Jumat, 13 November 2020
EKSPEKTASI VS REALITA

SANG BUKU MENDARAT DI NTT

Selasa, 10 November 2020
SELAMAT HARI PAHLAWAN
Hari ini kegiatan padat sekali. Saya harus mengikuti 3 kegiatan sekaligus. Dari pagi sampai siang, harus ke Pondok. Pulang dari pondok harus mengikuti sosialisasi kejaksaan terkait UU Bupati Lebak no 28 tentang AKB pencegahan Virus Corona.
Sambil mengikuti sosialisasi, saya sempatkan menghadiri Webinar PJJ DARING DAN LURING dengan narasumber Prof. Ekoji dan narasumber yang lain. Selain itu di akhir acara juga diumumkan juara lomba blog nasional dalam memperingati hari sumpah pemuda.
Pengumuman lomba blog ini diumumkan tanggal 10 November, pukul 14.00 seraya bersamaan dengan hari Pahlawan Nasional. Ada 10 besar yang diumumkan, dan hanya 3 orang yang terpilih mendapat juara 1,2, dan 3. Hadiahnya berupa uang, hp, dan printer baru.
Bagi saya, soal kalah itu hal yang biasa yang penting sudah berpartisipasi dengan mencobanya. Dengan mengikuti lomba setidaknya kita punya pengalaman berharga yang tak ternilai harganya. Bagi saya, semua peserta sudah menjadi juaranya. Hal ini makin meningkatkan semangat untuk terus berkarya.
Buku saya kini sedang dalam proses cetakan ketiga. Walaupun kali ini belum beruntung menjadi juara blog, tapi saya beruntung memiliki teman-teman yang berharga dan selalu mendukung karir baru saya.
SELAMAT HARI PAHLAWAN!
Salam blogger Inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
#Day07NovAISEIWritingChallange

Senin, 09 November 2020
SEBUTIR PASIR YANG BERMAKNA
“Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki (Neng Ditta).”
Teringat semasa dulu saya ini hanyalah sebutir pasir yang tak bermakna. Dengan mengenal blog melalui kelas belajar menulis, akhirnya butiran pasir ini telah melahirkan sebuah karya. Buku antologi dan buku solo yang laris manis diburu peserta. Sungguh berkah yang luar biasa.
Setiap peserta pasti memiliki passion menulis yang berbeda. Itu terlihat dari resume yang dikirimkan ke grup belajar menulis. Saat saya main ke rumah mereka, aura semangat peserta sangat membara. Bagi saya, materi malam ini telah membuka cakrawala dunia, bahwa dengan menulis, dunia akan terasa lebih berwarna.
Ditta Widya Utami, S.Pd. seorang narasumber muda, cantik, dan berprestasi, kelahiran Subang 23 Mei 1990 ini telah mengukir segudang prestasi. Malam ini Si Cantik Jelita sudah dinanti-nanti ratusan peserta. Bahkan Bunda Tini memanggilnya dengan sebutan “neng” artinya gadis muda dalam bahasa sunda karena usianya sebaya dengan putrinya.
Neng Dita adalah salah satu peserta kelas belajar menulis alumni gelombang ke 7 yang bukunya tembus ke penerbit mayor yang berjudul "Menyongsong Era Baru Pendidikan."
Ada dua hal materi yang paling saya ingat dalam pertemuan malam ini yaitu bagaimana memulai tulisan sampai bisa menerbitkan buku. Tentu bagi penulis pemula, hal ini masih terasa sulit karena belum mengetahui alurnya. Namun Neng Dita menjelaskan dengan rinci, setiap alur yang harus dilalui peserta.
Untuk memulai sebuah tulisan, kita bisa lalui 5 tahapan berikut.
1. Ikut kelas menulis misal kelas belajar menulis Omjay
2. Ikut komunitas menulis misal komunitas MGMP, MKKS, KKG, Komunitas Aksara Bermakna(KAB), dll
3. Ikut lomba menulis.
Wah ini pengalaman pertama saya ikutan lomba blog. Tapi belum pernah menang. Bagi saya yang terpenting ikut memeriahkan. Kalau menang, anggap jadi bonus tambahan.
4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita.
Hal ini bisa kita mulai dengan menulis apa yang kita lihat, kita dengar dan kita alami. Saat saya mengikuti kelas Munif Chatif, beliau berkata “ ingatlah moment spesial dalam hidup Anda, lalu tuliskanlah kembali. Ternyata, begitu banyak moment spesial yang tidak kita tuliskan dan terlewat begitu saja. Maka, mulailah menulis dari sekarang.”
5. Menulis apa saja yang kita suka.
Mulailah menulis dari hal kecil dan yang kita sukai. Maka itu akan terasa lebih mudah. Menulis itu tidak sulit. Yang sulit adalah memulai tulisan. Jika kita menulis apa yang kita sukai maka smua akan terasa menjadi mudah. Tulislah puisi, cerpen, pantun, novel, drama, memoar, artikel atau apa pun yang kalian sukai.
Tulislah sesuatu yang bisa memberikan manfaat pada orang lain. Tulislah dan postinglah ke dalam blog. Jikan Anda suka memasak atau berkebun dengan menanam tanaman, akan lebih bermanfaat jika ditulis dan di bagikan ilmuna pada khalayak ramai. Jika kita menulis setiap hari, makaakan mengasah keterampilan anda dalam menulis.
Terkait menerbitkan buku, Anda bisa melakukannya secara antologi (keroyokan) maupun secara individu(Solo). Jika kita menerbitkan buku solo, tema bisa sekehendak kita. Tidak ditentukan tenggat waktu. Semua hal dilakukan secara mandiri. Dimulai dari menyusun cover, membuat kata pengantar, daftar isi, halam buku, profil penulis tidak lupa sinopsis buku yang akan dibuat. Berbeda halnya Jika kita menerbitkan buku antologi, kita harus mengikuti aturan dari kurator terkait jumlah halaman, dan aturan lainnya. Terkait biaya penerbitan, tentu lebih murah buku antologi karena ditanggung bersama/ patungan. Sedangkan kalau menerbitkan buku sendiri, biaya produksi buku ditanggung sendiri.
Menurut saya, sebagai penulis pemula perlu sekali membuat buku antologi. Mengapa? Karena buat saya, kesuksesan saya sebagai seorang penulis akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis besar. Menulis antologi akan menjadi lecutan semangat kita untuk terus berkarya sampai menerbitkan buku solo. Buktinya, 3 buku antologi telah saya ikuti dan mengantarkan saya menjadi penulis hebat yang naskahnya sudah terjual 72 eksemplar, dan satu buku solo yang berjudul parenting 4.0. sudah lolos seleksi penerbit mayor.
Ibarat pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Maka dimulai dari nothing to be something. Dari kecil jadi besar. Dari penulis pemula sampai menjadi penulis best seller. Bismilah, semoga Allah memudahkan langkah kita untuk menjadi penulis ternama seperti penulis buku Blogger Ternama, Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Lahap membaca akan menjadikan Anda semakin gemuk menulis. Semangat terus. Salam literasi.
Salam blogger Inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
#Day05NovAISEIWritingChallange

Minggu, 08 November 2020
JEJAK DIGITAL MOTIVATOR ANDAL
Baru melihat konsepnya saja, semangat menulisku semakin membara. Seperti dua jejak kaki dengan bara api yang menyulut semangat penulis pemula.
Bu Kanjeng adalah narasumber kelas belajar menulis yang semangat literasinya patut diacungi jempol. Usia yang menginjak setengah abad, tak menjadi penghalangnya.
Nama bu Kanjeng lahir dari salah satu kolom humor kompasiana. Beliau selalu menjadikan suaminya seorang tokoh bangsawan Solo yang sok tahu dan berwawasan luas. Begitulah nama bu Kanjeng terkenal sampai seantero nusantara.
Dengan menggandeng penulis pemula, rasa kepercayaan diri semakin bertambah. Dari buku keroyokokan(antologi), baru nanti bisa buat buku sendiri(solo). Seperti kisah saya yang dimulai dari menulis buku antologi. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Dari hal kecil baru menuju hal yang besar. Begitu pula dengan perjalanan menulis.
Buku antologi ini adalah buku ketiga saya. Buku yang lahir karena tercebur arus semangat kelas belajar memulis yang dibuat oleh Om Jay.
Buku antologi menjadi lecutan semangat untuk penulis pemula. Yakinlah pada diri bahwa, biarkan tulisanmu menemukan takdirnya.
Salam Blogger Inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
#Day05NovAISEIWritingChallange

Sabtu, 07 November 2020
CERPEN ESTAFET KAB
CERPEN ESTAFET
Satu minggu ini saya baru bergabung dengan Komunitas Aksara Bermakna disingkat KAB. Komunitas ini sangat wellcome sekali. Setiap hari peserta ditantang membuat karya sendiri.
Komunitas ini dibuat oleh Bunda Usrotun Hasanah. Beliau seorang editor handal dan sangat ahli dalam membenarkan kata atau kalimat yang salah. Jadi selain kita membuat karya, kita juga diajarkan tata kalimat yang baik dan benar. Asyik sekali bukan?
Hari Sabtu adalah hari dimana peserta diminta berkonstribusi untuk membuat cerpen estafet(bergantian). Setiap peserta diminta mengisi list agar mengetahui urutan masing-masing. Saya ada diurutan k 9.
Kak Usrotun Hasanah mengawali kutipan cerpennya. Cerpen ini dimulai dari jam 15.00 WIB sampai pukul 20.00 WIB. Inilah hasil dari Cerpen Estafet yang kami praktikkan bersama.
SECANGKIR KISAH
Oleh: Komunitas Aksara Bermakna (KAB)
Angin malam menyelimuti tidurku, dengan alunan daun-daun yang menari bersama hangatnya cahaya kesunyian. Malam ini tidak seperti biasanya, aku melamun menatap sesosok bidadariku yang tergambar bersama kenangan-kenangan lalu. Betapa bodohnya diriku. Oh, Tuhan, mengapa ini harus terjadi? Isak tangisku tak kunjung henti bersama rasa sesal dalam hati.
Tok … tok ... tok ….
Terdengar suara di balik pintu kamarku. Aku tahu, seseorang yang mengetuk pintu kamarku tak lain adalah ayahku.
“Ra, kamu sudah tidur?” tanya ayah dengan sangat lembut.
Aku bergegas menarik selimutku sebelum ayah masuk ke kamarku. Aku tidak ingin ayah tahu kalau aku sedang menangis.
“Ternyata anak ayah sudah tidur, ya.” Ayah mengusap kepalaku lembut.
Sentuhan lembut yang ayah lakukan itu sama seperti seseorang yang telah melahirkanku yang kini tidak ada di kehidupanku lagi.
Sesaat kamarku hening, hanya detak jam dinding yang memenuhi kesunyian ini. Tiba-tiba sebuah tetes air mata terjatuh di pipiku, tapi kini bukan air mataku. Ayah, jelas ini air mata ayah! Ayah menghapus air matanya dan meninggalkan kamarku. Tak kurasa, isakan tangisku ini membuat mataku sangat berat hingga membuatku terlelap. *(Usrotun Hasanah)*
Kring... Kring... Kring...
Bunyi jam beker membangunkanku dari tidur lelapku. Kulihat jarum jam menunjukkan pukul 03.00 Wib. Seperti biasanya, aku menuju kamar mandi untuk mengambil wudu dan melaksanakan salat tahajud. Tidak seperti biasanya, aku sangat merindukan ibu. Mungkin ini adalah pertanda waktuku di dunia tidaklah lama lagi. Ku panjatkan doa untuk beliau dan ayah. Semoga kelak kami bisa bertemu di surga-Nya. *(Anis Surofah)*
Setelah sholat Tahajud aku tak bisa kembali memejamkan mata, padahal shubuh masih agak lama, aku membaringkan tubuhku, dan ternyata tak bisa kupejamkamkan juga mata ini.
Sayup- sayup kudengar suara tahrim masjid berbunyi.
"Ahh sudah subuh, padahal aku masih mengantuk"
Gumamku.
Akhirnya aku beranjak dari kamar dan masuk ke kamar mandi dan bergegas sholat subuh dan berencana setelah sholat subuh akan berolahraga sejenak sambil keliling komplek perumahan sambil menunggu matahari terbit.
*(Yuliani)*
Fajar mulai menyingsing, aku pun menghentikan langkahku sejenak. Aku tahu tenagaku sudah tidak kuat seperti dulu. Fonis yang diberikan dokter membuatku lemah secara fisik, namun aku menerimanya dengan ikhlas. Jalananenuju rumahku masih terlihat sepi. Aku pun merebahkan tubuhku di teras, dan ku ambil ponselku yang sejak dari tadi berbunyi terus notifikasi masuk. Lalu kudapati chat yang masuk dari Rayhan pacarku.
Rayhan: Ra, nanti siang aku jemput ya.
Aku hanya membalas dengan kata O.k *(Sri Ncie)*
Seperti biasa, kegiatanku di hari Minggu. Selepas _jogging_, aku membereskan rumah dan memasak untuk ayah. Mak Tuti, asisten rumah tanggaku libur setiap hari Minggu.
Sebenarnya, kami tidak butuh asisten rumah tangga. Tapi semenjak aku sakit, dokter selalu berpesan jika aku harus banyak istirahat.
"Yah, aku pamit keluar sebentar," pamitku pada ayah yang sedang membersihkan kebun di depan rumah.
"Mau kemana, Ra," tanya ayah sambil tersenyum melihat penampilanku yang rapi.
Aku tersipu malu ayah tersenyum seperti itu.
"Aira mau ketemu teman sebentar. Boleh kan, Yah?" aku merajuk.
Ayah pun mengangguk sambil berkata, "Hati-hati, Ra. Jangan pulang terlalu sore! Ingat, kamu tidak boleh lelah."
Kucium tangan ayah dan aku bergegas pergi dengan bahagia, karena sebentar lagi aku mau ketemu Rayhan.
*(Yayah Fatmiyati)* Aku keluar menuju gerbang. Rahyan pun sudah bersiap untuk mengajakku pergi ke tempat terindah. Ternyata Rahyan mengajakku ke taman bunga. Begitu indah suasana alam yang disuguhkan. Hatiku bahagia menyusuri tempat yang indah bersama sosok yang ku cintai. Hariku terasa lama saat ku bersamanya. Dia menyemangatiku, memberikan kekuatan dan ketulusan yang ku rasa. Sungguh aku masih betah di dunia ini. Harapku yaitu ingin bersama sosok yang ku cinta untuk waktu yang lama. Rahyan sosok yang berharga dihidupku. Aku berjalan melihat hamparan bunga. Rahyan memetik satu bunga yang mekar dan wangi. Aku tersenyum dan tetap dengan harap indah, semoga ini bukan bunga terakhir yang ia berikan aku masih ingin menghirup udara hari ini bersama sosoknya. Kami berfoto dengan berbagai fose. Tiba-tiba kepalaku pusing. Rahyan berkata "Kamu kenapa sayang? Tidak kenapa-napa aku baik-baik saja sayang. Tapi... wajahmu begitu pucat. Tidak aku baik-baik saja yuk kita duduk disana. *(Yuli Marsela)*
Rayhan memapahku menuju tempat duduk yang ada di dekat taman bunga. Ia mengajakku duduk tepat di sampingnya, sesaat ku menghela nafas panjang, tak terasa keringat dingin bercucuran keluar dari dahiku. " Ra, istirahatlah dulu, jangan banyak gerak biar stabil nafasmu sayang.", Ucap Rayhan. Aku sandarkan kepalaku di bahu Rayhan, tak terasa air mataku menetes. "Sayang , aku masih ingin bersamamu, menikmati setiap hal bersamamu, melahirkan anak-anak kita kelak." , Kataku ke Rayhan sambil tak terasa air mataku terus menetes membasahi pipiku. Memang bagiku Rayhan adalah semangatku yang selalu ada untukku.
Perlahan Rayhan duduk tepat di bawah tempat dudukku, ia memegang kedua pipiku sambil berkata, "Ra, kamu akan tetap tersenyum, melahirkan anak-anak kita, memasak untukku, membuatkan kopi setiap saat untukku." Sambil terus memandang kundengan tatapan yang begitu membuatku semakin terbuai dan serasa tak sanggup bila harus berpisah dengannya.
Perlahan matahari mulai menyembunyikan sinarnya dengan malu-malu, inilah saatnya kami kembali ke rumah, namun sebelum pulang seperti biasa kami mampir ke tempat makan langganan kami. *Asih awaffa florist*
Sesampai di rumah, Ayah langsung menghampiriku.
"Ra, mukamu pucat."
"Kamu kelelahan, Ra."
Sambil memapahku menuju kamar, ayah memperhatikan dengan seksama.
Bruk...
Sebelum sampai kamar, aku ambruk dalam dekapan ayah.
"Ya Allah..., Ra... Ra..." seru ayah panik.
Saat membuka mata, aku sudah berada dalam ruangan yang serba putih. Ayah tertidur di samping ranjang.
Ah, aku selalu merepotkan ayah. *(Ratna Yee)*
Ku lihat wajah ayah yang tertidur dengan penuh rasa cemas. Ayah memegang tanganku erat-erat. Seperti tak ingin melepaskanku pergi dari dunia ini.
Oh Tuhan.. Sebenarnya aku ingin selamanya bersama ayah. Namun aku merasa, waktuku tak lama lagi.
Aku tak bisa beraktivitas seperti orang-orang pada umumnya. Masa remajaku seakan habis di rumah sakit ini. Seandainya aku bisa meminta pada Tuhan,
Tolong berikan aku waktu dan membiarkan orang-orang di sekitarku bahagia saat aku tiada.
Ayah terbangun dari tidurnya dan membuyarkan semua lamunanku.
*(Aam Nurhasanah)*
Aku hanya bisa menatap kosong ruang yang serba putih.Kupandangi wajah lelah ayahku yang setiap saat harus menemaniku ketika rasa sakit itu datang.
Dalam hati aku berkata,"Maafkan aku ayah yang selalu merepotkanmu," tanpa terasa air mataku menetes.
Aku hanya bisa berharap semoga sakitku bisa semakin membaik. Andaipun aku harus pergi, aku ingin pergi dengan damai tanpa meninggalkan duka mendalam buat orang- orang yang mencintaiku.
Meski harus menahan sakit aku selalu berusaha tersenyum, karena senyumku bisa sedikit menghiburku dan mengurangi rasa sakitku.
*(Endang Giartiningrum)*
_"Mas Hendra ... Mas ..."_
Tiba-tiba terdengar suara memanggil ayah.
"Ayah, itu seperti suara tante Mira, _deh,"_ kataku pada ayah.
"Iya, betul. Ada apa dia pagi-pagi ke sini," jawab ayah bergegas keluar kamar.
Aku pun mengikuti ayah menyambut tante Mira.
"Mir, ada apa? Pagi-pagi masuk teriak-teriak segala," ujar ayah pada tante Mira yang kelihatannya tersengal-sengal seperti terburu-buru. Om Ardi yang berjalan di belakang tante Mira langsung duduk dengan muka agak _nekuk._
"Mas, Rayhan!" teriak tante Mira.
"Kenapa dengan Rayhan?" tanya ayah heran.
"Dia dibawa ke kantor polisi," jawab tante Mira sambil menatap wajah ayah dengan mata berkaca-kaca.
"Apa? Ini sudah kali ketiganya," jawab ayah sambil mengalihkan pandangan ke arah Om Ardi yang seakan _cuek._
*(Luluk Ernawati)*
"Reyhan ini memang terlalu, sudah berapa kali dia buat kekacauan seperti ini, memang seharusnya dia itu diberikan hukuman" kata Om Ardi ketus. Reyhan memang berkali-kali telah membuat masalah, tapi ini tidak menyurutkan cinta ku padanya, aku mau di akhir hidupku, masih ada seseorang yang mencintaiku sebagai kekasih yaitu Rayhan. Kupandangi wajah ayahku yang tampak sendu ketika mendengar Rayhan kekasihku berurusan dengan polisi *(Inna Nivanti)*
Rayhan, lelaki yang sangat kucintai memang suka membuat masalah, Tante Mira sangat menyayanginya bahkan memanjakannya. Itu mungkin yang membuat dia agak ugal-ugalan, suka membuat masalah. Dalam kegelisahanku, antara menahan sakit dan berita tentang Rayhan, kembali bayangan ibuku mendatangiku, mengelusku lembut membuatku semakin merindukannya. Aku teringat ketika beliau bercerita bahwa aku sebenarnya mempunyai seorang saudara, kakak lelaki yang diasuh oleh saudara ayahku. Kakakku pastilah seperti ayahku, sabar, penyanyang dan tegas, bukan sosok seperti Rayhan yang suka membuat masalah. Namun demikian aku tetap sangat mencintainya. "Ra..." Lembut suara ayah membuyarkan lamunanku. ( *Sunik Kartirahayu*)
Sore itu udara cukup dingin, ayah membawa segelas teh hangat untukku. Kutatap wajah ayah yang kusam mungkin karena capek, dalam keheningan aku menyela,
"Ayah...bolehkah aku mengatakan sesuatu," kupegang tangan ayah kutempelkan dipipiku.
Tentu putriku, katakanlah apa yang kau mau," jawab ayah sambil mengusap rambutku.
"Maafkan Aira Yah... kalau selama ini aku menyembunyikan sesuatu dari ayah," ucapku sambil kuletakkan kepalaku di pangkuan ayah.
"Ada apa putriku... katakanlah," ayah menatapku.
"Aku mencintai Rayhan Yah..." tanpa terasa air mataku berderai membasahi kedua pipiku.
"Apa?" ayah terperangah, kaget bagai disambar petir. *(Lilik Nur Kh)*
Suara ayah terdengar hingga ruang tamu tempat Tante Mira dan Om Ardi duduk. Mereka bergegas bangkit dan menuju ke kamar tempatku dan ayah berada.
"Ada apa, mas?" tanya Tante Mira pada ayah.
"Aira baru saja mengatakan kalau berpacaran dengan Reyhan, Mir." Jawab ayah sembari mengusap keningnya.
Tanpa berpikir panjang, Tante Mira mendekat padaku.
"Betul yang ayahmu bilang, Ra?" Tanyanya lembut seraya mengelus rambutku.
"Iya tante, Aira sangat mencintai Reyhan." Jawabku memelas.
"Tidak boleh, ini tak boleh terjadi!" Teriak ayahku mengagetkan suasana yang tadinya sendu di kamarku.
"Mas, pelan dan Jangan emosi dulu." Ucap Tante Mira pada ayah berusaha menenangkan.
Tante Mira pun mendekapku.
"Ra, ini memang tak boleh terjadi." "Kamu dan Reyhan adalah saudara kandung." "Memang ini semua kesalahan tante karena tak menceritakan semua ini dari awal" Tante Mira berusaha memberikan penjelasan padaku.
"Tidak, sekali Reyhan tetap Reyhan." Teriakku sambil kutatap wajaha semua orang yang ada di kamarku.
Kepalaku terasa pening dan tiba-tiba...
Pett....
*(Catur Rochman)*
Tiga hari aku opname di Rumah Sakit Central Medica di kotaku. Aku tak mau siapapun menjengukku, termasuk Rayhan. Ayah yang senantiasa mendampingiku dan merawatku selama aku sakit. Berkali-kali Rayhan ingin masuk ruangan. Tapi aku selalu menolak.
Mataku sembab karena hampir setiap waktu menangis. Ayah sedih melihat kondisiku.
Rayhan yang awalnya tidak mau menerima kenyataan akhirnya luluh juga hatinya. Ia lebih rasional. Kalaupun tidak bisa menjadi sepasang kekasih ia masih bisa menyayangiku sebagai adik kandungnya sendiri. Sedangkan aku masih belum bisa menerima kenyataan ini.
Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Ayah meminta izin keluar sebentar untuk makan malam. Ia lantas berbicara kepada salah satu perawat.
"Suster, saya pamit sebentar mau cari makan malam. Saya titip Aira ya!" Perintah ayah kepada salah satu perawat.
Begitu ayah berlalu, tiba-tiba Rayhan masuk ruangan. Sudah lama sepertinya ia menunggu kesempatan ini. Kesempatan untuk bertemu aku, kekasih hatinya yang kini adalah adiknya tercinta.
Begitu ia membuka pintu kamar perawatan, Rayhan langsung melihatku yang sedang duduk.
"Rayhan!" Teriakku kaget
Rayhan langsung berlari memelukku. Lama sekali. Aku ingin melepasnya tapi aku justru merasa lebih tenang dan nyaman.
Pelukannya hangat. Tangannya mengelus kepalaku berulang kali dengan lembut sambil berkata,
"Kenyataan ini sangat sulit bagi kita. Tapi kita harus menerimanya."
Kalimat demi kalimat penenang meluncur dari mulutnya. Air mataku terus mengalir dari balik punggungnya hingga baju belakangnya basah.
"Ayah tak mampu merawat kita berdua secara bersamaan karena ibu kita meninggal. Kebetulan Tante Mira tidak punya anak. Ia memilih mengasuhku dengan syarat menyembunyikan identitas. Ia ingin aku menganggapnya sebagai ibu kandungnya sendiri. Ia takut kalau aku tahu akan pergi nya." Jelasnya dengan lembut.
Seminggu berlalu. Rayhan setiap hari mengunjungiku. Kadang ia memijitku dan menyuapiku. Bahkan membacakan novel baru yang baru ia beli untuk menghiburku.
"Kata dokter, kamu mengalami perkembangan yang bagus. Nafsu makan membaik. Bahkan berat badanmu naik 1 kg. Rambutmu juga sudah tidak rontok lagi. Kamu tambah cantik sekarang"
Manis sekali kata-kata itu. Aku melihat senyum bahagia itu terukir saat ia menatap mataku. Tapi aku tahu itu hanya untuk menghiburku. Waktuku mungkin tidak lama lagi. Setiap malam aku masih merasakan sakit yang luar biasa di kepalaku.
Sungguh perhatiannya semakin membuat aku tak rela melepasnya. Hanya saja sepertinya kematian memang yang terbaik. Jika aku hidup maka aku tidak akan sanggup menerima kenyataan bahwa ia adalah anak pertama dari ayah dan almarhumah ibuku.
Baru kemarin aku mendapat kebahagiaan bahwa Rayhan mencintaiku. Ia adalah laki-laki pertama yang kucintai. Tapi, kenapa semua itu harus berakhir begitu cepat? Kenapa aku harus tahu kebenaran ini?
Telah tiba saatnya rahasia besar terbongkar. Harapanku untuk hidup bersama Rayhan, kandas. Kisah manis terpaksa harus aku akhiri. Ribuan kenangan harus aku telan.
Aku hanya diam di ruang serba putih ini. Ada amarah yang tak mampu terluapkan. Ada banyak impian yang tak bisa teraih. Juga banyak rencana yang hanya berujung wacana.
Berlinang air mata di pipiku. Belum pernah aku merasa sejatuh cinta ini pada seseorang. Namun, dalam waktu yang sama semua harus berakhir.
Bukan karena ada pihak ketiga. Bukan karena hilang kepercayaan. Bukan karena tidak saling mencintai lagi.
Justru harus dipaksa berakhir di waktu puncak cinta menggelora. Ibarat burung, aku sedang terbang tinggi lalu sayapku patah dan aku harus jatuh terjungkal.
Dalam kesedihan yang mendalam, tiba-tiba aku melihat cahaya. Cahaya yang sangat lembut. Cahaya yang membuat aku nyaman, melayang dan menjadi yang paling terang di atas langit.
Kini aku berada di bawah hamparan tanah dengan taburan bunga di atasnya. Aku berada tepat di sebelah ibu. Aku sudah tenang bersama ibu. Selamat tinggal dunia.
_"Hidup tak selamanya terasa manis, tapi tak selamanya pula terasa pahit. Jika takdir sudah berkata, maka tidak ada yang mampu mengubahnya Kembali. Seperti layaknya kertas yang telah menjadi abu. Dalam hidup pasti ada liku-liku yang menemani kita. Begitu pun dengan cinta. Setiap cinta pasti ada kelok-kelok yang ingin menghancurkannya. Tapi, hanya cinta sejati yang mampu menahannya, karena cinta sejati akan selalu menanti kita sampai kita kembali dalam dekapan-Nya."_
Tak menyangka, dari cerpen bergilir ini telah menghasilkan karya yang luar biasa. Cerpen ini berakhir tragis karena tokoh Aku (Aira) meninggal dunia dan tidak bisa bersama dengan lelaki yang dicintainya (Reyhan) karena mereka adalah saudara kandung.
Para kontributor yang membuat cerpen ini merasa baper dan merasakan kesedihan yang luar biasa. Saya sampai memberi emoticon tangisan yang sangat banyak.
Dengan diadakannya menulis estafet cerpen ini bertujuan agar peserta terbiasa menyambungkan kalimat sebelumnya sehingga menjadi paragraf yang padu.
Sangat tertantang sekali sebagai pendatang baru di Komunitas Aksara Bermakna. Semoga besok saya bisa menaklukkan tantangan yang lainnya. Amin.
#Day4NovAISEIWritingChallange

Jumat, 06 November 2020
BOOK MARKETING STRATEGY
Pertemuan ke 15
Hari/tanggal : Jumat, 06 November 2020
Narasumber : Agustinus Subardana, S.E., M.M. , CDS (Direktur Pemasaran PT Andi)
Email : Agus. subardana@gmail.com
Blog : Literasikangagus.blogspot.com
Topik materi : Book Marketing Strategy
Malam ini terasa sangat berbeda sekali. Saat Omjay sakit, dua pertemuan ini saya membuka kelas kuliah online untuk menghandle jalannya diskusi. HP omjay beberapa saat tidak aktif dan tidak dapat dihubungi. Memang beliau memerlukan rehat yang cukup untuk memulihkan tenaga dan mengurangi segala aktivitas. Narasumber malam ini adalah Bapak Agus Subardana, S.E., M.M. , CDS (Direktur Pemasaran PT Andi). Sedangkan moderator yang bertugas adalah Rizki Kurnia Rahman. Asal Jogja tapi tinggal di Sulawesi Tenggara.
Karena merasa kekurangan tenaga di bagian share materi dengan memberanikan diri, saya menghubungi Pak Rizki melalui WA. Saya lalu menanyakan apakah bisa membantu Omjay meneruskan materi ke gelombang lain? Tanpa pikir panjang, Pak Rizki menjawab iya. Tanpa ada rasa ragu dan tanpa banyak alasan.Saya lalu memasukkannya ke 5 grup kelas menulis Omjay yaitu gelombang 10,12,13,14, dan 15.
Pada mulanya saya test dahulu untuk meneruskan materi ke gelombang lain, hasilnya sukses. Naik satu tahap, malam ini, saya coba Pak Rizki untuk menjadi moderator. Alhamdulilah, kuliah berjalan lancar sesuai rencana. Saya serasa jadi manager yang sedang melatih anak buah yang masih magang, hehehe. Sempat terkikik-kikik dalam hati saat mengajarkan Pak Rizki meneruskan materi dan menjadi moderator handal. Menjadi tim sukses Omjay adalah pengalaman yang luar biasa. Banyak ilmu yang saya dapat termasuk bisa menjadi moderator yang dapat diacungi 4 jempol.
Dengan adanya Pak Rizki menambah deretan tim sukses yang membantu jalannya diskusi dengan penuh keikhlasan. Kami melakukan semua ini dengan sukarela dan tanpa paksaan. Bagi kami, mengenal Omjay telah mendatangkan berbagai kebaikan. Termasuk kebaikan untuk menjadi seorang penulis hebat dan dapat diperhitungkan di masa depan. Sedikit curhat colongan (CurCol nih, hehehe.) Lanjut ke materi yu!
“Buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku” ungkap Pak Agus membuka materi malam ini. Menurut saya, kalimat pembuka yang cukup menarik. Jadi ingat materi Pak Amir Hamzah dan Pak Ya’ Dedi Suhendi bahwa kalimat pembuka yang menarik akan menentukan sikap pembaca untuk melanjutkan bacaan atau sebaliknya.
Sejak PAUD hingga remaja, pemerintah sudah menggalakkan budaya membaca dan menulis pada peserta didik bahkan sampai perguruan tinggi. Hal ini menciptakan peluang besar bagi penerbit buku untuk turut andil di dalamnya. Saat buku sudah tercetak dan terjual laris manis, tentu keuntungan/ profit margint akan datang sendiri pada penerbit dan penulis buku. Saat ini terdapat 1 328 penerbit yang terdaftar sebagai anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) dengan jumlah penerbit aktif sebanyak 711 penerbit, dan sisanya sudah tidak aktif lagi.
Pandemik Virus Corona telah meluluh lantahkan semua sektor perindustrian termasuk industri buku. Bahkan banyak penerbit yang mengalami gulung tikar karena tak mampu lagi menekan biaya produksi buku. Kerugian itu pun menimpa penerbit besar seperti PT Andi antara lain:
1. Jaringan toko buku tutup selama kurang lebih 4 bulan
2. Orang takut datang ke toko buku atau mall
3. Penurunan omset toko buku 70-80%
4.Banyak penerbit memberhentikan distribusi ke toko buku
5. Beberapa penerbit gulung tikar(bangkrut).
Untuk tetap eksis dan bertahan dalam industri penerbitan buku, tentu bukan hal yang baru bagi penerbit Andi. Mengapa? Pengalaman 40 tahun dalam menerbitkan buku memberikan berbagai macam pengalaman baru hingga sampai sekarang bisa mencetak sampai lebih dari 15.000 judul buku yang dikelompokkan menjadi 32 kategori. Kunjungi www.andipublisher.com
Strategi pemasaran buku PT Andi di pengaruhi oleh 2 faktor yang meliputi :
1. Faktor Mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor Makro yaitu demografi-ekonimi, politik-hukum, teknologi-fisik dan sosial-budaya.
Selain faktor mikro dan faktor makro, PT Andi juga melakukan strategi digital marketing. Digital marketing dilakukan dengan serangan udara (on line) dan serangan darat (off line).
Alasan mengapa memilih Digital Marketing sebagai serangan udara (on line), sbb:
1.Cara efektif untuk membantu meningkatkan penjualan buku.
2.Tetap berhubungan dengan pelanggan buku di medsos
3.Pastikan buku mudah ditemukan di media online seperti Website yang terhubung dengan akun medsos lain dengan sekali klik
4.Pemasaran lewat komunitas seperi Komunitas Menulis Omjay, atau Komunitas Guru Sejuta Ngeblog dan PGRI serta mengadakan webinar lewat link Zoom , Live Youtube TV. ANDI, dengan tema – tema yang menarik.
5.Harus bisa tampil sebagai yang pertama,yang terdepan, dan yang tercepat dalam memasarkan buku
6.Mengadakan promo khusus semacam diskon untuk meningkatkan konsumen
7.Bagaimana menjadikan Branding tanggap situasi, cepat dalam merespon permintaan pengiriman buku, jika ada komplen konsumen cepat dicari jalan solusinya
8.Supaya tetap eksis memakai mobile marketing, email marketing, personal marketing, continues marketing, dan terintegratif pada satu website sehingga memudahkam dalam mempromosikan brand yang mau dijual.
9.Buat konten yang menarik perhatian pembaca. Hal ini bisa dilakukan dengan membuat cover buku yang kreatif dan inovatif sehingga menarik pembaca. Hal ini dilakukan karena kemasan buku rata-rata disegel dan tidak bisa dibuka. Dengan membuat cover buku yang bagus maka itu akan membuat karya kita dilirik pembaca. Bahkan nanti jadi buku best reseller.
10.Visual marketing lewat akun medsos FB, IG, WA, Youtube juga harus dilakukan agar menarik perhatian konsumen agar tegerak membeli buku yang kita promosikan.
Team pemasaran On line penerbit ANDI Offset mempunyai 20 staf tenaga pemasaran khusus menjangkau lewat dunia maya / on line . Kami Penerbit ANDI juga memasarkan buku lewat marketplace yang telah di tunjuk oleh Kemendikbut R.I melalui blanja.con, blibli.com dengan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) guna mendukung pengadaan barang dan jasa (PBJ) di sekolah melalui penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler. "Inovasi dan elektronifikasi sektor PBJ merupakan suatu keniscayaan. Hal ini juga sesuai dengan amanat dan kebijakan pemerintah untuk penguatan tata kelola keuangan pendidikan melalui Perpres PBJ Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018."
Strategi serangan darat (off line) dilakukan dengan kerjasama dengan toko buku besar seperti Gramedia, melakukan directselling, dan melakukan event-event seperti event Pameran buku, dalam seminar, workshop, tryout, bazar buku, bedah buku, dan sebagainya.
SESI TANYA JAWAB
P1
AAM NURHASANAH, SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS LEBAK BANTEN.
Izin bertanya:
Beberapa jebolan penulis pemula kelas menulis Omjay (Aam dan teman2) di bawah binaan Prof. Ekoji yang sudah lolos ke penerbit Andi, apakah pemasaran bukunya nanti akan display ke gramedia atau toko2 besar? Aam sudah membayangkan, buku Aam nanti terjejer di toko buku besar. Terimakasih.
Jawab:
Buku Prof. Ekoji sudah kami distribusikan ke gramedia dan kami promo khusus di gramedia. Demikian juga di toko besar lainnya.
P2 TINI SUMARTINI , LEBAK BANTEN
Izin bertanya
1. Dewasa ini banyak situs yang membagikan e-book gratis, bgmn pandangan bapak ttg hal ini terkait prospek pemasaran buku?
2. Setiap penerbit memiliki idealisme tersendiri mengenai syarat-syarat buku yang diterima dari penulis, bagaimana idealisme Andi offset?
Jawab:
1.PT ANDI membuat program E-book Pustaka plus (e-pustaka). Biaya sewa selama setahun 11 juta isinya 600 judul buku e-book, 16.500.000 berisi 1.000 judul buku dengan sewa satu tahun. Kalau bentuk fisik buku harga bisa sampai 1 Miliyar. Jumlah e-booknya sesuai jumlah siswa dan jumlah guru. PT Andi bertahan hingga usia 40 tahun bertahan dalam dunia penerbitan.
2. Prosedur Penerbitan Buku PT Andi
A. Materi yang Harus Dikirim
Penulis harus mengirimkan ke Penerbit naskah final, bukan outline ataupun draft, yang disertai:
. Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Daftar Gambar
• Daftar Tabel
• Daftar Lampiran
• Isi
• Daftar Pustaka
• Indeks
• Abstrak (sinopsis)
. Penjelasan perihal: pasar sasaran yang dituju, prospek pasar, manfaat buku ybs.
. Profil penulis, memberi keterangan singkat tentang penulis.
B. Penilaian Naskah
Penerbit menilai naskah dari berbagai aspek:
* Aspek Ideologis
Apakah topik bertentangan dengan UUD 1945 dan Pancasila, apakah topiknya akan meresahkan kondisi masyarakat seperti: politik, hankam, sara, sopan santun, harga diri, dll.
* Aspek Keilmuan :
1. Apakah topik yang dibahas merupakan topik baru bagi masyarakat, dan apakah masyarakat sudah siap menerima topik tersebut?
2. Apakah naskah tersebut gagasan asli atau jiplakan?
3. Terkait dengan akurasi data maka diperlukan sumber daftar pustaka yang lengkap.
* Aspek Penyajian:
1. Apakah sistematika kerangka pemikiran baik sehingga alur logika pemaparan mudah dipahami?
2. Bahasa yang digunakan apakah komunikatif sesuai dengan jenis naskah dan sasaran pembaca?
3. Apakah cara penulisannya sudah benar, yaitu menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baku?
4. Kelengkapan naskah secara fisik seperti kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, batang tubuh, daftar gambar, tabel, lampiran, index, daftar pustaka, sinposis, apakah sudah lengkap?
5. Pengetikan menggunakan media dan alat apa, apakah tulis tangan, diketik manual, ketik komputer menggunakan software tertentu?
6. Mutu gambar, tabel dan objek lain yang dipasang (capture) apakah layak atau masih harus diperbaiki lagi?
7. Apakah urusan perizinan penggunaan gambar tertentu, izin terjemahan, izin pengutipan dll. sudah diselesaikan?
* Aspek Pemasaran:
1. Apakah tema naskah mempunyai pangsa pasar jelas dan luas sehingga buku akan dapat dan mudah diterima pasar?
2. Apakah naskah memiliki selling point atau potensi jual tertentu, seperti judul, keindahan, bahasa, kasus aktual, dsb?
3. Apakah ada buku sejenis yang beredar dan telah diterbitkan? Apa kelebihan naskah tersebut dibandingkan dengan buku lain?
* Aspek Reputasi Penulis:
1. Apakah penulis adalah tokoh, praktisi, dosen yang sangat diakui kepakarannya oleh masyarakat luas?
2. Apakah buku-buku yang pernah diterbitkan mempunyai catatan keilmuan dan pemasaran yang baik?
C. Format Naskah
Format Naskah Siap Cetak
Format pengaturan naskah dapat menggunakan Template yang disediakan oleh Penerbit Andi. Format ini merupakan Template standar yang dapat disesuaikan dengan naskah yang sedang ditulis. Anda dapat meminta Template tersebut melalui e-mail, atau datang langsung ke Penerbit ANDI.
Format naskah standar siap cetak, adalah sebagai berikut:
Jenis huruf untuk teks isi: Bookman Old Style, New Century School Book atau Times New Roman 10/11 point.
Judul bab (Heading 1): font sama dengan teks isi, ukurannya diatur sedemikian rupa agar tampak menonjol dan serasi dengan ukuran 20 pt.
Judul sub-bab (Heading 2): font sama dengan teks, 18 point, capital, bold.
Judul sub-sub-bab (Heading 3): font sama dengan teks, 10 point, capital underline
Header dan Footer: menggunakan font yang berbeda, dapat divariasikan dalam style huruf bold atau italic.
Footnote : Font sama, 8 point; dapat menggunakan font lain yang serasi.
Alignment : Justified
Spacing : Before – 0, After – 0,6
Line Spacing : Single
Gambar-gambar tangkapan (capture) layar sebaiknya menggunakan format jpg. Gambar sebaiknya dikirimkan dalam file tersendiri yang di kumpulkan dalam sebuah folder gambar dan dilakukan link terhadap naskah.
Catatan: Segala bentuk aturan layout di dalam template adalah layout standar di Penerbit Andi, Anda dapat memodifikasi perwajahan buku Anda dengan terlebih dahulu melakukan konfirmasi dengan Penerbit.
Contoh Penomoran Halaman:
Halaman judul : i
Halaman Copyright : ii
Halaman Persembahan : iii
Kata Pengantar : v
Daftar Isi : vii
Halaman Isi
Pendahuluan (Bab I) : 1
Bab II : 3, 5, 7, 9, dst. (selalu halaman ganjil)
E. Ukuran Buku dan Area Cetak
Setelah Anda menentukan sistematika penulisan buku Anda, hal penting berikutnya adalah format buku yang akan Anda tulis. Format buku terdiri dari beberapa ukuran yaitu ukuran besar, standar, kecil, atau buku saku serta format spesial. Penentuan format ini akan berpengaruh terhadap ketebalan buku dan kedalaman materi yang Anda inginkan.
Format buku di Penerbit Andi:
Format Besar : 20 cm x 28 cm, 21,5 cm x 15,5 cm
Format Standar : 16 cm x 23 cm, 11,5 cm x 17,5 cm
Format Kecil : 14 cm x 21 cm, 10 cm x 16 cm
Buku Saku : 10 cm x 18 cm, 13,5 cm x 7,5 cm
Format Khusus
Banyak Penulis tidak memperhatikan format ini sehingga saat dilakukan pengaturan layout dan setting, beberapa bagian buku menjadi tidak sesuai dengan maksud Penulis. Ketidaksesuaian tersebut contohnya: proporsi gambar yang tidak benar, pemotongan kata yang tidak tepat (terutama pada listing program pada buku pemrograman), dan ketebalan buku yang tidak proporsional.
F. Pengiriman Softcopy: Disket atau CD
Softcopy naskah dikirim dapat dengan cara: Lewat pos/paket ditujukan ke:
Penerbit ANDI
Jl. Beo 38-40 Yogyakarta 55281
Telp (0274) 561881; Fax (0274) 588282
Datang langsung ke kantor Penerbit ANDI dan menemui bagian penerbitan ANDI. Atau lewat email (Maksimal 1 Mb per kiriman): andipenerbitan@gmail.com
G. Keputusan Naskah
Setelah Penulis menyerahkan naskah, Penerbit memberikan keputusan melalui surat resmi kepada Penulis, apakah buku diterbitkan atau tidak. Untuk naskah yang diterima, Penerbit akan mengirim surat pemberitahuan resmi. Penulis wajib melengkapi kelengkapan naskah - softcopy. Untuk naskah yang ditolak, naskah akan dikembalikan kepada Penulis bersama dengan surat pemberitahuan penolakan penerbitan.
H. Keputusan Menerima / Menolak Naskah
Untuk Apa dan Mengapa Penerbit Harus Menilai Naskah? Penerbit adalah suatu badan usaha yang bercita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk tujuan tersebut Penerbit mengusahakan, menyediakan, dan menyebarluaskan bagi khalayak umum, pengetahuan dan pengalaman hasil karya ilmiah para Penulis dalam bentuk sajian yang terpadu, rapi, indah, dan komunikatif, baik isi maupun kemasan fisik, melalui tata cara yang sesuai, dan bertanggung jawab atas segala risiko yang ditimbulkan oleh kegiatannya. Berdasarkan pengertian mengenai penerbitan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerbit tidak bermaksud untuk menghakimi hasil karya Penulis, sehingga tidak ada alasan untuk tidak menghargai karya tersebut karena Penulis adalah “rekan sejawat” bagi Penerbit.
Penilaian naskah bukan untuk menjatuhkan vonis naskah baik atau buruk, layak terbit atau tidak. Langkah tersebut digunakan sebagai sarana untuk memperlancar proses penerbitan secara optimal.
Proses penilaian ini adalah proses standar penerbitan sehingga perlu ada komunikasi yang baik antara Penerbit dan Penulis. Dengan demikian tidak ada salah-pengertian bahwa Penerbit menganggap remeh Penulis atau Penulis merasa naskahnya sudah yang terbaik.
I. Bentuk Royalti Penerbit ANDI
Penerbit ANDI memberikan royalti sebagai berikut:
Besar royalti standar adalah 10%, dengan perhitungan: 10% x harga jual x oplah (potong pajak)
Mengingat Penerbit ANDI memiliki bentuk kerja sama yang beragam pada saluran distribusi pemasaran, maka perhitungan royalti adalah berdasarkan buku yang benar-benar telah terbayar lunas, dengan demikian buku yang sifatnya konsinyasi atau kredit belum dianggap sebagai buku laku. Dalam hal ini Penerbit ANDI akan selalu menjaga kejujuran dan kepercayaan bagi semua relasinya, ini semua karena nama baik sangat penting bagi Penerbit ANDI.
J. Bentuk Kerja Sama Penerbitan
Bentuk kerja sama penerbitan yang ditawarkan Penerbit ANDI mencakup::
1. Kerja sama Penerbit dengan Penulis; yaitu kerja sama antara Penerbit dengan Penulis secara individu untuk menerbitkan sebuah buku.
2. Kerja Sama Penerbit dengan Kelompok Penulis; yaitu kerja sama antara Penerbit dengan beberapa Penulis sekaligus untuk menerbitkan sebuah buku. Dalam kerja sama ini, Penulis wajib menunjuk satu orang dengan pemberian surat kuasa, untuk bertanggung jawab terhadap segala urusan administratif maupun non administratif yang berkaitan dengan penerbitan.
3. Kerja sama Penerbit dengan Lembaga; yaitu kerja sama antar Penerbit dengan sekelompok Penulis yang telah dikoordinasi oleh Lembaga/Institusi untuk menerbitkan sebuah buku. Dalam hal ini Penerbit hanya berhubungan dengan Lembaga/Institusi yang telah diberi kepercayaan oleh Penulis.
4. Kerja sama Umum
Kerja sama cetak. Penerbit hanya membantu dalam jasa percetakannya, seperti buku jurnal ilmiah dan ebagainya.
Kerja sama cetak dan penerbitan, Penerbit bekerja sama dengan Perorangan/Lembaga untuk menerbitkan sebuah buku dengan tanggungan biaya penerbitan bersama.
Hubungan Antara Penulis dan Penerbit
Penulis dengan Penerbit memiliki kedudukan setara; secara umum Penulis memandang Penerbit bertindak sebagai intermediary karya-karya yang akan disampaikan kepada masyarakat, sedangkan Penerbit memandang Penulis sebagai aset penting perusahaan yang menyebabkan proses penerbitan tetap berlangsung.
Kepentingan apa di balik dorongan untuk menulis? Menulis dapat meningkatkan kredit point (bagi pengajar), meningkatkan kredibilitas, dan pemenuhan finansial. Hal tersebut yang memotivasi penulis untuk menghasilkan suatu karya yang berkualitas.
Apa kelebihan Penerbit ANDI dibanding penerbit lain?
• Buku ANDI telah memiliki Brand Name tersendiri di hati masyarakat.
• Memiliki jaringan distribusi yang luas.
• Memiliki mesin cetak sendiri sehingga hasil, kecepatan, dan kualitas dapat diatur dengan baik.
• Memiliki sistem royalti yang jelas, jujur dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan sinergi kerja sama antara Penulis dengan Penerbit akan diperoleh hasil berupa penerimaan masyarakat terhadap buku terbitan ANDI.
Catatan: Prosedur penerbitan ini sewaktu-waktu dapat berubah mengikuti perkembangan, situasi dan kondisi, untuk itu diharapkan Penulis dapat mengikuti informasi terbaru di Penerbit Andi.
Display buku berbeda dengan pameran/ bazzar. Bazar dilakukan karena event atau EO tertentu dan dilakukan oleh semua penerbit, dan di promosikan dalam bentuk obral dan di luar toko buku (di pintu masuk/luar space area toko). Untuk display buku, hal yang dilakukan PT Andi Jika buku tidak laku maka akan diadakan tambahan diskon(rabat)/promo khusus pada konsumen dari 10-20% pada waktu tertentu(masih prospek). jika masih belum laku maka akan melakukan retur dari toko dan baru dilakukan bazar di luar toko.
Buku baru terbit akan lounching dengan cara pendekatan pihak toko, atur jadwal, tanggal dan waktu yang ramai pengunjung misal hari sabtu minggu jam satu siang, dan kewajiban penulis adalah mengundang komunitas-komunitas penulis dan membagi promo dan brosur, bahwa akan lounching buku, dan pihak toko memberikan target agar buku laku, dan tambahan diskon untuk konsumen.
Saran untuk penulis pemula adalah Menguasai bahan tulisan, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Pilih jenjang dan kelas yang akan ditulis. Minat menulis buku sesuaikan dengan kemampuan kualifikasi baground pendidikan supaya menulis jadi semakin terasah.buatlah buku pendidikan yang sedang dibutuhkan pendidik sesuai arahan mas menteri dan sesuai kemdikbud misal buku AKM. Itu akan menarik jika kita buat buku tersebut.
Cara untuk mendapatkan CSR adalah berikan proposal pada penerbit, maka penerbit akan menunjuk distributor buku terdekat untuk memberikan bantuan buku kepada taman bacaan sesuai dengan proposal yang diajukan. PT Andi juga pernah memberikan CSR bantuan buku ke daerah Kediri, Mojokerto, dan daerah terpencil lainnya.
Buku yang diobral adalah buku yang tidak laku dan tidak mengurangi nilai dari ilmu tersebut. Buku yang diobral buku notabennya adalah yang sudah lama terbit 2-3 tahun yang lalu maka diekspos kembali untuk dijual. Terkait buku yang telah dibajak, penerbit akan berkoordinasi kepada penulis dan memberikan somasi kepada pihak yang telah membajak bukunya. Pameran buku PT Andi tidak pernah membuat pameran buku bajakan. PT Andi memiliki legalitas dan sangat meghindari buku bajakan. Buku gendre yang masih bagus adalah genre novel, fiksi, dan masa pandemi ini buku masakan dan buku tanaman sedang naik daun.
Menulis adalah berjuang, Penulis adalah Pahlawan yang akan di kenang selama – lamanya. Lembaran karya adalah medan pertempuran, Pena adalah senjatanya. Buku adalah gudang ilmu, kuncinya adalah membaca. Membaca adalah jendela dunia. Jadi dengan membaca akan membuat kita semakin mudah dalam menulis. Maka bacalah lalu tuliskanlah. Maka coretan kita kan menjadi sejarah yang bermakna dan akan tetap dikenang dan abadi selamanya.
KESIMPULAN
1.Tulislah apapun yang kita sukai.
2.Tulislah apa yang kita lihat, kita dengar, dan kita alami.
3.Jangan takut tidak dibaca dan tidak diterima penerbit.
4.Tulis, tulis, dan tulislah terus. Suatu saat nanti pasti berguna bagi banyak orang dan penerbit Andi siap membantu dalam memasarkan buku yang kita tulis.
Mantap sekali materi malam ini, tak terasa moderator perdana kita sudah memandu dengan asyik sekali. Terimakasih Pak Agus atas ilmunya yang luar biasa dan Pak Rizki lulus 100% jadi moderator. Semoga Omjay lekas sembuh dan bisa berbagi lagi dengan kita semua. Amin..
Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S, Pd
#Day3NovAISEIWritingChallange

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”
Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...

-
BIONARASI Profilku Aam Nurhasanah, S.Pd. Lahir di Cipanas, tanggal 12 Agustus 1988...
-
Kamis, 01 Oktober 2020 Permisi.. Terdengar suara kurir JNE yang memanggil dikejauhan.. Tepat saat adzan dzuhur berkumandang sekitar pukul 12...
-
http://gurupenggerakindonesia.com/ ASYIKNYA TEKNOLOGI BULLSEYE FRAMEWORK DALAM PEMBELAJARAN DARING DAN LURING Pembelajaran Jarak jauh (PJJ)...