Minggu, 15 November 2020

TWO THUMBS UP FOR YOU

 
"Dua Jempol Untukmu", kalimat penutup dari WA Pak Susanto, sangat memotivasi saya. Jujur, mengenal orang hebat satu ini sungguh anugerah dan kebanggaan yang luar biasa. Saya sangat mengagumi beliau. Kelahiran Gombong, 29 Juni 1971 ini salah satu peserta kelas belajar menulis alumni gelombang 15. Beliau sudah menerbitkan buku hasil resume kelas belajar menulis  di penerbit rekanan Bu Kanjeng. 


Beliau selalu jeli dalam melihat ejaan yang kurang sesuai. Buktinya, tulisan saya mendapatkan beberapa tulisan yang telah di blok merah atau telah direvisi. Beliau bercerita kepada saya bahwa penggunaan ejaan dan kalimat Pak Guru dan Bu Guru yang teliti, membuatnya semakin teliti juga saat membuat sebuah tulisan yang enak dan gurih untuk dibaca. Berkat binaan Bu Kanjeng, Pak Susanto semakin jeli dalam mengamati tulisan. 


Tulislah apa yang kamu lihat dan kamu alami bisa, bisa menjadi sebuah kalimat sakti yang memudahkan kita melewati setiap tantangan menulis. Akhirnya ketelitian ejaan dan kalimat Pak Susanto mengantarkan cerita saya ditantangan AISEI hari ini. Semoga teman-teman tetap semangat, tetap menjaga konsistensi dalam menulis setiap hari, dan semoga tulisan sederhana ini dapat menginspirasi. Amin. 


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#11NovAISEIWritingChallange.

Jumat, 13 November 2020

SAHABAT SEJATI


 

Malam tadi ada dua orang sahabat, yang sedang mempersiapkan kejutan kue ulang tahun. Mereka bersahabat cukup dekat. Mereka ingin memberikan kejutan ulang tahun  kepada sahabatnya. Malam ini, Sahabat mereka, Fitri ulang tahun. Mereka sibuk membuat kejutan dadakan dengan waktu hanya kurang dalam satu hari. Untung ada toko kue di Gajrug, jadi pesan dadakan langsung bisa jadi. 


Wow, romantis sekali kuenya. Untung sekali punya teman yang perhatian. Si Cantik berjilbab cokelat lalu berkata kepada saya "Sahabat sejati adalah sahabat yang selalu ada dalam suka atau duka." Satu kalimat yang menurut saya sangat dalam maknanya. 


Pernahkah kalian punya sahabat sejati? Yang selalu ada saat kita suka atau duka. Kalau buat saya, sahabat terbaik adalah yang seperti itu. Yang ada saat kita senang dan saat kita susah. Kalau ada sahabat yang ingin senangnya saja, itu bukanlah ciri sahabat yang baik. Bahkan jauh dari kata sahabat sejati. 


Sahabat sejati akan selamanya di hati. Tak lekang oleh jarak dan waktu. Tak pupus di makan usia.  Tak hilang ditelan alam. Tak pernah pergi saat diberi cobaan. Pokoknya sahabat sejati itu selalu berbagi. Bahagialah kalian yang telah punya sahabat sejati. Wow, jadi ngelantur gini yah. Lanjut ah..


Intinya, ikut tantangan AISEI telah membukakan mata dan perasaan. Semua yang dilihat dan semua yang dialami bisa saya jadikan bahan tulisan. Asyik sekali rasanya. Tanpa terasa tantangan hari ke 10 bisa lunas malam ini. Semangat terus ya. 


Salam blogger inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.


#Day10NovAISEIWritingChallange


EKSPEKTASI VS REALITA


Narasumber satu ini adalah Jamila K. Baderan, M.Pd. Lahir di Sidoardi, 14 Juni 1978. Beliau adalah salah satu guru di SDN No 30, Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo. Nama blognya disambut dengan branding ENCIK MILA. Untuk CV beliau bisa kunjungi  link berikut. 


Encik Mila adalah alumni peserta kelas belajar menulis gelombang ke 5, yang naskah bukunya tembus ke Penerbit Mayor yang berjudul "Design Thinking, Membangun Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar." Buku ini adalah kolaborasi dengan Prof. Ekoji (2020). Ada juga buku solonya yang berjudul Ekspektasi Vs Realita (2019). Judul bukunya seirama dengan topik materi yang akan kita bahas.



Malam ini saya tetap bertugas sebagai moderator dan mendampingi narasumber. Materi yang dibahas malam ini tentang "Mengubah Ekspentasi Menjadi Prestasi." Pernahkah kalian mendengar kata ekspentasi? Tentu bagi sebagian orang, kata ekspentasi sudah sangat familiar. Tapi bagi sebagian orang awam, pasti merasa bingung dan belum mengerti benar arti dari kata ekspentasi. 



Ekspektasi adalah harapan yang ingin dicapai oleh seseorang di dalam kehidupannya. Ekspektasi juga diartikan sebagai harapan atau berupa keyakinan yang dapat kita capai di masa depan. Tentunya, ekspektasi semua peserta di kelas belajar menulis adalah mengetahui ilmu menulis sampai bisa menerbitkan buku. Saat ekspektasi itu sudah tercapai, tentu ekspektasi yang lain akan muncul kembali.


Saat kita mengikuti kelas belajar menulis, dan buku solo kita sudah terbit, ekspektasi kita berarti sudah terwujud. Namun, di tengah perjalanan pasti banyak peserta yang tidak fokus karena hanya sekedar ikut dan tidak mengerjakan tugasnya dengan baik. Ekspektasi yang seperti itu kebanyakan karena hanya mengharapkan sertifikat semata. 



Setiap pembukaan kelas belajar menulis Omjay, selalu penuh sampai 257 peserta. Tapi yang aktif di setiap gelombang hanya 30-50 orang saja. Yang lainnya hanya menyimak atau mengintip saja. Sehingga ekspektasi yang di dapat hanya sebatas peserta pasif yang tak kunjung lulus dan menjadi alumni. 


Bagi yang sudah menerbitkan buku, tentu ekspektasinya sudah terwujud. Ahasil, mereka yang lulus dan mampu menerbitkan buku, mendapatkan penghargaan berupa sertifikat senilai 40 jam. Saya adalah saksi hidup yang gagal di gelombang 8 karena tidak fokus dan tertinggal banyak resume. Di gelombang 12 akhirnya mengulang kembali dan akhirnya lolos dan mampu menerbitkan buku solo.



Bagi sebagian peserta yang masih malas atau belum membuat resume, segeralah menulis. Apabila Anda sudah sampau di resume ke 20, segeralah format ke word lalu gabunglah naskah dari resume 1-20 tersebut hingga terangkai menjadi naskah yang bermutu. 


Tak perlu takut mencoba karena merasa masih penulis pemula. Seorang penulis besar tentu berawal dari penulis pemula. Tidak ada yang instan. Semua kerja keras memerlukan proses. Sehingga ekspektasi (harapan) yang dituai nanti akan sesuai dengan realita (kenyataan) yang di dapat. 


Inilah inti dari materi bu Jamila dari sudut pandang saya. Semoga para peserta tetap semangat dalam mewujudkan ekspektasinya untuk jadi penulis hebat dan menginsiprasi semua orang seperti judul buku yang saya tulis "Mengukir  Mimpi Jadi Penulis Hebat." Tetap semangat ya..


Salam blogger inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd. 


#Day09NovAISEIWritingChallange










SANG BUKU MENDARAT DI NTT

 


Kemarin sore, dapat WA dari Cikgu Tere bahwa buku saya yang berjudul "Mengukir Mimpi Jadi Penulis Hebat" telah mendarat dengan selamat. 


Senang sekali "Sang Buku" telah mewakili penulisnya untuk  mengelilingi nusantara. Ia telah menjelajah Kota Bekasi, Cianjur, Rembang, Banten, Solo, Bali,  bahkan sampai Nusa Tenggara Timur(NTT). Tak terasa, sudah cetak ke 3 kalinya dengan jumlah 72 eksemplar. Jumlah yang sangat fantastic bagi saya yang masih pemula. 


"Sang Buku" yang tak pernah lelah berbagi pengetahuan tentang menulis buku sampai bagaimana buku itu lahir. Ia selalu menjadi alasan untuk mengingatkan penulis untuk tetap menulis dan menerbitkan buku.  Ia menjadi jejak dan langkah pertama menempuh karir saya sebagai penulis hebat. 


"Sang Buku" yang tak pernah lelah berbagi ilmu mengajarkan pada dunia bahwa menulis itu tidak sulit. Menulis itu butuh kesabaran. Keterampilan itu didapatkan dengan latihan menulis setiap hari. Banyaklah membaca buku, maka akan semakin mudah untuk Anda saat menulis buku. 


Percayalah pada diri sendi. Baik buruknya tulisan akan berubah dari jumlah jam terbang Anda. Semakin banyak kita menulis, tulisan kita akan semakin bagus. Tentunya itu akan menjadi kisah panjang jadi sayang kalau terlewat begitu saja. 


Tulislah dengan hati maka tulisan akan sampai ke hati pembaca. Menulis dengan hati lebih semangat daripada menulis saat mengandalkan mood saja. Tulislah apa yang kamu sukai dari hal yang kecil atau hal ringan. Perhatikan peristiwa yang terjadi di sekitar kita. 


Sudah 3 hari ini, rasa malas menulis kambuh lagi. Benar sekali, sebenarnya menulis itu tidak sulit. Yang sulit adalah memulai tulisan.  Memang 3 hari ini saya sedang fokus mengedit naskah antologi bersama bu Kanjeng jadi 3 hari ini tertinggal tantangan menulis Day AISEI Writing Challange. 


Berbagai kesibukan pasti akan menunda kita dalam menulis. Namun, bagaimana tetap menjaga  konsistensi dalam menulis, tetap harus dipertahankan. Hal itu dapat dilakukan dengan meraffel tagihan tulisan. Jika sudah lenggang, lunasilah hutang tulisan itu. Nyicil dulu yah, Mba Dea. Masih kurang 2 artikel nih. Semangat!!!

Salam Blogger Inspiratif
Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day08NovAISEIWritingChallange




Selasa, 10 November 2020

SELAMAT HARI PAHLAWAN



Hari ini kegiatan padat sekali. Saya harus mengikuti 3 kegiatan sekaligus. Dari pagi sampai siang, harus ke Pondok. Pulang dari pondok harus mengikuti sosialisasi kejaksaan terkait UU Bupati Lebak no 28 tentang AKB pencegahan Virus Corona. 


Sambil mengikuti sosialisasi, saya sempatkan menghadiri Webinar PJJ DARING DAN LURING dengan narasumber Prof. Ekoji dan narasumber yang lain. Selain itu di akhir acara juga diumumkan juara lomba blog nasional dalam memperingati hari sumpah pemuda. 


Pengumuman lomba blog ini diumumkan tanggal 10 November, pukul 14.00 seraya bersamaan dengan hari Pahlawan Nasional. Ada 10 besar yang diumumkan, dan hanya 3 orang yang terpilih mendapat juara 1,2, dan 3.  Hadiahnya berupa uang, hp, dan printer baru. 


Bagi saya, soal kalah itu hal yang biasa yang penting sudah berpartisipasi dengan mencobanya. Dengan mengikuti lomba setidaknya kita punya pengalaman berharga yang tak ternilai harganya. Bagi saya, semua peserta sudah menjadi juaranya. Hal ini makin meningkatkan semangat untuk terus berkarya. 

Buku saya kini sedang dalam proses cetakan ketiga. Walaupun kali ini belum beruntung menjadi juara blog, tapi saya beruntung memiliki teman-teman yang berharga dan  selalu mendukung karir baru saya. 

SELAMAT HARI PAHLAWAN! 

Salam blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day07NovAISEIWritingChallange







 

Senin, 09 November 2020

SEBUTIR PASIR YANG BERMAKNA


 “Teruslah memberi arti pada setiap orang yang kau temui. Dalam setiap hal yang kau lalui, dan untuk setiap waktu yang kau miliki (Neng Ditta).” 

Sebutir pasir yang sangat bermakna dan saya simpan di lubuk hati yang paling dalam. Baru kali ini mencoba membuka paragraf, dengan dimulai kalimat penutup yang sangat berarti. 

Teringat semasa dulu saya ini hanyalah sebutir pasir yang tak bermakna. Dengan mengenal blog melalui kelas belajar menulis, akhirnya butiran pasir ini telah melahirkan sebuah karya. Buku antologi dan buku solo yang laris manis diburu peserta.  Sungguh berkah yang luar biasa. 

Setiap peserta pasti memiliki passion menulis yang berbeda. Itu terlihat dari resume yang dikirimkan ke grup belajar menulis. Saat saya main ke rumah mereka, aura semangat peserta sangat membara. Bagi saya, materi malam ini telah membuka cakrawala dunia, bahwa dengan menulis, dunia akan terasa lebih berwarna. 

Ditta Widya Utami, S.Pd. seorang narasumber muda, cantik, dan berprestasi, kelahiran Subang 23 Mei 1990 ini telah mengukir segudang prestasi. Malam ini  Si Cantik Jelita sudah dinanti-nanti ratusan peserta. Bahkan Bunda Tini  memanggilnya dengan sebutan “neng” artinya gadis muda dalam bahasa sunda karena usianya sebaya dengan putrinya. 

Neng Dita adalah salah satu peserta kelas belajar menulis alumni gelombang ke 7 yang bukunya tembus ke penerbit mayor yang berjudul "Menyongsong Era Baru Pendidikan."

Ada dua hal materi  yang paling  saya ingat dalam pertemuan malam ini yaitu bagaimana memulai tulisan sampai bisa menerbitkan buku. Tentu bagi penulis pemula, hal ini masih terasa sulit karena belum mengetahui alurnya. Namun Neng Dita  menjelaskan dengan rinci, setiap alur yang harus dilalui peserta. 

Untuk memulai sebuah tulisan, kita bisa lalui 5 tahapan berikut. 

1. Ikut kelas menulis misal kelas belajar menulis Omjay

2. Ikut komunitas menulis misal komunitas MGMP, MKKS, KKG, Komunitas Aksara Bermakna(KAB), dll

3. Ikut lomba menulis.

Wah ini pengalaman pertama saya ikutan lomba blog. Tapi belum pernah menang. Bagi saya yang terpenting ikut memeriahkan. Kalau menang, anggap jadi bonus tambahan. 

4. Menulis apa saja yang ada di sekitar/dalam keseharian kita. 

Hal ini bisa kita mulai dengan menulis apa yang kita lihat, kita dengar dan kita alami.  Saat saya mengikuti kelas Munif Chatif, beliau berkata “ ingatlah moment spesial dalam hidup Anda, lalu tuliskanlah kembali. Ternyata, begitu banyak moment spesial yang tidak kita tuliskan dan terlewat begitu saja. Maka, mulailah menulis dari sekarang.” 

5. Menulis apa saja yang kita suka.

Mulailah menulis dari hal kecil dan yang kita sukai. Maka itu akan terasa lebih mudah. Menulis itu tidak sulit. Yang sulit adalah memulai tulisan. Jika kita menulis apa yang kita sukai maka smua akan terasa menjadi mudah.  Tulislah puisi, cerpen, pantun, novel, drama, memoar, artikel atau apa pun yang kalian sukai. 

Tulislah sesuatu yang bisa memberikan manfaat pada orang lain. Tulislah dan postinglah ke dalam blog. Jikan Anda suka memasak atau berkebun dengan menanam tanaman, akan lebih bermanfaat jika ditulis dan di bagikan ilmuna pada khalayak ramai. Jika kita menulis setiap hari, makaakan mengasah keterampilan anda dalam menulis. 

Terkait menerbitkan buku, Anda bisa melakukannya secara antologi (keroyokan) maupun secara individu(Solo). Jika kita menerbitkan buku solo, tema bisa sekehendak kita. Tidak ditentukan tenggat waktu. Semua hal dilakukan secara mandiri. Dimulai dari menyusun cover, membuat kata pengantar, daftar isi, halam buku, profil penulis tidak lupa sinopsis buku yang akan dibuat. Berbeda halnya  Jika kita menerbitkan buku antologi, kita harus mengikuti aturan dari kurator terkait jumlah halaman, dan aturan lainnya. Terkait biaya penerbitan, tentu lebih murah buku antologi karena ditanggung bersama/ patungan. Sedangkan kalau menerbitkan  buku sendiri, biaya produksi buku ditanggung sendiri. 

Menurut saya, sebagai penulis pemula perlu sekali membuat buku antologi. Mengapa? Karena buat saya, kesuksesan saya sebagai seorang penulis akan mengantarkan kita menjadi seorang penulis besar. Menulis antologi akan menjadi lecutan semangat kita untuk terus berkarya sampai menerbitkan buku solo. Buktinya, 3 buku antologi telah saya ikuti dan mengantarkan saya menjadi penulis hebat yang naskahnya sudah terjual 72 eksemplar, dan satu buku solo yang berjudul parenting 4.0. sudah lolos seleksi penerbit mayor. 

Ibarat pepatah mengatakan, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Maka dimulai dari nothing to be something. Dari kecil jadi besar. Dari penulis pemula sampai menjadi penulis best seller. Bismilah, semoga Allah memudahkan langkah kita untuk menjadi penulis ternama seperti penulis buku Blogger Ternama, Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. Lahap membaca akan menjadikan Anda semakin gemuk menulis.  Semangat terus. Salam literasi. 

Salam blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.

#Day05NovAISEIWritingChallange


Minggu, 08 November 2020

JEJAK DIGITAL MOTIVATOR ANDAL

 


Baru melihat konsepnya saja, semangat menulisku semakin membara. Seperti dua jejak kaki dengan bara api yang menyulut semangat penulis pemula.


Bu Kanjeng adalah narasumber kelas belajar menulis yang semangat literasinya patut diacungi jempol. Usia yang menginjak setengah abad, tak menjadi penghalangnya. 


Nama bu Kanjeng lahir dari salah satu kolom humor kompasiana. Beliau selalu menjadikan suaminya seorang tokoh bangsawan Solo yang sok tahu dan berwawasan luas. Begitulah nama bu Kanjeng terkenal sampai seantero nusantara. 


Dengan menggandeng penulis pemula, rasa kepercayaan diri semakin bertambah. Dari buku keroyokokan(antologi), baru nanti bisa buat buku sendiri(solo). Seperti kisah saya yang dimulai dari menulis buku antologi. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Dari hal kecil baru menuju hal yang besar. Begitu pula dengan perjalanan menulis. 


Buku antologi ini adalah buku ketiga saya. Buku yang lahir karena tercebur arus semangat kelas belajar memulis yang dibuat oleh Om Jay. 


Buku antologi menjadi lecutan semangat untuk penulis pemula. Yakinlah pada diri bahwa, biarkan tulisanmu menemukan takdirnya. 


Salam Blogger Inspiratif

Aam Nurhasanah, S.Pd.


#Day05NovAISEIWritingChallange

Challenge Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil”

  Sumber: www.wijayalabs.com Resensi Buku “ Kisah Serdadu-serdadu Kecil” Hai sobat Lage, hari ini saya mendapat kejutan buku karena suda...