Kamis, 05 November 2020

WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)


Malam ini, pengalama  kedua saya menjadi moderator dengan narasumber Bapak Joko Irawan Mumpuni. Kuliah ini masih dilaksanakan setiap pukul 19.00 WIB. Narasumber menggunakan voice note untuk meminimalisir peserta untuk copy paste seluruh materi secara utuh. Peserta diminta untuk belajar menulis secara mandiri.


Wah, kreatif sekali ide dari Pak  Joko ini. Jadi teringat masa lalu saat pertama membuat resume, saya menyalin tulisan narasumber secara utuh. Karena masih baru dan belum mengerti benar resume itu apa. 

Lama kelamaan saya memahami bahwa bukan hal tersebut yang diinginkan oleh Omjay. Tetapi, bagaimana kita bisa mengembangkan materi yang disampaikan oleh narasumber tersebut dengan pemahaman kita sendiri. Jadi malu nih pernah jadi plagiat. Itu dulu yah teman-teman, sekarang kita harus merubah kebiasaan buruk tersebut. Lanjut ke materi yu..

Malam ini adalah resume ke 13 di grup belajar menulis Omjay  gelombang ke 16. Jumlah peserta masih sama dengan gelombang sebelumnya yaitu 257 peserta. Pada malam ini saya ikut di kelas belajar menulis, bukan sebagai peserta lagi melainkan tampil sebagai moderator yang  mendampingi narasumber. 

Saya sudah lulus dan menjadi alumni kelas belajar menulis karena berhasil mengikuti kelas belajar menulis gratis ini sebanyak 20 pertemuan lebih. Jika para peserta sudah memiliki resume sebanyak 20 kali pertemuan, peserta boleh mengajukan diri untuk menerbitkan naskah buku. Setelah naskah buku terbit, maka secara otomatis peserta akan mendapatkan bonus sertifikat berilai 40 jam pertemuan. Mantap bukan?

Dua hari ini sangat disibukkan dengan monev bos yang akan dilaksanakan pada hari Jumat, membuat saya harus berlari menyusul dua resume yang telah tertinggal. Malam ini saya fokuskan untuk melunasi hutang tersebut. Sebenarnya saya bukan peserta lagi tapi melatih membuat resume dengan baik adalah slah satu cara terbesar untuk melatih jemari saya saat mengetik keyboard. Semangat sekali membuat resume sampai-sampai ada yang bilang begini “Bu Aam  mau buat buku resume lagi? “ tanya seorang peserta kepada saya. Jujur ya, bisa dikatakan menulis resume sangat membuka pola pikir kita. Ditambah ilmu dari narasumber yang sangat luar biasa, maka sayang sekali kalau moment spesial itu terlewat begitu saja.

Jika kita menjadikan menulis sebagai kebutuhan, maka satu hari tak menulis maka terasa ada yang kurang. Ibarat kata sayur asam kurang garam. Begitulah saya menyikapinya. Terkait mau diterbitkan lagi atau tidak, tergantung takdir tulisannya. Suatu tulisan akan menemukan takdirnya sendiri dengan jalan yang tak disangka. Sama halnya seperti gaji guru honor kecil, namun selalu Allah lebihkan dari jalan yang lain. Misalnya dari jualan pulsa, make up, kuliner, dan lain-lain. Wah, kok jadi ngelantur gini ya kita lanjut lagi.



Pak Joko menjelaskan produk buku yang laku di pasar. Gambar di atas adalah Skema sirip ikan. Dijelaskan bahwa dua Kelompok besar yaitu

1. Buku teks adalah buku yang digunakan untuk proses KBM (BUPEL: Buku Pelajaran) dan buku PERTI (Perguruan Tinggi) misalnya buku eksak dan non eksak.

2.  Buku non teks adalah buku yang tidak selalu digunakan dalam pembelajaran KBM. Buku ini dibagi menjadi buku fiksi (novel, cerpen, puisi, dll) dan buku non fiksi (hobi, Komputer, umum populer, agama, anak, dll).

 

Dalam menulis buku, seorang penulis bisa memilih menulis sendiri atau menulis dengan keroyokan (antologi). Jika kita menulis buku solo maka keuntungan akan menjadi milik sendiri.  Akan tetapi jika kita menulis keroyokan maka honornya tentu akan dibagi jumlah orang yang terlibat dalam buku tersebut. Perlu kerja keras, ketekunan, dan terus berlatih untuk mengusulkan naskah dan lolos seleksi ke penerbit mayor. Salah satunya impian tadi sudah nampak di depan mata. Duet maut dengan Prof. Richardus Eko Indrajit, akhirnya mengantarkan saya tembus ke penerbit mayor.

 

Untuk penulis pemula seperti saya yang baru pertama kali menerbitkan buku di penerbit indie, hal itu menjadi pengalaman yang berharga. Buku solo yang berjudul Parenting 4.0 akan menemani rak-rak toko buku  besar seperti Gramedia, dan sebagainya.

 

Selain buku yang diterbitkan oleh seorang penulis dan beberapa penulis, di PT Andi juga terdapat buku yang diterbitkan dengan menggandeng beberapa lembaga sekaligus. Mengapa? Itu akan memudahkan pasar karena anggota lembaga pasti akan membeli buku tersebut. Sama halnya kerjasama PT Andi dengan grup menulis PGRI. Komunitas grup belajar menulis yang mencpai ribuan bahkan jutaan guru di seluruh Indonesa merupakan lahan terbesar untuk menerbitkan buku yang pastinya akan diburu oleh komunitas guru peserta belajar menulis.

 

Virus Corona telah berdampak pada semua sektor termasuk sektor penerbitan buku. Dengan masuk dan menjadi bagian suporter grup belajar menulis adalah salah satu cara terbaik untuk tetap eksis dalam dunia penerbitan. Banyak penerbit yang mengalami gulung tikar karena tak mampu lagi beroprasi karena kurangnya strategi pemasaran.

 

Kerjasama Penerbit Andi dengan kelas belajar  menulis PGRI telah melahirkan penulis-penulis pemula yang bukan sekedar hisapan jempol semata. Angkatan pertama di Program Ekoji Menulis buku satu minggu, telah melahirkan 9 orang penulis baru. Sedangkann di Program Ekoji September Ceria, telah melahirkan17 penulis baru dan salah satunya adalah saya sendiri.

 

PT Andi juga menerbitkan buku dengan kerjasama dengan beberapa kampus. Jika Anda Dosen maka boleh sekali bekerjasama untuk menerbitkan buku dengan penerbit Andi. Maka logo kampus dan penerbit PT Andi akan bersanding di cover bagian depan. Terbayang sekali nanti di cover buku saya ada lambang PGRI dan Penerbit Andi. Seru sekali.

 

PT Andi juga bekerjasama dengan dewan guru besar UGM yang ditulis 20 orang. Setiap penulis diberikan kewajiban menulis sebanyak satu bab. Sehingga disatukan menjadi satu buku. Ada seorang editor konten yang membagi tugas si penulis. Hal ini akan menarik. Karena akan memacu penulis untuk menyelesaikan naskah dengan target yang telah ditentukan. Naskah akan selesai lebih cepat apabila dilaksanakan secara bersama-sama.

 

Jika mengingat hal ini, mengingatkan saya pada proses penulisan buku antologi. Semua pesera diminta menuliskan 5halaman dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Kendala pengumpulan naskah pasti selalu terjadi. Karena peserta mayoritas adalah penulis pemula. Jadi butuh kesabaran yang ekstra, untuk menunggu naskah buku antologi. Kali ini saya berperan sebagai kurator yang menjadi penanggungjawab atas naskah buku antologi bersama Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. atau lebih akrab disapa bu Kanjeng.

WRITING PRENEURSHIP (Menulis buku yang diterima penerbit)

Saat jadi seorang penulis, tujuan utamanya adalah bagaimana buku itu bisa diterbitkan. Sekarang kita mulai dari awal, publikasi bagi akademisi itu untuk apa?

1.     1.Orientasi pada provit/ royalti

2.     2.Nirlaba (tidak mencari untung)

3.     3.Branding/ promosi diri

4.     4.Memenuhi regulasi/ akreditasi

 

Mari kita renungkan kalimat berikut ini!

 

·        SAYA TIDAK INGIN MENULIS

·        SAYA TIDAK DAPAT MENULIS

·        SAYA INGIN MENULIS

·        BAGAIMANA CARA MENULIS?

·        SAYA AKAN MENCOBA

·        SAYA DAPAT MENULIS

·        YES, SAYA SUDAH MENERBITKAN BUKU

 

Coba jawablah, Anda ada di tangga kalimat yang mana?

 

Tentunya, kita sudah ada di kelas yang tepat. Grup menulis Omjay ini akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis handal yang dapat diperhitungkan. Setiap hari kita sudah melakukan tugas dan kewajiban membuat resume sampai pertemuan ke 14. Dengan 6 pertemuan dan 10 narasumber tambahan maka kelas akan berakhir. 

Hasil akhir dari perjuangan selaa ini, peserta harus bisa menghasilkan buku solo yang produktif. Buku itu bisa berupa kumpulan resume pertemuan 1-20 di kelas Omjay, atau boleh mengirimkan naskah buku yang lain. Tidak hanya itu, peserta juga diminta membuat buku antologi atau buku keroyokan. 

 

EKOSISTEM INDUSTRI BUKU

Setiap penerbit buku manapun pasti akan melirik buku yang memiliki nilai jual untuk bertahan hidup dan untuk menafkahi seluruh karyawan yang ada di dalamnya. Jika buku itu menarik dan memiliki nilai jual pasti penerbit akan melirik buku kita. Jadi kita harus tau buku yang sedang ramai di pasaran dan yang menjadi trending topik dilihat dari google trends atau google cendekia.  

 

Berikut 4 steak holder penerbitan buku yaitu

1.     1.Penerbit

2.     2.Penyalur

3.     3.Pembaca

4.     4.Penulis

 

Faktor penghambat industri penerbitan

1.  Minat baca di Indonesia masih jauh tertinggal dari pada negara lain. Budaya baca, kurangnya minat baca, dan kualitas baca kita harus ditingkatkan.

2.     Minat tulis berhubungan dengan budaya tulis, tidak tahu prosedur menulis yang baik.

3.     Apresiasi hak cipta berhubungan dengan maraknya pembajakan berupa fotokopi dan ebook ilegal yang merugikan penulis.

 

PROSES PENGIRIMAN NASKAH BUKU KE PENERBIT

Jika ingin buku kita terbit, hal  yang dilakukan penulis adalah dengan  mengirimkan naskah ke penerbit untuk di nilai aPak ah buku tersebut layak jual atau tidak. Buku itu akan laku di pasaran atau tidak. Keputusan sepenuhnya dimiliki oleh penerbit. Kalau buku kita lolos seleksi maka penerbit biasanya meminta soft copy secara lengkap dan kemudian membuat perjanjian(MOU). Selanjutnya naskah akan masuk proses editing, setting, masuk percetakan lalu buku siap untuk dijual. Judul naskah penulis biasanya dimodifikasi oleh editor dan sebelum dicetak masiv, penerbit mengirimkan  soft copy untuk diperiksa oleh penulis. Takut ada kekeliruan penulisan. Setelah dikoreksi oleh penulis maka langkah selanjutnya diproduksi sesuai jumlah pemasaran. Penulis akan mendapat 6 eksemplar dengan royalti 10% setiap 6 bulan sekali atau selama satu semester.

 

Apa yang penulis peroleh saat bukunya sudah terbit?

1.     1.Kepuasan/ kebanggan tersendiri

2.    2.  Reputasi

3.    3.  Karir

4.    4.  Uang/ royalti

 

Ciri-ciri penerbit yang baik adalah penerbit yang jujur dalam menyampaikan jumlah produksi dan jumlah royalti yang harus diterima oleh penulis. Carilah penerbit yang bisa dipercaya seperti Penerbit Andi yang keren yang sudah mensuport kegiatan belajar menulis Omjay ini.

 

Sistem penilaian di penerbitan

1.   1.  Editorial bobot 10%

2.   2.  Peluang Potensi bobot  pasar 50%

3.   3. Keilmuan  bobot 30%

4.   4. Reputasi bobot 10%

 

Buatlah buku dengan tema populer, dan penulis yang populer. Untuk penulis pemula buatlah tema populer meskipun penulis tidak populer. Buatlah buku yang tidak usang dimakan waktu seperti buku-buku pelajaran seperti TIK, Matematika, Fisika, atau yang lainnya. Jumlah cetakan (OPLAH) untuk buku tersebut akan dicetak lebih banyak. Karena sangat dibutuhkan oleh setiap sekolah sebagai media pembelajaran (market sempit dan lifecycle panjang). Jika penulis sudah meninggal maka royalti buku akan diwariskan ke anak cucu kita. Wah, mantap sekali bukan?

 

GAYA SELINGKUNG

Gaya selingkung adalah gaya pengutipan dan penulisan daftar pustaka yang harus diterapkan secara konsisten untuk setiap terbitan. Penerbit mengharapkan seorang penulis yang idealis (penulis yang tidak butuh uang) dan penulis industrialis (penulis yang berloyalti besar tapi tidak mengabaikan mutu dan tetap menjadi produktif). Buku yang  tidak digunakan secara pasti disebut buku populer. Sedangkan buku yang digunakan secara pasti disebut buku teks atau buku ajar. Buku elektronik atau ebook akan menggantikan buku fisik. Bahkan nanti akan ada animasi, video, bahkan buku 3 dimensi.

 

Di akhir materi Pak  Joko memberilkan sebuah kutipan dari Imam Ghazali“ BILA KAU BUKAN ANAK RAJA DAN JUGA BUKAN ANAK ULAMA MAKA MENULISLAH SUPAYA HIDUP LEBIH MULIA UNTUK SESAMA”.


Lanjut kalimat di gambar kedua, “KATAKAN PADA DILAN, YANG BERAT ITU BUKAN RASA RINDU, TAPI MENULIS BUKU. BIARLAH AKU SAJA YANG MENANGGUNGNYA”.

 

KESIMPULAN

  • Buatlah buku yang memiliki nilai jual
  • Coba kirimkan naskah buku ke penerbit
  • Level materi dan lebar pasar harus diperhatikan
  • Penulis harus mengikuti aturan penerbit dengan gaya selingkung
  • Jadilah penulis idealis dan industrialis
  • Teruslah menulis jangan menyerah sampai buku kita terbit

 Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.


#Day2NovAISEIWritingChallange

Rabu, 04 November 2020

THE MAGIC OF THINKING BIG

 


The Magic of Thinking Big (Berpikir dan Berjiwa Besar) adalah buah karya seorang penulis terkenal dan best seller di Amerika yang bernama David Joseph Schwartz, Ph.D. yang bukunya sudah terjual hampir 6juta exsemplar. Hebat bukan? Wah jadi mimpi nih jika karya kita bisa terjual begitu banyaknya. Tapi untuk penulis pemula sperti saya, jual 62 exemplar sudah bangga luar biasa. Hehehe.

Awal kisah saya menemukan penulis motivasi hebat ini sebenarnya dari Pak Budi Idris.  Beliau adalah seorang anggota grup buku antologi menulis bersama bu Kanjeng. Naskahnya sangat bagus dan sangat memotivasi. Saya jadi semakin semangat setelah dipercaya menjadi kurator teman-teman grup menulis Omjay untuk mendokumentasikan tulisan peserta bersama bu Kanjeng. 


Setelah membaca naskah Pak Budi Idris, saya langsung membuka gawai dan mencari informasi terkait penulis buku fenomenal satu ini. Ternyata riset membuktikan bahwa David J. Schwartz ini adalah seorang profesor di Georgia State University dan dianggap sebagai otoritas Amerika terkemuka di bidang motivasi. Di dalam buku ini berisi tentang langkah-langkah bagaimana mencapai apa yang diinginkan dengan mengubah pola pikir yang negatif dan membuat keputusan yang lebih baik untuk masa depan. 


Meskipun penulis kelahiran 6  Desember 1927 ini telah meninggal pada usia 60 tahun, karyanya tetap dicetak ulang dan masih dapat dinikmati sampai sekarang. Begitulah asyiknya menulis buku. Mungkin saat kita tiada, anak cucu akan mewarisi tulisan kita. Bahkan sampai kita sudah di surga, anak cicit kita akan mendapatkan royaltinya. Sungguh investasi yang sangat berharga untuk kita semua.


Bahagia sekali bila menemukan hal-hal baru kemudian saya tulis dalam blog. Misalnya saat saya membaca tulisan Pak Budi, saya tuangkan lagi dalam blog. Sore tadi juga ada kabar bahwa buku saya yang berjudul Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat, sudah mendarat dengan selamat ke rumah Omjay, dan Kang Mul Jozz. Semoga buku-buku saya yang  masih antri di jalan, akan mendarat pula dengan selamat. 

Ayo kita tulis ide yang berserak di sekitar kita dengan menuliskannya ke dalam blog. Itu akan mengasah keterampilan kita untuk produktif menulis.  Jadi, tetap semangat menulis ya.  Menulislah, maka engkau ada. Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. Biarkan tulisanmu menemukan takdirnya. Salam literasi.


Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day1NovAISEIWritingChallange

Minggu, 01 November 2020

MABOK ARKAS


 

Malam ini kepala serasa ngebul. Ibarat mobil yang mogok dan berasap karena tenaga  dan pikiran yang terlalu di porsir. ARKAS sedang error, data hilang semua. Alhasil berkali kali menelpon operator dinas untuk membantu memecahkan masalahku.



Sudah satu minggu ini menunggu kabar dari Pak Yatna. Dengan sabar Pak Yatna membantu masalahku dari membackup data sampai instal ulang Aplikasi ARKAS. Aplikasi  ini sangat buming akhir-akhir ini. Semua sekolah sedang sibuk menyiapkan monev BOS yang tinggal menghitung hari.


Aplikasi Arkas adalah Aplikasi Rencana  Kegiatan dan Anggaran Sekolah yang menginput program dan kegiatan sekolah dan bersumber dari dana BOS. Aplikasi  ini dibuat sebagai acuan kegiatan sekolah selama satu tahun ke depan. Semoga monev besok berjalan lancar ya Allah. Aminn


#Day26AISEIWritingChallange

Sabtu, 31 Oktober 2020

SBGB UNJ


Tadi siang saya mengikuti webinar via Zoom Persembahan UNJ untuk negeri, seri SABTU BERSAMA GURU BESAR(SBGB). Topik yang diangkat adalah Linguistik Mutakhir dan Penerapannya bagi Pembelajaran Bahasa. Bagi saya yang haus akan ilmu, mengikuti webinar gratis sangat menyenangkan. Mengapa? Karena kita bisa menimba ilmu yah. Bukan untuk berburu sertifikat digital. 

Saya ingat sekali pesan Omjay, di masa pandemi ini, mari luangkan waktu untuk belajar. Jangan niat mencari sertifikat. Tapi ikatlah ilmu yang di dapat dengan menuliskannya. Saya sangat mengerti pesan Omjay. Apalah arti sebuah sertifikat yang hanya sebatas selembaran kertas. Ilmu yang di dapat adalah yang paling penting karena bisa bermanfaat dan menambah  ilmu pengetahuan. 


Zoom tadi diadakan oleh Universitas UNJ dan disiarkan pula di siaran youtube. Di sesi kegiatan awal, kami para peserta sangat terganggi sekali dengan suara admin yang lupa di unmute sehingga pas materi tidan bisa menyimak dengan jelas. Alhamdulillah, satu jam ke depan akhirnya panitia menyadarinya dan kelas  Pun berjalan dengan lancar. 


Ada dua narasumber hebat yang mengisi kegiatan tadi siang. Pertama adalah Prof. Bambang dan yang kedua adalah Prof. Zajnal. Prof.Bambang lebih menekankan ke pemakaian bahasa tulis/tuturan yang digunakan dalam semantik(arti) dan pragmatik(maksud).



Prof. Zainal  memberikan 10 jenis macrostrategis. 

Berikut link siaran youtubenya. 


htps://youtu.be/3DiuQGv38f8 


Terimakasih untuk panitia, moderator, dan narasumber yang tadi siang sudah mau berbagi ilmu yang luar biasa. Sangat berharga sekali ilmu yang di dapat. Membuka wawasan baru tentang semantik, pragmatik, dan macrostrategis. Semoga peserta lain bisa mengikat ilmunya dan tidak sekadar berburu sertifikat gratis. 



Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd

# Day25AISEIWritingChallange



Jumat, 30 Oktober 2020

BUKAN GURU BIASA



Malam ini adalah resume ke 12 di gelombang 16 kelas belajar menulis gratis via whatsapp grup yang dibentuk oleh Omjay. Narasumbernya adalah Theresia Sri Rahayu S.Pd SD atau lebih akrab disapa Cikgu Tere. Simak link Cikgu Tere. 

https://www.cikgutere.com


Cikgu Tere adalah penulis sukses alumni gelombang ke 4 satu angkatan dengan Pak Brian. Saya mengenalnya saat jadi peserta di grup gelombang 8. Saat itu resume Cikgu Tere adalah resume terbaik yang dijadikan panduan semua peserta kelas belajar menulis. Sejak saat itu saya sering main ke blog Cikgu Tere sampai saya meminta pertemanan lewat FB karena kepo dan penasaran sosok blogger hebat satu ini. 

https://drive.google.com/file/d/1MBeKG3Txg_tzOh0pT3yqv0eLWhj2y1tD/view?usp=drivesdk

Seperti mendapat durian runtuh, saya menerima notifikasi bahwa saya dan Cikgu Tere sudah berteman di beranda FB. Sontak hati saya merasa kegirangan dan langsung menginbok Cikgu Tere. Saat itu saya kagum sekali dengan Cikgu Tere. Kalau anak ABG sekarang bilangnya ngefans gitu ya. Hihihi. Saya lalu menceritakan bahwa saya mengetahui Cikgu Tere dari kelas belajar menulis Omjay. Saya lalu meminta no WA Cikgu dan alhamdulillah Cikgu memberikannya. Percakapan langsung lanjut ke WA.


Begitulah saya mengenal Cikgu Tere sampai saat ini kami masih saling bertukar kabar. Sampai tadi malam, Cikgu menjadi narasumber ke 12 di grup belajar menulis Omjay gelombang 16. Sudah beberapa kali Cikgu Tere diundang jadi narasumber karena prestasi Cikgu Tere yang selalu memukau.  

Cikgu Tere berhasil menerbitkan buku solo ke penerbit mayor PT Andi dengan judul BELAJAR SEMUDAH KLIK. 



Buku solo yang terbaru saat ini adalah BUKAN GURU BIASA. 



Tidak hanya itu, Cikgu Tere juga menyandang gelar blogger Inspiratif dan beberapa kali menang lomba menulis. Segudang prestasi telah diraih dan patut diteladani. 


Malam ini Cikgu Tere mengangkat topik materi "BUKAN GURU BIASA". Predikat Bukan Guru Biasa diberikan kepada semua peserta kelas belajar menulis, yang rela menyisihkan waktunya untuk belajar menulis bersama Omjay selama 2 jam ke depan. Semua peserta aktif mengikuti kelas online setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat malam dengan melaksanakan tugas membuat resume setiap seminggu 3 kali. Itu sungguh luar biasa sekali. Mengapa? Karena kita harus mengikuti kelas bahkan dengan diikuti beberapa kegiatan yang lain yang tentunya menyita waktu dan pemikiran. Namun semua peserta di sini hebat sekali. Selalu tepat mengumpulkan resume meskipun aktifitas di sekolah padat merayap. Meskipun ada beberapa resume yang menyusul karena ada beberapa kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan. 


Sejak bergabung ke dalam kelas Omjay, Cikgu Tere berhasil menguasai keterampilan dunia menulis hingga bisa berprestasi di tengah pandemi. Dari awal menulis resume sebagai rangkuman hasil belajar, sampai artikel untuk lomba, menulis sebagai media pembelajaran, dan menulis buku untuk berbagai kepentingan diperlukan jam  terbang,  konsistensi dan kesadaran diri terutama untuk mencegah WRITER BLOCKS. Bagi penulis pemula, hal ini pasti sering terjadi. Apalagi saat menulis hanya mengandalkan mood atau suasana hati. Jika mood bagus, semangat berapi-api. Jika mood kurang bagus, malah malas dan tidak menulis. Menulis dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan bagaimana cara kerjanya? Nah, hal ini akan meningkatkan jam terbang Anda. Mari tulis apa yang kita lihat dan kita alami. Itu akan lebih mudah dan lebih berenergi. 


Cikgu Tere berbagi kiat khusus menulis buku yang disingkat IDOLA. 

I = Identifikasi topik menarik 

D = Daftar semua judul luar biasa

O = Outline terperinci akan membantu 

L = Lanjut menulis isi bab

A = Atur layout sesuai permintaan penerbit



Selain itu Cikgu Tere bercerita alasan Cikgu Tere tertarik mengikuti kegiatan belajar menulis.  

Berikut ini adalah beberapa alasannya : 

1. Melakukan hobi ( hobi Cikgu Tere adalah menulis. Sejak kelas 3 SD, sudah menulis cerita dan bahkan buku sederhana yang dikliping / tidak diterbitkan) 

2. Mengupgrade skill menulis (bergabung dengan penulis lain, membuat terus termotivasi untuk belajar jurus - jurus baru dalam menulis)

3. Mengekspresikan diri (Menulis adalah sarana menuangkan ide atau pemikiran yang sangat produktif. Kita bebas menjadi siapa saja dan menggali imajinasi kita seluas - luasnya) 

4. Jembatan meraih prestasi. (Menulis mendatangkan banyak manfaat, di antaranya berbagai apresiasi sebagai bonus dari menulis. Contoh apresiasi yang diterima adalah : blogger inspiratif, penulis cerita mini terbaik, kreator artikel terbaik, penulis beberapa judul buku (indie dan mayor), Tim Reviewer dan Uji Keterbacaan Modul Literasi dan Numerasi, Tim pengembang konten artikel di Komunitas Belajar Guru Penggerak Kemdikbud.


Berkat menulis di blog, keterampilan menulis  Cikgu Tere terus menerus terasah dan akhirnya tanggal 1 Oktober 2020, mendapat apresiasi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Sekolah Dasar Kemdikbud sebagai Kreator Konten Artikel Terbaik dalam Lomba Pancasila Bakti 2020 hanya 3-4 halaman dan hadiahnya sangat besar yaitu 10 juta rupiah, dalam bentuk media pembelajaran. 

Luar biasa sekali, bukan ?

Om Jay sering mengatakan bahwa kita harus menulis setiap hari karena akan mendatangkan keajaiban. Cikgu Tere sudah merasakan KEAJAIBAN MENULIS SETIAP HARI.  Banyak sekali manfaatnya jika kita menulis dengan konsisten. 

Beberapa kali Cikgu Tere lolos seleksi lomba tingkat nasional, salah satunya karena ada jejak digit melalui tulisan di media sosial dan blog. Ketika panitia lomba ingin mengetahui profil Cikgu Tere, mereka cukup mengetik nama Cikgu Tere di browser. Lalu, mereka akan mendapat semua informasi yang diinginkan.Inilah pentingnya personal branding.

https://www.cikgutere.com/2020/03/kiat-membangun-branding-melalui-blog.html

Dan tak kalah pentingnya, bersikaplah terbuka dan positif terhadap saran serta kritik dari para pembaca. Berlakulah sebagai pembaca tulisan Bpk/Ibu sendiri ketika sudah selesai menulis, agar Bpk/Ibu berlatih objektif. Sehingga tulisan akan tetap terjaga kualitasnya.

Untuk dapat memantaskan diri menjadi bagian dari "Bukan Guru Biasa", hendaknya kita selalu melakukan 3 B yaitu: Belajar, Berkarya, Berbagi. Cari ilmunya, tuangkan lewat karya nyata, dan bagikan karya tersebut hingga dapat menginspirasi orang lain.


Kesimpulan

Menjadi penulis, adalah sebuah jalan yang mulia dan harus kita tapaki penuh keyakinan. Karena menulis itu bukan hanya ajang pembuktian diri namun sebagai jalan untuk berbagi inspirasi dan motivasi bagi orang lain.


Luar biasa sekali materi malam ini. Semoga materi Cikgu Tere dapat memotivasi dam menginspirasi para peserta untuk semakin semangat membuat resume sampai nanti  dikemas menjadi buku solo yang menarik untuk dibaca. Semangat terus ya. Salam Literasi. 


"LAPAR MEMBACA, AKAN MEMBUAT ANDA GEMUK MENULIS"


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day24AISEIWriterChallange





Kamis, 29 Oktober 2020

BUDAYAKAN TRADISI NGATIR





Pagi tadi tepatnya 12 Mulud(hari kelahiran Nabi Muhammad) diadakan tradisi ngatir (bertukar makanan). Tradisi ini masih dipertahankan di daerah Lebak, tepatnya Kp.Gajrug dan sekitar Cipanas Lebak. Tradisi ini dilakukan untuk memeriahkan maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Kegiatan ngatir dilakukan sebagai ucapan rasa syukur terutama untuk saling berbagi rezeki dan untuk mempererat tali silaturahmi tetap  terjaga antar sesama. 


Ciri yang khas dalam tradisi ngatir yaitu ada ayam bakakak dan berbagai makanan yang menemani isi bakul. Bisa telur ayam, kentang, timun, sarimi, minyak, minuman, yang biasanya isinya 7 macam. Isi bakulnya semampu kita. Tidak di taktor dan tidak ditentukan. Yang penting niat berbagi itu point yang paling penting dalam tradisi ini.


Tradisi ngatir ini biasanya dilakukan dua kali selama satu tahun yaitu pada tanggal 12 Mulud dan 15 Ruwah. Pokoknya seru sekali. Semua warga membawa nasi dalam bakul yang isinya banyak sekali. Kerap kali anak-anak disekitar ikut merayakan dengan berbondong-bondong membawa nasi baku ke mesjid besar yang dijadikan tempat berkumpulnya bakul nasi. Setelah bakul nasi terkumpul di masjid, para warga berdoa bersama, setelah itu bakulnya dibagikan lagi dengan cara ditukar dengan bakul yang lain. 


Isi bakul ngatir biasanya dibagikan setengahnya. Sebagian lagi diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan seperti anak yatim piatu, janda, dan orang lain yang lebih membutuhkan. Tradisi ini asyik sekali. Mengajarkan kepada sesama untuk saling berbagi. Semoga kita semua diberikan rezeki dan bisa berbagi lagi di tahun depan. Semangat ngatir. 



Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day23AISEIWritingChallange


Rabu, 28 Oktober 2020

MENJADI GURU ENTREPRENEUR

Resume ke 11

Narasumber: Dra. Betti Risnalenni MM


Materi malam ini sangat asyik sekali. Malam ini kita akan belajar dengan Dra.Betti Risnalenni. Seorang entrepreneur, pendiri sekaligus Kepala Sekolah Berprestasi TK dan SD Insan Kamil Bekasi, dan mencoba eksis membuka toko kue KEDAI KREATIF, karena suka sekali dengan dunia tata boga. 

Di awal materi, bunda Betti berpendapat bahwa "menjadi guru sebenarnya memiliki peluang usaha". Karena memiliki koneksi bagus dengan murid, orangtua murid, teman satu profesi dan komunitas tentunya. Peluang ini dimanfaatkan oleh bunda Betti untuk menjajaki bisnis dalam dunia Wirausaha. Beliau mengikuti pelatihan UMKM dan mencoba membuka toko KEDAI KREATIF di Kota Bekasi. Sebuah toko yang menyediakan kopi, roti, bronis dengan harga yang cukup terjangkau dan tak menguras kantong. Berikut link videonya. 

https://youtu.be/_txR-OhkTpA

Tahun 1996, Bunda Betti pernah membuat kursus Aritmatika, lalu membuat buku Atitmatika dan menjualnya sendiri dengan mengadakan pelatihan tahun 1998, akhirnya punya 24 cabang di daerah Bekasi dan luar daerah.

Tahun 2003 mulai mendirikan sekolah TK dan TPQ. Pada tahun 2004 mulai dengan SD. Saat mendirikan sekolah, tentu Bunda Betti tidak berniat untuk mencari keuntungan semata, tapi profit itu datang sendiri, karena sekolah yang dikelola menjadi sekolah unggulan dan menjadi sekolah yang berkualitas. Tidak heran kalau Mas Menteri Nadiem Anwar Makarim pernah diajar oleh Bunda Betti saat kelas 4 SD.  Sekolah yang berkualitas akan menciptakan generasi emas yang karirnya gemilang di masa depan. 



Bunda Betti baru-baru ini mengadakan acara perpisahan SD Insan Kamil yang sempat tertunda karena wabah Corona. Ada 3 anak yang tidak mengikuti perpisahan dikarenakan  1 anak sudah di jawa tengah, 1 anak tidak dapat ijin dari pesantren dan 1 anak tidak datang karena saudaranya  ada yang meninggal.



Pemerintah kota Bekasi mengadakan pelatihan UMKM gratis dan diikuti oleh Bunda Betti. Minatnya terhadap tata boga sangat besar hingga produknya pun sudah mendapatkan ijin PIRT dan sertifikat halal. 



Bunda Betti merasa minder karena belum produktif menulis seperti peserta kelas belajar menulis gratis. Bunda Betti memang ada rencana mengabadikan kisahnya melalui buku, tapi karena berbagai kesibukan, naskahnya belum rampung sampai saat ini. Namun, kiprahnya dalam dunia literasi perlu diacungi 2 jempol. Bunda Betti aktif di 2 TBM ( Taman Bacaan Masyarakat ) . TBM Insan Kamil dan TBM Kartini Kreatif dan  ikutan di gareulis, kebetulan pengurus juga. 





Menurut Bunda Betti, Kita boleh dan bisa saja mengerjakan pekerjaan beberapa sekaligus asal kita bisa mengaturnya dan enjoy melaksanakannya. Saya setuju pendapat bunda Betti, karena saya juga aktif jualan di sosmed. Kalau mengajar kan dapat pahala, tapi kalau jualan bisa tambah-tambah penghasilan. Karena gaji honor yang mengandalkan cairnya dana bos, itu sangat lama sekali. Jadi sambil menyelam minum air, asal bisa fokus dan bisa membagi waktu. 


Terimakasih atas pengalaman yang bunda berikan, sangat memotivasi dan sangat menginspirasi. Saya makin semangat menulis nih. Jadi seorang enterpreuner harus serba bisa. Semuanya perlu belajar agar bisa sukses. Semoga para peserta tetap fokus dan semakin semangat dalam membuat resume sampai bukunya terbit. 


"LAPAR MEMBACA AKAN MENJADIKAN ANDA GEMUK MENULIS"


Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.








Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...