Terima kasih Ometku. Bu Sri ini teman MGMP Bahasa Indonesia. Sudah dekat sekali sampai-sampai sapaannya Omet. Heheehe.

Trik membagi waktu antara kesibukan pekerjaan dan menulis adalah buat skala prioritas. Mana yang urgent, kita dahulukan. Atau bisa dengan menulis catatan kecil yang disimpan di sandal jepit. Saat kita akan pakai sendal jepit tersebut, kita pasti  akan ingat tugas kita, dan tidak akan lupa jadwal kita. Cara terakhir buat pengingat di hape dan di tembok. Karena saya pelupa, saya tulis agenda saya setiap hari. Karena tidak mudah sebagai kepala sekolah, guru, ibu rumah tangga, penulis, untuk bisa membagi waktu hingga semua tugas  bisa dikerjakan dengan tepat waktu.

Tiga pertanyaan yang luar biasa. Terima kasih ya🙏🙏.

Izinkan saya berbagi tips menulis.
  • Jika Anda penulis pemula, tulislah hal-hal yang ringan dulu. Misalnya dengan menulis 3 alinea, pembuka, isi, dan penutup.Tips ini saya dapat dari Omjay. Tips yang saya pakai hingga saat ini.
  • Amatilah di sekitar Anda. Jika Anda lihat somay, buatlah blog tentang somay. Jika Anda melihat kucing, buatlah blog tentang kucing.
  • Begitu banyak hal yang bisa kita tulis, dan begitu banyak moment yang terlewat begitu saja.
  • Menulis itu mudah. Yang sulit adalah memulai. Jangan jadikan beban saat kita menulis. Banyaklah membaca agar menambah pembendaharaan kosa kata kita.
  • Lapar membaca, akan membuatmu semakin gemuk menulis. 
  • Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, guru mulia karena karya.
  • Tak ada gading, yang tak retak. Sempurna hanya milik Allah.
Semoga dengan menulis antologi, dapat menjadi langkah Anda untuk menjadi penulis hebat di masa depan. Tetaplah rendah hati ya. Jadilah gelas kosong yang mau belajar dengan siapa saja.

Saya sebagai narasumber dan sekaligus moderator, hanya ingin berbagi. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan baik kata maupun bahasa. Tetap semangat ya buat peserta yang sedang membukukan naskahnya. 

Salam blogger inspiratif. 
Aam Nurhasanah, S.Pd. 
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS.


#Day16DecAISEIWritingChallange








Selasa, 15 Desember 2020

GURU MULIA KARENA KARYA


 

Memiliki sebuah buku sendiri adalah kepuasan tersendiri. Buku solo ini saya buat dari hasil pelatihan kelas belajar menulis Omjay yang dibentuk sejak bulan Januari 2020. 

Saya sangat terharu saat teman membeli buku dan meminta tanda tangan juga pesan. Dengan hati yang berbunga saya tuliskan pesan "Jangan nambah istri ya, nambah anak saja." 

Sebagai seorang istri, menjadi satu-satunya bidadari adalah suatu kebanggaan tersendiri. Ingin sampai kakek nenek  bersama sampai akhir hayat tentu menjadi impian setiap wanita. 

Sayangilah anak dan istrimu, maka Allah akan sayang kepadamu. Jangan sakiti hatinya, jagalah ia segenap jiwa. Jika istrimu salah, maka nasihatilah. Jika istrimu sakit, rawatlah. Begitu pentingnya seorang istri dalam sebuah rumah tangga. 

Tak hanya itu, suami juga sangat berperan. Luangkan waktu untuk keluarga. Jangan asyik bekerja sampai lupa ada anak yang harus diperhatikan. Satu hari dalam seminggu, sudah tentu membuat anak dan istrimu bahagia. Tidak perlu mewah, ikut ngadem di alfamart atau indomart, atau sekadar jalan-jalan itu juga sangat bermakna. 

Untuk itu, kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah jika seseorang menghargai karya kita dan selalu menyemangati kita. Terima kasih untuk teman-teman yang selalu memotivasi diri untuk terus mengupgrade diri untuk naik kelas. 

Sebagai penulis pemula, saya akan terus berkarya. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Guru mulia karena karya. 

Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

#Day14DecAISEIWritingChallange

Minggu, 13 Desember 2020

What goes around, comes around


Saat saya membuka WA Grup Belajar Menulis Omjay, saya mendapatkan sebuah video storry talling yang cukup menggugah hati. Video ini berdurasi 07.32 detik. 

https://youtu.be/TDdURoiEpC0


Isi videonya bercerita tentang seorang pria tunawisma yang meminta uang dengan menggunakan bekas cup minuman sebagai wadah untuk menyimpan uang. Ia menuliskan "Please Help" di kardus dengan tinta hitam.

Pria tunawisma ini tidak punya rumah dan tempat tinggal. Ia menjadi pengemis untuk menyambung hidupnya. Ia tak memiliki keterampilan dan jalan terbaik untuknya adalah mengemis. Menurutnya mungkin dengan mengemis adalah jalan singkat untuk mendapatkan uang untuk makan. 

Berapa kali ia sodorkan cup gelas untuk meminta uang receh dari orang-orang yang melintasnya. Tapi orang-orang serba sibuk dengan kegiatannya masing-masing. 

Pria tua ini tetap berusaha untuk meminta uang, tapi tetap ditolak dengan kepisan tangan orang yang lalu lalang. Kerap ia bersedih karena orang-orang hanya sibuk dan tak memedulikannya. Namun, terkadang ia tersenyum saat orang-orang memberikan uang recehan yang menurutnya berharga karena bisa membeli makan secukupnya. 

Tiba-tiba datanglah seorang wanita menghampiri Pria tunawisma ini. Ia lalu memberikan uang 20 dollar AS kepadanya. Kalau di Indonesia, 20 dollar AS setara dengan 283.129 rupiah. Cukuplah makan untuk satu minggu. 


Begitu takjub si pengemis lalu bertanyalah kepada wanita itu. 

"Mengapa kau memberikanku uang sebanyak ini? tanya si pengemis. 
Sebelum saya menjawab, saya ingin bertanya, "siapa namamu dan mengapa Anda mengemis?"

Si Tunawisma tersebut lalu berkata,
"Nama saya adalah Billy. Saya mengemis untuk mencari makan. Saya tidak punya rumah. Saya ingin mempunyai rumah tinggal dan makan yang enak. Namun saya tidak punya pilihan lain. Hanya mengemislah yang bisa saya lakukan," timpalnya.  

"What goes around, comes around artinya suatu konsekuensi yang akan kita terima akibat dari perbuatan kita sendiri," timpal wanita itu.

Sebelum wanita itu hendak pergi, pria tunawisma ini memanggilnya sebentar. "Tunggu, siapa namamu?" Dimana kau bekerja? 
"Nama saya adalah Sarah. Saya bekerja tidak jauh dari sini."
"Terima kasih, Sarah." Ucap Billy kepadanya.
 
Setelah Sarah pergi, Billy segera mengambil uang yang Sarah berikan. Tak sengaja, Billy menemukan sebuah cincin yang terjatuh di Cup tempat meminta uang. 

Ia lalu teringat wajah Sarah, yang terakhir memberikan uang sebanyak 20 dollar. Namun, rasa penasaran menghampirinya. Ia lalu membawa cincin tersebut ke toko perhiasan. Ia bertanya berapakah harga dari cincin tersebut. 

Pemilik toko lalu mengecek keaslian permata dari cincin itu. Takjub sekali ternyata cincinnya memiliki harga jual yang tinggi. Si pemilik toko menghargai sebesar 4.000 dollar AS atau sekitar 50.265.800 rupiah. 

Bagaimana, apa kau mau menjualnya? Tiba-tiba Billy lalu teringat ucapan Sarah "What goes around, comes around." Sebuah kalimat yang menyadarkan Billy untuk tidak berbuat jahat. "Mohon maaf, cincin ini bukan milik saya. Saya tidak akan menjualnya," ucap Billy. 

Billy segera keluar dari toko perhiasan dan segera mencari Sarah. Sudah beberapa kantor di sisi jalan yang ia hampiri, namun tidak ada Sarah di dalamnya. Billy tidak menyerah. Billy ingin memberikan cincin itu kepada Sarah, karena mungkin cincin itu sangat berharga bagi Sarah. 

Tibalah Billy di sebuah kantor yang paling ujung. Bertanyalah ia kepada seorang wanita cantik, apakah ada pekerja bernama sarah. Lalu ia berkata, ya. Tentu saja ada. Sarah, ada yang memanggilmu. Sarah pun muncul di balik meja kantor. 

"Billy, ada apa kau ke tempat kerjaku?" Billy lalu mengeluarkan cincin dari sakunya. "Saya  mau mengantarkan cincin ini. Saya rasa, ini adalah cincinmu yang terjatuh saat kau memberikan uang kepadaku," timpal Billy. 

Wajah Sarah, sangat terkejut dan sangat kegirangan. Ia sudah mencari kemana-mana namun ia tak menemukannya. Cincin itu adalah cincin pernikahan Sarah yang sangat berharga. Betul sekali pemikiran Billy bahwa Sarah pasti mencari cincin tersebut.

"Mengapa kau mengembalikannya kepadaku? Cincin ini sangat mahal, mengapa kau tak menjualnya? Malah kau mengembalikannya padaku?" tanya Sarah penasaran. 

"Seorang wanita pernah bilang kepadaku bahwa "What goes around, comes around." Billy lalu pamit dan beranjak meninggalkan kantor Sarah. 

Sarah sangat terharu dengan tindakan Billy. Ternyata Billy orang yang sangat jujur. Betapa kejujuran itu, sangat sulit didapatkan di era milenial seperti sekarang. 

Sarah, menulis kisah Billy dan mempostingnya di medsos. Ternyata kisah Billy dimonetisasi dan banyak yang mendownload artikelnya. Masuklah uang ke rekening Sarah, dengan jumlah yang fantastik. 

Tak lama setelah uang yang di dapatkan cukup banyak, datanglah ia menemui Billy dengan membawa tas yang berisi uang puluhan juta. 

"Billy, ini ada kejutan untukmu." Sarah memberikan sebuah tas yang isinya adalah uang hasil monetisasi. 

"Uang siapa ini?" tanya Billy dengan rasa heran. 

"Saya menuliskan kisahmu, dan ternyata banyak yang mendownloadnya. Uang ini adalah milikmu. Dengan uang ini, kamu bisa membeli rumah sebagai tempat tinggal, dan kamu bisa makan dengan layak," ucap Sarah. 
"Terima kasih banyak," timpal Billy kepada Sarah. 

Kisah ini sangat menginspirasi. Saat Sarah yang membantu Billy, dengan memberi uang 20 dollar. Saat Billy mengembalikan cincin Sarah. Saat Sarah menuliskan kisah Billy yang akhirnya menghasilkan uang jutaan rupiah dan Sarah memberikan uang hasil dari kisah Billy. 

Begitu kuatnya sebuah kalimat "What goes around, comes around" telah merubah keajaiban besar dalam hidup Billy dan Sarah yang mendapatkan uang dari kisah Billy. Begitu kuatnya rasa tolong menolong antar sesama manusia. 

Terkadang kita lupa, saat orang membutuhkan pertolongan kita, kita malah tidak membantunya. Kita malah menertawainya. 

Kisah ini telah mengajarkan kepada kita, bahwa begitu pentingnya menolong satu sama lain. Jika kita berbuat baik, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita. 

Saya jadi ingat kelas menulis Omjay. Saya adalah salah satu relawan yang berada di Tim Omjay untuk memandu kelas belajar menulis. Saya bertugas sebagai moderator. Pak Brian bertugas membuat flyer, dan link pengumpulan resume Omjay. Ada juga bu Fatimah, bu Kanjeng dan Ombams yang siap membantu Omjay. Begitulah kami berada di samping Omjay untuk mensukseskan setiap acara yang berlangsung.

Saya yang berada di Tim Omjay ini, tidak ada yang dibayar sama sekali. Kami melakukan tugas dengan niat ikhlas untuk saling berbagi dan tidak mengharap materi. Saat ini saya hanya bisa menyumbang tenaga. Beda halnya dengan Omjay yang telah membuat kelas menulis dari gelombang 1-17 dengan gratis dan tanpa bayaran sama sekali. Oleh karena itu, jika Omjay membuat buku, pasti bukunya selalu diburu. 


Saya jadi mengerti kalimat inspirasi satu ini "What goes around, comes around." Apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai. Semoga kita semua akan menjadi manusia yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Amin. 

Salam blogger inspiratif.
Aam Nurhasanah, S.Pd. 
SMPS MATHLA'UL HIDAYAH CIPANAS


#Day12DecAISEIWritingChallange





 


Kamis, 10 Desember 2020

JAMILAH#KAMIS MENULIS 3




Seketika asa menyelimuti kalbu. Jamilah terpaku memandang foto kekasihnya yang jauh di sana. Sudah satu tahun ini, Arif belum sempat mengunjungi Jamilah. Namun, keduanya memiliki janji untuk saling menyempatkan waktu di hari jadi mereka.

Bip.. Bip.. Bunyi notifikasi Whatsapp membuyarkan lamunan Jamilah. 

" Angin, titip rindu pada kekasihku. Rindu itu berat. Biar aku saja yang menanggungnya."

Kalimat ini mengingatkan Jamilah pada salah satu movie "Dilan dan Milea 1991." Kalimat yang menggugah dan menyejukkan kalbu. Kalimat yang sangat mendamaikan hati Jamilah yang saat ini sangat terusik karena kehadiran Rian. 

Jamilah seketika membalas WA kekasihnya. 
"Angin, katakan kepadanya kalau hati ini sangat ingin berjumpa."

Cukup lama ia menunggu balasan dari Arif,
ia terpaku menatap gawai kesayangannya. 
"Minggu depan, aku akan membawa orangtuaku untuk menemui kedua orangtuamu, untuk mendapatkan restu dan izin untuk meminangmu tepat di hari jadi kita," timpal Arif. 

Sontak hati Jamilah loncat kegirangan. Seakan bunga yang sedang merebak dan menyemburkan wanginya ke segala penjuru. 

"Syukur, alhamdulillah. Semoga Allah memudahkan langkah kita menuju pelaminan. Amin."

Percakapan pun berakhir ditemani riuhnya gemercik air hujan yang turun pada malam itu. Tak terasa air mata mengalir di pipi. Jamilah sangat tersentuh. Sudah 5 tahun mereka memadu kasih.  Keduanya saling memupuk kepercayaan satu sama lain. Jarak dan waktu seakan tak menjadi jurang pemisah antara cinta mereka.


Bersambung***







Selasa, 08 Desember 2020

KISAH GURU INSPIRATIF 3T




Narasumber tadi malam adalah Khamdan Muhaimin, S.Pd, Gr. Bertugas di SMPN 5 Sambi Rampas, Kab. Manggarai Timur, Provinsi NTT. Ada sekitar 85 peserta didik dan 13 guru yang mengabdi di sana. Tahun  2013-2014 ikut PPG di Unnes (Universitas Semarang). Pak Khamdan juga seorang founder rumah belajar Garis Inspirasi. Rumah belajar ini dibentuk sejak 2006 sampai sekarang. 



Pak Khamdan lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, 16 Juni 1987, lalu mengikuti Tes PPG dan akhirnya merantau ke daerah 3T. Istrinya pun dibawa ke sana dan basicnya seorang guru SMA. 

Saat bertugas di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) pasti memiliki tantangan tersendiri. Tidak adanya listrik, susahnya air, dan mata pencaharian orangtua siswa adalah berkebun yang panen selama satu tahun sekali.


Sebagai guru daerah terpencil, pasti akan ada tawaran hanya kita harus siap dengan segala tantangannya. Salah satu tantangan guru daerah terpencil adalah sulitnya air. Pak Khamdan lalu berusaha memutar otak dan keringat untuk bisa membuat bak penampungan air bersih. Dengan donasi dari teman-teman di Jawa dan gotongroyong dengan masyarakat, akhirnya 2 bak penampungan air bersih bisa terwujud. Ini hal luar biasa dan bukti nyata bahwa tidak mudah mengabdi di daerah terpencil. 








Tantangan berikutnya yaitu tidak adanya listrik. Untuk mengecas laptop atau barang-barang elektronik harus menggunakan genset yang ada di sekolah. Menggunakan genset sebenarnya tidak begitu baik karena dapat dengan mudah merusak barang-barang elektronik. Sudah dua kali laptop Pak Khamdan jebol karena terlalu tingginya daya genset yang masuk. Saya mendapat info ini karena chat japri dengan beliau. 

Tak hanya itu, saat mengikuti lomba guru inspiratif, Pak Khamdan harus bolak balik ke kota untuk mengetik naskah lomba. Jarak menuju kota, menempuh waktu selama 4 jam perjalanan. Kalau ingin jajan bakso, kata beliau harus ke kota dulu. Kalau di tempat Aam sih, ingin baso ya tinggal nyebrang ke depan rumah. Kalau Pak Khamdan harus susah payah menempuh perjalanan jauh hanya demi sinyal dan semangkuk bakso.



Pak Khamdan bertugas 2012 di Ende selama satu tahun dan sejak 2015 mengabdi di Flores sampai sekarang. Awal menulis yaitu  tahun 2016. Menulis tentang berbagai  tantangan dan solusi menjadi pendidik di daerah 3T.  Pertama kali menulis langsung membawa Pak Khamdan menjadi finalis (10) besar kegiatan Simposium GTK 2016 di Jakarta yang diselenggarakan oleh Kemdikbud RI.



Pak Khamdan menulis karen ingin Pendidikan di daerah khusus atau daerah terpencil yang masih serba kekurangan dari berbagai akses dapat diperhatikan oleh pemerintah. Ia berharap dengan menulis tentang perjalanan atau tantangan bertugas di daerah 3T dapat memotivasi para guru-guru yang berjuang di garis depan daerah terpencil supaya para pendidik semangat  berinovasi dan  menginspirasi di walaupun di daerah terpencil.


Prestasi terakhir kemarin di nobatkan menjadi Guru SMP Inspiratif Tingkat Nasional 2020 yang diselenggarakkan oleh Dirjen GTK Kemdikbud di Hotel Serpong, Tangsel. 

Sungguh sangat menginspirasi kisah Pak Khamdan yang mengabdi di daerah 3T. Sungguh luar biasa perjuangan beliau. Semoga makin memotivasi dan menginspirasi semua peserta gelombang menulis Omjay untuk tetap semangat mengabdi pada bumi pertiwi. 

Terima kasih atas ilmunya yang luar biasa Pak Khamdan. Semoga dengan berbagi, menjadi ladang pahala untuk bapak, dan bermanfaat bagi pembaca. Terus berbakti membangun negeri. Salam literasi. 


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd

SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

 #Day10DecAISEIWritingChallange

Membukukan Karya Ilmiah#Selasa Berbagi




Siang ini saya, Aam Nurhasanah, S.Pd. dari Lebak Banten bertugas menjadi moderator untuk memandu jalannya diskusi.  Salah satu program komunitas Lagerunal adalah Lagerunal#Selasa Berbagi. Siang ini kita akan berbagi dengan narasumber hebat yaitu Ibu Noralia Purwa Yunita, M.Pd. dari Semarang.

Saya mengenal beliau saat satu kelas dulu di kelas belajar menulis Omjay gelombang 8. Beliau adalah seorang penulis yang bukunya tembus ke penerbit mayor PT Andi dalam tantangan  program  menulis satu minggu bersama Prof. Ekoji

Beliau juga yang menjadi editor, saat kami membuat buku antologi "KISAH INSPIRATIF SANG GURU." Sangat bangga bisa mengenal narasumber hebat dan bisa belajar bersama-sama. Berikut adalah materi yang dibahas oleh bu Noralia. 

Manfaat yang dapat diambil dari membukukan karya ilmiah kita :

1. Lebih terdokumentasi dengan rapi

2. Menambah nilai PAK

3. Bermanfaat untuk orang lain

4. Nama kita terpampang di perpustakaan nasional

5. Material

Tips membukukan karya ilmiah antara lain:

1. Dalam mengubah PTK  menjadi buku, penting sekali memperbanyak isi materi variabel bebasnya. Kita dapat menentukan perluasan materi tersebut berdasarkan kata kunci judul buku kita. Dengan kata lain, PTK yang diubah menjadi buku berarti lebih memperluas isi bacaannya  berdasarkan sumber yang relevan. Misalkan  judul implementasi *Media  stereofoam  pembelajaran  Organisasi kehidupan untuk meningkatkan kreativitas*, maka yang harus dikembangkan adalah  tentang Media (Pengertian, manfaat, jenis),  Pembelajaran (materi tentang  belajar mengajar),  Kreativitas (diberi pengertian dan lainnya). Hal ini berlaku pula untuk karya ilmiah lainnya

Biasanya untuk menulis buku, patokan kita selalu menggunakan 2W+ 1H. Yaitu what, why dan how

Untuk bab awal buku, alangkah baiknya jika menjawab apa dan mengapa

Pada format karya ilmiah biasanya 

BAB 1 adalah pendahuluan yang berisi Latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batas masalah

BAB 2 berisi tinjauan pustaka

Jika diubah dalam bentuk BUKU menjadi BAB 1 latar belakang dan manfaat, BAB 2 menjelaskan mengenai variabel bebas, misalkan pengertian media, macam media, manfaat media, pembelajaran yang aktif kreatif dsb. BAB 2 di buku disesuaikan dengan tinjauan pustaka pada karya ilmiah

Lalu untuk menjawab HOW, dapat diambil dari BAB 3 karya ilmiah yang biasanya berisi metode penelitian. Namun, jangan disertakan statistikanya. Cukup dimasukkan desain atau tahapan penelitian saja. 

Selain itu dapat dijawab pula dengan hasil penelitian yang dijabarkan menjadi sebuah narasi yang lain dibandingkan karya ilmiah serta hasil penerapan nya ketika diimplementasikan dalam sebuah pembelajaran

HOW juga menjawab keterbatasan atau kelemahan dan kelebihan implementasi yang dapat didapatkan dari BAB V karya ilmiah yang biasanya berisi simpulan dan saran.

2. Hilangkan penyematan kata-kata PTK/tesis/laporan penelitian yang ada di bagian pendahuluan karya ilmiah.

3. Boleh memasukkan data berupa grafik ke dalam karya ilmiah versi buku. Ini merupakan bukti bahwa karya tersebut tersebut benar-benar telah dilaksanakan. Hanya saja cara penyajiannya dibedakan dengan  versi laporan. Data ini dapat dijelaskan ke dalam bagian aplikasi atau pelaksanaan di kelas.

4. Secara kebahasaan dan penyajian, karya ilmiah versi buku haruslah berbeda dengan versi laporan. Susunan dan gaya tulisan bebas  terserah penulis, karena setiap penulis memiliki ide  dan kreativitas masing-masing  sesuai dengan pengalaman dan bahan bacaannya. Semakin literatnya penulis  maka akan semakin oke buku yang dia tulis. Hal ini karena membaca, berpikir dan menulis adalah satu rangkaian literasi yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu, kita harus mengupayakan agar pembaca memahami isi buku kita secara lengkap, dan mengena apabila menjadi karya ilmiah kita diubah menjadi buku.

5. laporan karya ilmiah yang dibukukan, haruslah yang sudah dipublikasikan, minimal tingkat sekolah atau MGMP di wilayah masing-masing. PTK versi buku minimal harus 70 halaman dalam bentuk format A5.

Agar karya ilmiah kita memiliki manfaat yang lebih, maka dapat diubah ke dalam bentuk buku. Fungsinya agar dapat dibaca oleh para pengajar lainnya. Ini lebih baik daripada berbagi file laporan karya ilmiah kita.

Jika karya ilmiah kita dibukukan, selain memberikan manfaat dalam berbagi ilmu, buku  karya kita juga akan memiliki ISBN. Ini sangat penting  dan mungkin dibutuhkan bagi pengajar untuk menambah nilai angka kredit. Selian itu, karya kita juga tidak akan lekang oleh waktu tentang kebermanfaatannya.

Materi bu Nora di atas sangat luar biasa sekali. Semoga saya bisa mengikuti kesuksesan bu Nora untuk menjadi narasumber dan penulis buku yang terkenal di masa depan. 

#Day08DecAISEIWritingChallange

Minggu, 06 Desember 2020

CIBERANG NGAMUK LAGI (06-12-2020 jam 08.30 WIB)




Minggu, 06 Desember 2020 tepat pukul 08.30 WIB Sungai Ciberang Ngamuk lagi. Video ini diambil oleh salah satu warga Kp.Buluhen, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak Banten. Jembatan baru Kp.Buluhen, terpaksa digunakan karena jembatan darurat sudah hanyut terbawa arus.  

Sudah dua hari ini hujan turun deras sekali dan hujan turun tanpa henti. Jembatan di Kp. Muhara pun amblas lagi terbawa arus. Akses jalan pun terputus kembali. 

Saat saya membuka grup Forum Seluler Lebak(FSL), ada postingan Pak Iye (Konter Doa Ibu Cell) yang beralamat di Kampung Cisimet, kampungnya terendam banjir karena luapan sungai ciberang. Ada juga sekolah SMPN 1 Lewidamar yang juga terkena dampak banjir. 

Jadi ingat saat tahun lalu saat banjir bandang menerjang Lebak, disusul longsor yang telah menimbun puluhan rumah di kecamatan Lebak Gedong. Bahkan kampung Lebak Situ, tidak bisa dievakuasi karena akses jalan yang tertutup timbunan longsor. Bahkan ada beberapa korban yang tertimbun longsor bahkan rumahnya amblas karena terbawa arus banjir bandang.


Sampai malam ini, hujan masih turun dengan derasnya. Semoga kejadian tahun lalu tidak terulang kembali. Semoga air cepat surut dan tidak menimbulkan korban jiwa. Hati-hati dan tetap siaga bagi penduduk yang rumahnya pinggir kali. Aliran sungai tidak dapat diprediksi. Semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Aminn.


#Day06DecAISEIWritingChallange



Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...