Senin, 12 Oktober 2020
OH PONDOKKU, MAHIDAKU

Minggu, 11 Oktober 2020
INTIP BIOGRAFIKU YUK..
AAM NURHASANAH,S.Pd.Lahir di Cipanas, tanggal 12 Agustus 1988. Menempuh masa pendidikan di SD Negeri Bintangresmi 02, SMP Negeri 1 Cipanas, SMA Negeri 1 Cipanas, Kuliah S1 di STKIP SETIA BUDHI Rangkasbitung, Prodi DIKSATRASIADA dan lulus tahun 2013.
Pada tahun 2011 sudah mengabdikan diri di Ponpes Modern SMP-SMKS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS(MAHIDA), Lebak-Banten. Aktif di MKKS Wilbi III, MGMP Bahasa Indonesia Wilbi III dan sampai sekarang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada tanggal 04 Maret 2019, saya diberi kepercayaan oleh Mudir-Mudiroh Pimpinan Yayasan Ponpes MAHIDA yaitu K.H. Acep Amarullah dan Ibu Enung Nurhayati untuk menjadi kepala sekolah di SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS (SMPS MAHIDA), sampai sekarang di Kp. Hamberang, Desa Luhurjaya, Kecamatan Cipanas, Kab. Lebak, Provinsi Banten.
Hobi saya adalah menulis. Ini jadi sebuah kebiasaan baru dan rutinitas setiap hari. Berkat grup menulis ini saya sangat suka sekali menulis di blog. Grup ini dibuat oleh Om jay dan telah sukses menularkan virus ngeblog sampai melahirkan buku antologi berjudul ”SEMANGAT MENULIS BERSAMA BU KANJENG” Juli 2020, buku solo saya yang berjudul “MENGUKIR MIMPI JADI PENULIS HEBAT” terbit bersamaan dengan buku antologi “KISAH INSPIRATIF SANG GURU” Oktober 2020. Semakin semangat saat mengikuti kelas AISEI. Peserta ditantang menulis setiap hari dengan menggunakan sebuah foto dan menuliskannya minimal 100 kata setiap hari.
Kalimat penyemangat dari Omjay sehingga saya bisa menerbitkan buku adalah “Gajah mati meninggalkan gading, Blogger mati meninggalkan posting”, “Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi”.
Alamat email: aamnurhasanah120888@gmail.com. No WhatsApp 085710996088. Nama Facebook: Aam Nurhasanah. Akun Instagram aamnurhasanah88. Alamat rumah saya di Kp. Gajrug, RT 005/002, Desa Bintangresmi, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kode pos 42372.
#Day5AISEIWritingChallange

Sabtu, 10 Oktober 2020
AISEI WRITING CLUB
AISEI singkatan dari (Association for International minded School Educators Indonesia). Selasa, 6 Oktober 2020 adalah Webinar via Zoom AISEI Writing gelombang 2 yang dimulai pukul 19.00-21.00 WIB. Founder AISEI adalah Dr.Capri. Moderator malam itu adalah mba Dea. Sedangkan narasumbernya adalah Prof. Richardus Eko Indrajit.
AISEI diselenggarakan sebulan 2 kali tiap pekan pertama dan ketiga, selama 10 x pertemuan. Webinar gelombang pertama dilaksanakan pukul 16.00-17.30. Saya baru masuk secara resmi di gelombang 2 karena baru menyelesaikan Kelas Belajar Menulis Gratis yang dikomandai Omjay. Sebenarnya saya sudah mendengar istilah AISEI sejak masuk kelas belajar menulis Omjay. Namun, saya takut tidak fokus jika melakukan dua kegiatan sekaligus dengan berbagai kegiatan yang ada di pondok. Karena haus akan ilmu, barulah Oktober ini saya memutuskan untuk kembali mengikuti AISEI.
Saya mengingat perkataan Omjay saat live di IG tempo lalu. Kalau kita fokus, maka buku akan terbit. Dari ketekunan saya mengikuti kelas Omjay, akhirnya buku solo saya bisa lounching dengan selamat.
Saat Webinar zoom berlangsung, Prof. Eko menampilkan 9 penulis kelas Omjay, angkatan pertama yang berkolaborasi dengan Prof. Eko dan bukunya sudah terbit di penerbit mayor PT ANDI OFFSET sedangkan angkatan kedua ada 15 orang. Saya berharap menjadi salah satu kandidat dalam program menulis September Ceria yang sudah berlangsung bulan kemarin. Dgd-degan sekali hati ini menunggu kabar dari PT Andi jika kelak naskah saya diterima dan siap terbit. Bangga sekali rasanya jika hal itu tidak sekedar mimpi melainkan kenyataan. Aminnn...
Di dalam zoom Dr. Capri menyampaikan 4 Pilar AISEI yaitu
- Guru belajar
- Guru berbagi
- Guru menginspirasi
- Guru menulis
Kali ini AISEI menggandeng penulis dengan jumlah peserta di atas ratusan. Saya adalah salah satu pesertanya. Harapan kegiatan AISEI adalah semua peserta dapat menulis di blog secara rutin. Di akhir kegiatan, AISEI memberikan tugas berupa tantangan menulis, dengan menggunakan foto sebagai medianya. Diharapkan semua peserta bisa mengembangkan konten dari foto yang di posting. Jika kita melakukannya setiap hari dan konsisten melakukan tugas dengan baik, AISEI mengharapkan kebiasaan itu akan mengasah kreatifitas, imajinasi, inovasi, dalam mengasah keterampilan kita menulis di blog dan menulis buku.
#Day4AISEIWritingChallange
#Day4AISEIWritingChallange

Jumat, 09 Oktober 2020
5 Proses Menulis
1. Menggagas.
Menggagas adalah menemukan ide. Temukan dan gagaslah ide apapun untuk dijadikan bahan tulisan.
2. Menyusun (Draf)
Saat saya sudah menemukan ide, biasanya saya akan buat drat tulisan. Sekarang sudah ada aplikasi blog untuk hp. Kita tinggal download aplikasi blog, tulis deh apa yang mau kita tulis. Contoh draft blog saya.
3. Merevisi
Saat kita sudah menulis, lakukanlah revisi. Revisi adalah merubah sedikit tulisan untuk menjadi lebih baik lagi. Hindari merevisi saat kita sedang menulis. Tulislah dulu semua ide yang berserak. Jika kita sudah melakukan itu, dan tulisan kita sudah jadi, barulah merevisi tulisanmu. Mengapa saya berkata demikian? Karena apabila kita merevisi teks saat menulis, terkadang akan mengalami lungkaran setan kebuntuan dan ide yang akan kita tulis akan hilang entah kemana.
4. Menyunting
Kegiatan yang saya lakukan ini adalah setelah proses tulisan saya selesai, biasakan sunting tulisan dengan pedoman Ejaan Yang Disempurnakan. Sering kita mengalami salah ketikan saat menulis. Jika kita salah mengetik, maka rasa dan makna tulisan tersebut akan berubah. Pemakaian tanda baca juga penting supaya tulisan enak dan renyah saat dibaca.
Tahap terakhir dalam foto tersebut adalah
5. Menerbitkan
Terbitkanlah tulisanmu di blog. Mengapa? Karena saat kita memposting tulisan di blog, kita tidak akan mengalami penolakan tulisan seperti di Penerbit Mayor. Jika kita mengajukan naskah, perlu waktu 3 bulan menunggu naskah diterima atau ditolak. Dengan menerbitkan tulisanmu di blog dan medsos, tulisanmu akan dibaca orang lain. Syukur alhamdulillah apabila ada yang baca dan suka dengan apa yang kita tulis.
Bagi penulis pemula yang masih bungung mau menulis apa, saya berikan tips untuk latihan. Berikut tips yang saya lakukan setiap hari.
1. Tulislah dari apa yang kamu lihat, kamu alami, dan kamu sukai. Bisa dari foto, video, atau kejadian menarik.
2. Jangan tunggu ide baru menulis, tapi jemputlah ide itu. Tulislah ide yang berserak di sekitar kita.
3. Tulislah dengan menggunakan 3 Alinea, pembuka, isi, dan penutup. Konsistenlah untuk terus menulis setiap hari. Luangkanlah waktu untuk menulis.
Cobalah ketiga tips di atas dengan menuliskannya setiap hari maka keterampilan menulismu akan meningkat. Itu adalah langkah awal bagi penulis pemula seperti saya. Menulis itu menyenangkan. Saya sudah kecanduan dan merasa ada yang kurang jika belum menulis. Buat para peserta, semangat terus ya.
Salam Blogger Inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS

BELAJAR MENULIS GRATIS BERSAMA OMJAY(WIJAYA KUSUMAH, M.Pd.)
Siapa sangka menulis dan menerbitkan buku bisa dilakukan dengan media WA Grup. Saya adalah bukti sejarah yang telah membuktikan hebatnya menulis setiap hari. Menjadi penulis pemula memang banyak tantangannya. Alhamdulillah, dengan usaha dan ketekunan untuk terus berlatih setiap hari, akhirnya buku solo saya bisa terbit.
Grup belajar menulis gratis adalah grup menulis sampai menerbitkan buku. Grup ini dibentuk oleh Bapak Wijaya Kusumah M.Pd. atau lebih akrab dikenal Omjay. Grup menulis ini ada saat pandemik Virus Corona/ Covid 19 merebak di Indonesia. Kiprah Omjay untuk menebarkan virus ngeblog berlangsung sejak bulan Januari 2020. Sudah ada 16 gelombang sampai bulan Oktober 2020.
Omjay memutar otak untuk tetap berkreasi dan berprestasi. Bagaimana tidak, banyak sekali peserta yang sudah bisa menerbitkan buku antologi, buku solo, bahkan ada 8 peserta yang tembus ke Penerbit Mayor PT Andi Offset. Saat mengikuti kelas belajar menulis, peserta wajib menulis resume sebanyak 20 kali pertemuan dengan 20 narasumber hebat yang berbeda setiap minggunya.
Tujuan dari kelas ini, harapan Omjay semua peserta dapat menambah ilmu sampai bisa menerbitkan buku. Jika peserta sudah mengikuti kelas ini dan berhasil menerbitkan buku solo, peserta akan mendapatkan bonus sertifikat bernilai 40jam.
Buat saya, yang haus akan ilmu, saya bukan berburu sertifikat digital. Tapi saya berburu ilmu menulis gratis. Bagi saya, sertifikat adalah bonus tambahan karena ketekunan yang kita lakoni dalam mengikuti kelas selama 20 kali pertemuan. Alhamdulillah, buku solo perdana saya telah terbit bulan Oktober yang berjudul MENGUKIR MIMPI JADI PENULIS HEBAT. Buku saya lahir bersamaan dengan buku antologi KISAH INSPIRATIF SANG GURU dengan peserta gelombang 8 yang berjumlah 26 orang. Kuratornya adalah Cak Inin.
Menjadi penulis adalah mimpi yang telah berubah jadi nyata. Saya telah merasakan nikmatnya keajaiban menulis setiap hari. Bagi peserta yang belum lulus, jangan langsung menyerah. Jalani prosesnya dengan keyakinan di hati bahwa kita bisa menulis sampai buku kita terbit. Itulah kalimat motivasi yang telah mengobarkan api semangat saya hingga tak pernah padam sampai sekarang. Menulislah dengan hati. Menulislah dari apa yang kamu sukai. Apa yang kamu lihat dan apa yang kamu rasakan. Lambat laun kamu akan menemukan passion/ gaya menulis kamu sendiri. Selamat mencoba. Terus semangat. Salam Literasi.
Salam blogger Inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.
SMPS MATHLA UL HIDAYAH CIPANAS
#Day3AISEIWritingChallange

Kamis, 08 Oktober 2020
KISAH INSPIRATIF CAK ININ
Rabu, 7 Oktober 2020
Resume ke 2
Narasumber : Mukminin, S.Pd.,M.Pd.
Curriculum Vitae : https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html
Moderator : Drs. Sri Sugiastuti, M.Pd
Rabu Pagi, sekitar pukul 08.50 WIB, saya mendapatkan telepon dari Cak Inin. Beliau memiliki nama lengkap Mukminin, S.Pd.,M.Pd. Lahir di Jombang, 6 Juli 1965. Lulus D2 IKIP NEGERI Surabaya th.1987. Lulus S 1 IKIP PGRI Tuban 1998. Lulus S 2 UNISDA LAMONGAN 2012. Jurusan Bahasa dan Sarta Indonesia. Sangat bangga kenal dengan seorang narasumber hebat yang basicnya sama-sama sarjana Bahasa Indonesia.
Cak Inin, begitulah saya memanggilnya. Seorang guru sekaligus teman kelas maya di WAG Belajar Menulis bersama Omjay gelombang 8. Cak Inin sangat akrab dengan kami. Selalu memberikan motivasi untuk tetap terus semangat menulis setiap hari. Cak Inin bercerita kepada saya bahwa beliau diminta Omjay untuk menjadi narasumber nanti malam. Cak Inin sangat kaget sekaligus gembira diminta Omjay menjadi narasumber. Cak Inin lalu mengiyakan permintaan Omjay, lalu bertanya kepada saya tentang apa saja yang harus disiapkan nanti malam. Apakah chat dikirim ke saya atau bukan? Cak Inin mengira kalau saya adalah moderator malam ini.
Saya lalu menjelaskan bahwa sesi materi dimulai saat moderator meminta narasumber memasuki kelas dan materinya langsung dikirim ke grup gelombang 16. Saya juga memberitahu beliau bahwa moderator yang bertugas malam ini adalah Drs. Sri Sugiastuti, M.Pd atau lebih akrab dengan sebutan bunda Kanjeng. Setelah mendengar penjelasan dari saya, Cak Inin lalu berterimakasih dan menutup teleponnya.
Saya pernah sekali membuat artikel di blog tentang Cak Inin. https://aamnurhasanah12.blogspot.com/2020/06/mengenal-sosok-cakinin.html Ada hal lucu yang terjadi. Sebelum saya akrab memanggil Cak Inin, saya memanggil beliau dengan sebutan “PAK CAKININ”. Saya sedikit penasaran dengan Cak Inin lalu menanyakan arti dari istilah kata CAK.Lalu Cak Inin bercerita kepadaku, Cak itu panggilan di jombang, Surabaya, Mojokerto, untuk memanggil Mas ( cak) makanya orang Jombang terkenal EMHA AINUN NAJIB panggilannya (Cak Nun) ketua PKB NAAIONAL namanya MUHAIMIN YAHYA panggilannya (Cak Imin).
Kalau turunan Kiayai panggilannya Gus. Gus Dur, Gus Sholeh dsb. Tapi juga untuk panggilan saudara tua suami mbak yu (dipanggil Gus juga). Wah, dapat ilmu baru nih. Pantesan Bu Norita memberi tahu bahwa penulisan Cak harus di pisah. Ditulis Cak Inin, bukan Cakinin. Kemudian judul blognya saya ganti menjadi
“ LUCUNYA CAK ININ jadi CAKININ ”
Begitulah sejarah singkat saya mengenal sosok Cak Inin. Kita lanjut ke resume ya teman-teman.
Pertemuan online tadi malam dimulai pukul 19.00 WIB. Seperti biasa pada awal pertemuan Omjay selaku pemilik grup membuka pertemuan dan memberitahu narasumber dan moderator yang bertugas malam ini. Saya di TIM OMJAY mendapatkan tugas untuk menyebarkan materi ke grup gelombang 13,14,15 sedangkan moderator dan narasumber tetap fokus di gelombang 16. Singkat cerita karena saya masih aktif di grup kelas belajar menulis, saya dimasukkan menjadi anggota TIM OMJAY. Tujuan dibentuknya grup TIM OMJAY adalah untuk mensukseskan setiap pertemuan online di WAG kelas belajar menulis, membagi tugas moderator,narasumber,link absen, dan lain-lain. Saya sangat bangga bisa berada dalam satu naungan orang-orang hebat dan aktif berbagi ilmu pengetahuan tentang menulis buku. Beruntung sekali dapat dipercaya oleh Omjay dan bisa membantu Omjay untuk berada dalam tim hebat. Semua anggota selalu membackup satu sama lain jika ada yang sedang kesulitan. Saya jadi merasakan hebatnya kerjasama tim dan rasa penuh kekeluargaan dengan Omjay dan yang lainnya.Lanjut materi tadi malam ya.
Cak Inin bercerita bahwa malam ini beliau hanya ingin berbagi tentang menulis buku.
Kapan mulai belajar menulis dan menerbitkan buku? Mengapa harus menulis? Kapan menerbitkan buku bersama teman-teman.
1. SEJARAH AWAL BELAJAR MENULIS
“ Tiada kata terlambat untuk menjadi seorang penulis. Sebaik-baiknya manusia adalah yang mau berubah ke arah kebaikan dalam segala hal dan bermanfaat bagi orang lain. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kalau kaum itu tidak mau merubahnya sendiri. Sebuah pepatah mengatakan; Dimana ada kemauan di situ ada jalan, Manjadda Wajadda (siapa yang bersungguh-sungguh pasti berhasil). Kalimat bijak itulah yang menjadi motivasi Cakinin untuk segera menulis.
Sejak SMP sudah menulis buku harian sampai kuliah. Memasuki usia 54 tahun keinginan menulis semakin kuat. Cakinin mulai menulis dengan mengikuti Workshop di PBG Bojonegoro sesi 2 yang di daftarkan ibu Emi Sudarwati. Maka 29 Februari 2020 diikuti 81 peserta dari Bojonegoro, Tuban, dan Cak Inin sendiri dari Lamongan dengan Narasumber 3 orang penulis hebat Yaitu Emi Sudarwati (Guru Prestasi Pemenang Inobel 2016), Ajun Pujang Anom dan Slamet Widodo. Dari pertemuan itu langsung praktik menulis dibimbing Bu Emi. Ibu Emi Sudarwati telah menerbitkan 300 buku dan dulu murid Cak Inin waktu di SMP dan menghasilkan Buku PBG MEMBAHANA Antologi Pusat Belajar Guru Bojonegoro Penerbit Kelompok Majas.
Lanjut Ikut workshop kali kedua 8 Maret 2020 di TBK KHINANTHI di rumahnya Bu Emi. Saat buku pertama terbit Cak Inin sangat bangga sekali meskipun belajar dari seseorang yang dahulu adalah muridnya sendiri. Ibu Emi Sudarwati ternyata murid Cak Inin sewaktu SMP. Bu Emi menyemangati Cak Inin untuk terus menulis. Bu Emi meyakini kemampuan Cak Inin dan membimbing beliau sampai bisa menerbitkan buku. Maka terbit buku solo 55 Pantun Nasihat diterbitkan kelompok Majas Bojonegoro.
Cak Inin merasa masih sangat haus untuk belajar menulis, maka ikutlah kuliah online gratis bersama Om Jay lewat WAG PGRI dan dimasukkan gelombang 8. Saya dan semua peserta membuat blog untuk menyimpan tulisan dan hasil resume kuliah online dari para narasumber dan setiap kali pertemuan resume wajib dikirim ke email Om Jay omjaylabs@gmail.com lalu dikirim ke grup menulis untuk saling blog walking dan memotivasi. Sehingga semua peserta tambah semangat menulis dan cepat akrab walau anya lewat kelas maya WAG.
2. KISAH MENERBITKAN BUKU BERSAMA (BUKU ANTOLOGI)
• Kisah ini ditulis dalam buku SEMANGAT MENULIS BERSAMA BU KANJENG ( Buku Antologi) bersama gelombang 12. Judulnya Virus Semangat Menulis Merasuk Jiwamu halaman 83. Nama saya juga ada dalam buku antologi ini bersama Cak Inin dan teman-teman.

• Om Jay mengajak belajar menulis gelombang 8 karena situasi KBM dalam pandemi Covid -19, maka guru-guru mengajar lewat daring. Om Jay meminta pengalaman di lapangan masing-masing untuk ditulis dan diterbitkan buku yang berjudul "Menciptakan Pola Pembelajaran yang Efektif di rumah" yang diterbitkan Tata Akbar Bandung. Yang ditulis 48 guru, nama Cak Inin paling akhir biar kelihatan dan ini bukunya baru terbit sekarang awal.Oktober 2020.
“Kelas Belajar menulis dari gelombang 1-12, yang paling aktif saling kunjung ( blog waking) adalah gelombang 8", begitu kata Om Jay. memang seru sekali, slg mensupot tulisan blog teman-temannya, maka sy mengusulkan membuat buku “KISAH INSPIRATIF SANG GURU", Om Jay setuju. Bu Noralia ditunjuk sebagai editornya. Buku ini diikuti 26 guru. Menerbitkan buku antologi memang kadang agak berat krn menunggu lengkapnya naskah dari anggota. Buku ini dirancang 31 Mei 2020, alhamdulilah baru 4 Oktober 2020 baru lengkap dan deal masuk Percetakan Cak Inin yaitu Kamila Press. Saya bangga bisa mengukir sejarah 2 buku antologi bersama dengan orang hebat seperti Cak Inin.
• Tanggal 19 Juni 2020 Bu Kanjeng ( Sri Sugiastuti) mengajak Cak Inin menerbitkan buku bersama Antogi Puisi dalam Pandemi Covid-19 dengan harapan kehidupan New Normal. CakInin ditunjuk dan dilatih jadi kurator Untuk Koordinator pengumpulan naskah dan bendahara. Terdaftar 43 guru. Ini pengalaman berharga bagi Cak Inin tentang belajar cara menerbitkan buku. Bu Kanjeng dan Bapak Heronimus Bani ( Roni Bani) sebagai editor. Cukup menguras perhatian dan penuh kesabaran dalam mengumpulkan naskah teman-teman. Alhamdulilah sekitar 2 bulan terbitlah Buku Antologi Puisi "Rona Korona Duka dan Ria".
• Tanggal 28 Juli 2020 buku saya terbit. Saya bergabung Pak R.Brian Prasetyawan dan Bu Sri Sugiastuti untuk terbitkan buku antologi Pena Digital Guru Melenial.
• Tanggal 5 Agustus 2020 setelah beberapa buku terbit menyebarkan VIRUS LITERASI di SMPN I Kedungpring Lamongan dengan melaksanakan Workshop Menulis dan Menerbitkan Buku. Kepala Sekolah mendukung dan Cak Inin sebagai ketua harus datangkan narasumber .dan kepala dinas pendidikan Lamongan. Maka diundanglah Narsum hebat PBG dari Bojonegoro Bu EMI Sudarwati dkk. Alhamdulillah berjalan sukses dari jam 08.00 sd 15.15. Bu Emi pulang kandang karena mengajar gutu-gurunya waktu SMP dulu. Dengan tujuan guru bisa menulis dan terbitkan buku. Insya Allah menghasilkan buku antologi Cerita Sang Guru.
3. DIMUAT DI KORAN
• Sabtu, 11 Juli 2020 profil Cak Inin di muat di Jawa Pos Radar Lamongan. Judul Mukminin Tak Mau Kalah dengan Penulis Muda. Saya merasa senang seumur hidup di muat di koran baru 2 x, pertama pengumuman masuk PTN tahun 1985 waktu itu namanya SIPENMARU, diterima di IKIP NEGERI SURABYA D2 anugrah yang luar biasa anak buruh tani desa bisa kuliah di kota. Waktu itu IKIP dambaan untuk jadi guru.
• Yang kedua profil dan foto di muat di koran Radar. Pagi-pagi ucapan selamat dari teman guru satu sekolah dan teman MGMP Bahasa Indonesia Lamongan mengucapkan , " Selamat Abah Mukminin masuk koran", Cak Inin jawab alhamdulillah dan di WAG DINAS SMP I Kedungpring dan WAG MGMP diposting foto Cak Inin di koran. Padahal saat itu Cak Inin tidak punya langganan koran. Sangat seru sekali mendengar kisah Cak Inin. Lanjut ya..
4. BELAJAR JADI PENERBIT
Setelah cover Buku saya judul Jurus Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Pakar saya share ke grup-grup menulis, alhamdulillah ternyata ada yang nyantol Ibu Rasita Kepsek dari Bengkulu minta diterbitkan bukunya dengan cetak 20 buku. Ini murapkan tantangan dan kesempatan yang harus diambil dan belajar jadi penerbit dengan nama KAMILA PRESS. Dalam 3 Minggu buku terbit dengan cover dan mutu yang bagus, kertas bookpaper. Setelah posting bukunya Bu Rasita, teman-teman susul-menyusul ikut minta bukunya diterbitkan di saya. Terima kasih atas kepercayaannya. Inilah buku-buku yang sudag diterbitkan Cak Inin.
Ada yang cetak 10 buku, 30 buku, bahkan Pak H.Rusmin kepsek SMAN Banjarmasin mencetak buku Kisah Nyata Berjuan Melawan Covid-19 ( kisah Pak Rusmin dengan istrinya kena Corona berjuan sampai sembuh ) mencetak 100 buku.
Tiba-tiba Allah turunkan Rizki datang dengan tidak disangka-sangka, ketika ngopi di sekolahan Bapak Poniman ketua PGRI Jember telpon, minta bukunya Pengabdian PGRI Untuk Negeri minta dicetak 200 buku, Cak Inin pun dengan sigap menjawab siap.
Disusul buku luar biasa dari Bapak Suharto yang diuji sakit di rumah sakit sekitar 2 bulan, setiap hari menulis berhasil menerbitkan buku GBS Menyerangku (Kisah Nyata Seorang Guru Bergulat Melawan Penyakit Langka dengan Menulis).
Demikian cerita pengalaman Cak Inin sebagai penulis pemula di usia 54 tahun dan baru menulis buku Januari 2020 dan menerbitkan buku. Sangat menginspirasi sekali kisah beliau. Semoga bisa memotivasi semua peserta kelas belajar menulis untuk tetap semangat menulis setiap hari, membuat resume yang baik sampai bisa menerbitkan buku.

SI BEKJUL (BEBEK JADUL)
Si Bekjul jadi selebriti. Setiap ia lewat banyak yang melirik si Bekjul. Ada juga yang minta foto selfi. Aku sesekali mengizinkan teman mengendarai si Bekjul. Begitulah hari-hariku bersama si Bekjul. Terimakasih bekjul sudah bertahan hingga kini. Takkan kubiarkan dirimu pergi meski banyak yang ingin mengambilmu. Aneh sekali negeri ini. Sudah ada 3 orang yang minta tukar Beat dengan dirimu. Tapi, takkan ku biarkan hatiku rapuh. Aku akan setia kepadamu sahabatku.
#Day2AISEIWritingChallange

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”
Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...

-
Malam ini, Jum'at, 26 Juni 2020 adalah Pertemuan ke 11 Kuliah Online WAG Belajar Menulis PGRI yang dirintis oleh Omjay. Kegiatan ini di...
-
Waktu: Senin, 5 Oktober 2020 Pukul : 19.00-21.00 WIB Materi: KATA ADALAH SENJATA Narasumber: ABDUL HAKIM BUSRO Malam ini adalah pertemuan pe...
-
Kring... Kring, bunyi suara telpon. Terdengar di kejauhan suara laki-laki. "Assalamulaikum Wr.Wb. Apa benar ini dengan Ibu Aam Nurhasan...